Seorang Cucu

Jam 16:30 Arka pulang ke rumah dengan perasaan campur aduk, senang karena istrinya sudah pulang dari rumah sakit tapi ia juga kesal Mawar selalu mengambil keputusan tanpa seizinnya.

"Mawar?" ucap Arka membukakan pintu, namun rupanya Mawar sedang terlelap begitu nyenyak.

"Ternyata tidur." Gerutunya.

Arka pun tak ingin membangunkan Mawar, ia lebih memilih membersihkan dirinya.

Setelah hampir setengah jam ia di kamar mandi akhirnya ia selesai juga.

Karena rindu dengan Rita akhirnya Arka pun menelponnya.

"Hallo Arka ada apa?" tanya Rita diseberang sana.

"Gapapa, Ma. Aku cuma kangen aja sama Mama."

"Mama juga kangen sama kamu, sama Mawar. Oiya Mawar mana sih Mama pengen ngobrol sama dia udah lama Mama gak ngobrol."

Arka pun membalikan kameranya menjadi kamera belakang.

"Tuh, Mawarnya lagi tidur Ma."

"Hm, kayanya Mawar kecapean gitu, abis ngapain nih?" goda Rita.

'Mama gak boleh tahu soal Mawar yang jatuh dari tangga kemarin, bisa habis aku dimarahin.' Batin Arka.

"Ah apaan sih Ma."

"Gimana Arka udah apa perkembangan?" tanya Rita.

"Perkembangan apaan, Ma?"

"Ya soal hubungan kamu lah sama Mawar, dan tentunya soal cucu Mama."

"Cucu?"

"Iyaa pokoknya Mama pengen kalo Mama balik lagi ke rumah Mawar udah hamil."

"Ish gak bisa gitu dong Ma, emang kita bisa milih kapan Mawar hamil kan enggak, Allah yang ngasih."

"Mama di sini masih sebulan lebih lagi loh, kamu usaha lah biar Mawar cepet hamil. Inget Arka, Mama itu udah tua, udah pantes ngendong cucu."

"Aku, aku tuh masih canggung Ma sama Mawar. Ya Mama bayangin kita nikah tiba-tiba terus sekarang Mama minta cucu ya gak mungkin lah secepat itu."

"Tapi kamu udah pernah kan sama Mawar?"

"Pernah? pernah apa Ma?"

"Udah deh, jangan so polos. Umur kamu itu udah 27 tahun mana mungkin kamu gak ngerti apa yang Mama tanyain."

"Itu kan privasi Ma ngapain Mama tanya itu."

"Ya udah pokoknya selama satu bulan lebih kamu gaskeun tuh sama Mawar biar cepet hamil." Rita terkekeh dengan ucapannya sendiri.

"Gaskeun, emangnya mobil." Balas Arka.

"Ya udah Arka, Mama mau ngasih obat dulu buat nenek kamu ya."

"Ya udah Ma, miss u."

"Miss u too dear."

Seusai menelepon Rita, Arka duduk ditepi ranjang menatap wajah damai Mawar yang sedang terlelap.

"Cantik banget." Ucapan itu replek keluar dari mulut Arka.

"Ngomong apa sih aku!" ucapnya lagi.

Tak lama Mawar pun mengerjapkan matanya dan melihat Arka disampingnya.

"Mas, udah pulang?" ucap Mawar parau.

"Udah, kamu udah baikan? masih ada yang sakit?" tanya Arka lembut.

"Udah kok Mas, cuma masih lemes aja dikit."

"Ya udah istirahat aja yang cukup."

"Maafin aku ya, Mas. Tadi aku pulang gak izin dulu sama kamu."

"Udah lah jangan dibahas, yang penting kamu udah sampe rumah dengan selamat."

Mawar pun tersenyum tipis.

'Ya ampun Mawar ngapain sih senyum kaya gitu bikin jantung senam aja.' Ucap Arka membatin.

"Oiya Mas, Mama beneran pulang setelah idul fitri?"

"Iya beneran, kenapa emang?"

"Gapapa Mas, aku kangen aja sama Mama."

"Tadi aku abis teleponan sama Mama."

"Oh ya? terus gimana keadaan Mama disana? keadaan nenek juga?"

"Mama baik-baik aja kok, malahan dia minta sesuatu sama kita." Ucap Arka.

"Minta sesuatu apa Mas?"

"Mama minta cucu." Balas Arka dengan lantang.

Mawar tercengang dengan ucapan suaminya itu. Tiba-tiba saja kedua pipinya memerah.

