Canggung

Setelah kejadian itu Mawar menjadi canggung saat berhadapan dengan Arka.

"Mas, aku udah siapin baju kamu, aku tunggu di meja makan ya." Tutur Mawar sambil berjalan meninggalkan Arka.

"Mawar?" panggil Arka.

Langkah Mawar terhenti. "Iya kenapa, Mas?"

"Kamu udah gapapa?" tanya Arka.

Mawar tersenyum. "Gapapa kok."

Mereka berdua saling menatap satu sama lain cukup lama.

'Aku gak nyangka kamu masih perawan, Mawar. Aku gak nyangka ternyata aku orang pertama yang menyentuh kamu, padahal aku sering banget bilang kamu itu bekas Mas Dika.' Batin Arka.

"Ya udah, Mas. Aku turun dulu ya Mamah udah nungguin." Tutur Mawar.

Arka hanya menganggukan kepalanya.

***

"Pagi, Mah." Sapa Mawar pada Rita yang sedang sarapan.

"Pagi, Mawar. Arka mana kok belum turun?"

"Eu, Mas Arka lagi siap-siap dulu Mah."

"Oh gitu, kamu inget ya Mawar Mamah mau kamu hamil anak Arka. Mamah tuh udah tua loh pengen punya cucu masa kamu sama Arka gak bisa kabulin." Ucap Rita.

"Aduh, Mah. Emangnya bikin anak tuh gampang? kalo kita belum di kasih kepercayaan sama Tuhan gimana?" celetuk Arka, tiba-tiba sama ia sudah duduk di samping Mawar.

"Ya Mamah gak mau tahu, kalian harus cepet-cepet punya momongan, sekalian aja kalian program hamil." Tutur Rita.

Arka berdecak kesal. "Ya udah terserah Mamah."

"Kalian berdua juga harus cek kesuburan." Timpal Rita lagi.

"Ngapain sih Mah ribet amat kaya gitu, jangan berlebihan kaya gitu deh." Ucap Arka.

"Enggak ada yang berlebihan, Mamah tuh pengen gendong cucu, nih ya temen-temen Mamah kalo lagi kumpul suka bawa cucunya Mamah juga pengen."

Mawar hanya dia pasrah melihat ibu dan anak itu sedang bertengkar.

"Emang apa sih yang salah sama seorang anak Arka? emang kamu gak mau punya keturunan?" tanya Rita.

Arka terperanjat dengan pertanyaan itu.

"A-aku juga mau Mah, tapi kalo kita belum di kasih gimana?" balas Arka.

Rita menyipitkan matanya, menatap tajam pada anak yang sekarang menjadi semata wayangnya itu.

"Oh apa jangan-jangan kamu gak pernah menyentuh Mawar lagi? semenjak Mamah kasih obat itu?" tanya Rita serius.

Mawar dan Arka terkejut, wajah Mawar memerah dengan pertanyaan mertuanya itu.

"Mamah nanya apa sih? itu kan masalah privasi, gak sopan nanya kaya gitu." Protes Arka.

"Mas, Mah, udah ya jangan ribut mulu kita kan lagi makan." Tutur lembut Mawar.

"Abisnya Mamah tuh gregetan sama Si Arka." Balas Rita.

"Arka mau berangkat kerja, gak mood sarapan." Sela Arka.

Arka melangkahkan kakinya menuju keluar, diikuti oleh Mawar.

"Mas kamu kan baru makan sedikit." Ucap Mawar mengikuti Arka.

"Aku gak mood sarapan." Ujar Arka.

"Ya udah nanti aku bawain makan ke kantor ya."

"Gak usah." Balas Arka dingin.

Mawar menghentikan langkahnya membiarkan Arka pergi, Arka membalikan badannya menatap Mawar.

Dengan malas Mawar pergi dari hadapan Arka.

"Males banget dia datang ke kantor bikin malu." Gerutu Arka.

*****

Arka sedang fokus bekerja, tiba-tiba saja pikirannya tertuju pada Mawar.

"Ish ngapain sih aku mikirin Mawar! gak penting banget." Gerutu Arka.

"Sayang ...," tiba-tiba saja Serly sudah masuk dan duduk di pangkuannya.

"Serly? ka-kamu sejak kapan ada di sini?" ucap Arka.

"Hm, baru aja Mas. Kamu kenapa sih kok kaya kaget gitu aku dateng?" tanya Serly.

"Eu gapapa kok, aku cuma minta kamu jangan terlalu sering ke kantor nanti orang kantor curiga sama kita, kan kamu tahu sekarang aku udah nikah jadi harus jaga nama baik." Tutur Arka.

Serly beranjak dari pangkuan Arka. "Oh gitu ya Mas sekarang kamu udah berubah!"

"Bukannya berubah, kamu juga harus ngerti." Ucap Arka.

"Terserahlah, aku cape-cape dateng kesini kamu malah ngomong yang bikin aku sakit hati!" bentak Serly.

"Biarin aku yang jengukin kamu ke rumah tiap hari ya, kamu gak perlu dateng ke sini." Ujar Arka.

