Tak Seindah MAWAR

Tak Seindah MAWAR

Hari paling berat

Malam ini hati Mawar seakan dipenuhi bunga-bunga cinta karena malam ini adalah malam pengantinnya bersama Dika, suaminya.

"Mas mau mandi dulu?" tanya Mawar gugup.

"Iya sayang." Ucap Dika. Lebih tepatnya Dika Dewantara seorang pengusaha paling kaya di kotanya.

Dika melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar pengantin itu.

Sekujur badan Mawar merasakan panas dingin, padahal ia sudah terbiasa bersama Dika 3 tahun lebih.

Kurang lebih 30 menit Dika keluar dari kamar mandinya hanya menggunakan handuk di pinggangnya.

"Ih mas Dika!" rajuk Mawar menutup kedua matanya.

"Kenapa sayang?" balas Dika dengan senyum nakalnya.

"Kenapa gak pake baju, aku malu tahu lihatnya."

"Gak usah malu kan kita udah suami istri." Balas Dika.

"Ah malu pokoknya! cepetan pake baju." Titah Mawar.

"Tanggung sayang, nanti juga dibuka lagi." Goda Dika.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi.

"Hallo pak maaf mengganggu, ada klien penting yang mau menemui bapak malam ini." Ucap Fras sekertarisnya.

"Kenapa harus malam ini?" tanya Dika bingung.

"Katanya ada hal penting yang harus dibicarakan dan tidak bisa ditunda."

"Keterlaluan! bisa-bisanya ada yang mau menemui ku saat malam pengantin seperti ini!" tutur Dika dengan penuh emosi.

"Maaf pak, saya cuma menyampaikan--"

"Katakan, tunggu saya di Cafe Bella." Sela Dika.

"B-baik pak."

Dika penutup telponnya.

"Siapa mas?" tanya Mawar beranjak mendekati suaminya itu.

"Fras, dia bilang ada klien yang mau menemui aku malam ini juga."

"Malam ini juga?"

"Iya sayang, aku harus pergi menemui mereka."

Dalam seketika mood Mawar menjadi hancur, seharusnya malam ini menjadi malam yang panjang bagi ia dan Dika.

"Mas tapi---"

Dika mencium bibir Mawar seraya menghentikan ucapannya itu, Mawar terdiam matanya terbelalak karena ini adalah kali pertama Dika mencium bibirnya selama mereka pacaran 3 tahun.

Mawar menutup kedua matanya merasakan bibir lembut milik suaminya itu.

"Aku harus pergi sayang, nanti kita lanjutkan." Ucap Dika melepaskan ciumannya.

"Yaudah aku siapin baju kamu ya." Ucap Mawar gugup.

***

"Aku pergi dulu sayang." Ucap Dika lalu mencium kening istrinya.

"Hati-hati kamu mas."

"Aku pasti cepat pulang, dan ingin segera menerkam istri cantikku ini."

"Ih mas Dika apa sih!!" pipi Mawar memerah.

Usai berpamitan pada Mawar, Dika melajukan mobilnya menuju Cafe Bella yang ia sebutkan tadi.

Tiba-tiba hujan mengguyur kota itu, Dika sebenarnya sangat kesal karena harus pergi meninggalkan Mawar sendirian dirumah seharusnya ini menjadi malam pengantinnya.

"Shit!" umpatnya.

Dika menarik gasnya dengan cepetan penuh, tiba-tiba sebuah truk dari arah timur masuk dan menghalangi jalannya.

Dika terkejut dengan sekuat tenaga ia menginjak rem tetapi naasnya semua itu terlambat mobil Dika menabrak truk itu.

Mobil hitam milik Dika itu seketika ringsek tak tersisa begitu juga dengan truknya. Kepala Dika terkena benturan hebat, mengucur darah segar dikepala dan dibagian tubuh lainnya yang juga terluka.

Penglihatannya mulai samar. "Mawar?" kalimat itu menjadi kalimat terakhir ia sadar.

Dalam hitungan detik warga mengerumuni mobil dan truk itu.

"Wah parah ini orangnya harus cepet-cepet dibawa kerumah sakit." Tutur salah satu warga.

Pardi salah satu warga disana inisiatif mencari ponsel genggam milik Dika dengan buru-buru ia menghubungi nomor yang diberi nama "Istriku" itu.

"Ha-hallo bu, apa benar ibu istri dari pemilik ponsel ini?" tanya Pardi terbata-bata.

"Hallo iya, ini dengan siapa ya? kenapa ponsel suami saya bisa ada di bapak?" perasaan Mawar sudah tidak karuan.

"Suami ibu kecelakaan bu."

"Apa!!" seketika tubuh Mawar melemas ia jatuh ambruk kehilangan keseimbangannya. Air matanya seketika meluncur begitu saja.

"Saya harap ibu segera kesini beserta keluarga dan segera membawa suami ibu kerumah sakit, kecelakaannya terjadi di Jalan Melati ucap Pardi lalu menutup telponnya.

Jalan itu ternyata tak jauh dari rumahnya.

