Aku bukan barang bekas.

Arka membanting pintu kamar dengan kasar. "Kamu apa-apaan sih mas?" tegur Mawar.

Tak menjawab Arka merebahkan tubuhnya disamping Mawar. Mawar mencium aroma alkohol dari Arka.

"Kamu mabuk mas?" tanya Mawar. Arka tak menjawab sama sekali pertanyaan dari istrinya itu kepalanya sangat pusing.

Mawar beranjak duduk dari tidurnya, ia memelut lututnya. "Mas Arka sangat beda dengan mas Dika. Mas Dika gak pernah mabuk begini," batin Mawar.

Malam ini pertama kali nya Mawar akan tidur seranjang dengan Arka. Mawar berusaha memejamkan matanya tetapi sangat sulit, pikirannya terus membayangkan wajah Dika.

Mawar sungguh merindukan laki-laki lembut itu, caranya bicara, tersenyum, caranya marah. Semuanya Mawar rindukan.

***

Keesokan harinya Mawar berbangun, Mawar mendapati sebuah tangan kekar sedang memeluknya.

Mawar langsung beranjak dari ranjang lalu keluar dari kamar itu, ia benar-benar belum terbiasa dengan Arka.

Disisi lain Arka baru saja membuka kedua matanya, kepalanya sangat pusing efek alkohol semalam.

"Mawar? kamu dimana?" panggil Arka yang masih tiduran di ranjang.

Mawar yang sedang memasak sama sekali tak mendengar panggilan dari Arka.

"Kemana sih dia, baru beberapa hari jadi istri aja udah kelihatan gak becus!" sarkas Arka.

"Kamu ngapain sih di sini? aku panggil juga gak nyaut!" bentak Arka pada Mawar yang sedang memasak.

"Ngapain? mas gak lihat aku lagi ngapain?" ucap Mawar dingin

"Emang pantes ya seorang istri ngomong kaya gitu sama suaminya?" celetuk Arka dengan nada menyindir.

"Emang pantes juga seorang suami udah punya istri tapi masih pacaran?" balas sindiran Mawar.

Ia mendekati Arka

"Bukan urusan kamu," tutur Arka dengan nada sedikit ditekan.

Lihat adikmu mas Dika, dia sama sekali tidak menghargai aku sebagai istrinya. Batin Mawar.

"Oh oke terserah, aku males debat mas masih pagi." Ujar Mawar melanjutkan kegiatannya.

"Barang bekas aja belagu!" celetuk Arka.

Deg.. Hati Mawar seolah tersayat-sayat pisau. Mulut Arka memang pedas.

"Maksud kamu apa mas?" tutur Mawar membalikan badannya ke arah Arka.

"Kamu lupa? kamu itu cuma bekas mas Dika, jadi enggak usah belagu."

Mulut Mawar berusaha tersenyum tetapi matanya tak bisa si bohongi, ucapan Arka sangat menyakiti hatinya.

"Satu hal lagi, kalo bukan karena mama aku gak sudi nikah sama cewe kampungan kaya kamu!"

"Dan kalo bukan karena mas Dika aku juga gak mau nikah sama kamu mas!" sarkas Mawar.

Mawar bukan wanita yang lemah, pasrah ketika di sakiti.

"Kamu lihat aja, kalo semua harta mama udah ditangan aku kamu itu gak berarti sama sekali." Tutur Arka.

"Aku gak peduli mas, gak peduli!" seru Mawar, kali ini hatinya hancur sekali mendengar semua ucapan Arka.

Seperti jatuh tertimpa tangga pula, ai harus kehilangan suami yang ia cintai lalu menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak menghargainya.

Sakit ini begitu berlipat-lipat mas Dika, aku harus kehilangan kamu dan hidup bersama mas Arka yang sama sekali tidak menghargai aku." Batin Mawar.

Arka dengan angkuhnya pergi meninggalkan Mawar yang sedang menahan air matanya jatuh, Mawar tidak mau di cap wanita lemah oleh Arka ia harus membuktikan bahwa ia adalah sosok wanita yang kuat dan tegar.

***

Arka menuruni anak tangga satu per satu, lalu memandangi punggung Mawar yang sedang sibuk menyapu.

"Mas gak mau sarapan dulu?" tanya Mawar.

Arka merasa heran dengan Mawar, bisa-bisanya ia tidak marah dengan perkataannya tadi.

"Enggak aku makan di kantor aja," balas Arka dingin.

Sebenarnya siapa yang tidak akan sakit hati di sebut bekas? tapi Mawar harus menahan semuanya.

"Yaudah kamu hati-hati mas."

Arka sama sekali tak menjawab perhatian dari istrinya itu, ia melenggang begitu saja.

***

Berita kematian Dika dan pernikahan Arka menyeruak ke media, setiap kali keluar Arka selalu wanti-wanti karena wartawan selalu mengincarnya.

