Kelicikan Sherly

Arka melangkahkan kakinya dengan malas lalu berdiri sejenak di depan pintu rumah Sherly sebelum ia benar-benar mengetuknya.

Namun karena Sherly sudah tahu Arka datang karena melihat mobilnya dari kaca kamarnya langsung keluar dan memeluk Arka dengan erat.

"Mas Arka!!" teriaknya, sambil memeluk Arka dengan begitu erat seolah tak ingin terpisahkan lagi.

Arka berontak dan mencoba melepaskan pelukan Sherly.

"Sher kamu apaan sih? malu kalo dilihat orang." Tegas Arka.

Akhirnya Sherly menuntun Arka ke ruang tamu, seperti biasa rumahnya akan kosong dan hanya akan ada mereka berdua di sana.

Arka duduk dengan malas di sofa ruang tamu, hatinya benar-benar tidak ikhlas berada di ruangan itu apalagi bersama dengan Sherly.

"Hmm, Mas mau minum apa biar aku bikinin?" tanya Sherly.

"Gak perlu, aku kesini cuma mau bicara soal tespek itu." Jawab Arka.

"Iya kenapa Mas? kamu seneng gak mau punya anak dari aku?"

Arka tersenyum kecut mendengar pertanyaan bodoh dari mulut Sherly itu.

"Apa kamu bilang seneng? dari sisi mana aku harus seneng?"

"Kok kamu gitu sih, Mas? bukannya kesini itu bikin aku seneng aku lagi hamil anak kamu loh Mas anak kamu!" tegas Sherly.

"Darimana aku harus percaya kalo anak dalam kandungan kamu itu anak aku? darah daging aku sendiri hah?" bentak Arka.

Sherly terdiam.

"Kenapa kamu diem hah? apa emang bener itu bukan anak aku atau jangan-jangan itu cuma akal-akalan kamu doang biar kita gak putus!" jerit Arka.

"Ini anak kamu Mas anak kamu! aku yakin 100% ini anak kamu!" teriak Sherly.

"Kalo anak ini usianya lebih dari 2 bulan aku percaya itu anak aku, tapi kalo usia anak ini baru 2 atau 3 minggu kamu jangan harap aku akan tanggung jawab, karena udah pasti itu bukan anak aku!" tegas Arka.

"Kamu kenapa sih Mas mau enaknya doang hah! dulu kamu rayu-rayu aku biar aku mau ngasih mahkota paling berharga aku buat kamu! terus sekarang apa? di saat aku mengandung kamu malah meragukan anak ini!!"

"Gak ada yang menjamin selama ini cuma aku yang menyentuh kamu Sherly!" tegas Arka.

Plak.. Satu tamparan keras mendarat di pipi kanan Arka.

"Kamu udah kelewatan Mas!" ucap Sherly dengan tangisnya.

Arka mengusap pipinya yang terasa panas dan sakit.

"Ayo sekarang kita ke dokter, ayo!" bentak Arka menarik tangan Sherly dengan kasar.

"Gak mau Mas aku gak mau!" tolak Sherly.

"Biar semua jelas! aku gak mau hidup dengan bayang-bayang anak ini!" teriak Arka.

"Gak mau, Mas! lepasin tangan aku!" rengek Sherly.

Tiba-tiba saja Sherly kesakitan.

"Aww, aduh Mas perut aku kram Mas." Ucapnya.

Arka pun langsung melepaskan cengkramannya.

"Mas, kamu jangan kasarin aku! aku ini lagi hamil muda, bahaya tahu! sekarang anterin aku ke kamar!" titah Sherly.

"Gak mau, aku mau balik ke rumah." Balas Arka.

"Oke, kalo gitu aku bakal sebar kehamilan aku ini ke media biar nama baik kamu sekeluarga hancur Mas Arka." Ancam Sherly.

Arka berdecak kesal. "Ckk, apa sih mau kamu Sher?"