****

"Mas Dika!!!" teriak histeris Mawar menerobos garis polisi. Tubuh Dika dipenuhi darah, bahkan wajahnya pun sulit dikenali.

Mawar tak kuasa melihat laki-laki yang baru saja menjadi suaminya itu berbaring tak berdaya.

"Kenapa kalian diam saja! kenapa kalian gak bawa suami saya ke rumah sakit!!!" teriak Mawar pada polisi yang berjajar disana.

"Udah nak udah sekarang kita mawa Dika ke rumah sakit." Tutur Rita mertuanya.

"Ayo Arka angkat kakak kamu ke mobil!!" titah Rita penuh emosi pada anak bungsunya itu.

Arka Dewantara adalah kembaran Dika, Arka lahir 7 menit setelah Dika.

Arka membawa Dika kedalam mobil dan meninggalkan kerumunan orang disana.

***

Sesampainya dirumah sakit Dika langsung ditangani oleh dokter. Tangisan Mawar tak henti-henti begitu juga dengan Rita mertuanya.

Rita memeluk Mawar dengan erat. "Sabar, kamu pasti kuat ya Dika pasti selamat."

Mawar hanya mengangguk seraya mengiyakan ucapan mertuanya itu. Disisi lain Arka tampak cemas sekali dengan keadaan Kakaknya itu. Memang tak ada setetes pun air mata yang ia keluarkan tetapi raut wajahnya menunjukan bahwa ia khawatir dan takut kehilangan Dika.

Dika dan Arka memang jarang bersama, Dika adalah seorang yang sangat sibuk bekerja sedangkan Arka hanya bisa menghabiskan uangnya dengan berpoya-poya tanpa bekerja apapun.

..

Dokter keluar dari ruangan Dika. Mawar dengan sigap langsung menghampirinya. "Dok gimana dengan keadaan suami saya?" tanya Mawar.

"Maaf bu, kami sudah berusaha semaksimal mungkin tetapi luka disekujur tubuh pasien tepatnya dikepala nya tak memungkinkan pasien selamat, sekarang kita hanya bisa berdoa semoga Allah menurunkan mujizatnya."

"Gak mungkin dok gak mungkin!!!" teriak Mawar, lagi-lagi tubuhnya melemas hingga ambruk dipelukan Arka yang berada disampungnya.

"Sabar Mawar sabar." Ucap Rita menenangkan sebenarnya perasaannya pun sama, hancur perkeping-peting.

"Apa kami boleh masuk dok?" tanya Arka.

"Boleh, kalau begitu saya permisi." Ucap dokter lalu hengkang dari hadapan mereka.

Arka masuk keruangan IGD itu diikuti oleh Mawar dan Rita. Mawar kembali menangis histeris melihat perban disekujur tubuh Dika. Sakit sekali rasanya melihat orang yang ia cintai terluka.

Dika perlahan membuka kedua matanya.

"Mawar sayang..." Lirihnya.

"Iya mas iya ini aku." Ucap Mawar menghapus air matanya.

"Kamu jangan nangis sayang, aku gapapa kok."

"Mas kamu harus kuat mas jangan tinggalin aku." Tutur Mawar, sungguh ia tak kuasa menahan air matanya. Hatinya sakit sekali seperti tersayat pisau.

Dika menoleh ke arah Arka. "Arka?" panggil Dika.

"I-iya mas?" jawab Arka mendekat.

"Mas minta kamu jaga Mawar ya."

"M-maksud mas?"

"Mas mau kamu nikah sama Mawar."

"Mas kamu ngomong apa sih?" tutur Mawar.

"Enggak mas! aku gak mau!" tegas Arka.

"Arka! jangan bicara dengan nada tinggi sama kakak kamu, kamu harus tahu kondisi!" sela Rita.

"Mas minta kamu jalankan perusahaan mas, dan nikah sama Mawar jaga dia sayangi dia."

Ucapan Dika seolah pesan terakhir untuk Arka.

"Aku gak bisa mas." Lirih Arka.

Tiba-tiba tubuh Dika mengejang, Arka memanggil dokter.

"Maaf pak, bu pasien sudah tiada." ucap Dokter.

"Mas Dika bangun mas!!" teriak Mawar histeris.

"Sayang bangun nak jangan tinggalin mama!!"

