Lama Hening akhirnya Pak Joko angkat bicara.
"Hilya,,, apakah kebahagiaan Omira adalah nomor satu untukmu nak?!" Tanyak Pak Joko to the point.
Eh,,,Hilya terperangah.
"Tentu saja Pak, Omira adalah segalanya bagi Hilya" ucapnya masih tidak mengerti dengan pertanyaan dari Pak Joko.
"Apakah bapak sama ibu ini kamu anggap sebagai orang tua kamu?" tanya Pak Joko lagi.
Tentu saja Pak, bu!!
Hilya cuma punya kalian, kenapa bertanya sperti itu?" Hilya mulai parau.
"Bapak hanya memastikan saja posisi bapak disini, agar bapak bisa memutuskan semuanya.
Agar bapak mengerti dimana posisi bapak, apakah kamu bisa menghormati keputusan bapak atau tidak sebagai orangtua kamu Hilya!!!" Pak Joko mulai menekankan.
"Tentu saja Bapak sama ibu berharga buat Hilya. Ada apa sebenarnya Pak, bu??!!"
"Jangan buat Hilya menduga - duga, jangan memojokan Hilya, seolah Hilya sudah tidak menghargai ibu sama Bapak."
"Maafin Hilya kalau beberapa hari ini sudah merepotkan dan menyusahkan ibu dan Bapak"
Hilya masih berkaca - kaca disamping Bu Mirna yang terus mengelus punggungnya.
"Hilya,,,,!!!"
"Kamu percaya sama Bapak dan ibu kan?!"
"Untuk sekali ini saja ijinkan kami menjadi orang tua yang sesungguhnya, ijinkan Bapak dan ibu menikahkan kamu sebagai tanggung jawab kami" Pinta Pak Joko parau.
Deg,,,,
Luruh sudah airmata itu tak bisa di bendung lagi. Hilya terpaku menatap Pak Joko dan beralih ke bu Mirna. Sungguh ini adalah permintaan yang sulit untuk Hilya penuhi.
Hilya memcoba mengemukakan isi hatinya.
"Pak,,, bu!!!"
"Apapun yang terjadi nanti, Hilya enggak akan melupakan kalian dalam hidup Hilya."
"Tapi bu,,,!!" Suaranya tercekat.
Hilya mencoba peruntungan dengan menatap bu Mirna, sejenak dia lupa bahwa disitu juga ada Zhafir dan Pak Bagas.
Turutilah Hilya, anggap ini permintaan terakhir dari ibu dan bapak. Ibu mau cucu ibu punya keluarga yang utuh, merasakan indahnya punya seorang ayah yang bisa menjaganya yang selama ini tidak bisa dia dapatkan seperti anak - anak lainnya."
"Ibu mohon, jangan tolak permintaan ini!!"
"Ibu mohon Hilya" bu Mirna mengecup tangan Hilya dengar derai airmata.
Bu,,,,!!!
Hilya terdiam, bingung harus berkata apa.
Hick hick hick tangis Hilya menyesak.
"Hilya takut bu!!!!"
"Hilya wanita kotor dan hina, takkan ada yang mau menerima Hilya setulus hati jika,,,, jika mereka tau status Hilya bu."
"Hilya mengandung secara tidak terhormat, Omira lahir tanpa status, Hilya takut semua ini akan jadi bomerang untuk Hilya suatu saat nanti. Hilya takut Omira diperlakukan secara tidak adil nantinya." Papar Hilya pilu dan sesegukan. Semua begitu terenyuh dengan kata - kata Hilya.
Betapa malang kehidupanmu Hilya, tapi percayalah aku akan menebus segala dukamu menjadi bahagia, batin Zhafir.
Zhafir berdiri dari duduknya, perlahan mendekat ke hadapan Hilya sambil menggendong Omira yang sudah mulai mengantuk dan berkata hal yang mengejutkan untuk Hilya. Dia berjongkong , ditatapnya Hilya.
"Aku menerimamu dan Omira setulus hati, maka menikahlah denganku, kita besarkan Omira bersama - sama" tegas Zhafir membuat Hilya menegadahkan kepalanya seketika.
Tu - tuan Zhafir!!!
Hilya menatap nanar pria dihadapannya itu.
"Jangan libatkan rasa kasian dalam sebuah hubungan tuan Zhafir,,,!!"
Akhirnya tidak akan baik, rumah tangga itu pondasinya adalah cinta, kepercayaan dan kejujuran. Dan diantara kita tidak sedekat itu.
Hilya masih tetap pada pendiriannnya.
Zhafir menghapus airmata Hilya dengan lembut.
"Cinta akan tumbuh dengan sedirinya Hilya, seiring berjalannya waktu, kita bisa saling menghargai, memahami dan saling menjaga." cuma itu yang bisa Zhafir jelaskan pada Hilya.
Zhafir, memberikan Omira kepada Hilya lalu bangkit berdiri.
Tuan!!! panggil Hilya kepada Zhafir yang sudah duduk kembali di sofa.
"Tidak perlu dibahas lagi Hilya, percayakan semuanya kepada bapak dan Ibu. Kami tidak akan menyerahkanmu kepada orang yang salah."
"Terimalah nak,,,, tuan Zhafir adalah orang yang paling tepat untukmu"
"Ijinkan orang tua ini, melakukan tugas akhirnya sebelum tiada" perkataan Pak Joko begitu menohok di hati Hilya.
"Pak,,,, jangan berkata seperti itu!!"
Lama Hilya terdiam dan menunduk, lalu menghirup nafas dalam dan menhembuskan kasar.
"Baiklah,,,, Hilya pasrahkan semuanya kepada bapak dan ibu."
"Tunaikanlah kewajiban bapak dan ibu sebagai orang tua Hilya".
Gimana ni,,,, melow gak di part ini?!
Moga kalian suka dan dukung author terus ya?!!
Xera
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Aditya Rizky
lanjut thur😭😭😭
2021-03-09
2
Xera
terima kasih temen temen setiaku. dukung author terus
2021-03-09
0
riya
seru, semoga Hilya bisa menerima permintaan kedua orangtua nya yaa
2021-03-08
3