"Anterin aku ke kamar, aku pengen dimanjain kaya ibu hamil lainnya." Rengek Sherly.

Arka pun dengan terpaksa membawa Sherly ke kamarnya. Sesampainya di kamar Sherly enggan melepaskan pelukannya.

"Hmm, Mas biarin kaya gini sampe aku bobo." Ucapnya manja.

"Aku gak bisa, aku harus pulang." Balas Arka malas.

"Iyaa sampe aku bobo yaa. Kamu elus-elus perut aku yang masih rata ini tapi kan ada anak kamu yang bakal tumbuh disini." Ujar Sherly mengarahkan tangan Arka ke perutnya.

Arka pun menuruti keinginan Sherly, ia belum punya bukti apa-apa tentang anak yang ada di dalam kandungan Sherly. Entah kenapa Arka merasa ini bukan anaknya.

'Mawar lagi apa ya di rumah? apa dia nunggu aku pulang? akhir-akhir ini aku bener-bener kacau, udah beberapa hari kerjaan kantor aku telantarin kasihan juga Fras kewalahan. Cuma Mawar yang bisa bikin aku tenang.' Batin Arka.

Sherly mendongakan kepalanya dan berusaha mencium bibir Arka namun Arka menghindar.

"Ih Mas Arka kenapa sih? aku kan mau cium doang. Aku kangen." Rengek Sherly.

"Apaan sih kamu Sher? udah ya aku mau pulang."

Arka pun meninggalkan Sherly di kamarnya dan tak peduli Sherly berteriak memanggil namanya berkali-kali.

***

Di perjalanan Arka terus memikirkan kehamilan Sherly, ia sangat ingin tahu berapa usia kehamilannya karena sampai sekarang Sherly tak mau memeriksanya ke dokter.

Sesampainya di rumah Arka langsung mencari keberadaan Mawar.

Arka panik karena Mawar tak ada di kamar mereka. Sampai ia berteriak-teriak memanggil Mawar.

"Bi Inah Mawar kemana sih?" tanya Arka pada Inah yang sedang sibuk mencuci piring.

"Tadi sih Non bilangnya mau keluar sebentar." Balas Inah.

"Ish kenapa dia pergi gak bilang sih!" gerutu Arka lalu keluar dari rumahnya.

Baru saja ia sampai di ambang pintu Mawar sudah sampai ke rumah.

Arka langsung berlari kecil menghampiri Mawar. "Darimana sih kamu aku cariin juga?" tanya Arka.

"Aku abis belanja bulanan Mas." Balas Mawar.

"Kan ada Bi Inah, kenapa harus keluar sendiri sih bahaya tahu."

Mawar mengerutkan dahinya. "Jangan berlebihan deh Mas Arka, aku kan cuma keluar sebentar."

Arka salah tingkah dengan ucapan Mawar itu, apa benar ia berlebihan dengan Mawar, tapi Arka sangat takut kehilangan Mawar saat ini.

"Eu, ya kalo ada apa-apa sama kamu nanti aku juga yang dimarahin mama." Balas Arka salah tingkah.

"Ya udah yu masuk." Ajak Mawar.

Arka pun mengikuti langkah kecil Mawar dari belakang.

"Mas udah makan?" tanya Mawar.

"Belum."

"Kok belum makan?"

"Ya kamu gak siapin aku makan." Ucap Arka.

"Ya udah, Mas mau aku bikinin apa?"

"Aku mau nasi goreng pedes banget."

"Oke, aku bikinin dulu ya. Mas mau nunggu disini atau di kamar?"

"Di kamar aja sekalian aku mau ngobrol."

Arka pun pergi ke kamar mereka sedangkan Mawar membuatkan nasi goreng untuk Arka.

"Udah pulang Non?" tanya Inah.

"Udah, Bi."

"Hmm, tapi Den Arka nyari-nyari Non kayanya dia khawatir banget kalo Non gak ada di rumah."