Arka sangat malas harus menjelaskan ini dan itu ke media, karena ini semua juga bukan keinginannya.

"Pagi mas Arka," ucap Serly pada Arka yang sedang sibuk dengan layar kacanya.

"Pagi sayang," balas Arka dingin.

"Hm, aku kangen mas." Ucap Serly lalu tanpa permisi duduk dipangkuan Arka.

"Iya sayang, aku juga kangen banget sama kamu," balas Arka lalu memeluk Serly yang berada di pangkuannya.

"Mas malam ini kamu tidur dirumah aku ya?" ucap Serly.

Arka berpikir sejenak. "Iya sayang, aku juga udah lama gak kerumah kamu."

Arka dan Serly sudah terbiasa tidur seranjang, bahkan melakukan hubungan suami dan istri.

Serly sama sekali tidak takut hamil karena ia selalu meminum obat kontrasepsi dan Serly juga yakin sekali akan di nikahi oleh Arka.

[Hari ini aku gak pulang, jangan tunggu aku pulang.] Pesan singkat Arka untuk Mawar.

Dirumah Serly memang selalu sepi karena orang tuanya berada di luar negeri, Serly berpacaran dengan Arka sebenarnya ada niat terselubung.

Ia di tugaskan oleh ayahnya untuk menghancurkan keluarga Dewantara karena dahulu sudah membuat bisnis ayahnya bangkrut akibat bersaing dengan perusahaan Dewantara.

"Mas kamu sering-sering ke rumah aku ya, aku itu kesepian biasanya juga kamu sering nginep dirumah. Sekarang jadi jarang, apalagi semenjak kamu nikah." Tutur Serly.

"Maaf pak ada berkas yang harus bapak tanda tangani," tutur Fras membuka pintu. Ia terkejut melihat Arka dan Serly yang sedang bermesraan.

"Ma-maaf pak saya permisi," ucap Fras menutup pintunya kembali.

Itu kan Fras, dia kerja sama mas Arka? gawat ini gak bisa di biarin. Batin Serly beranjak dari pangkuan Arka.

"Kenapa sayang kok wajah kamu mendadak pucat gitu?" tanya Arka.

"E-enggak sayang, aku cuma malu aja."

"Yaudah kamu duduk di sofa aja, tungguin aku selesai terus kita pulang ke rumah kamu."

Serly pun menuruti ucapan dari Arka. Jantungnya benar-benar mau copot melihat Fras.

Fras adalah orang kepercayaan Rita, makannya ia masih tetap menjadi sekertaris meskipun bukan bersama Dika.

****

Rita mengetuk pintu rumah Mawar berkali-kali.

"Iya sebentar," tutur Mawar lalu membuka pintu.

"Mama? mama sendirian?" tanya Mawar.

"Iya Mawar, mama kesini mau ajak Mawar sama Arka tinggal sama mama. Soalnya mama kesepian dirumah."

Mawar canggung dengan ucapan Rita tersebut.

"Kamu mau kan Mawar? sekalian mama awasin sikap Arka ke kamu," tutur Rita lagi.

"A-aku sih terserah mas Arka aja ma."

"Kamu tenang aja, Arka pasti nurut sama mama."

"Yaudah ma ayo masuk dulu,"

Mawar menuntun Rita keruang tamu. Rita melihat setiap sudut rumah itu, semunya tertata rapi dan bersih.

"Mama mau minum apa biar aku bikinin ma?"

"Air putih aja Mawar,"

"Yaudah mama tunggu bentar,"

....

Terpopuler

Comments

Tanti Riski

Tanti Riski

semangat thor...

2021-08-07

0

Fatma Kodja

Fatma Kodja

pasti dika sudah tahu kalau Serly bukanlah perempuan baik" makanya Dika menyuruh Arka menikah sama mawar

2021-07-29

0

Wulan Dari

Wulan Dari

msh nyimak...semangat thoorr...

