Sahur pertama

Setelah 4 hari di Labuan Bajo akhirnya Arka dan Mawar pun pulang ke rumah.

Tak ada waktu yang terlewatkan selama 4 hari itu, siang dan malam Arka terus menunggangi Mawar sampai-sampai Mawar kelelahan mengimbangi hasrat Arka.

Sesampainya di rumah Mawar langsung merebahkan dirinya di ranjang.

"Kenapa?" tanya Arka.

"Gapapa, Mas. Cuma pinggang aku sedikit sakit."

Arka pun tercengang, ia tahu alasan kenapa pinggang Mawar menjadi sakit.

"Ya udah kamu istirahat aja."

"Mas mau kemana?"

"Eu, aku mau ke kantor bantuin Fras. Kan aku cuma ambil libur 4 hari, jadi hari ini aku masuk."

"Mas jangan lupa loh, besok puasa pertama."

"Emangnya kenapa?"

"Gapapa, aku takut Mas sibuk terus lupa pulang."

"Gak mungkin lah, masa lupa pulang."

Tiba-tiba Mawar menunduk sedih.

"Aku, aku cuma takut Mas pulang ke rumah Sherly."

Arka pun duduk di samping Mawar.

"Aku pasti pulang ke sini, tenang aja."

"Iya, Mas."

"Ya udah aku siap-siap dulu."

"Biar aku bantu Mas."

"Gak usah, kamu tiduran aja. Kasihan kamu kecapean."

Seketika wajah Mawar memerah.

****

Ketika Arka sibuk bekerja tiba-tiba saja pintu ruangannya terbuka kasar.

"Sherly?" bentak Arka.

Arka pun segera mengambil remot dan menutup pintu canggih itu.

"Kamu kemana aja sih Mas! kamu enak-enakan bukan madu sama istri kamu sedangkan aku kamu telantarin gitu aja!!" teriak Arka.

Karena takut ketahuan oleh Fras, akhirnya Arka meminta Fras untuk tidak masuk ke ruangannya dulu.

"Maksud kamu apa sih Sher?"

"Kamu lupa hah aku ini lagi mengandung anak kamu!"

"Sebelum ada bukti yang kuat, aku gak akan pernah sudi mengakui itu anak aku!" balas Arka.

"Terus ini anak siapa Mas! anak siapa?"

"Tanya sama hati kamu itu anak siapa, karena hati nurani aku bilang itu bukan anak aku."

"Kamu tega ya Mas, kamu mau enaknya aja. Kamu lupa dulu aku menahan sakit saat pertama kali kamu ambil mahkota aku, aku relain semuanya demi kamu Mas. Demi cinta aku ke kamu."

"Cukup!!" bentak Arka.

"Kenapa Mas!! kenapa!!"

"Aku tahu aku pernah berbuat salah, tapi semua itu dulu sebelum aku menikah sama Mawar."

"Dulu kamu bilang kamu gak akan pernah cinta sama cewek kampungan itu, tapi sekarang apa!! kamu tega telantarin aku sama anak kamu demi dia!!" teriak Sherly.

"Sekarang kamu keluar atau aku panggilin security."

"Mas, aku mau kita pacaran lagi, minimal kamu inget anak kita."

"Cukup Sher!! mendingan sekarang kita cek ke rumah sakit berapa usia kehamilan kamu itu!!"

"Gak, Mas aku gak mau!!"

"Kenapa? kalo kamu yakin kamu hamil anak aku seharusnya kamu mau buat cek ke dokter."

"Tega kamu Mas, kamu gak percaya sama aku!!"

"Aku udah bilang, sebelum ada bukti kamu gak bisa seenaknya bilang itu anak aku."

Sherly pun keluar dari ruangan Arka dan menyeka air matanya.

Arka benar-benar muak dengan Sherly, ia yakin sekali itu bukan anaknya, tapi anak siapa?

****

Jam 18:00 Arka tiba di rumah, tampak Inah sudah mengeluarkan kopernya.

"Loh loh Bi Inah mau kemana?" tanya Arka heran.

"Bibi mau lebaran di kampung, Den. Soalnya tahun kemarin Bibi gak pulang."

"Bibi udah izin sama Mawar?"

"Udah kok Den, Bibi juga udah izin sama nyonya besar."

"Tapi kok Bibi mendadak pulang kampung sih? berarti Bibi sebulan full di sana?"

"Iya, Den, satu hari setelah lebaran Bibi balik lagi ke sini."