"Masa sih Bi?"

"Iya beneran Non, kayanya Den Arka udah cinta banget sama Non." Goda Inah.

Mawar tersenyum tipis. "Bibi bisa aja, oiya beresin belanjaan aku tadi ya Bi, soalnya aku mau bikin nasi goreng buat Mas Arka."

"Emang Non belanja apa?"

"Belanja bulanan, Bi."

"Ya ampun Non kan ada Bibi kenapa Non yang belanja?"

"Gapapa, Bi. Udah Bini tinggal beresin aja."

"Baik, Non."

**

Setelah beberapa menit akhirnya Mawar selesai dan mengantarkan nasi goreng itu ke kamar.

"Mas ini nasi gorengnya." Ucap Mawar, namun Arka sudah terlelap dengan nyenyak di ranjang mereka.

Tiba-tiba saja tidur Arka menjadi gelisah.

"Mawar, jangan tinggalin aku Mawar." Ucapnya sambil keringat bercucuran diwajahnya, entah apa yang Arka mimpikan sehingga ia bisa mengigau memanggil nama Mawar.

"Mas bangun Mas, aku ada di sini hey." Mawar menepuk-nepuk pipi Arka.

Arka pun langsung terbangun duduk dan mengusap wajahnya.

"Kamu mimpi apa Mas?" tanya Mawar.

"Aku gak mimpi apa-apa." Balas Arka berbohong.

"Hmm, tapi kok kamu manggil-manggil nama aku?" tanya Mawar lagi.

"Apaan sih jangan aneh-aneh deh kamu, mana ada aku manggil-manggil nama kamu."

"Mas kan tidur mana Mas tahu." Ucap Mawar.

"Udah lah, mana nasi goreng aku?"

"Tuh di meja."

Arka pun mengambilnya dan langsung menyantapnya.

**

Terpopuler

Comments

Tanti Riski

Tanti Riski

gengsi...

