Empat mata

Di saat Arka sedang lahap makan tiba-tiba saja Mawar menanyakan sesuatu.

"Tadi kamu ke rumah Sherly ya, Mas?" tanya Mawar.

"Kamu kenapa sih aku lagi makan malah bahas dia, bisa gak nanti tunggu aku selesai makan dulu, heran aku sama kamu." Ucap Arka lalu menghentikan makannya dan menaruh sisa nasi goreng itu di meja.

"Maaf, Mas. Ya udah kamu lanjutin dulu makannya." Ujar Mawar menyesal.

"Udah gak mood." Balas Arka lalu meninggalkan Mawar di kamar sendirian.

"Mas Arka mau kemana?" teriak Mawar.

Mawar pun berusaha mengejar Arka.

"Mas, maafin aku. Kamu mau kemana sih?" tanya Mawar berusaha mengejar langkah Arka.

Tiba-tiba saja kakinya tersandung dan Mawar terjatuh dari tangga hingga tak sadarkan diri.

Arka yang hendak membuka pintu dengan teriak histeris melihat Mawar sudah tak sadarkan diri.

"Mawar!!" teriak Arka lalu berlari menghampiri Mawar yang sudah tergeletak di lantai.

"Mawar, bangun Mawar." Ujar Arka panik.

"Astagfirullah, Den ada apa ini?" tanya Inah.

"Mawar jatuh Bi dari atas."

"Ya Allah, Den kok bisa?"

"Ceritanya panjang, Bi. Sekarang aku mau bawa Mawar ke rumah sakit. Bibi jangan bilang sama Mama tentang kejadian ini, tolong ya Bi." Ujar Arka dengan paniknya.

"Ba-baik Den, baik."

Arka pun segera membawa Mawar ke dalam mobilnya untuk membawanya ke rumah sakit.

***

Sesampainya di rumah sakit Mawar langsung di tangani oleh dokter.

"Lagi-lagi karena kebodohan aku Mawar celaka!" gerutu Arka prustasi.

Tak lama dokter pun keluar dari ruangan Mawar.

"Gimana Dok keadaan istri saya? apa dia baik-baik aja?" tanya Arka.

"Kondisi pasien baik-baik saja, hanya ada beberapa luka memar di tubuhnya. Sebaiknya pasien di rawat sampai keadaannya benar-benar pulih."

"Beneran, Dok? istri saya gapapa? apa sekarang dia udah sadar?"

"Bapak tidak usah khawatir, saya jamin istri Bapak baik-baik saja. Bapak bisa cek sendiri keadaannya saya permisi."

"Terimakasih, Dok."

Arka pun langsung bergegas menemui Mawar.

Terlihat beberapa memar di tangan dan dahi Mawar.

"Maafin aku kalo aku selalu mengedepankan emosi." Ucap Arka memegang erat tangan Mawar yang masih belum sadarkan diri.

'Hal sepele selalu aku buat rumit sama kamu, Mawar. Aku nyesel aku bodoh.' Batin Arka

Tiba-tiba saja ponsel Arka berdering.

"Fras?" gerutunya.

"Hallo, Pak. Selamat sore." Ucap Fras diseberang sana.

"Iya ada apa Fras?"

"Saya harap besok Bapak ke kantor dan bekerja seperti biasa karena jadwal pekerjaan sangat padat Pak saya gak bisa handle semuanya sendirian, saya kewalahan selama beberapa hari ini." Ujar Fras.

"Baik, Fras. Saya minta maaf kalo saya kurang profesional dalam bekerja."

"Tidak apa-apa, Pak. Saya mengerti mungkin Bapak punya urusan lain di luar kantor, kalo begitu saja tutup dulu teleponnya, maaf sudah mengganggu waktu Bapak."

"Iya, terimakasih Fras."

Fras pun mematikan sambungan teleponnya.

***

Sudah pukul 19:00 Mawar terbangun dan melihat Arka berada disampingnya tertidur dengan posisi duduk.

"Mas Arka?" ucap Mawar lemah.

Mawar tak berani membangunkan suaminya itu, ia lebih baik diam dan memandangi wajah tampannya.

"Kok aku pengen pipis sih, mana susah lagi." Gerutu Mawar. Ia pun berusaha berdiri dan mendorong selang infusannya sendirian, namun Arka terbangun.

"Mawar, mau kemana kamu?" tanya Arka langsung berdiri memapah Mawar.

"A-aku mau pipis Mas." Jawab Mawar gugup.

"Kenapa gak bangunin aku sih?"

"Aku gak tega Mas kan lagi tidur."

"Udah ayo aku bantuin."

Arka pun memapah Mawar sampai ke kamar kecil.

"Bisa sendiri?" tanya Arka.

"Bisa Mas."

"Ya udah aku tunggu di luar."

Setelah beberapa menit akhirnya Mawar selesai dan dibantu Arka untuk kembali ke tempat tidur.

"Mawar?"

"Iya Mas kenapa?"

"Aku, aku minta maaf."