Serly tak membalas ucapan Arka lalu pergi meninggalnya.

Arka tak berusaha mengejarnya karena pekerjaannya hari ini begitu menumpuk sehingga ia tak punya waktu untuk main-main.

"Ah sial kenapa sih aku gak bisa berhenti mikirin kejadian itu sama Mawar! kenapa rasanya begitu indah dan nikmat? bahkan lebih nikmat saat aku melakukan itu bersama Sherly." Ucap Arka.

***

Jam 18:40 Arka baru sampai ke rumah, tubuhnya begitu lelah dan letih.

Ia membuka pintu kamar, terlihat Mawar yang duduk manis di tepi ranjang sambil membereskan pakaiannya.

"Baru pulang, Mas?" sapa Mawar.

"Hm." Balas Arka.

Arka langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Selang beberapa menit ia sudah keluar, tapi ia tak menemukan Mawar di tempat tidur.

"Mawar kemana sih, suami baru pulang malah ngilang." Gerutu Arka.

Mawar kembali dengan membawakan makan untuk Arka. "Mas, kamu makan dulu pasti kamu males turun kan aku udah bawain."

"Ya ampun Mawar baik banget sih, pantes aja Mas Dika sayang banget sama dia." Ucap Arka membatin.

"Ya udah Mas, kamu makan aja dulu aku mau ke kamar mandi ganti pembalut." Tutur Mawar.

"Pembalut? kamu datang bulan?" tanya Arka polos.

"Iya, Mas. Ada apa?"

'Aku pikir Mawar bakalan hamil gara-gara kejadian kemarin ternyata enggak, kalo Mamah bersikeras pengen aku sama Mawar punya anak aku harus lakuin itu lagi, tapi males banget gengsi rasanya memulai duluan.' Batin Arka.

"Gapapa." Jawab Arka singkat.

Mawar pun meninggalkan Arka yang sedang lahap makan.

"Ah akhirnya kenyang juga." Ucap Arka.

Tak lama Mawar keluar sambil memegangi perutnya.

"Kamu kenapa?" tanya Arka dingin.

"Gapapa, Mas."

"Aku tanya kenapa?" Arka memastikan.

"Perut aku sakit, Mas. Ini normal kok kalo lagi datang bulan."

"Ya udah kamu tiduran aja, biarin aku yang bawa piring ini ke dapur."

Mawar hanya menganggukan kepalanya.

Arka kembali dan melihat Mawar yang berguling-guling menahan sakit.

"Apa rasanya sakit banget?" tanya Arka.

"Sakit banget Mas .., " lirih Mawar.

Arka duduk di sebelah Mawar lalu tangannya mengulur memegangi perut Mawar.

"Di sini yang sakit?" tanyanya.

Mawar mengarahkan tangan Arka ke perut bawahnya. "Di sini, Mas."

Arka memijit lembut perut Mawar.

"Mas Arka pijitin aku, apa ini gak mimpi?" batin Mawar.

Arka menelan salivanya, bersentuhan dengan Mawar membuat birahinya naik turun.

"Gimana mendingan gak?" tanya Arka.

"I-iya Mas." Balas Mawar.

"Kamu jangan geer, aku ngelakuin ini biar kamu diem. Risih aja lihat kamu kaya gitu." Ujar Arka.

"Aku juga enggak geer." Jelas Mawar.

Tangan Arka terasa hangat mengenai perutnya, rasanya Mawar merasakan kasih sayang dari Dika lagi meskipun itu dari Arka.

Arka hendak melepaskan pijitannya, tapi tangannya di tahan oleh Mawar, meskipun Mawar sudah terlelap tapi kedua tangannya memeluk tangan Arka.

Arka akhirnya merebahkan tubuhnya di samping Mawar sambil terus memijit perutnya.

'Kenapa aku harus sepeduli ini sama kamu Mawar? enggak aku gak boleh baper. Apaan sih masa cuma sama perempuan kampungan gini bawa perasaan, gak banget.' Batin Arka.

Terpopuler

Comments

Tanti Riski

Tanti Riski

molai bucin..

2021-08-07

0

Vini Riskawati

Vini Riskawati

kt ny membereskan sajadah ny....kok tau2 lg dtng bln.....🤭🤭🤭🤭

2021-08-07

0

Luh Somenasih

Luh Somenasih

lama2 bucin tuh..

