Tidak banyak kegiatan acara dipernikahan itu, karena konsep dasarnya adalah kesederhanaan.
Pukul 2 siang para tamu sudah berpulangan, begitu juga rencana awal Zhafir yang akan memboyong Hilya dan Omira kerumah baru.
Zhafir sudah minta izin kepada Pak Joko dan bu Mirna sebelumnya.
Sambil menunggu sore takut ada tamu lagi yang datang, mereka memutuskan untuk ikut mengantar Hilya pada sore harinya.
Sedangkan masalah toko Hilya tak perlu memikirkannya lagi, Pak Joko dan bu Mirna yang akan mengambil alih, itu juga mereka lakukan agar Hilya hanya fokus kepada anak dan suaminya. Sebab Pak Joko tau, Zhafir adalah orang sukses yang pastinya diminati kaum hawa dan bakal banyak rintangan dan bumbu asam manis yang menyertai rumah tangga mereka.
Pak Joko dan bu Mirna ingin Hilya belajar menerima kehadiran Zhafir dan mempertanggung jawabkan apa yang sudah dia miliki, melaksanakan kewajibannya dengan sebaik - baiknya sebagai seorang istri.
Sungguh pemikiran Pak Joko menuju masa depan Hilya sangat pas. Semua pasti tau betapa berat godaan memiliki suami sukses.
sebagai orang tua dia juga tidak mau hal buruk terjadi pada rumah tangga anaknya hanya karena kesibukan masing - masing.
Hilya tak pernah tau sekaya apa suaminya, biarlah dia tau dengan sendirinya. Pak Joko cukup memperhatikan dan menasehati bila Hilya sedikit tersesat.
Sungguh itu adalah pemikiran yang luar biasa dari Pak Joko.
❣️
❣️
❣️
❣️
Tepat pukul 5 sore, mereka berangkat menuju rumah baru Zhafir dan Hilya. Mereka menaiki dua mobil, satu mobil untuk Zhafir, Hilya dan omira, dan yang satu lagi untuk Pak Joko, bu Mirna, Pak Bagas dan Brenda sedang Desy tidak ikut.
Di mobil yang dinaiki Zhafir, Omira sedang tertidur, dia kelelahan seharian bermain dengan anak - anak para tamu, baginya acara pernikahan orang tuanya adalah acara kumpulan orang yang hendak bermain - main karena ramai. Tentu saja itu pemikiran anak - anak.
Begitu tamu berpulangan, dia menangis karena kesepian tidak ada teman bermain sehingga Zhafir menyempatkan diri menghibur Omira, mengajaknya bermain, bercerita, menggendong dan mengayung - ngayunkan Omira seperti pesawat terbang. Tentunya hal itu membuat Omira kegirangan.
Jadilah dia yang kelelahan itu tertidur dipangkuan Hilya saat mobil sudah mulai melaju.
🍒🍒🍒🍒🍒🍒
30 menit berlalu, kini mereka sudah sampai di depan pagar sebuah rumah mewah berlantai dua dengan halaman yang hijau dan luas.
Pak Mail satpam rumah membukakan pagar karena sebelumnya Brenda sudah memberitahukan kepada para pekerja yang ada dirumah itu bahwa tuan dan nyonya rumah akan segera tiba.
Mereka semua turun dari mobil satu persatu, tak lupa Zhafir turun duluan untuk mengangkat Omira dari pangkuan Hilya.
"Berikan Omira, biar aku yang menggendongnya!" ucap Zhafir langsung mengangkat Omira.
"Terima kasih tu - tuan!!" Hilya sedikit tergagap berhadapan dengan Zhafir.
Zhafir memiringkan kepalanya hendak protes karena Hilya masih memanggilnya tuan, tapi sudahlah,,, nanti saja dibicarakan fikirnya.
Ayo kita masuk Hilya!! titahnya sambil mengenggam tangan Hilya yang terasa dingin.
Sungguh Hilya mulai merasa takut dan gugup, benar dia belum siap menghadapi Zhafir, satu kamar dengannya, dan bagaimana bila dia minta haknya??! Semua bercampur menjadi satu.
Zhafir berhenti sejenak dan mulai berbicara.
"Rilexlah Hilya, ini rumah baru kita, atas namamu dariku. Sebagai hadiah pernikahan."
"Tidak apa - apakan aku baru kasih rumah ini saja?!" Zhafir menatap Hilya menanti jawaban dari Hilya.
Deg,,,,
Rumah?! Hadiah pernikahan?!
Tidak,,,tidak!! Bukan begini, aku tidak mau dia menilaiku sebagai wanita matre" batin Hilya bergejolak.
"Ru - rumah ini, hadi - ah pernikahan?!!"
"Ini,,, terlalu berlebihan tuan, saya,,,, saya,,,em,!!?
Hilya bingung harus bilang apa.
"Ini untukmu Hilya, akan banyak hal lagi yang akan ku berikan padamu dan Omira, karena aku tulus pada kalian" Hilya semakin tak enak hatinya.
"Ayo kita masuk mereka sudah menunggu kita" Hilyapun mengangguk.
"Wah Hilya, rumah baru kalian cantik sekali, ibu seneng liatnya. Kamu sudah mendapatkan suami yang tepat nak. Berbahagialah mulai saat ini, nikmati masa mudamu." ucap bu Mirna mengelus pundak Hilya saat mereka berhadapan.
Brenda memperkenalkan para pekerja, ada juga bi Alin yang bertugas memasak termasuk baby sitter baru buat Omira, dan dia pun langsung mengambil Omira dari gendongan Zhafir dan hendak membawa Omira kekamarnya sendiri.
"Mau dibawa kemana Omira?!" tanya Hilya kepada Tami baby sitter Omira.
Mohon dukungannya ya kakak!!!
Xera.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Aditya Rizky
lanjut thur..mas aja thur manggilnya ke zafir..
2021-03-13
1
Xera
ok, kakak kakak cantik...
2021-03-13
0
Nia Triyantini
lanjut thor
2021-03-13
1