"Gapapa kok Mas, ini semua bukan salah kamu."

"Bukan salah aku gimana sih, jelas-jelas kamu jatoh itu karena ngejar aku."

"Iya, cuma aku nya aja yang kurang hati-hati jalannya."

"Kamu gak marah?"

"Enggak Mas, buat apa aku marah?"

Tiba-tiba saja suara perut Mawar terdengar keroncongan.

"Kamu laper?" tanya Arka.

"Iya, laper banget Mas."

"Ya udah makan dulu tadi perawat udah naro makanan."

"Hm, aku gak mau makanan rumah sakit Mas."

"Terus maunya apa? kamu harus makan makanan yang sehat dulu."

"Mau nasi padang."

"Jangan aneh-aneh, udah makan aja ini."

"Ya udah tapi pulang dari sini aku mau nasi padang ya Mas."

"Iya, iya apa pun itu." Balas Arka.

Arka pun menyuapi Mawar dengan penuh kasih sayang.

'Mas Arka, kalo lagi baik gini aku malah ngerasa Mas Dika hidup lagi.' Batin Mawar.

"Besok aku kerja, gapapa kan ditinggal sendirian?"

"Gapapa kok Mas."

"Nanti aku suruh perawat khusus buat jagain dan temenin kamu."

"Gak usah berlebihan Mas. Aku gapapa kok."

"Ya udah pulang kerja aku langsung kesini."

"Makasih, Mas."

***

Keesokan harinya Arka sudah tak berada di ruang VVIP itu lagi, rupanya ia sudah berangkat ke kantor pagi-pagi.

Mawar terbangun dan mendapati sebuah buket bunga dan secarik surat.

Aku ke kantor dulu, kamu jaga diri baik-baik. Maafin aku ya.

Itu lah pesan singkat yang diberikan oleh Arka untuk istrinya itu.

"Mas Arka? tumben banget sweet gini." Gerutu Mawar.

Dokter pun datang memeriksa keadaan Mawar.

"Kondisi ibu sudah stabil, habis botol infusan ini ibu boleh pulang ya." Ucap dokter.

"Alhamdulilah, makasih ya Dok."

"Sama-sama, Bu kalo gitu saya permisi."

"Aku pulang sama siapa kalo gini? Mas Arka kan kerja." Gerutu Mawar.

Karena semua biaya sudah diurus oleh Arka, Mawar hanya tinggal pulang dan mengambil obatnya.

Setelah selang infusannya dilepas Mawar dengan hati-hati berjalan sendirian.

"Mau saya carikan taksi Bu?" tanya perawat yang diamanahi Arka untuk menjaga Mawar.

"Hm, boleh sus."

Perawat itu pun membawakan kursi roda untuk Mawar.

"Ayo, Bu silakan." Ucapnya.

"Terimakasih." Balas Mawar.

"Saya gak nyangka loh, Bu. Ibu ini istri dari pengusaha terkenal dan kaya." Ujar Perawat itu.

"Hm, biasa aja sus." Balas Mawar.

"Ibu ini beruntung banget punya suami yang sayang dan perhatian."

"Iya alhamdulilah sus," Mawar selalu menjawab dengan santai.

***

Setelah mendapatkan taksi akhirnya Mawar menuju pulang ke rumah, ia tak sempat mengabari Arka karena tak membawa ponsel.

Sesampainya di rumah Mawar langsung di rawat oleh Inah.

"Non, kalo mau apa-apa bilang ya sama Bibi."

"Iya, Bi. Makasih ya."

Inah pun keluar setelah membawa Mawar ke kamarnya. Sedangkan Mawar langsung mengabari Arka bahwa ia sudah pulang.

"Hallo, Mas?"

"Hallo Mawar ada apa?"

"Mas aku udah di rumah, kamu langsung pulang aja ya."

"Hah? kamu, kamu pulang sama siapa?"

"Sendirian, Mas."

"Keterlaluan sih, kamu tuh ya aku udah bilang jangan suka sendirian."

"Iya, maafin aku ya."

"Ya udah tunggu aku pulang."

Arka langsung mematikan teleponnya tanpa menunggu Mawar menjawab ucapannya itu.

Terpopuler

Comments

Tanti Riski

Tanti Riski

semangat terus thor...

2021-08-07

0

Daryati Daryati

Daryati Daryati

lanjut ...