2021-06-26

1

lihat semua
Episodes
1 Hari paling berat
2 Selamat tinggal dan selamat datang
3 Satu atap berdua
4 Aku bukan barang bekas.
5 Pura-pura baik
6 Keinginan Rita
7 Obat
8 Canggung
9 Telepon pagi.
10 Cuek
11 Perasaan aneh
12 Seperti cuaca yang berubah-ubah
13 Kesedihan Mawar.
14 Kelicikan Sherly
15 Empat mata
16 Seorang Cucu
17 Labuan Bajo
18 Sahur pertama
19 Ngabuburit
20 2 bulan pernikahan
21 Lebaran tiba
22 Bersikap
23 Terharu
24 Tidak istimewa lagi
25 Sherly memberi tahu semuanya
26 Syok
27 USG pertama
28 Siapa Langit sebenarnya?
29 Ancaman Sherly
30 Sabar ada batasnya
31 Luka hati
32 Relung hati
33 Pergi, hilang dan lupakan
34 Down
35 Bertindak
36 Menjadi kuat
37 Pengakuan Fras.
38 Pergi sendiri atau dipaksa
39 Ketika Mawar bangkit
40 Sayembara
41 Hampir
42 Sherly bertemu dengan Mawar
43 Langitku
44 Rencana busuk
45 Arka berpikir
46 Pertemuan setelah 3 bulan
47 Keputusan Mawar
48 Menggugat
49 Bulir-bulir air mata
50 Kesempatan yang habis
51 Arka masuk rumah sakit
52 Ruang operasi
53 Siuman
54 Getaran kecil
55 Perasaan yang sama
56 Masalah tak kunjung usai
57 Saling melukai
58 Buka perban
59 Berubah pikiran
60 Lembaran baru
61 Panggil sayang
62 Cari kebahagiaan kamu sendiri
63 Morning Kiss
64 5 bulan tentara kecil
65 Cemburu
66 Fras berhenti
67 Sekertaris baru
68 Diam seribu bahasa
69 Batal Dinner
70 Sibuk urusan masing-masing
71 Mawar mengetahui semuanya.
72 Kembali Down
73 Penguat
74 Karma itu ada
75 Over thinking
76 Gagal
77 Diujung tanduk
78 Awal kehancuran
79 Kejujuran
80 Pengadilan Agama
81 Sisa rasa
82 Putusan pengadilan
83 Hari Baru
84 naluri
85 Mama Rita
86 See you mama Rita
87 Harta Warisan
88 Membuka hati
89 Hidup terus berjalan
90 Dilema
91 Nilai harga diri
92 Wanita berkelas
93 De Javu
94 Pernikahan Langit
95 Lupakan
96 Tidak utuh kembali
97 Dilema
98 Cemburu
99 Apa masih ada hak?
100 Agresif.
101 Tidak penting
102 Ending
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Hari paling berat
2
Selamat tinggal dan selamat datang
3
Satu atap berdua
4
Aku bukan barang bekas.
5
Pura-pura baik
6
Keinginan Rita
7
Obat
8
Canggung
9
Telepon pagi.
10
Cuek
11
Perasaan aneh
12
Seperti cuaca yang berubah-ubah
13
Kesedihan Mawar.
14
Kelicikan Sherly
15
Empat mata
16
Seorang Cucu
17
Labuan Bajo
18
Sahur pertama
19
Ngabuburit
20
2 bulan pernikahan
21
Lebaran tiba
22
Bersikap
23
Terharu
24
Tidak istimewa lagi
25
Sherly memberi tahu semuanya
26
Syok
27
USG pertama
28
Siapa Langit sebenarnya?
29
Ancaman Sherly
30
Sabar ada batasnya
31
Luka hati
32
Relung hati
33
Pergi, hilang dan lupakan
34
Down
35
Bertindak
36
Menjadi kuat
37
Pengakuan Fras.
38
Pergi sendiri atau dipaksa
39
Ketika Mawar bangkit
40
Sayembara
41
Hampir
42
Sherly bertemu dengan Mawar
43
Langitku
44
Rencana busuk
45
Arka berpikir
46
Pertemuan setelah 3 bulan
47
Keputusan Mawar
48
Menggugat
49
Bulir-bulir air mata
50
Kesempatan yang habis
51
Arka masuk rumah sakit
52
Ruang operasi
53
Siuman
54
Getaran kecil
55
Perasaan yang sama
56
Masalah tak kunjung usai
57
Saling melukai
58
Buka perban
59
Berubah pikiran
60
Lembaran baru
61
Panggil sayang
62
Cari kebahagiaan kamu sendiri
63
Morning Kiss
64
5 bulan tentara kecil
65
Cemburu
66
Fras berhenti
67
Sekertaris baru
68
Diam seribu bahasa
69
Batal Dinner
70
Sibuk urusan masing-masing
71
Mawar mengetahui semuanya.
72
Kembali Down
73
Penguat
74
Karma itu ada
75
Over thinking
76
Gagal
77
Diujung tanduk
78
Awal kehancuran
79
Kejujuran
80
Pengadilan Agama
81
Sisa rasa
82
Putusan pengadilan
83
Hari Baru
84
naluri
85
Mama Rita
86
See you mama Rita
87
Harta Warisan
88
Membuka hati
89
Hidup terus berjalan
90
Dilema
91
Nilai harga diri
92
Wanita berkelas
93
De Javu
94
Pernikahan Langit
95
Lupakan
96
Tidak utuh kembali
97
Dilema
98
Cemburu
99
Apa masih ada hak?
100
Agresif.
101
Tidak penting
102
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!