2021-08-07

0

Puja Kesuma

Puja Kesuma

cinta tp.gengsi

2021-04-30

1

Daryati Daryati

Daryati Daryati

lnjut thur

2021-04-26

1

lihat semua
Episodes
1 Hari paling berat
2 Selamat tinggal dan selamat datang
3 Satu atap berdua
4 Aku bukan barang bekas.
5 Pura-pura baik
6 Keinginan Rita
7 Obat
8 Canggung
9 Telepon pagi.
10 Cuek
11 Perasaan aneh
12 Seperti cuaca yang berubah-ubah
13 Kesedihan Mawar.
14 Kelicikan Sherly
15 Empat mata
16 Seorang Cucu
17 Labuan Bajo
18 Sahur pertama
19 Ngabuburit
20 2 bulan pernikahan
21 Lebaran tiba
22 Bersikap
23 Terharu
24 Tidak istimewa lagi
25 Sherly memberi tahu semuanya
26 Syok
27 USG pertama
28 Siapa Langit sebenarnya?
29 Ancaman Sherly
30 Sabar ada batasnya
31 Luka hati
32 Relung hati
33 Pergi, hilang dan lupakan
34 Down
35 Bertindak
36 Menjadi kuat
37 Pengakuan Fras.
38 Pergi sendiri atau dipaksa
39 Ketika Mawar bangkit
40 Sayembara
41 Hampir
42 Sherly bertemu dengan Mawar
43 Langitku
44 Rencana busuk
45 Arka berpikir
46 Pertemuan setelah 3 bulan
47 Keputusan Mawar
48 Menggugat
49 Bulir-bulir air mata
50 Kesempatan yang habis
51 Arka masuk rumah sakit
52 Ruang operasi
53 Siuman
54 Getaran kecil
55 Perasaan yang sama
56 Masalah tak kunjung usai
57 Saling melukai
58 Buka perban
59 Berubah pikiran
60 Lembaran baru
61 Panggil sayang
62 Cari kebahagiaan kamu sendiri
63 Morning Kiss
64 5 bulan tentara kecil
65 Cemburu
66 Fras berhenti
67 Sekertaris baru
68 Diam seribu bahasa
69 Batal Dinner
70 Sibuk urusan masing-masing
71 Mawar mengetahui semuanya.
72 Kembali Down
73 Penguat
74 Karma itu ada
75 Over thinking
76 Gagal
77 Diujung tanduk
78 Awal kehancuran
79 Kejujuran
80 Pengadilan Agama
81 Sisa rasa
82 Putusan pengadilan
83 Hari Baru
84 naluri
85 Mama Rita
86 See you mama Rita
87 Harta Warisan
88 Membuka hati
89 Hidup terus berjalan
90 Dilema
91 Nilai harga diri
92 Wanita berkelas
93 De Javu
94 Pernikahan Langit
95 Lupakan
96 Tidak utuh kembali
97 Dilema
98 Cemburu
99 Apa masih ada hak?
100 Agresif.
101 Tidak penting
102 Ending
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Hari paling berat
2
Selamat tinggal dan selamat datang
3
Satu atap berdua
4
Aku bukan barang bekas.
5
Pura-pura baik
6
Keinginan Rita
7
Obat
8
Canggung
9
Telepon pagi.
10
Cuek
11
Perasaan aneh
12
Seperti cuaca yang berubah-ubah
13
Kesedihan Mawar.
14
Kelicikan Sherly
15
Empat mata
16
Seorang Cucu
17
Labuan Bajo
18
Sahur pertama
19
Ngabuburit
20
2 bulan pernikahan
21
Lebaran tiba
22
Bersikap
23
Terharu
24
Tidak istimewa lagi
25
Sherly memberi tahu semuanya
26
Syok
27
USG pertama
28
Siapa Langit sebenarnya?
29
Ancaman Sherly
30
Sabar ada batasnya
31
Luka hati
32
Relung hati
33
Pergi, hilang dan lupakan
34
Down
35
Bertindak
36
Menjadi kuat
37
Pengakuan Fras.
38
Pergi sendiri atau dipaksa
39
Ketika Mawar bangkit
40
Sayembara
41
Hampir
42
Sherly bertemu dengan Mawar
43
Langitku
44
Rencana busuk
45
Arka berpikir
46
Pertemuan setelah 3 bulan
47
Keputusan Mawar
48
Menggugat
49
Bulir-bulir air mata
50
Kesempatan yang habis
51
Arka masuk rumah sakit
52
Ruang operasi
53
Siuman
54
Getaran kecil
55
Perasaan yang sama
56
Masalah tak kunjung usai
57
Saling melukai
58
Buka perban
59
Berubah pikiran
60
Lembaran baru
61
Panggil sayang
62
Cari kebahagiaan kamu sendiri
63
Morning Kiss
64
5 bulan tentara kecil
65
Cemburu
66
Fras berhenti
67
Sekertaris baru
68
Diam seribu bahasa
69
Batal Dinner
70
Sibuk urusan masing-masing
71
Mawar mengetahui semuanya.
72
Kembali Down
73
Penguat
74
Karma itu ada
75
Over thinking
76
Gagal
77
Diujung tanduk
78
Awal kehancuran
79
Kejujuran
80
Pengadilan Agama
81
Sisa rasa
82
Putusan pengadilan
83
Hari Baru
84
naluri
85
Mama Rita
86
See you mama Rita
87
Harta Warisan
88
Membuka hati
89
Hidup terus berjalan
90
Dilema
91
Nilai harga diri
92
Wanita berkelas
93
De Javu
94
Pernikahan Langit
95
Lupakan
96
Tidak utuh kembali
97
Dilema
98
Cemburu
99
Apa masih ada hak?
100
Agresif.
101
Tidak penting
102
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!