Paginya Arka bersiap-siap untuk pergi ke kantor dibantu oleh Mawar.
"Hari ini kamu pulang jam berapa Mas?" tanya Mawar.
"Gak tahu, paling sekitar jam 4 kalo gak lembur tergantung kerjaan aku sih."
"Hm, gitu ya."
"Kenapa emang?"
"Tadinya aku mau ngajakin kamu ngabuburit." Ucap Mawar.
Arka tertawa geli. "Ngabuburit? udah kaya bocil aja."
"Ih Mas Arka masa kaya bocil sih?"
"Udah ya aku berangkat kerja dulu."
"Yaudah iya Mas. Kamu jaga diri baik-baik." Ujar Mawar.
***
Ketika Mawar sedang sibuk membereskan rumah tiba-tiba saja Sherly masuk tanpa mengetuk pintu lebih dulu.
"Hallo istri terpaksa Mas Arka." Ucap Sherly.
"Sherly? kamu ngapain kesini?" Mawar heran kenapa Sherly tiba-tiba masuk.
"Aku kesini mau ketemu ayah dari anakku lah." Balas Sherly.
Deg, perih hati Mawar mendengar kalimat itu.
"Mas Arka kerja gak ada di rumah."
"Rumah ini lagi sepi ya, boleh dong sekali-kali aku nginep, anak ini rindu ayahnya." Ucap Sherly tanpa dosa.
"Kamu jangan pernah menjadikan anak itu alasan untuk bertemu dengan suami saya." Tegas Mawar.
"Oh ya? kenapa? toh ini anak Mas Arka jadi apa salahnya?"
"Mendingan sekarang kamu keluar." Tegas Mawar.
"Baik, aku bakalan ke kantor ketemu ayah dari anak aku, aku kan hamil gak kaya kamu istri sah nya aja gak hamil atau jangan-jangan Mas Arka jijik nyentuh kamu karena kamu itu cuma bekas kakaknya."
Plakk.. satu tamparan mendarat di pipi kanan Sherly.
"Berani kamu nampar aku!" teriak Sherly.
"Kenapa? kamu harusnya sadar ucapan kamu itu sama sekali gak pantas dan menyakiti hati saya." Balas Mawar.
Sherly pun keluar dengan memegangi pipinya yang terasa panas dan perih.
**
Fras berjalan menuju ruangan Arka dan tak sengaja berpapasan dengan Sherly.
"Sherly?" Sapa Fras.
"Fras?" Sherly tampak ketakutan bertemu dengan Fras.
"Kita perlu bicara Sherl."
"Gak! gak ada yang perlu dibicarakan."
Fras pun menarik tangan Sherly ke ruangan yang sepi dan kedap suara.
"Apa kamu hamil Sher?" tanya Fras.
"Apa maksud kamu lancang!" tegas Sherly.
"Kamu jangan pura-pura lupa dengan kejadian malam itu."
"Tolong jangan bahas itu, aku jijik." Ujar Sherly.
Tiba-tiba saja ponsel Fras berdering rupanya telepon dari Arka.
"Hallo, Pak?"
"Hallo Fras, saya tunggu kamu di ruangan kenapa belum masuk?" tanya Arka.
"Iiya maaf, Pak. Saya segera kesana."
"Baik." Arka pun menutup teleponnya.
"Saat itu kita sama-sama dijebak, aku sama sekali gak ada niat buat-"
"Stop." Sela Sherly.
"Aku gak mau kita bahas itu lagi, lupain aja." Tegas Sherly.
"Aku gak mungkin lupain semua itu." Ucap Fras lalu meninggalkan Sherly di ruangan itu sendirian.
**
"Maaf pak saya telat." Ucap Fras pada Arka yang sudah menunggunya.
"Iya, saya ingin menanyakan sesuatu." Ucap Arka.
"Apa itu Pak?"
"Apa kamu kenal dengan Mawar?" tanya Arka.
"Kenal Pak, karena saya bekerja dengan almarhum Pak Dika cukup lama jadi saya tahu Bu Mawar."
"Apa Mas Dika suka berbagi cerita tentang Mawar sama kamu Fras?"
"Tidak sering tapi sesekali Pak, kebetulan saya dan beliau teman dekat di luar pekerjaan."
"Kalo boleh tahu apa yang Mas Dika ceritakan tentang Mawar."
"Ya, seingat saya Bu Mawar adalah sosok wanita yang baik dan baru pertama kali ia temui. Dia juga bercerita Bu Mawar orang baik dan tidak pernah marah berbeda dengan perempuan lain yang mungkin hal kecil saja bisa dibuat masalah, berbeda dengan Bu Mawar yang sangat sabar dan pengertian. Bu Mawar juga tidak pernah merepotkannya apalagi meminta ini dan itu." Ucap Fras.
