Sudah seminggu lamanya Zhafir mendatangi pusara kakaknya Zachary Diraya, setiap pagi dia kemakan itu untuk merenung dan bercerita banyak pada pusara itu. Apa yang harus dia lakukan untuk kisah cintanya yang bahkan belum dimulai. Ya dia menyadari, ada ketertarikan didalam hatinya kepada Hilya, Ibu beranak satu yang cantik.
Kita tidak tau kapan dan dimana cinta itu datang dengan siapa. Tapi cinta pada pandangan pertama itu nyata ada, itu yang dirasakan oleh Zhafir saat pertama kali bertemu dengan Hilya. Walau mencoba menepisnya dengan menganggap itu adalah sebuah kekaguman saja karena Hilya begitu cantik tapi tak menampik hati Zhafir sedikit bergetar di buatnya.
Bayang - bayang Hilya selalu terbayang difikirannya, ditambah dengan adanya Omira yang mengingatkannya akan sosok yang paling dirindukannya.
"Kakak,,,, ini kah yang kau tinggalkan untuk diriku?!"
"Taukah kau, aku jatuh cinta kepada wanita yang telah kau rusak!!"
"Dan kau tau??! wanita itu melahirkan seorang anak."
"Pantas saja matanya begitu indah, mata yang sangat aku rindukan. Mata seorang Zachary Diraya"
"Apakah kau juga yang menuntunku untuk menemukannya?"
"Kau tau, anakmu itu memanggilku papa, kata yang seharusnya tersemat untukmu."
"Kau tau, dia begitu manis dan menggemaskan, kurasa kaupun akan bahagia bila mengetahui ada mahluk imut yang mewakili dirimu."
" Kau ingin aku menggantikan dirimu bertanggung jawab untuk mereka berdua?! Lalu bagaimana jika dia tidak menerimaku, bagaimana bila dia membenciku karena aku adalah adikmu?!"
"Sungguh aku takut membayangkannya. Untuk pertama kalinya aku tertarik pada seorang wanita, dan untuk pertama kalinya aku menerima pahitnya kenyataan bahwa kita mencintai wanita yang sama."
🍂
🍂
🍂
Siang itu Zhafir sampai di bandung, dari kejauhan dipandanginya toko Hilya dari balik mobil sedan hitamnya. Sedan kelas mewah yang mencapai harga fantastis.
Berharap Hilya dan Omira menampakan dirinya di depan toko agar bisa mengobatin sedikit rasa rindunya.
Dia masih takut menghadapi kenyataan, belum bisa menerima semua dengan logikanya. Hatinya masih bimbang tapi rindu. Mungkin dengan melihat dari kejauhan saja bisa mengobatin sedikit rindu untuknya.
Setengah jam berlalu, keadaan masih sama yang dinanti belum menampakkan wajahnya, Zhafir menundukan kepalanya menghela nafas berat, sungguh ini tidak sesuai dengan inginnya.
Saat pandangannya mendongak lagi kearah toko Hilya berada, nampak keluar Hilya dari dalam toko dengan menggendong Omira yang menangis sesegukan.
"Apa kita samperin mereka tuan?! Sepertinya Nona Omira sedang dalam keadaan tidak baik!!" seru Pak Bagas.
Zhafir masih diam dengan mata yang masih mengikuti pergerakan Hilya yang menuju rumah Pak Joko dan bu Mirna.
Nampak Pak Joko yang segera mengeluarkan mobil sedan tuanya dengan tergesa - gesa.
Mereka semua masuk kedalam mobil dengan panik, dan raut muka itu terbaca oleh Zhafir.
"Ikuti!" titahnya dingin.
Pak Bima yang mengerti langsung mengikuti mobil Pak Joko yang sedang melaju menembus jalanan hingga mereka sampai di Rumah Sakit terdekat 15 menit kemudian.
Hilya turun dengan menggendong erat Omira diikutin dengan bu Mirna yang sedikit berlari mengejar langkah Hilya sambil membawa tas bayi, begitupun Pak Joko yang menyusul kedalam setelah memarkirkan mobilnya.
☘️
☘️
☘️
15 menit berlalu, dokter selesai melakukan pemeriksaan. Dokter meminta Hilya untuk ikut keruangannya. Bu Mirna langsung ikut menemani Hilya keruangan dokter.
Sementara Omira sudah tidur setelah diberikan obat oleh dokter. Pak Joko masih setia menemani cucunya.
"Malang sekali nasipmu Omira, kenapa kamu tiba tiba sakit seperti ini?!"
"Biasanya kamu anak yang kuat, tapi kenapa akhir - akhir ni kamu selalu menangis dan susah dibujuk nak?!" ucap Pak joko pelan.
🍂
🍂
🍂
Hilya sudah duduk dihadapan dokter Nita yang kebetulan seorang dokter anak ditemani oleh bu Mirna.
Sejenak dokter menghela nafas panjang.
" Maaf sebelumnya mungkin saya agak sedikit mencampuri urusan pribadi atau bahkan rumah tangga ibu!! Apa ibu keberatan kalau saya mengajukan beberapa pertanyaan?!" ungkap Dokter Nita memancing.
Deg,,,,,
Jantung Hilya seperti dicambuk, " rumah tangga? " bahkan dia saja belum menikah, malang sekali hidupmu Hilya!! batinnya.
"Saya akan berusaha menjawabnya dokter!" ucap Hilya berusaha tegar.
Dukung author terus ya raders,,,, kasih author vote like dan komen biar author makin semangat.
Xera
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Nia Triyantini
nyimak terus thor bagus ceritanya
2021-03-12
0
Xera
ikutin terus kk mety
2021-02-21
0
mety
semakin menarik
2021-02-21
2