Sebenarnya Rita yang meminta Inah untuk pulang kampung, karena lebaran tahun kemarin ia tak mengizinkan Inah pulang. Agar Arka dan Mawar menjadi lebih dekat lagi dan lebih mengenal satu sama lain.

"Terus sekarang Mawar kemana Bi?"

"Non lagi mandi Den."

"Ada apa Mas?" tanya Mawar turun dari tangga.

Ia memakai dress diatas lutut membuat kaki jenjangnya terlihat jelas.

"Bi Inah mau pulang kampung katanya." Ucap Arka.

"Iya, tahu Mas. Tadi aku juga udah telepon mama katanya mama izinin." Balas Mawar.

Inah memang jarang sekali pulang karena kesibukannya di rumah Rita dan jarak yang begitu jauh, Inah tinggal di Lampung.

"Ya udah Bibi mau kita anterin gak ke Bandara?" tanya Arka.

"Gak usah, Den Bibi udah pesen taksi tadi."

"Oke, kalo gitu Bibi hati-hati."

"Iya, Bibi permisi Non, Den. Bibi doain semoga Non cepet ngisi yaa."

Arka dan Mawar saling menatap mendengar ucapan Inah.

"Iya, Bi aamiin." Balas Mawar singkat.

Inah pun segera keluar dari rumah milik sultan itu, kini tinggal Mawar dan Arka di sana. Meskipun mereka sudah menyatu berkali-kali tapi rasa canggung itu tetap ada dan entah sampai kapan.

"Hmm, Mas kamu mending mandi dulu terus makan tadi Bi Inah udah masak sebelum pergi." Ucap Mawar.

Arka pun mengangguk tanpa menjawab ucapan Mawar.

***

Mawar menunggu Arka di meja makan namun Arka tak kunjung turun, akhirnya Mawar menyusulnya ke kamar.

"Mas Arka." Panggil Mawar.

"Iya sebentar." Sahut Arka.

Arka pun membuka pintu kamar. "Sabar dikit kenapa sih, aku baru beres." Ucap Arka.

"Iya, maaf Mas. aku takut kamu kenapa-kenapa soalnya lama banget mandinya."

"Lebay!" bentak Arka.

Mawar pun menunduk mendengar ucapan menyakitkan itu.

Sesampainya di meja makan Mawar menyiapkan makanan untuk Arka.

"Oh iya Mas, kamu mau sahur sama apa biar aku gak bingung masak apa nanti."

"Terserah kamu aja." Balas Arka.

Sikap Arka memang sulit ditebak, kadang baik sekali bahkan sebaliknya.

Mereka makan tanpa ada percakapan apa pun, Arka diam seribu bahasa begitu juga dengan Mawar, ia heran kenapa Arka marah-marah padanya.

Selesai makan Arka langsung meninggalkan Mawar ke kamar tanpa sepatah kata pun.

Mawar membereskan semuanya sendirian, setelah itu ia pun menghampiri Arka di kamar.

Terlihat Arka yang sedang melamun tatapannya kosong.

"Mas? kamu kenapa? gak mau cerita sama aku?" sapa Mawar mendekati Arka yang sedang duduk di sofa.

Arka menatap tubuh Mawar dari atas sampai bawah, wanita yang sudah ia nikmati berkali-kali itu membuatnya candu dan tak ingin berhenti menyentuhnya.

"Gapapa, aku cuma kecapean aja."

"Ya udah sini aku pijitin."

Arka pun membalikkan tubuhnya membelakangi Mawar, perlahan Mawar mulai memijat pundak kekar Arka.

"Gimana, Mas, enakan? tanya Mawar.

Arka pun mengangguk seraya menjawab pertanyaan Mawar tadi.

Sentuhan Mawar membuat birahi Arka naik lagi padahal ia hanya belum menyentuh Mawar hari ini saja, karena baru pulang bulan madu.

Arka pun membalikkan lagi badannya dan mengangkat Mawar hingga sekarang Mawar di pangkuannya.

"Mas Arka," ucap Mawar kaget.

Tanpa menjawab apa-apa Arka membuka ****** ***** Mawar dan memasukan miliknya tanpa pemanasan apa-apa.

"Euh, perih Mas. Pelan-pelan." Keluh Mawar.

Namun Arka tak mendengar keluhannya itu, ia malah menghujami Mawar dengan cukup bringas dan kasar di sofa itu.

*****

Arka akhirnya tumbang jam 00:00, apalagi Mawar yang sudah sangat lelah karena Arka.