Arka dengan serius mendengarkan Fras.
"Cukup, Fras. Terimakasih sudah bersedia menceritakan semua itu." Ucap Arka.
"Tidak masalah, Pak. Kalo perlu sesuatu Bapak jangan sungkan, anggap saja saya teman Bapak." Ujar Fras.
Arka tercengang. "Teman?" tanya Arka.
"Iya, Pak, wajah Bapak tidak ada bedanya dengan almarhum Pak Dika, membuat saya seperti sedang berbicara dengannya karena biasanya saya dan Bapak mengobrol hanya sebatas urusan pekerjaan saja."
Arka tersenyum. "Bener juga, kamu juga terlihat canggung jika berhadapan dengan saya Fras."
"Haha, tentu Pak karena saya melihat wajah yang sama namun orang yang berbeda." Ucap Fras tertawa.
"Akhir-akhir ini saya sedang pusing Fras." Tiba-tiba saja Arka mengucapkan kalimat tersebut.
"Iya, Pak. Saya tahu karena Bapak juga jarang masuk ke kantor, dan sekalinya masuk Bapak sering melamun dan tak fokus, kalo boleh tahu ada apa sebenarnya Pak?"
"Sherly mantan pacar saya hamil dan dia mengaku anak itu anak saya namun saya tidak berasa melakukannya."
Fras tercengang mendengar Sherly hamil. 'Jadi bener Sherly hamil? jangan-jangan itu anak aku.' Ucap Fras membatin.
"Apa Bapak yakin sama sekali tidak melakukannya dengan Sherly?" tanya Fras.
"Yakin, karena semenjak menikah saya tidak sebejat itu lagi." Balas Arka.
Fras semakin yakin anak yang dikandung Sherly itu adalah anaknya.
Hari itu reuni SMA, Fras adalah mantan pacar Sherly saat SMA tentu saja teman-temannya tahu hubungan mereka di masalalu, hingga saat acara berlangsung Fras dan Sherly di jebak, minuman mereka dimasuki obat perangsang dan mereka berdua di kunci di kamar hingga terjadilah hal itu, Fras berkali-kali mengeluarkan benihnya di rahim Sherly. Mereka berdua bercinta sampai subuh.
"Kenapa Bapak tidak mengajak Sherly ke dokter untuk mengetahui usia kandungannya?"
"Dia menolak Fras. Padahal saya yakin itu bukan anak saya."
'Jangan-jangan Sherly sengaja memperalat anak itu untuk membuat Pak Arka kembali. Ini gak boleh di biarin.' Batin Fras.
*****
Jam 16:00 Arka sudah sampai ke rumah.
"Mawaar?" panggil Arka.
"Iya Mas?" Jawab Mawar dari dapur.
"Ayo."
"Kemana Mas?" tanya Mawar.
"Kamu gimana sih katanya mau ngabuburit."
"Ya ampun aku lupa Mas, bentar ya aku siap-siap dulu."
"Ya udah aku juga mau mandi."
***
Selesai bersiap-bersiap Arka dan Mawar pun pergi.
"Mau kemana kita? tanya Arka.
"Ke panti." Balas Mawar.
"Ke panti? ngapain?"
"Mas mau gak bagi-bagi makanan ke panti? seru loh, kita bisa berbagi sambil nunggu adzan magrib aku sering lakuin itu sama Mas Dika dulu."
"Ya udah aku mau."
"Kalo gitu kita ke super market dulu ya."
"Iya."
***
Arka dan Mawar membeli banyak makanan untuk dibagikan ke anak panti.
"Seru juga ya ternyata." Ucap Arka.
Mawar tersenyum.
'Ya ampun Mawar, senyuman kamu itu bikin aku pengen nerkam kamu sekarang juga.' Batin Arka.
"Ya udah Mas sekarang kita ke panti ya."
"Nanti kamu tunjukin jalannya ya."
"Gak jauh kok Mas."
***
Arka dan Mawar membagi-bagikan makanan itu pada anak panti, mereka sangat senang karena mendapatkan makanan yang enak.
Mawar menatap Arka yang sedang sibuk membagikan makanan pada anak panti, wajah tampannya terpancar ketika ia bersikap baik.
Mawar seperti melihat Dika yang hidup kembali, rupanya ia belum bisa melupakan Dika dan masih menganggap Arka itu Dika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Tanti Riski
Oalah Serly hamil dgn fras to...
2021-08-07
0
Puja Kesuma
akbirnya terjawab sudah sherly hamil anak fras😃😃😃
2021-05-06
1
Daryati Daryati
cepet lnjut ya thur...
2021-05-05
1