"Saya akan berusaha menjawabnya dokter!" ucap Hilya berusaha tegar.
"Baiklah, yang pertama ingin saya tanyakan,
Sudah berapa lama Omira sering mengamuk tidak terkontrol dan susah di diamkan?" Tanya dokter Nita.
" Omira seperti ini sudah dari seminggu yang lalu, dia terus menagis dan mengamuk. Napsu makannya juga berkurang serta sering geram sendiri ketika sedang bermain lalu menangis.
Biasanya tidak seperti itu.
"Ehm,,, apakah sakit Omira serius dokter?!" tanya Hilya khawatir.
Dokter Nita tidak menjawab, dia hanya menghela nafas dan kembali bertanya.
"Dimana papanya berada?! Apakah saat ini rumah tangga ibu sedang dalam masalah?!"
"Ehm,, maaf kalau saya lancang, tapi saya harus tau karena ini berhubungan dengan mental anak anda"
Deg,,,,
"Mental!!" batin Hilya.
"Su - suami,,,,,, sa - ya,,,,,", Hilya terbata, namun satu suara mengangetkan ketiga orang tersebut termasuk bu Mirna yang masih mendengarkan.
"Maaf saya terlambat dokter, saya baru pulang dari luar kota!!" ya itu adalah suara Zhafir.
Hilya masih tidak bergeming dari keterkejutannya atas kedatangan Zhafir yang tiba - tiba.
Flashback on
Saat melihat Pak Joko yang sudah keluar dari mobilnya, Zhafir bergegas keluar dan mengikuti gerak gerik Pak Joko sedikit berjarak.
Zhafir ingin tau apa yang terjadi dengan Omira, tapi dia masih belum siap untuk bertemu dengan Hilya dan yang lainnya.
Langkah Pak joko terhenti di salah satu ruang perawatan setelah tadi bu Mirna memberitahunya melalui telephon, tepat saat bersamaan dokter dan Hilya mengikuti dokter Nita keruangannya.
Sebelum mengikuti Hilya, bu Mirna berpesan kepada Pak Joko untuk menjaga Omira sebentar.
☘️☘️☘️☘️
Hilya dan bu Mirna masuk keruangan Dokter Nita, tapi mereka tidak sadar bahwa Zhafir sedang mengikuti mereka.
Saat mendengar percakapan antara Dokter Nita dan Hilya dari balik pintu yang sedikit terbuka, Zhafir merasa terkejut dengan sakit yang dialami Omira. Karena pertanyaan dokter membuat Hilya makin tersudut, mau tidak mau Zhafir harus masuk keruangan itu demi menyelamatkan nama baik Hilya. Karena Zhafir tau pasti Hilya gelagapan.
Zhafir masuk tanpa mengetuk pintu dahulu, mungkin dia kelupaan.
"Maaf saya terlambat dokter, saya baru pulang dari luar kota!!" ya itu adalah suara Zhafir.
Flash back off
🍂
🍂
🍂
"Ah anda lupa mengetuk pintu pak?!" ucap dokter Nita.
Tampan sekali suaminya. Tuhan memang baik sekali pada mereka, suami tampan istri cantik anaknya imut batin dokter Nita.
"Ah ya maaf dokter!!"
"Saya terburu - buru tadi setelah mendapat kabar ini. Perkenalkan saya Zhafir, Zhafir Diraya" ucap Zhafir penuh penekanan pada kata Diraya sambil menatap Hilya.
Deg,,,, deg,,,,, deg,,,
Hilya mulai berkeringat dingin mendengar kata "Diraya", seakan mengingatkannya pada sosok kejam yang telah menciptakan petaka dalam hidupnya. Tapi dia mencoba berfikiran tenang, hanya kebetulan nama belakang saja yang sama.
Zhafir tau itu dan dia berusaha setenangnya, mungkin saja sehabis ini Hilya akan mencekiknya.
Sementara bu Mirna juga tak kalah terkejutnya melihat kemunculan Zhafir yang tiba - tiba tapi dia tidak mau makin memperumit keadaan, nanti setelah ini akan dia tanyakan saja kepada Hilya.
"Baiklah karena orang tua Omira sudah lengkap, saya bisa menjelaskan dengan gamblang tentang Omira"
"Begini bapak dan ibu, saya tidak tau apa permasalahan yang sedang kalian hadapi tapi setidaknya ketika terjadi permasalahan sebaiknya jangan libatkan hati anak, jangan biar kan dia menerima dampak buruk dari keegoisan orang tua." jelas dokter Nita.
"Maksud dokter bagaimana, bisa lebih detail lagi" tanya Zhafir.
"Begini Pak Zhafir, Omira mengalami depresi, tekananan Mental dimana anak itu merasa diabaikan, kehilangan perhatian serta merindukan sosok orang yang sangat disayanginya. Sama halnya saat ini Omira yang selalu menyebut "papa" ketika dia menangis."
Omira berada pada fase dimana dia sudah bisa memahami arti kehilangan, maka dari itu dia sering mengamuk, emosi tidak stabil, nafsu makan menurun dan berakhir pada kesehatan yang terganggu.
Saya harap kalian faham sebagai orang tua, kalau Omira butuh perhatian dari kalian berdua.
Kalau saran saya, coba untuk lebih mendekatkan diri kepada Omira, mengajaknya bermain, berbicara, karena perhatian tulus dari kedua orang tua akan menciptakan karakter baik bagi anak tapi akan sebaliknya jika dia merasa diabaikan" papar dokter Nita.
Zhafir yang mendengar itu sedikit paham apa yang sedang dialami Omira, gadis itu merindukan dirinya yang dianggapnya sebagai ayahnya.
Hilyapun sama halnya yang merasa tidak mampu memberikan yang terbaik untuk anaknya padahal dia sudah berusaha keras tapi dia hanya seorang wanita biasa.
Dukung author terus ya readers, kencengin vote nya, like dan komen. Thank you.
Xera
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Xera
iy kakakq...
2021-02-25
0
mety
lanjut.. semakin menarik
2021-02-25
0