Telepon pagi.

Mawar terbangun karena berdengar panggilan telepon berkali-kali. Ia mengucek kedua matanya mencari keberadaan ponsel itu.

Muncul di layar kaca nama "Kekasihku." Panggilan dan pesan puluhan kali dari kontak itu.

"Kekasihku?" batin Mawar.

Dengan ragu Mawar menjawab panggilan itu.

"Mas, kamu kemana aja sih katanya mau ke rumah aku! pokoknya pagi ini kamu langsung ke rumah aku gak usah kerja!" omel Serly di sebrang sana.

Mawar membangunkan Arka. "Mas, bangun pacar kamu nelepon."

Dengan mata yang masih tertutup Arka mengambil ponselnya.

"Hm, ada apa Serly?" ucap Arka dengan suara yang parau khas orang bangun tidur.

"Hah apa kamu manggil aku nama! biasanya juga kamu panggil aku sayang!" teriak Serly.

Arka berdecak kesal. "Iya, mau kamu apa Sayang?"

"Aku mau kamu kesini cepetan! aku kangen sama kamu!" pinta Serly.

"Gak bisa lah nanti aja ya pulang kerja, hari ini aku ada rapat penting."

"Oh gitu ya sekarang kamu sibuk banget dan lebih mentingin pekerjaan kamu itu!" omel Serly.

"Tau lah, Mas! terserah!" Serly mematikan sambungan teleponnya.

Dengan cuek Mawar meninggalkan Arka yang masih tiduran di ranjang.

"Mau kemana?" tanya Arka.

"Mau mandi terus bantuin bi Inah masak." Jawab Mawar.

"Hm."

***

Mawar sedang sibuk menyiapkan makanan untuk sarapan pagi. Tiba-tiba saja Arka berteriak dari lantai atas memanggil namanya.

Dengan buru-buru Mawar menghampirinya. "Ada apa sih Mas teriak-teriak?" tanya Mawar.

"Kamu gimana sih enggak siapin baju aku?" ucap Arka.

"Ya udah bentar." Mawar memilihkan jas berwarna coklat muda untuk Arka. "Nih pake yang ini."

Arka dengan kasar merebut jasnya dan memakainya.

"Baju kamu kurang rapi, Mas." Dengan sentuhan lembutnya Mawar merapikan jas Arka. Kini wajah mereka hanya berjarak 5 cm.

Tinggi badan Mawar dan Arka memang tidak jauh berbeda, Arka memiliki tinggi 175 sedangkan Mawar 160.

Entah mendapat dorongan darimana Arka semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Mawar.

"Udah selesai, Mas." Ucap Mawar menghentikan Arka.

'Ah sial! ngapain sih aku!' batin Arka.

"Thanks." Ucap Arka simpel.

"Aku tunggu di meja makan, Mas. Semuanya udah siap kok."

"Kenapa gak bareng aja?" tanya Arka.

Mawar tersenyum. "Oke."

"Kenapa kamu gak marah tadi Serly telepon aku pagi-pagi?" tanya Arka.

"Buat apa marah? gak ada untungnya juga buat aku." Balas Mawar.

Arka terdiam sejenak. "Oh ya udah ayo turun."

***

Setelah selesai sarapan Arka pun hendak berangkat bekerja.

"Arka berangkat kerja dulu, Mah." Tutur Arka beranjak dari duduknya.

"Kamu gimana sih? malah izin ke Mamah, izin ke istri kamu lah." Protes Rita.

"Aku berangkat dulu." Ucap Arka pada Mawar.

"Iya, Mas. Kamu hati-hati." Balas Mawar.

"Ih kalian gimana sih, gak ada romantisnya sama sekali. Harusnya istri cium tangan suami, suami cium kening istri." Tutur Rita.

Arka berdecak kesal, lalu mengulurkan tangannya pada Mawar, dengan sigap Mawar menciumnya.

"Ayo Arka cium kening Mawar." Ucap Rita.

Dengan sekilas Arka mencium kening Mawar.