2021-04-26

1

lihat semua
Episodes
1 Hari paling berat
2 Selamat tinggal dan selamat datang
3 Satu atap berdua
4 Aku bukan barang bekas.
5 Pura-pura baik
6 Keinginan Rita
7 Obat
8 Canggung
9 Telepon pagi.
10 Cuek
11 Perasaan aneh
12 Seperti cuaca yang berubah-ubah
13 Kesedihan Mawar.
14 Kelicikan Sherly
15 Empat mata
16 Seorang Cucu
17 Labuan Bajo
18 Sahur pertama
19 Ngabuburit
20 2 bulan pernikahan
21 Lebaran tiba
22 Bersikap
23 Terharu
24 Tidak istimewa lagi
25 Sherly memberi tahu semuanya
26 Syok
27 USG pertama
28 Siapa Langit sebenarnya?
29 Ancaman Sherly
30 Sabar ada batasnya
31 Luka hati
32 Relung hati
33 Pergi, hilang dan lupakan
34 Down
35 Bertindak
36 Menjadi kuat
37 Pengakuan Fras.
38 Pergi sendiri atau dipaksa
39 Ketika Mawar bangkit
40 Sayembara
41 Hampir
42 Sherly bertemu dengan Mawar
43 Langitku
44 Rencana busuk
45 Arka berpikir
46 Pertemuan setelah 3 bulan
47 Keputusan Mawar
48 Menggugat
49 Bulir-bulir air mata
50 Kesempatan yang habis
51 Arka masuk rumah sakit
52 Ruang operasi
53 Siuman
54 Getaran kecil
55 Perasaan yang sama
56 Masalah tak kunjung usai
57 Saling melukai
58 Buka perban
59 Berubah pikiran
60 Lembaran baru
61 Panggil sayang
62 Cari kebahagiaan kamu sendiri
63 Morning Kiss
64 5 bulan tentara kecil
65 Cemburu
66 Fras berhenti
67 Sekertaris baru
68 Diam seribu bahasa
69 Batal Dinner
70 Sibuk urusan masing-masing
71 Mawar mengetahui semuanya.
72 Kembali Down
73 Penguat
74 Karma itu ada
75 Over thinking
76 Gagal
77 Diujung tanduk
78 Awal kehancuran
79 Kejujuran
80 Pengadilan Agama
81 Sisa rasa
82 Putusan pengadilan
83 Hari Baru
84 naluri
85 Mama Rita
86 See you mama Rita
87 Harta Warisan
88 Membuka hati
89 Hidup terus berjalan
90 Dilema
91 Nilai harga diri
92 Wanita berkelas
93 De Javu
94 Pernikahan Langit
95 Lupakan
96 Tidak utuh kembali
97 Dilema
98 Cemburu
99 Apa masih ada hak?
100 Agresif.
101 Tidak penting
102 Ending
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Hari paling berat
2
Selamat tinggal dan selamat datang
3
Satu atap berdua
4
Aku bukan barang bekas.
5
Pura-pura baik
6
Keinginan Rita
7
Obat
8
Canggung
9
Telepon pagi.
10
Cuek
11
Perasaan aneh
12
Seperti cuaca yang berubah-ubah
13
Kesedihan Mawar.
14
Kelicikan Sherly
15
Empat mata
16
Seorang Cucu
17
Labuan Bajo
18
Sahur pertama
19
Ngabuburit
20
2 bulan pernikahan
21
Lebaran tiba
22
Bersikap
23
Terharu
24
Tidak istimewa lagi
25
Sherly memberi tahu semuanya
26
Syok
27
USG pertama
28
Siapa Langit sebenarnya?
29
Ancaman Sherly
30
Sabar ada batasnya
31
Luka hati
32
Relung hati
33
Pergi, hilang dan lupakan
34
Down
35
Bertindak
36
Menjadi kuat
37
Pengakuan Fras.
38
Pergi sendiri atau dipaksa
39
Ketika Mawar bangkit
40
Sayembara
41
Hampir
42
Sherly bertemu dengan Mawar
43
Langitku
44
Rencana busuk
45
Arka berpikir
46
Pertemuan setelah 3 bulan
47
Keputusan Mawar
48
Menggugat
49
Bulir-bulir air mata
50
Kesempatan yang habis
51
Arka masuk rumah sakit
52
Ruang operasi
53
Siuman
54
Getaran kecil
55
Perasaan yang sama
56
Masalah tak kunjung usai
57
Saling melukai
58
Buka perban
59
Berubah pikiran
60
Lembaran baru
61
Panggil sayang
62
Cari kebahagiaan kamu sendiri
63
Morning Kiss
64
5 bulan tentara kecil
65
Cemburu
66
Fras berhenti
67
Sekertaris baru
68
Diam seribu bahasa
69
Batal Dinner
70
Sibuk urusan masing-masing
71
Mawar mengetahui semuanya.
72
Kembali Down
73
Penguat
74
Karma itu ada
75
Over thinking
76
Gagal
77
Diujung tanduk
78
Awal kehancuran
79
Kejujuran
80
Pengadilan Agama
81
Sisa rasa
82
Putusan pengadilan
83
Hari Baru
84
naluri
85
Mama Rita
86
See you mama Rita
87
Harta Warisan
88
Membuka hati
89
Hidup terus berjalan
90
Dilema
91
Nilai harga diri
92
Wanita berkelas
93
De Javu
94
Pernikahan Langit
95
Lupakan
96
Tidak utuh kembali
97
Dilema
98
Cemburu
99
Apa masih ada hak?
100
Agresif.
101
Tidak penting
102
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!