Melihat Hilya yang memaksa Omira untuk lepas dari Zhafir, membuat Zhafir menggeram.
"Apa yang kau lakukan Hilya?!"
"Kau membuatnya semakin menangis!!"
"Biar aku mengantarnya hingga kedalam, ada yang salah jika aku masuk?!" ucap Zhafir dengan penuh intimidasi.
Hilya semakin takut kepada Zhafir, jemari tangannya saling meremas, dia terlihat semakin gugup.
Zhafir yang melihat tingkah Hilya semakin di buat penasaran.
"Tidak perlu takut jika aku akan berbuat macam - macam, setelah Omira tidur aku akan pulang."
"Cepatlah masuk, jika kau tidak ingin ada yang melihat kita seperti ini!!" ucap Zhafir lagi dengan suara rendah dan dingin.
Hilya tidak punya pilihan, apa yang dikatakan Zhafir benar. Dia segera masuk diikuti Zhafir dari belakang kemudian menutup pintunya.
"Dimana kamar kalian?!" tanya Zhafir menatao Hilya.
Ka - kamar?! un - tuk apa kekamar?!
Hilya makin gugup saja.
"Tentu saja menidurkan Omira, apa kau ingin aku menggendongnya sepanjang malam?!" Zhafir mulai habis kesabaran dengan sikap Hilya yang ketakutan tidak jelas.
Hilya pun menujuk kelantai dua, sebenarnya bukan Zhafir tidak tau dimana letak kamarnya, dia hanya berbasa - basi saja agar Hilya tidak curiga. Ya tentu saja dia tau karena ruko itu adalah miliknya 😊.
Zhafir menaiki tangga menuju lantai dua sedangkan Hilya membuatkan susu terlebih dahulu untuk Omira sebelum tidur.
Di lantai atas terdapat satu buah kamar bercat peach dengan ukuran standar 4 x 4 dengan satu buah kamar mandi didalam. Satu buah kasur sprimbed lantai dan satu buah lemari sedang 3 pintu, satu buah meja rias. Ada ruang lebar selain kamar yang di sulap oleh Hilya sebagai tempat santai dan bermain untuk Omira, juga ada tv berukuran 32 inci.
"Wanita yang sederhana" gumamnya.
Dia merebahkan Omira di kasur dengan lembut.
"Ayo anak papa, sudah waktunya tidur" ucapnya pelan memandang sendu Omira, balita itu menurut.
"Sehebat inikah pengaruhku terhadapmu Omira? kau benar - benar menginginkan seorang papa anak manis?"
"Ah,,, andai aku benar - benar papamu pasti menyenangkan ada yang menungguku pulang tapi itu tidak mungkin karena aku tidak pernah menyentuh wanita manapun" ucap pelan Zhafir.
Hilya yang tak sengaja mendengar ucapan Zhafir tertegun sejenak mendengar penuturan Zhafir.
"Cucu, Omi au num cucu" ucap Omira setengah sadar dengan tangan yang masih memegang tangan Zhafir yang rebahan di sampingnya.
Hilya langsung tersadar, melangkah didepan pintu namun dia takut masuk. Bingung harus berucap apa, kenapa Zhafir belum juga keluar dari kamarnya.
"Tu - tuan, saya rasa Omira sudah bisa ditinggal, saya akan mengatasinya. Jika dia minum susu dia pasti akan langsung tertidur" ucap Hilya ragu - ragu menatap Zhafir.
"Zhafir menatap Hilya tajam seolah merasa terusir oleh perkataan Hilya.
Apa kau tidak lihat dia sedang memegangiku dengan erat?!"
Berikan susunya, biar aku saja yang memberikannya pada Omira, kalau kau risih pergi saja keluar kamar!" ucap dingin Zhafir.
Hilya pun hanya bisa diam dan memberikan botol susu itu kepada Zhafir. Sungguh hatinya merasa sangat risih dan canggung.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️
15 menit berlalu, Omira sudah tertidur sambil mengenyut kompengnya dipelukan Zhafir.
Dia mengangkat pelan kepala balita itu dan memindahkannya dengan posisi sedikit kedekat dinding agar tudak terjatuh.
Dia terdiam sejenak memandangi gadis kecil itu, " Biasanya aku tak perduli dengan hal sekececil apapun tentang orang lain, tapi entah kenapa denganmu aku merasa sangat terikat" batinnya berkata.
Dia berdiri perlahan, keluar dari kamar. Didapatinya Hilya masih menunggunya dengan resah di sofa.
Zhafir merasakan kakinya sedikit mendenyut karena posisi menidurkan Omira tadi menghimpit kakinya yang keseleo.
Dia berjalan kesofa dan duduk, membuat Hilya terlonjak kaget bergeser mundur.
"Tu - tuan, kau mau apa?!" ucap Hilya panik.
"Kenapa kau sepanik itu Hilya?!"
" Kau masih takut padaku?!" tanya Zhafir lagi dan Hilyapun mengangguk.
"Ha ha ha,,,, Astaga!!!"
"Apa aku sebegitu menyeramkan Hilya?!"
"Aku tidak habis fikir denganmu"
"Kakiku sakit sekali Hilya, rasanya mendenyut, terhimpit ketika menidurkan Omira tadi."
"Bisa kau bantu aku mengurutnya!? ini sungguh tidak nyaman, entah aku bisa berjalan pulang atau tidak" ucap tanpa dosa membuat Hilya makin panik.
Hai - hai kak,,, dudkung author terus ya???!
Jangan lupa kencengin votenya,,,,,
Xera
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Tri Widayanti
Modus nih si Zhafir😀
pengen buru buru lihat mereka bucin dah
2021-06-08
0
Aditya Rizky
lanjut lg thur suka ceritanya..anak siapa omira thur apa mungkin anak zafir..aku harap sih begitu...
2021-02-19
1
Xera
makasih kk udah suka sama cerita xera😆
2021-02-19
0