Mawar pun menjadi kesulitan berjalan karena Arka.

"Mawar, kamu gapapa?" tanya Arka yang sedang merebahkan dirinya di kasur.

Mawar tak menjawab, ia berusaha berjalan ke kamar mandi.

Perlahan ia pun membuka seluruh pakaiannya yang tak dibuka Arka tadi, karena Arka hanya membuka Cd nya saja.

Mawar pun membasahi dirinya di bawah sower, tiba-tiba saja Arka masuk tanpa sehelai pakaian pun.

"Maafin aku." Ucap Arka sambil memeluknya dari belakang.

"Aku gak suka kamu kasar kaya gitu Mas." Balas Mawar.

"Aku lagi pusing banget, aku minta maaf."

"Tapi kamu gak bisa lampiasin semua itu ke aku," ucap Mawar.

"Iya aku tahu aku salah."

"Padahal kamu tahu tadi pagi aku ngeluh sakit terus tiba-tiba sekarang kamu kasarin aku kaya gitu."

Arka pun terdiam dan terus memeluk erat tubuh Mawar, mereka sama-sama mandi di bawah sower.

***

Setelah itu mereka berdua tidur, Mawar masih kesal dengan sikap Arka hingga ia tidur membelakanginya.

Jam 03:00 Arka terbangun, ia ingat hari ini adalah hari pertama puasa, ia tak ingin membangunkan Mawar yang sedang marah dan kelelahan karenanya. Arka akhirnya inisiatif untuk memasak.

Sesampainya di dapur, Arka kebingungan karena yang bisa ia masak hanya nasi goreng telor ceplok dengan terpaksa ia pun memasak itu.

Hampir setengah jam akhirnya Arka selesai. Mawar melihat kegiatan Arka di atas tangga, Arka sangat sibuk menyiapkan makan sahur untuknya.

Perlahan Mawar pun turun, meskipun ia berjalan dengan menahan ngilu di bawah sana.

Arka pun sadar Mawar turun ia pun segera menghampiri dan mengendongnya ke meja makan.

"Ih Mas Arka,," rengek Mawar.

"Udah, diem." Ucap Arka.

Arka pun mendudukan Mawar di kursi meja makan.

"Maafin aku cuma bisa masak ini." Ucap Arka.

'Ya ampun Mas Arka kamu tuh kadang manis banget kadang judes kadang emosian, dasar susah ditebak.' Batin Mawar.

"Makasih ya Mas." Ujar Mawar.

Mawar pun mencoba masakan Arka.

"Gimana enak gak? apa keasinan apa kemanisan?" tanya Arka beruntun.

"Enak kok Mas."

"Syukurlah." Ucap Arka lega.

Terpopuler

Comments

chaaa

chaaa

si Mawar gampang luluh..udh d perlakukan kasar, eh sekalinya d lembutin langsung luluh. walaupun Arka adalah suami kamu, tp ada saatnya 'jual mahal' biar dia gak seenaknya memperlakukan kamu. mau kasar dan lembut sesuka hati, mau datang dan pergi jg sesuka hati. udah seperti abege labil.

2023-04-11

0

Tanti Riski

Tanti Riski

yg lambut dong arka jangan kasar"...

2021-08-07

0

Wulan Dari

Wulan Dari

arka egois.....

