BAB 3

...∻∻∻...

4 jam sudah berlalu, itu artinya 2 jam pelajaran juga sudah selesai. Dan selama 2 jam pelajaran itu berlangsung, aku tidak mengikutinya. Bukan niatku untuk membolos, tapi ya, mau bagaimana lagi!

"Kenapa sih, kalian mesti begini?!"

"Ck, ssshh.. saakit, ah sshh pelan - pelan dong!"

"Lebay ah, pengen sembuh gak?!"

"Aah, ssshh.. Ya jangan digusruk juga bego! Aaah, sshhakit nih! Arrggh...."

"Lagian suruh siapa pake acara jatoh segala! Mana jadi gua lagi yang repot!"

"Sshh aah, ya gue gak tahu bakal begini!"

"Udah. Sekarang lo Sri, sini!"

"Gak ah, biar gue obatin sendiri aja."

"Ck, mana bener diobatin sendiri. Udah sini!"

"Bisa kok gue, lu diem aja. Gue takut, nyawa gue malah melayang diobatin sama lo!"

"Anjir, yaudah deh serah lo! Ta, lo mau diobatin juga gak?"

"Nggak deh, gak usah. Gue gak papa! Cuma lecet dikit doang kok."

Sekarang aku sedang berada di ruang UKS. Ya, gara - gara oknum - oknum inilah, aku jadi bolos 2 mata pelajaran. Tapi mungkin di pelajaran terakhir nanti aku masih bisa mengikutinya. Karena mereka bilang, mereka sudah lumayan membaik.

Mereka jatuh dari motor, saat hendak belok menuju ke parkiran sekolah. Salah mereka juga sih, lebih tepatnya mungkin salah Sri dan Mita, yang gak mau turun ketika Tari ingin memarkirkan motornya. Ya, mereka reptil! Biasalah tren anak muda!

Alhasil mereka terjatuh, motornya terguling, dan Tari lah yang mendapat cedera paling parah, di bagian dahi dan lututnya. Untunglah PMR segera membawa mereka ke ruang UKS, dan langsung menanganinya. Tapi aku bilang sama anggota PMR, kalau aku temannya. Aku bisa merawat dan menjaga mereka sendiri. Anggota PMR pun mempercayaiku.

Sungguh, waktu itu aku sangat cemas! Ingin menangis sekaligus tertawa melihat tingkah konyol mereka.

"Mau gue beliin makanan gak?

"Gausah Ji, kita gak mau ngerepotin lu terus"

"Elah, jan sok alim deh! Pasti lo semua laper kan?"

"Iya sih, tapi mending gak usah deh. Biar nanti aja pas istirahat kita ke kantin bareng."

"Iya Ji! Lagian juga nanggung, paling bentar lagi bel bunyi"

"Emm, yaudah deh. Tapi yakin nih, gak mau sekarang aja!"

"Nanti aja!"

"Okelah! Eh btw, Herlin sama Yuna kok gak ada kesini ya, nyamperin kita?"

"Mereka absen, gak sekolah."

"Lah, kenapa?"

"Ya, kan mau nyiapin aca........... mmmpph!"

"Nyiapin apa?!"

"Mereka mau ada acara keluarga, katanya!"

"Ouh, pantesan!"

"Anjir Ta, lo belum cuci tangan ya? Bau berak njim!"

"Eh bengset, sembarangan lu!"

"Tapi kok bisa barengan ya, acara keluarganya?"

"Gak tahu Ji, kebetulan aja mungkin"

"Emh"

"Ohiya guys, gue ada info baru nih!"

"Apa?"

"Yah, tapi gak asik. Si Tari nya tidur!"

"Yaudah sih, biarin. Jangan diganggu!"

"Ih tapi kan Si Tari suka kepo, kasian dia kalau gak di kasih info!"

"Udah ah, biarin."

"Eh tapi tunggu deh, kok gue baru sadar yak!"

"Apaan?"

"Si Tari kalau lagi tidur, aesthetic banget yah?"

"Aesthetic gimana?"

"Idungnya kek lagi ngendus - ngendus gitu, lucu, kembang kempis. Mulutnya mangap, mengeluarkan irama yang sangat indah. Guratan di wajahnya, seolah menggambarkan bencana alam. Pipi bakpau nya sedang erupsi, banjir mengalir dari sudut bibir, bulu - bulu idungnya berhamburan diterpa hembusan angin topan. Tapi gue bengek sama matanya, kok bisa ya kebuka dikit gitu. Kita - kita kan kalau tidur merem!"

"Ya, itukan emang udah dari sononya git-....... Sri, lo mau ngapain sih?!"

"Mau gue tutup matanya, kasian ntar kalau dia kelilipan!"

"Anj, lucknut banget lo!"

...✎﹏𝔻𝕊...

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

Thanks udah mau mampir😊

Sorry for typo and absurd🙏

Menerima kritik dan saran☺️

Jangan lupa like, vote, and comment🙃

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***