"Udah ya Mah, Arka berangkat takut telat." Ujar Arka lalu melenggang dari ruang makan.

****

Arka baru saja sampai di kantor Serly sudah menghubunginya lagi, dengan terpaksa Arka mematikan ponselnya.

***

Sepulang dari kantor Arka langsung meluncur ke rumah Serly.

"Sayang, aku di depan." Teriak Arka di depan pintu rumah Serly.

Serly yang berada di ruang tengah langsung berlari menghampiri Arka.

"Sayang!!" teriak Serly langsung memeluk tubuh Arka.

"Udah ya jangan marah lagi, aku kan udah ada di sini." Ucap Arka memeluk erat tubuh Serly.

Serly melepaskan pelukannya lalu menarik Arka menuju kamarnya, Serly menghempaskan tubuh Arka ke ranjang.

Lalu tanpa basa-basi ia langsung duduk di pangkuannya.

"Mas, aku kangen banget sama kamu." Serly berbicara dengan nada yang menggoda.

Arka memejamkan kedua matanya, merasakan di bawah sana mulai terasa sesak.

"Kamu jangan menggoda aku." Ucap Arka.

"Kenapa, Mas? bukannya kamu suka ya kalo aku lagi di posisi kaya gini heuh?" tutur Serly.

"Aku, eu aku ... "

Tiba-tiba saja dering telepon menghentikan ucapannya, Arka melihat layar ponselnya.

"Mawar?" batinnya.

Tangan Serly mulai menyentuh bagian-bagian sensitif tubuh Arka.

"Hallo Mawar ada apa?" tanya Arka.

"Kamu di mana sih, Mas? Mamah marah-marah di rumah karena kamu jam segini belum pulang." Ucap Mawar di seberang sana.

Serly merebut ponsel itu dari tangan Arka.

"Malam ini Mas Arka enggak pulang dulu ya, byeee." Ucap Serly menutup teleponnya.

"Kamu apa-apain sih!" protes Arka beranjak dari tempat tidur.

"Loh kan kamu mau nginep di sini."

"Aku ke sini cuma mau ketemu sama kamu bukan mau nginep." Jelas Arka.

"Kamu kenapa sih Mas? bukannya udah biasa ya kita tidur bareng, kamu nginep di sini?" ucap Serly.

"Sekarang aku itu udah menikah, apalagi aku tinggal sama Mamah mana mungkin aku berani gak pulang kaya dulu."

"Kamu takut banget sih sama istri kamu itu!" seru Serly.

"Aku bukan takut sama Mawar, aku cuma gak mau Mamah tahu soal kita yang masih diam-diam menjalani hubungan."

"Kenapa Mas? kenapa kalo Mamah kamu tahu soal kita? bukannya itu bagus buat hubungan kita kedepannya!"

"Aku di ancam Mamah, kalo sampai aku macem-macem Mamah gak bakalan kasih semua harta warisannya buat aku." Tutur Arka.

Serly tersenyum kecut. "Oh, jadi kamu lebih mentingin harta daripada hubungan kita?"

"Maksud kamu apa sih? emang kalo aku pilih kamu sedangkan aku gak punya apa-apa kita mau makan apa heuh?"

Serly terdiam sejenak. 'Iya juga sih, aku gak mau hidup susah.' Batinnya.

"Udah lah aku mau pulang." Arka meninggalkan Serly di kamarnya.

"Mas Arka!" teriak Serly.

Serly berusaha menahan Arka agar tidak pulang.

"Kalo Mas pulang hubungan kita selesai!" teriak Serly.

Arka berhenti melangkahkan kakinya mendengar pernyataan itu, ia membalikan badannya tanpa mendekati Serly.

"Oh, oke. Kalo itu mau kamu sekarang kita selesai!" bentak Arka.

Arka pun akhirnya pergi.

"Mas Arka! lihat aja nanti kamu bakalan bertekuk lutut sama aku dan keluarga kamu akan hancur!" ucap Serly menahan tangisnya.