2021-07-18

1

lihat semua
Episodes
1 Hari paling berat
2 Selamat tinggal dan selamat datang
3 Satu atap berdua
4 Aku bukan barang bekas.
5 Pura-pura baik
6 Keinginan Rita
7 Obat
8 Canggung
9 Telepon pagi.
10 Cuek
11 Perasaan aneh
12 Seperti cuaca yang berubah-ubah
13 Kesedihan Mawar.
14 Kelicikan Sherly
15 Empat mata
16 Seorang Cucu
17 Labuan Bajo
18 Sahur pertama
19 Ngabuburit
20 2 bulan pernikahan
21 Lebaran tiba
22 Bersikap
23 Terharu
24 Tidak istimewa lagi
25 Sherly memberi tahu semuanya
26 Syok
27 USG pertama
28 Siapa Langit sebenarnya?
29 Ancaman Sherly
30 Sabar ada batasnya
31 Luka hati
32 Relung hati
33 Pergi, hilang dan lupakan
34 Down
35 Bertindak
36 Menjadi kuat
37 Pengakuan Fras.
38 Pergi sendiri atau dipaksa
39 Ketika Mawar bangkit
40 Sayembara
41 Hampir
42 Sherly bertemu dengan Mawar
43 Langitku
44 Rencana busuk
45 Arka berpikir
46 Pertemuan setelah 3 bulan
47 Keputusan Mawar
48 Menggugat
49 Bulir-bulir air mata
50 Kesempatan yang habis
51 Arka masuk rumah sakit
52 Ruang operasi
53 Siuman
54 Getaran kecil
55 Perasaan yang sama
56 Masalah tak kunjung usai
57 Saling melukai
58 Buka perban
59 Berubah pikiran
60 Lembaran baru
61 Panggil sayang
62 Cari kebahagiaan kamu sendiri
63 Morning Kiss
64 5 bulan tentara kecil
65 Cemburu
66 Fras berhenti
67 Sekertaris baru
68 Diam seribu bahasa
69 Batal Dinner
70 Sibuk urusan masing-masing
71 Mawar mengetahui semuanya.
72 Kembali Down
73 Penguat
74 Karma itu ada
75 Over thinking
76 Gagal
77 Diujung tanduk
78 Awal kehancuran
79 Kejujuran
80 Pengadilan Agama
81 Sisa rasa
82 Putusan pengadilan
83 Hari Baru
84 naluri
85 Mama Rita
86 See you mama Rita
87 Harta Warisan
88 Membuka hati
89 Hidup terus berjalan
90 Dilema
91 Nilai harga diri
92 Wanita berkelas
93 De Javu
94 Pernikahan Langit
95 Lupakan
96 Tidak utuh kembali
97 Dilema
98 Cemburu
99 Apa masih ada hak?
100 Agresif.
101 Tidak penting
102 Ending
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Hari paling berat
2
Selamat tinggal dan selamat datang
3
Satu atap berdua
4
Aku bukan barang bekas.
5
Pura-pura baik
6
Keinginan Rita
7
Obat
8
Canggung
9
Telepon pagi.
10
Cuek
11
Perasaan aneh
12
Seperti cuaca yang berubah-ubah
13
Kesedihan Mawar.
14
Kelicikan Sherly
15
Empat mata
16
Seorang Cucu
17
Labuan Bajo
18
Sahur pertama
19
Ngabuburit
20
2 bulan pernikahan
21
Lebaran tiba
22
Bersikap
23
Terharu
24
Tidak istimewa lagi
25
Sherly memberi tahu semuanya
26
Syok
27
USG pertama
28
Siapa Langit sebenarnya?
29
Ancaman Sherly
30
Sabar ada batasnya
31
Luka hati
32
Relung hati
33
Pergi, hilang dan lupakan
34
Down
35
Bertindak
36
Menjadi kuat
37
Pengakuan Fras.
38
Pergi sendiri atau dipaksa
39
Ketika Mawar bangkit
40
Sayembara
41
Hampir
42
Sherly bertemu dengan Mawar
43
Langitku
44
Rencana busuk
45
Arka berpikir
46
Pertemuan setelah 3 bulan
47
Keputusan Mawar
48
Menggugat
49
Bulir-bulir air mata
50
Kesempatan yang habis
51
Arka masuk rumah sakit
52
Ruang operasi
53
Siuman
54
Getaran kecil
55
Perasaan yang sama
56
Masalah tak kunjung usai
57
Saling melukai
58
Buka perban
59
Berubah pikiran
60
Lembaran baru
61
Panggil sayang
62
Cari kebahagiaan kamu sendiri
63
Morning Kiss
64
5 bulan tentara kecil
65
Cemburu
66
Fras berhenti
67
Sekertaris baru
68
Diam seribu bahasa
69
Batal Dinner
70
Sibuk urusan masing-masing
71
Mawar mengetahui semuanya.
72
Kembali Down
73
Penguat
74
Karma itu ada
75
Over thinking
76
Gagal
77
Diujung tanduk
78
Awal kehancuran
79
Kejujuran
80
Pengadilan Agama
81
Sisa rasa
82
Putusan pengadilan
83
Hari Baru
84
naluri
85
Mama Rita
86
See you mama Rita
87
Harta Warisan
88
Membuka hati
89
Hidup terus berjalan
90
Dilema
91
Nilai harga diri
92
Wanita berkelas
93
De Javu
94
Pernikahan Langit
95
Lupakan
96
Tidak utuh kembali
97
Dilema
98
Cemburu
99
Apa masih ada hak?
100
Agresif.
101
Tidak penting
102
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!