Mawar tak menjawab pertanyaan dari suaminya itu ia malah fokus kembali pada nontonannya.
Tiba-tiba saja Arka mematikan Tv nya.
"Kamu denger aku ngomong gak sih?" ucap Arka.
"Denger, kan aku ada kuping kanan kiri." Celetuk Mawar.
Arka tersenyum masam. "Aku tanya kamu marah?"
"Marah kenapa?" tutur Mawar yang tetap santai.
"Ya .. marah karena jam segini aku baru pulang."
"Emang Mas mau di marahin?"
"Enggak, kamu kenapa gak ada khawatir-khawatirnya sih?" Celetuk Arka.
Mawar menahan senyumnya. "Emang mau banget ya aku perhatiin? bukannya dari awal Mas Arka itu gak peduli mau aku perhatian atau enggak?"
"Eu .. Kamu kan istri aku seharusnya kamu peduli lah sama aku meskipun itu sedikit."
"Sikap aku tergantung sikap kamu Mas Arka." Tutur Mawar dengan nada yang sedikit di tekan.
Arka berdecak kesal lalu masuk ke kamar mandi.
Sebenarnya Mawar tak ingin bertengkar dengan Arka, tetapi Arka sudah kelewatan. Ia lebih memilih pulang ke rumah pacarnya itu daripada pulang ke rumah.
Setelah beberapa menit akhirnya Arka keluar dari kamar mandi.
"Mawar kemana kok gak ada di ranjang? perasaan tadi ada." Gugam Arka melihat kamar kosong.
Tanpa berpikir panjang Arka langsung turun ke lantai bawah mencari keberadaan Mawar.
Rupanya Mawar sedang minum, karena di kamar air habis.
Entah kenapa perasaan Arka menjadi lega setelah melihat Mawar ada.
Mawar sadar Arka sedang mencarinya tapi Mawar sama sekali tidak menyapa Arka sama sekali, bahkan ia langsung naik ke kamar lagi.
"Gak enak banget rasanya di cuekin kaya gini." Gugam Arka.
Arka pun bergegas menyusul Mawar ke kamar.
"Aku pikir Mawar itu hanya perempuan kampungan yang lemah dan selalu diam ketika di injak-injak ternyata dia berbeda." Batin Arka.
Terlihat Mawar yang sudah berbaring di atas ranjang dengan mata yang bertutup, Arka pun memberanikan diri tidur di sampingnya.
****
Esok pagi Mawar terbangun dan melihat pemandangan yang tak biasa, ingin rasanya ia berteriak sekencang-kencangnya tetapi ia harus tetap menahannya.
Semua itu karena Arka tidur dengan keadaan telanjang, handuk yang melilit di pinggangnya semalam lepas tak tersisa.
Mawar merasa malu melihat pemandangan itu, ia pun hendak turun dari kasur tapi tangan kekar Arka menahannya dan membawa Mawar ke dalam pelukannya.
"Mas, aku mau masak buat sarapan pagi." Ucap Mawar.
"Hmmm, gak usah biarin ada bi Inah." Balas Arka dengan suara khas bangun tidurnya.
Mawar pun berusaha melepaskan pelukan Arka tetapi Arka malah menariknya dan sekarang Mawar berada di atasnya.
Jantung Mawar berdegup kencang kala merasakan ada sesuatu yang mengganjal di bawah sana.
"Mas Arka apaan sih!" protes Mawar berusaha turun, namun Arka semakin mempererat pelukannya.
Arka pun terbangun hingga sekarang posisi Arka duduk dan Mawar tepat di pangkuannya.
"Ini hukuman buat kamu yang cuekin aku semalam." Bisik Arka nakal.
"Hukuman? oh ya? bukannya Mas yang harus di hukum karena pulang bukan pada tempatnya?" balas Mawar tak mau kalah.
Dengan perlahan Arka membuka tali piyama tidur milik Mawar, seketika terlihat dada Mawar yang putih mulus. Mawar ingin berontak tapi mau bagaimana pun ini sudah menjadi kewajibannya melayani Arka suaminya.
Arka menelan salivanya, ia dengan hati-hati membuka tali bra milik Mawar dan membuangnya ke sembarang tempat.
Blush, pipi Mawar memerah dengan hitungan detik ia sudah telanjang dada di depan suaminya itu.
Arka semakin mendekatkan wajahnya pada salah satu gundukan itu. Nafasnya terasa hangat mengenai kulit Mawar.
Entah kenapa setiap sentuhan Arka sangat lembut, perlahan ia mengulum ****** itu seperti anak bayi.
Tubuh Mawar seperti tersetrum, rasanya begitu membuatnya mabuk kepayang.
"Mas, eu aku mau masak." Ucap Mawar.
"Gak usah masak." Ucap Arka di sela-sela kegiatannya itu.
Akhirnya Mawar pasrah dengan Arka.
Arka terlihat tenang dengan kegiatannya itu, ia bahkan memberi beberapa tanda merah di sana secara bergantian.
Sebenarnya Mawar masih kesal dengan Arka tetapi ia juga tak bisa menahan gejolak hasratnya karena sentuhan Arka.
"Cukup, Mas. Aku mau turun." Lagi-lagi Mawar mencoba menghindar.
Tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu dari luar.
"Arka, Mawar kalian udah bangun belum." Teriak Rita di luar sana.
"U-udah Ma, ada apa?" balas Arka.
Arka pun berhenti mencumbu Mawar, lalu Mawar masuk ke kamar mandi.
"Ah, selamat." Gerutu Mawar.
Arka segera memakai baju dan keluar menemui Rita.
"Ada apa Ma?" ucap Arka membuka pintu kamarnya.
"Maaf Mama ganggu tidur kalian, Mama cuma mau bilang sekarang Mama mau ke bandung."
"Loh ngapain? kok mendadak sih."
"Nenenk kamu sakit, Mama harus jengukin dia."
"Nenek sakit? ya ampun aku ikut ya Ma." Ucap Arka panik.
"Gak usah, nanti kantor siapa yang ngurusin, kamu di rumah aja. Oh iya, Mawar kemana?"
Arka menoleh ke belakang. "Eu dia lagi mandi Ma."
"Ya udah nanti kamu bilangin sama Mawar ya."
"Mama di sana lama gak kira-kira?" tanya Arka.
"Hm, tergantung sih. Paling seminggu lebih soalnya Mama juga udah lama gak ketemu nenek kamu." Balas Rita.
"Hm, ya udah Ma kalo gitu Mama hati-hati."
"Inget, kamu jangan pulang telat kaya kemarin, kamu harus selalu jagain Mawar jangan buat perasaan dia sedih Arka."
"Iya iya Ma."
"Ya udah Mama berangkat dulu."
***
"Sial! Mama ganggu aja sih padahal tadi itu kesempatan bagus buat aku lakuin itu lagi sama Mawar dengan alasan aku ngasih dia hukuman, ya ... padahal emang aku mau aja sih." Batin Arka.
"Tadi Mama mau apa Mas?" ucap Mawar membuyarkan lamunan Arka.
"Eu itu tadi Mama mau berangkat ke Bandung, nenek lagi sakit."
"Ya udah kalo gitu kita nyusul aja." Ucap Mawar.
"Gak bisa, nanti kantor siapa yang mau ngurusin."
"Hm, iya juga sih. Oh iya hari ini aku izin ya mau pergi." Ujar Mawar.
"Pergi kemana?"
Mawar hanya tersenyum tak menjawab ucapan Arka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Tanti Riski
tambah seru Thor. .
2021-08-07
0
Wulan Dari
lanjut...makin seru nih...😁😁😁
2021-07-18
1