2 bulan pernikahan

Setelah melewati ujian-ujian panjang tak terasa usia pernikahan Mawar dan Arka sudah 2 bulan.

Puasa yang 7 hari ini bertepatan dengan 2 bulannya bernikahan Arka dan Mawar, tentunya Mawar tak mengharapkan apa-apa dari Arka karena Mawar tahu Arka tak semanis yang ia bayangkan.

"Mas, bangun yu sahur." Ucap Mawar membangunkan Arka.

"Hmm, 5 menit lagi ya." Balas Arka yang masih menutup matanya.

"Aku duluan." Ujar Mawar.

Mendengar itu Arka langsung beranjak bangun dan mencuci mukanya lalu turun mengejar istrinya.

"Kok gak nungguin aku sih?" protes Arka pada Mawar yang sedang sahur.

"Orang Mas aja susah di banguninnya."

"Ya kan biasanya juga kamu nungguin aku bangun."

"Ya udah ayo makan." Ucap Mawar ketus.

"Kenapa sih pagi-pagi cemberut aja, bikin gak nafsu makan." Gerutu Arka.

Tiba-tiba saja Mawar merasa mual dan ia segera berlari ke wastafel.

Mawar muntah-muntah, badannya terasa lemas dan pusing.

"Kamu kenapa?" tanya Arka santai.

Mawar tak menjawab ia terus memuntahkan isi perutnya, melihat Mawar yang terus muntah-muntah akhirnya Arka mendekatinya.

"Udah deh, kamu gak usah puasa dulu." Ucap Arka.

"Aku gapapa kok Mas, aku ke atas dulu ya mau baring. Badan aku lemes banget, kamu gapapa kan sahur sendiri."

"Ya udah aku anterin."

Arka pun tanpa basa-basi menggendong Mawar ke kamar mereka.

"Aku panggilin dokter ya?" ucap Arka.

"Gak usah Mas, aku cuma perlu istirahat."

"Ya udah aku lanjutin sahur dulu takut keburu imsak."

Arka pun menyelimuti Mawar dan kembali ke bawah.

***

Setelah sahur dan solat subuh Arka dan Mawar kembali melanjutkan tidurnya.

...

Tiba-tiba saja Arka terbangun karena mendengar suara orang muntah, Arka pun meraba ke sampingnya namun Mawar tak berada di sana.

"Mawar?" panggil Arka.

"I-iya Mas." Sahut Mawar.

"Kamu muntah lagi? ya udah ayo kita periksa ke dokter aja." Ucap Arka.

"Gak mau Mas, kamu kan hari ini kerja."

"Ya udah dokternya suruh ke sini." Tegas Arka.

"Hmm, enggak usah. Aku gapapa."

"Kalo gitu aku gak mau pergi kerja, kamu kan di rumah sendirian dengan kondisi kamu yang kaya gini."

"Mass, kamu kan baru aktif lagi masuk kerjanya meskipun kamu bos di perusahaan itu kamu juga harus tetep disiplin ngasih contoh ke bawahan kamu." Ucap Mawar.

"Ya tapi kamu lagi sakit gini, nanti kalo kamu kenapa-kenapa aku bisa habis sama mama, kamu kan menantu kesayangan dia. Malah kayanya mama lebih sayang sama kamu." Sindir Arka.

Mawar tersenyum. "Mas Arka apaan sih kok ngomongnya gitu, ya udah aku ikut ke kantor Mas aja ya."

"Serius mau ikut?"

"Hmm, tapi nanti aku nunggu dimana?"

"Tenang aja, di ruangan aku lengkap kok fasilitasnya. Ada kamar juga kamu bisa rebahan disana, biasanya kalo aku lembur dan gak keburu pulang aku tidur di sana." Ucap Arka.

"Hmm ya udah ayo."

***

Arka membukakan pintu untuk Mawar, semua mata tertuju pada mereka terutama Mawar.

Karyawan berbisik satu sama lain, entah apa yang mereka bicarakan.

"Pagi, Pak. Pagi Bu." Ucap mereka.

Arka hanya tersenyum dingin begitu juga dengan Mawar.

Sesampainya di ruangan Arka menunjukan kamarnya.

"Ini kamar buat aku istirahat, kamu bisa nunggu aku disini." Ucap Arka.

Mawar menuntun matanya ke setiap sudut ruangan itu, kamar itu lengkap dengan lemari, kulkas, Ac bahkan pakaian Arka.

"Mas stok makanan juga disini?" tanya Mawar membuka lemari es itu.

"Iyaa, aku sering minta karyawan aku buat isi kalo udah abis."

"Hmm." Mawar hanya menganggukan kepalanya.

"Ya udah aku kerja dulu. Kamu rebahan aja." Ucap Arka.

"Iya Mas, semangat ya."

***

Jam istirahat Arka menghampiri Mawar yang sedang tertidur pulas.

"Baru juga mau diajak ngobrol." Gerutu Arka.