****

Jam 21:00 Arka sampai ke rumah, ketika ia membuka pintu rumah terlihat Rita yang sedang berdiri menunggunya.

"Mamah?" ucap Arka ragu.

"Darimana aja kamu jam segini baru pulang?" tanya Rita dengan mata sinisnya.

"Eu, itu Mah, aku tadi ada acara sama temen."

Rita menyipitkan matanya menatap tajam anaknya itu.

"Temen? apa temen?" tanya Rita dengan nada yang di tekan.

"Temen kok Mah." Balas Arka berusaha menutupi gusarnya.

"Kamu ini gimana sih Arka? inget loh kamu itu sudah beristri gak sepantasnya kamu pulang jam segini, udah bukan waktunya lagi kamu main-main, nongkrong sama temen kamu. Inget, ada istri yang nungguin kamu pulang." Ujar Rita.

"Iya Mah, Arka minta maaf."

"Gak perlu, kamu harusnya minta maaf sama Mawar bukan sama Mama." Tegas Rita.

"Ya udah kalo gitu Arka ke kamar dulu mau nyamperin Mawar."

Rita mengangguk seraya menyetujui ucapan Arka, sedangkan Arka pergi menuju kamarnya.

***

Terlihat Mawar yang sedang menonton Tv di kamar sambil memakan cemilan.

Saat melihat Arka masuk, Mawar tak menyapanya sama sekali.

"'Dia kok santai banget sih aku baru pulang juga gak khawatir sedikit pun gitu?' batin Arka.

"Ka-kamu belum tidur?" tanya Arka gugup.

"Kok nanya sih? udah jelas aku lagi nonton Tv." Ucap Mawar judes.

'Sial! sial! sial! beraninya dia cuekin aku padahal aku udah turunin gengsi buat nanya dia duluan.' Batin Arka.

"Kamu marah?" tanya Arka.

Mawar menatap Arka dengan ribuan kata di dalam pikirannya.

"Marah atau enggaknya aku peduli apa kamu Mas?" ujar Mawar.

Arka terdiam mendengar kata-kata itu.