2021-07-18

1

lihat semua
Episodes
1 Hari paling berat
2 Selamat tinggal dan selamat datang
3 Satu atap berdua
4 Aku bukan barang bekas.
5 Pura-pura baik
6 Keinginan Rita
7 Obat
8 Canggung
9 Telepon pagi.
10 Cuek
11 Perasaan aneh
12 Seperti cuaca yang berubah-ubah
13 Kesedihan Mawar.
14 Kelicikan Sherly
15 Empat mata
16 Seorang Cucu
17 Labuan Bajo
18 Sahur pertama
19 Ngabuburit
20 2 bulan pernikahan
21 Lebaran tiba
22 Bersikap
23 Terharu
24 Tidak istimewa lagi
25 Sherly memberi tahu semuanya
26 Syok
27 USG pertama
28 Siapa Langit sebenarnya?
29 Ancaman Sherly
30 Sabar ada batasnya
31 Luka hati
32 Relung hati
33 Pergi, hilang dan lupakan
34 Down
35 Bertindak
36 Menjadi kuat
37 Pengakuan Fras.
38 Pergi sendiri atau dipaksa
39 Ketika Mawar bangkit
40 Sayembara
41 Hampir
42 Sherly bertemu dengan Mawar
43 Langitku
44 Rencana busuk
45 Arka berpikir
46 Pertemuan setelah 3 bulan
47 Keputusan Mawar
48 Menggugat
49 Bulir-bulir air mata
50 Kesempatan yang habis
51 Arka masuk rumah sakit
52 Ruang operasi
53 Siuman
54 Getaran kecil
55 Perasaan yang sama
56 Masalah tak kunjung usai
57 Saling melukai
58 Buka perban
59 Berubah pikiran
60 Lembaran baru
61 Panggil sayang
62 Cari kebahagiaan kamu sendiri
63 Morning Kiss
64 5 bulan tentara kecil
65 Cemburu
66 Fras berhenti
67 Sekertaris baru
68 Diam seribu bahasa
69 Batal Dinner
70 Sibuk urusan masing-masing
71 Mawar mengetahui semuanya.
72 Kembali Down
73 Penguat
74 Karma itu ada
75 Over thinking
76 Gagal
77 Diujung tanduk
78 Awal kehancuran
79 Kejujuran
80 Pengadilan Agama
81 Sisa rasa
82 Putusan pengadilan
83 Hari Baru
84 naluri
85 Mama Rita
86 See you mama Rita
87 Harta Warisan
88 Membuka hati
89 Hidup terus berjalan
90 Dilema
91 Nilai harga diri
92 Wanita berkelas
93 De Javu
94 Pernikahan Langit
95 Lupakan
96 Tidak utuh kembali
97 Dilema
98 Cemburu
99 Apa masih ada hak?
100 Agresif.
101 Tidak penting
102 Ending
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Hari paling berat
2
Selamat tinggal dan selamat datang
3
Satu atap berdua
4
Aku bukan barang bekas.
5
Pura-pura baik
6
Keinginan Rita
7
Obat
8
Canggung
9
Telepon pagi.
10
Cuek
11
Perasaan aneh
12
Seperti cuaca yang berubah-ubah
13
Kesedihan Mawar.
14
Kelicikan Sherly
15
Empat mata
16
Seorang Cucu
17
Labuan Bajo
18
Sahur pertama
19
Ngabuburit
20
2 bulan pernikahan
21
Lebaran tiba
22
Bersikap
23
Terharu
24
Tidak istimewa lagi
25
Sherly memberi tahu semuanya
26
Syok
27
USG pertama
28
Siapa Langit sebenarnya?
29
Ancaman Sherly
30
Sabar ada batasnya
31
Luka hati
32
Relung hati
33
Pergi, hilang dan lupakan
34
Down
35
Bertindak
36
Menjadi kuat
37
Pengakuan Fras.
38
Pergi sendiri atau dipaksa
39
Ketika Mawar bangkit
40
Sayembara
41
Hampir
42
Sherly bertemu dengan Mawar
43
Langitku
44
Rencana busuk
45
Arka berpikir
46
Pertemuan setelah 3 bulan
47
Keputusan Mawar
48
Menggugat
49
Bulir-bulir air mata
50
Kesempatan yang habis
51
Arka masuk rumah sakit
52
Ruang operasi
53
Siuman
54
Getaran kecil
55
Perasaan yang sama
56
Masalah tak kunjung usai
57
Saling melukai
58
Buka perban
59
Berubah pikiran
60
Lembaran baru
61
Panggil sayang
62
Cari kebahagiaan kamu sendiri
63
Morning Kiss
64
5 bulan tentara kecil
65
Cemburu
66
Fras berhenti
67
Sekertaris baru
68
Diam seribu bahasa
69
Batal Dinner
70
Sibuk urusan masing-masing
71
Mawar mengetahui semuanya.
72
Kembali Down
73
Penguat
74
Karma itu ada
75
Over thinking
76
Gagal
77
Diujung tanduk
78
Awal kehancuran
79
Kejujuran
80
Pengadilan Agama
81
Sisa rasa
82
Putusan pengadilan
83
Hari Baru
84
naluri
85
Mama Rita
86
See you mama Rita
87
Harta Warisan
88
Membuka hati
89
Hidup terus berjalan
90
Dilema
91
Nilai harga diri
92
Wanita berkelas
93
De Javu
94
Pernikahan Langit
95
Lupakan
96
Tidak utuh kembali
97
Dilema
98
Cemburu
99
Apa masih ada hak?
100
Agresif.
101
Tidak penting
102
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!