Arka pun melanjutkan pekerjaannya daripada ia bengong sendirian.

Selang beberapa menit terdengar suara Mawar yang muntah kembali Arka pun segera menghampirinya.

"Kamu kenapa sih ya udah pulanh kerja kita ke dokter gak ada penolakan." Tegas Arka.

"Gak mau Mas, aku mau tidur lagi badan aku lemes." Balas Mawar.

"Ya udah aku kerja lagi."

***

Jam 16:00 Arka sudah menyelesaikan semua pekerjaannya hari ini, ia tak sengaja melihat kalender dan mengingat hari ini adalah 2 bulan pernikahannya dengan Mawar.

'2 bulan yang lalu aku sangat menolak pernikahan ini, namun lambat laun aku mulai menikmatinya apalagi Mawar begitu baik dan membuat aku sangat nyaman.' Batin Arka.

Arka pun berniat untuk membelikan Mawar sesuatu namun ia bingung harus memberi apa sebagai hadiah 2 bulan pernikahannya.

"Mas? udah selesai?" tegur Mawar.

"Udah, baru bangun?" tanya Arka.

"Hmm, enggak. Udah dari tadi kok cuma males keluar aja apalagi aku takut kamu keganggu."

"Ya udah ayo balik."

"Ayo Mas."

"Oiya kamu kuat jalan gak?" tanya Arka.

"Kenapa emang Mas?"

"Aku mau ajak kamu ke suatu tempat."

"Kemana?"

"Ya udah aku tanya kamu kuat enggak?"

"Hmm, kuat kok Mas."

**

Sepanjang perjalanan Mawar tak banyak tanya karena ia takut Arka kesal.

Setelah hampir satu jam akhirnya mereka sampai ke sebuah Toko berlian.

"Mas kita ngapain kesini?"

"Ya udah ayo turun aja." Ucap Arka.

Arka menggenggam tangan Mawar dengan mesra.

"Mas Arka?" bisik Mawar lembut.

Mawar merasa aneh dengan sikap Arka karena jarang sekali ia bersikap manis seperti ini.

"Sekarang kamu pilih mana aja yang kamu mau." Ucap Arka menunjukan perhiasan berlian itu.

"Mas, maksud kamu apa?" ucap Mawar kebingungan.

"Ya kamu pilih mana yang kamu mau, aku bebasin."

"Mas aja yang pilih, apa pun yang Mas pilih aku pasti suka." Ujar Mawar.

Arka pun memilih sebuah kalung yang gantungannya berbentuk Love.

"Kamu suka?" tanya Arka.

"Suka Mas."

"Ya udah ini aja."

***

Sesampainya di rumah Arka mengajak Mawar ke taman namun Mawar menolaknya.

"Nanti aja deh Mas, aku belum masak buat buka puasa."

"Kita tinggal go food aja, kamu gak boleh cape-cape kan lagi gak enak badan."

"Hm, ya udah Mas. Udah jam 5 kamu pesen aja sekarang."

"Iyaa." Ucap Arka.

Sesampainya di taman Arka mengambil kalung itu dan memasangkannya di leher Mawar.

"Makasih ya Mas." Ucap Mawar.

"Sama-sama."

Karena gengsi yang tingkat tinggi Arka tak mau mengaku bahwa kalung itu hadiah 2 bulan pernikahan mereka.

'Kamu seperti cuaca yang berubah-ubah dan aku seperti bumi yang harus siap menerima apa pun cuaca yang akan datang.' Batin Mawar.

*****

Setelah go food datang Mawar menyiapkan semuanya untuk Arka, namun Arka tak tinggal diam ia pun membantunya.

"Pak Ceo ngapain pegang-pegang piring? gak takut jatuh?" sindir Mawar.

"Eh kamu tuh jangan remehin suami kamu dosa tahu."

Mawar tertawa mendengar ucapan suaminya itu.

Terpopuler

Comments

Tanti Riski

Tanti Riski

molai ada calon debat...

2021-08-07

0

Clarisa Willy

Clarisa Willy

sampsi sini q baru inget belum komen sama sekali
ceritamu seru thor
semangat up selanjutnya

2021-07-01

2

Luh Somenasih

Luh Somenasih

hamil tuh Mawarnya...

