...∻∻∻...
"Kak, sekolah aku bakal ngadain kunjungan loh ke sekolahan Kakak"
"Oo, yah? Masa sih?"
"Iya, tapi baru rencana"
"Emm. Percuma juga sih kalau jadi, pasti ujung - ujungnya bakalan jadi masalah"
"Iya sih, tapi aku juga penasaran pengen tahu sekolah Kakak"
"Emang rencana nya kapan?"
"Gak tahu, kan baru rencana"
"Mending gak usah deh!"
"Loh, kenapa?"
"Ya, feeling Kakak emang beneran bakal gak jadi."
"Iih kok gitu, harus jadi lah!"
"Ah gak bakalan!"
"Ish!"
"Kakak juga tahu, itu pasti baru rencana OSIS kan? Belum ada konfirmasi guru?"
"Gak tahu, tapi kayanya iya deh. Soalnya aku dapet info ini dari Si Sri. Si Sri juga dari Kak Lea katanya"
"Kak Lea, siapa?"
"Kakak nya Sri, anggota OSIS"
"Ouh, tuhkan! Pasti gak jadi deh!"
"Ih gitu mulu. Kaya gak mau banget kita kunjungan"
"Gak mau lah! Gue takut, pacar gue ntar diembat lagi sama lo!"
"Dih, dih, gayanya! Perasaan jomblo deh!"
"Sok tau lo! Eh tapi beneran deh, bakalan gak jadi tuh kunjungan. Alias cuma wacana and rencana doang!"
"Ck, jadi kak! Yakin deh."
"Gak akan. Soalnya dulu Kakak juga punya pengalaman jadi anggota OSIS, waktu masih SMP. Dimana, OSIS emang suka punya banyak banget rencana, tapi ujung - ujung nya gak terlaksana. Mau, ya sekedar mau doang, karena selalu ada aja kendala. Kadang - kadang Guru gak ngizinin, kadang situasi dan kondisi nya juga tidak memungkinkan!"
"Kok bisa gitu Kak?"
"Ya makanya, jadi anak teladan dong! Biar bisa masuk anggota OSIS. Biar tahu seluk - beluk OSIS tu, kek gimana."
"Ck, kurang teladan gimana sih Kak, aku! Mereka nya aja yang gak tahu potensi ku."
"Halah, bicit!"
Sore ini, aku sedang berbincang - bincang ria dengan Kakak ku. Membahas soal kunjungan, yang Kak Alena kekeh banget bakal gak jadi katanya. Tapi, aku berharap semoga jadi. Karena aku penasaran, sekaligus pengen tahu gimana keadaan sekolah Kak Alena. Karena Kak Alena sama sekali belum pernah ngajak aku, buat main ke sekolah nya. Kalau Kak Alena sendiri, sering banget main ke sekolah ku.
Ya, tadi Sri bilang akan ada acara persahabatan antara SMAN 3 MERDEKA dan SMAN TARUNA BANGSA. Sekolah ku dengan sekolah Kak Alena, Taruna Bangsa. Aku sangat senang, karena akhirnya aku bisa berkunjung ke sekolah Kak Alena. Tapi sayangnya kunjungan itu baru rencana, belum pasti.
"Kok tadi pulang, minta dijemput Kak Ilham?"
"Ya, pengen aja!"
"Lagi berantem?"
"Berantem apaan sih. Enggak!"
"Udah deh, jangan kelamaan berantem nya. Gak suka gue, liat kalian begitu!"
"Siapa yang berantem coba. Aku tu cuman gak mau aja ngerepotin orang lain terus!"
"Orang lain? Hahah, kek sama orang asing aja"
"Iiih, beneran Kak. Gak enak tahu, kalau terus ngerepotin dia!"
"Sejak kapan, lo gak enakan?"
"Ck, udah ah. Pokoknya aku gak berantem sama Azka. Azka nya aja yang duluan ngeselin!"
"Neuhkan! Perlu diperbaiki ini. Yaudah sekarang coba cerita, Azka nya ngeselin gimana, hmm?"
Kalian harus tahu, sisi lain dari Kak Alena. Dia itu care banget! Kak Alena selalu menuntut ku, untuk menceritakan setiap masalah yang aku hadapi. Dia pun tak keberatan, membantu ku menemukan solusi.
Aku juga tidak keberatan, menceritakan setiap masalah ku pada Kak Alena. Walau kadang kami tidak menemukan solusinya, tapi paling tidak, aku mulai sedikit merasa lega.
Tapi sebaliknya, Kak Alena tidak pernah mau menceritakan setiap masalahnya. Dia tertutup, sangat tertutup! Ia tidak ingin membagi beban hidup nya, dengan orang lain. Kak Alena selalu bisa menggenggam masalah nya sendirian. Kadang aku merasa kasihan sekaligus salut, dengan kepribadian Kak Alena yang lain ini.
"Udah, mendingan sekarang kamu samperin deh Azka kerumahnya. Terus minta maaf, kalau kamu ada salah sama dia"
"Tapi aku gak salah apa - apa, Kak!"
"Iya samperin aja dulu! Siapa tahu kamu punya salah, yang nggak kamu ketahui."
"Ck, jadi gini sii. Salah apaan coba! Justru dia yang salah, harusnya Si Azka yang minta maaf sama aku!"
"Dengerin! Emang kamu mau Ayah sama Bunda nya Azka marah, karena kamu udah berani nyakitin anak mereka satu - satunya. Mau, hah?!"
"Arrgh! Iya deh iya, aku kesana sekarang!"
Akhirnya, dengan sangat terpaksa, aku menuruti perintah Kakak. Aku pergi ke rumah Azka, untuk meminta maaf padanya. Mungkin ini satu - satunya solusi, biar Azka gak jutek lagi. Mengalah!
Walaupun sebenarnya, aku gak tahu salah aku apa. Tapi mungkin benar kata Kak Alena, aku punya salah yang tidak aku ketahui. Lagian ngeri juga sih, kalau misalnya Bunda sama Ayah nya Azka marah. Bisa - bisa Azka gak dibolehin main lagi sama aku. Oh gak bisa, aku gak bisa membiarkan itu terjadi. Aku harus minta maaf sama Azka. Aku butuh dia!
Azka sepertinya memang marah padaku. Dia tidak biasanya bersikap acuh tak acuh seperti itu. Tapi, kalau pun dia marah, biasanya langsung bicara to the point, gak main jutek - jutekan gini. Ah, sudahlah. Terserah dia!
...✎﹏𝔻𝕊...
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
Thanks udah mau mampir😊
Sorry for typo and absurd🙏
Menerima kritik dan saran☺️
Jangan lupa like, vote, and comment🙃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
ꪶꫝHIDAYAT
Semangat terus
2023-10-15
0
@Farhan Muiz
Lanjut teroos
2022-10-06
1
Indra H
Up terus ya, jangan gampang nyerah💪💖
2022-10-05
2