Terpopuler

Comments

Merry Dara Santika

Merry Dara Santika

Emang enak d bls jutex lgi. Mkanya arka jangan jutex2

2021-08-12

0

Tanti Riski

Tanti Riski

rasain kamu arka

2021-08-07

0

Daryati Daryati

Daryati Daryati

lnjut

2021-04-26

2

lihat semua
Episodes
1 Hari paling berat
2 Selamat tinggal dan selamat datang
3 Satu atap berdua
4 Aku bukan barang bekas.
5 Pura-pura baik
6 Keinginan Rita
7 Obat
8 Canggung
9 Telepon pagi.
10 Cuek
11 Perasaan aneh
12 Seperti cuaca yang berubah-ubah
13 Kesedihan Mawar.
14 Kelicikan Sherly
15 Empat mata
16 Seorang Cucu
17 Labuan Bajo
18 Sahur pertama
19 Ngabuburit
20 2 bulan pernikahan
21 Lebaran tiba
22 Bersikap
23 Terharu
24 Tidak istimewa lagi
25 Sherly memberi tahu semuanya
26 Syok
27 USG pertama
28 Siapa Langit sebenarnya?
29 Ancaman Sherly
30 Sabar ada batasnya
31 Luka hati
32 Relung hati
33 Pergi, hilang dan lupakan
34 Down
35 Bertindak
36 Menjadi kuat
37 Pengakuan Fras.
38 Pergi sendiri atau dipaksa
39 Ketika Mawar bangkit
40 Sayembara
41 Hampir
42 Sherly bertemu dengan Mawar
43 Langitku
44 Rencana busuk
45 Arka berpikir
46 Pertemuan setelah 3 bulan
47 Keputusan Mawar
48 Menggugat
49 Bulir-bulir air mata
50 Kesempatan yang habis
51 Arka masuk rumah sakit
52 Ruang operasi
53 Siuman
54 Getaran kecil
55 Perasaan yang sama
56 Masalah tak kunjung usai
57 Saling melukai
58 Buka perban
59 Berubah pikiran
60 Lembaran baru
61 Panggil sayang
62 Cari kebahagiaan kamu sendiri
63 Morning Kiss
64 5 bulan tentara kecil
65 Cemburu
66 Fras berhenti
67 Sekertaris baru
68 Diam seribu bahasa
69 Batal Dinner
70 Sibuk urusan masing-masing
71 Mawar mengetahui semuanya.
72 Kembali Down
73 Penguat
74 Karma itu ada
75 Over thinking
76 Gagal
77 Diujung tanduk
78 Awal kehancuran
79 Kejujuran
80 Pengadilan Agama
81 Sisa rasa
82 Putusan pengadilan
83 Hari Baru
84 naluri
85 Mama Rita
86 See you mama Rita
87 Harta Warisan
88 Membuka hati
89 Hidup terus berjalan
90 Dilema
91 Nilai harga diri
92 Wanita berkelas
93 De Javu
94 Pernikahan Langit
95 Lupakan
96 Tidak utuh kembali
97 Dilema
98 Cemburu
99 Apa masih ada hak?
100 Agresif.
101 Tidak penting
102 Ending
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Hari paling berat
2
Selamat tinggal dan selamat datang
3
Satu atap berdua
4
Aku bukan barang bekas.
5
Pura-pura baik
6
Keinginan Rita
7
Obat
8
Canggung
9
Telepon pagi.
10
Cuek
11
Perasaan aneh
12
Seperti cuaca yang berubah-ubah
13
Kesedihan Mawar.
14
Kelicikan Sherly
15
Empat mata
16
Seorang Cucu
17
Labuan Bajo
18
Sahur pertama
19
Ngabuburit
20
2 bulan pernikahan
21
Lebaran tiba
22
Bersikap
23
Terharu
24
Tidak istimewa lagi
25
Sherly memberi tahu semuanya
26
Syok
27
USG pertama
28
Siapa Langit sebenarnya?
29
Ancaman Sherly
30
Sabar ada batasnya
31
Luka hati
32
Relung hati
33
Pergi, hilang dan lupakan
34
Down
35
Bertindak
36
Menjadi kuat
37
Pengakuan Fras.
38
Pergi sendiri atau dipaksa
39
Ketika Mawar bangkit
40
Sayembara
41
Hampir
42
Sherly bertemu dengan Mawar
43
Langitku
44
Rencana busuk
45
Arka berpikir
46
Pertemuan setelah 3 bulan
47
Keputusan Mawar
48
Menggugat
49
Bulir-bulir air mata
50
Kesempatan yang habis
51
Arka masuk rumah sakit
52
Ruang operasi
53
Siuman
54
Getaran kecil
55
Perasaan yang sama
56
Masalah tak kunjung usai
57
Saling melukai
58
Buka perban
59
Berubah pikiran
60
Lembaran baru
61
Panggil sayang
62
Cari kebahagiaan kamu sendiri
63
Morning Kiss
64
5 bulan tentara kecil
65
Cemburu
66
Fras berhenti
67
Sekertaris baru
68
Diam seribu bahasa
69
Batal Dinner
70
Sibuk urusan masing-masing
71
Mawar mengetahui semuanya.
72
Kembali Down
73
Penguat
74
Karma itu ada
75
Over thinking
76
Gagal
77
Diujung tanduk
78
Awal kehancuran
79
Kejujuran
80
Pengadilan Agama
81
Sisa rasa
82
Putusan pengadilan
83
Hari Baru
84
naluri
85
Mama Rita
86
See you mama Rita
87
Harta Warisan
88
Membuka hati
89
Hidup terus berjalan
90
Dilema
91
Nilai harga diri
92
Wanita berkelas
93
De Javu
94
Pernikahan Langit
95
Lupakan
96
Tidak utuh kembali
97
Dilema
98
Cemburu
99
Apa masih ada hak?
100
Agresif.
101
Tidak penting
102
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!