"Yang bener kamu Mas?" ujar Mawar salah tingkah.

"Iya, Mama pengen kalo dia balik kesini kamu udah hamil."

Mawar mengerutkan dahinya. "Gimana aku bisa hamil kalo kita-"

Ucapan Mawar terhenti ketika Arka semakin mendekatkan bibirnya pada bibir Mawar.

"Ahh!!" tiba-tiba saja luka memar Mawar terasa sakit.

Arka pun terkejut mendengar rintihan Mawar itu.

"Kamu kenapa hah? apa yang sakit?"

"Ini, Mas lengan aku tiba-tiba sakit."

'Tahan Arka tahan, masih banyak waktu.' Batin Arka.

"Ya udah kamu minum obat dulu, kamu udah makan?"

"Udah Mas, tadi sebelum tidur."

Arka pun memberikan obat untuk Mawar.

"Mas udah makan?"

"Belum."

"Loh ya udah aku ambilin ya."

"Gak usah Mawar kamu itu lagi sakit."

"Mas aku itu udah baikan, Mas jangan khawatir."

"Udah diem di sini." Tegas Arka.

'Lambat laun sikap Mas Arka mulai mencair, aku seneng kalo dia perhatian kaya gini.' Batin Mawar.

"Ya udah Mas makan, aku gak mau Mas sakit."

"Iya, aku turun dulu mau makan. Kamu jangan kemana-mana."

Mawar hanya mengangguk seraya mengiyakan perintah suaminya itu.

***

Setelah selesai Arka pun kembali naik ke kamar. Terlihat Mawar yang sedang sibuk menonton televisi.

"Mas, udah selesai?"

"Udah." Balas Arka cuek.

"Aku, aku jadi kepikiran soal ucapan kamu tadi."

"Yang mana?"

"Soal Mama minta cucu itu."

"Terus?"

"Aku cuma mau tanya sama Mas, emang Mas udah siap punya anak dari rahim aku. Rahim perempuan yang Mas nikahi dengan terpaksa karena amanah dari almarhum kakak Mas sendiri."

Arka terdiam mendengar ucapan Mawar itu. Rasanya kata terpaksa itu semakin hari semakin berubah menjadi ketulusan.

"Euu, semua ini demi Mama."

"Hanya demi Mama?"

"Udah lah gak usah bahas ini, aku gak mau ribut."

"Aku cuma pengen tahu aja, Mas. Jujur aku udah siap jadi ibu dari anak-anak kamu. Aku siap jadi istri kamu seutuhnya."

"Kamu yakin? padahal selama ini aku sering nyakitin kamu."

"Aku yakin, Mas. Sangat yakin."

'Astaga Mawar, kamu bener-bener bikin aku meleleh.'

"Ya udah setelah kamu beneran pulih kita bulan madu."

"Kemana Mas?"

"Kamu maunya kemana?"

"Ke Labuan Bajo, aku pengen banget ke sana."

"Oke, kita secepatnya kesana yang penting kamu sehat dulu."

"Makasih ya Mas."

Mawar pun tanpa sadar memeluk Arka. Arka terkejut dengan perlakuan Mawar itu.