2021-06-26

1

lihat semua
Episodes
1 Hari paling berat
2 Selamat tinggal dan selamat datang
3 Satu atap berdua
4 Aku bukan barang bekas.
5 Pura-pura baik
6 Keinginan Rita
7 Obat
8 Canggung
9 Telepon pagi.
10 Cuek
11 Perasaan aneh
12 Seperti cuaca yang berubah-ubah
13 Kesedihan Mawar.
14 Kelicikan Sherly
15 Empat mata
16 Seorang Cucu
17 Labuan Bajo
18 Sahur pertama
19 Ngabuburit
20 2 bulan pernikahan
21 Lebaran tiba
22 Bersikap
23 Terharu
24 Tidak istimewa lagi
25 Sherly memberi tahu semuanya
26 Syok
27 USG pertama
28 Siapa Langit sebenarnya?
29 Ancaman Sherly
30 Sabar ada batasnya
31 Luka hati
32 Relung hati
33 Pergi, hilang dan lupakan
34 Down
35 Bertindak
36 Menjadi kuat
37 Pengakuan Fras.
38 Pergi sendiri atau dipaksa
39 Ketika Mawar bangkit
40 Sayembara
41 Hampir
42 Sherly bertemu dengan Mawar
43 Langitku
44 Rencana busuk
45 Arka berpikir
46 Pertemuan setelah 3 bulan
47 Keputusan Mawar
48 Menggugat
49 Bulir-bulir air mata
50 Kesempatan yang habis
51 Arka masuk rumah sakit
52 Ruang operasi
53 Siuman
54 Getaran kecil
55 Perasaan yang sama
56 Masalah tak kunjung usai
57 Saling melukai
58 Buka perban
59 Berubah pikiran
60 Lembaran baru
61 Panggil sayang
62 Cari kebahagiaan kamu sendiri
63 Morning Kiss
64 5 bulan tentara kecil
65 Cemburu
66 Fras berhenti
67 Sekertaris baru
68 Diam seribu bahasa
69 Batal Dinner
70 Sibuk urusan masing-masing
71 Mawar mengetahui semuanya.
72 Kembali Down
73 Penguat
74 Karma itu ada
75 Over thinking
76 Gagal
77 Diujung tanduk
78 Awal kehancuran
79 Kejujuran
80 Pengadilan Agama
81 Sisa rasa
82 Putusan pengadilan
83 Hari Baru
84 naluri
85 Mama Rita
86 See you mama Rita
87 Harta Warisan
88 Membuka hati
89 Hidup terus berjalan
90 Dilema
91 Nilai harga diri
92 Wanita berkelas
93 De Javu
94 Pernikahan Langit
95 Lupakan
96 Tidak utuh kembali
97 Dilema
98 Cemburu
99 Apa masih ada hak?
100 Agresif.
101 Tidak penting
102 Ending
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Hari paling berat
2
Selamat tinggal dan selamat datang
3
Satu atap berdua
4
Aku bukan barang bekas.
5
Pura-pura baik
6
Keinginan Rita
7
Obat
8
Canggung
9
Telepon pagi.
10
Cuek
11
Perasaan aneh
12
Seperti cuaca yang berubah-ubah
13
Kesedihan Mawar.
14
Kelicikan Sherly
15
Empat mata
16
Seorang Cucu
17
Labuan Bajo
18
Sahur pertama
19
Ngabuburit
20
2 bulan pernikahan
21
Lebaran tiba
22
Bersikap
23
Terharu
24
Tidak istimewa lagi
25
Sherly memberi tahu semuanya
26
Syok
27
USG pertama
28
Siapa Langit sebenarnya?
29
Ancaman Sherly
30
Sabar ada batasnya
31
Luka hati
32
Relung hati
33
Pergi, hilang dan lupakan
34
Down
35
Bertindak
36
Menjadi kuat
37
Pengakuan Fras.
38
Pergi sendiri atau dipaksa
39
Ketika Mawar bangkit
40
Sayembara
41
Hampir
42
Sherly bertemu dengan Mawar
43
Langitku
44
Rencana busuk
45
Arka berpikir
46
Pertemuan setelah 3 bulan
47
Keputusan Mawar
48
Menggugat
49
Bulir-bulir air mata
50
Kesempatan yang habis
51
Arka masuk rumah sakit
52
Ruang operasi
53
Siuman
54
Getaran kecil
55
Perasaan yang sama
56
Masalah tak kunjung usai
57
Saling melukai
58
Buka perban
59
Berubah pikiran
60
Lembaran baru
61
Panggil sayang
62
Cari kebahagiaan kamu sendiri
63
Morning Kiss
64
5 bulan tentara kecil
65
Cemburu
66
Fras berhenti
67
Sekertaris baru
68
Diam seribu bahasa
69
Batal Dinner
70
Sibuk urusan masing-masing
71
Mawar mengetahui semuanya.
72
Kembali Down
73
Penguat
74
Karma itu ada
75
Over thinking
76
Gagal
77
Diujung tanduk
78
Awal kehancuran
79
Kejujuran
80
Pengadilan Agama
81
Sisa rasa
82
Putusan pengadilan
83
Hari Baru
84
naluri
85
Mama Rita
86
See you mama Rita
87
Harta Warisan
88
Membuka hati
89
Hidup terus berjalan
90
Dilema
91
Nilai harga diri
92
Wanita berkelas
93
De Javu
94
Pernikahan Langit
95
Lupakan
96
Tidak utuh kembali
97
Dilema
98
Cemburu
99
Apa masih ada hak?
100
Agresif.
101
Tidak penting
102
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!