****

Terpopuler

Comments

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu

2023-02-28

0

Mamasiren Olli

Mamasiren Olli

😭😭😭😭

2022-01-26

0

Merry Dara Santika

Merry Dara Santika

Mampir ka

2021-08-12

0

lihat semua
Episodes
1 Hari paling berat
2 Selamat tinggal dan selamat datang
3 Satu atap berdua
4 Aku bukan barang bekas.
5 Pura-pura baik
6 Keinginan Rita
7 Obat
8 Canggung
9 Telepon pagi.
10 Cuek
11 Perasaan aneh
12 Seperti cuaca yang berubah-ubah
13 Kesedihan Mawar.
14 Kelicikan Sherly
15 Empat mata
16 Seorang Cucu
17 Labuan Bajo
18 Sahur pertama
19 Ngabuburit
20 2 bulan pernikahan
21 Lebaran tiba
22 Bersikap
23 Terharu
24 Tidak istimewa lagi
25 Sherly memberi tahu semuanya
26 Syok
27 USG pertama
28 Siapa Langit sebenarnya?
29 Ancaman Sherly
30 Sabar ada batasnya
31 Luka hati
32 Relung hati
33 Pergi, hilang dan lupakan
34 Down
35 Bertindak
36 Menjadi kuat
37 Pengakuan Fras.
38 Pergi sendiri atau dipaksa
39 Ketika Mawar bangkit
40 Sayembara
41 Hampir
42 Sherly bertemu dengan Mawar
43 Langitku
44 Rencana busuk
45 Arka berpikir
46 Pertemuan setelah 3 bulan
47 Keputusan Mawar
48 Menggugat
49 Bulir-bulir air mata
50 Kesempatan yang habis
51 Arka masuk rumah sakit
52 Ruang operasi
53 Siuman
54 Getaran kecil
55 Perasaan yang sama
56 Masalah tak kunjung usai
57 Saling melukai
58 Buka perban
59 Berubah pikiran
60 Lembaran baru
61 Panggil sayang
62 Cari kebahagiaan kamu sendiri
63 Morning Kiss
64 5 bulan tentara kecil
65 Cemburu
66 Fras berhenti
67 Sekertaris baru
68 Diam seribu bahasa
69 Batal Dinner
70 Sibuk urusan masing-masing
71 Mawar mengetahui semuanya.
72 Kembali Down
73 Penguat
74 Karma itu ada
75 Over thinking
76 Gagal
77 Diujung tanduk
78 Awal kehancuran
79 Kejujuran
80 Pengadilan Agama
81 Sisa rasa
82 Putusan pengadilan
83 Hari Baru
84 naluri
85 Mama Rita
86 See you mama Rita
87 Harta Warisan
88 Membuka hati
89 Hidup terus berjalan
90 Dilema
91 Nilai harga diri
92 Wanita berkelas
93 De Javu
94 Pernikahan Langit
95 Lupakan
96 Tidak utuh kembali
97 Dilema
98 Cemburu
99 Apa masih ada hak?
100 Agresif.
101 Tidak penting
102 Ending
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Hari paling berat
2
Selamat tinggal dan selamat datang
3
Satu atap berdua
4
Aku bukan barang bekas.
5
Pura-pura baik
6
Keinginan Rita
7
Obat
8
Canggung
9
Telepon pagi.
10
Cuek
11
Perasaan aneh
12
Seperti cuaca yang berubah-ubah
13
Kesedihan Mawar.
14
Kelicikan Sherly
15
Empat mata
16
Seorang Cucu
17
Labuan Bajo
18
Sahur pertama
19
Ngabuburit
20
2 bulan pernikahan
21
Lebaran tiba
22
Bersikap
23
Terharu
24
Tidak istimewa lagi
25
Sherly memberi tahu semuanya
26
Syok
27
USG pertama
28
Siapa Langit sebenarnya?
29
Ancaman Sherly
30
Sabar ada batasnya
31
Luka hati
32
Relung hati
33
Pergi, hilang dan lupakan
34
Down
35
Bertindak
36
Menjadi kuat
37
Pengakuan Fras.
38
Pergi sendiri atau dipaksa
39
Ketika Mawar bangkit
40
Sayembara
41
Hampir
42
Sherly bertemu dengan Mawar
43
Langitku
44
Rencana busuk
45
Arka berpikir
46
Pertemuan setelah 3 bulan
47
Keputusan Mawar
48
Menggugat
49
Bulir-bulir air mata
50
Kesempatan yang habis
51
Arka masuk rumah sakit
52
Ruang operasi
53
Siuman
54
Getaran kecil
55
Perasaan yang sama
56
Masalah tak kunjung usai
57
Saling melukai
58
Buka perban
59
Berubah pikiran
60
Lembaran baru
61
Panggil sayang
62
Cari kebahagiaan kamu sendiri
63
Morning Kiss
64
5 bulan tentara kecil
65
Cemburu
66
Fras berhenti
67
Sekertaris baru
68
Diam seribu bahasa
69
Batal Dinner
70
Sibuk urusan masing-masing
71
Mawar mengetahui semuanya.
72
Kembali Down
73
Penguat
74
Karma itu ada
75
Over thinking
76
Gagal
77
Diujung tanduk
78
Awal kehancuran
79
Kejujuran
80
Pengadilan Agama
81
Sisa rasa
82
Putusan pengadilan
83
Hari Baru
84
naluri
85
Mama Rita
86
See you mama Rita
87
Harta Warisan
88
Membuka hati
89
Hidup terus berjalan
90
Dilema
91
Nilai harga diri
92
Wanita berkelas
93
De Javu
94
Pernikahan Langit
95
Lupakan
96
Tidak utuh kembali
97
Dilema
98
Cemburu
99
Apa masih ada hak?
100
Agresif.
101
Tidak penting
102
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!