Terpopuler

Comments

Tanti Riski

Tanti Riski

lanjut

2021-08-07

0

Daryati Daryati

Daryati Daryati

lanjut ya thur

2021-04-26

1

lihat semua
Episodes
1 Hari paling berat
2 Selamat tinggal dan selamat datang
3 Satu atap berdua
4 Aku bukan barang bekas.
5 Pura-pura baik
6 Keinginan Rita
7 Obat
8 Canggung
9 Telepon pagi.
10 Cuek
11 Perasaan aneh
12 Seperti cuaca yang berubah-ubah
13 Kesedihan Mawar.
14 Kelicikan Sherly
15 Empat mata
16 Seorang Cucu
17 Labuan Bajo
18 Sahur pertama
19 Ngabuburit
20 2 bulan pernikahan
21 Lebaran tiba
22 Bersikap
23 Terharu
24 Tidak istimewa lagi
25 Sherly memberi tahu semuanya
26 Syok
27 USG pertama
28 Siapa Langit sebenarnya?
29 Ancaman Sherly
30 Sabar ada batasnya
31 Luka hati
32 Relung hati
33 Pergi, hilang dan lupakan
34 Down
35 Bertindak
36 Menjadi kuat
37 Pengakuan Fras.
38 Pergi sendiri atau dipaksa
39 Ketika Mawar bangkit
40 Sayembara
41 Hampir
42 Sherly bertemu dengan Mawar
43 Langitku
44 Rencana busuk
45 Arka berpikir
46 Pertemuan setelah 3 bulan
47 Keputusan Mawar
48 Menggugat
49 Bulir-bulir air mata
50 Kesempatan yang habis
51 Arka masuk rumah sakit
52 Ruang operasi
53 Siuman
54 Getaran kecil
55 Perasaan yang sama
56 Masalah tak kunjung usai
57 Saling melukai
58 Buka perban
59 Berubah pikiran
60 Lembaran baru
61 Panggil sayang
62 Cari kebahagiaan kamu sendiri
63 Morning Kiss
64 5 bulan tentara kecil
65 Cemburu
66 Fras berhenti
67 Sekertaris baru
68 Diam seribu bahasa
69 Batal Dinner
70 Sibuk urusan masing-masing
71 Mawar mengetahui semuanya.
72 Kembali Down
73 Penguat
74 Karma itu ada
75 Over thinking
76 Gagal
77 Diujung tanduk
78 Awal kehancuran
79 Kejujuran
80 Pengadilan Agama
81 Sisa rasa
82 Putusan pengadilan
83 Hari Baru
84 naluri
85 Mama Rita
86 See you mama Rita
87 Harta Warisan
88 Membuka hati
89 Hidup terus berjalan
90 Dilema
91 Nilai harga diri
92 Wanita berkelas
93 De Javu
94 Pernikahan Langit
95 Lupakan
96 Tidak utuh kembali
97 Dilema
98 Cemburu
99 Apa masih ada hak?
100 Agresif.
101 Tidak penting
102 Ending
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Hari paling berat
2
Selamat tinggal dan selamat datang
3
Satu atap berdua
4
Aku bukan barang bekas.
5
Pura-pura baik
6
Keinginan Rita
7
Obat
8
Canggung
9
Telepon pagi.
10
Cuek
11
Perasaan aneh
12
Seperti cuaca yang berubah-ubah
13
Kesedihan Mawar.
14
Kelicikan Sherly
15
Empat mata
16
Seorang Cucu
17
Labuan Bajo
18
Sahur pertama
19
Ngabuburit
20
2 bulan pernikahan
21
Lebaran tiba
22
Bersikap
23
Terharu
24
Tidak istimewa lagi
25
Sherly memberi tahu semuanya
26
Syok
27
USG pertama
28
Siapa Langit sebenarnya?
29
Ancaman Sherly
30
Sabar ada batasnya
31
Luka hati
32
Relung hati
33
Pergi, hilang dan lupakan
34
Down
35
Bertindak
36
Menjadi kuat
37
Pengakuan Fras.
38
Pergi sendiri atau dipaksa
39
Ketika Mawar bangkit
40
Sayembara
41
Hampir
42
Sherly bertemu dengan Mawar
43
Langitku
44
Rencana busuk
45
Arka berpikir
46
Pertemuan setelah 3 bulan
47
Keputusan Mawar
48
Menggugat
49
Bulir-bulir air mata
50
Kesempatan yang habis
51
Arka masuk rumah sakit
52
Ruang operasi
53
Siuman
54
Getaran kecil
55
Perasaan yang sama
56
Masalah tak kunjung usai
57
Saling melukai
58
Buka perban
59
Berubah pikiran
60
Lembaran baru
61
Panggil sayang
62
Cari kebahagiaan kamu sendiri
63
Morning Kiss
64
5 bulan tentara kecil
65
Cemburu
66
Fras berhenti
67
Sekertaris baru
68
Diam seribu bahasa
69
Batal Dinner
70
Sibuk urusan masing-masing
71
Mawar mengetahui semuanya.
72
Kembali Down
73
Penguat
74
Karma itu ada
75
Over thinking
76
Gagal
77
Diujung tanduk
78
Awal kehancuran
79
Kejujuran
80
Pengadilan Agama
81
Sisa rasa
82
Putusan pengadilan
83
Hari Baru
84
naluri
85
Mama Rita
86
See you mama Rita
87
Harta Warisan
88
Membuka hati
89
Hidup terus berjalan
90
Dilema
91
Nilai harga diri
92
Wanita berkelas
93
De Javu
94
Pernikahan Langit
95
Lupakan
96
Tidak utuh kembali
97
Dilema
98
Cemburu
99
Apa masih ada hak?
100
Agresif.
101
Tidak penting
102
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!