Setelah lelah bermain dan berbelanja, Zhafir memutuskan untuk membawa Omira ke Restoran seafoot. Dia pernah melihat Omira begitu lahap memakan udang goreng yang dibawa oleh bu Mirna kemarin. Matanya begitu berbinar walau hanya dengan lauk udang goreng yang telah dikupas dan sudah dibumbui tersebut.
Oleh sebab itu mereka berada disalah satu Resto seafoot saat ini, Zhafir memilih lesehan sebagai tempat makan, agar Omira leluasa bergerak dan duduk.
Mereka hanya bertiga duduk ditempat itu, sementara Pak Bagas lebih memilih makan sendiri di meja lain, karena ingin memberi kesempatan mereka bertiga untuk lebih akrab.
"Kau,,,, mau pesan apa Hilya?! Pesanlah sesuai keinginanmu!!" Ucap Zhafir pelan.
"Terserah tuan saja, kami hanya mengikut saja."
Hilya menjawab sungkan.
Zhafir pun lansung memesan berbagai macam makanan yang menggugah selera tak lupa pula dua jus alpukat dan jus melon untuk Omira.
Setelah makanan datang, mata Omira langsung berbinar melihat udang yang besar dan banyak.
"Wah,,,, anyak ayi udan na ma, esan esan udan na, Omiya au mamam" begitulah bahasa cadel yang keluar dari mulut Omira.
Hilya yang notabenya Tak pernah membawa Omira makan - makanan seperti ini ditempat mahal dan berkelas mulai berkaca - kaca, "Sebegitu senangkah" batinnya.
Tak urung dia juga ikut tersenyum melihat keantusiasan anaknya, Zhafir juga tak luput mengawasi intraksi ibu dan anak tersebut. Mereka duduk berdekatan dengan Omira yang berada diantara mereka.
"Omira mau makan pakai udang ya, biar mama yang suapi ya?!" Omira pun menggangguk menyetujui perkataan mamanya.
Zhafir tersenyum melihatnya.
"Enak papa,,, papa mama uga cuap mama ya?!!" ucap Omira sambil manggut - manggut.
sektika Zhafir dan Hilya saling pandang, tentu merasa canggung. Dua orang asing yang terpaksa dekat karena seorang anak kecil.
"Baiklah,,, bilang sama mama, papa juga mau disuapin ya!!!?" kerlingan mata nakal Zhafir berikan pada Hilya, sontak saja si mama muda itu kaget melihat tingkahnya.
Dengan terpaksa dia akan menyuapi si mata genit.
Walaupun semakin lama suasana serasa menghangat.
Nasi dan udang sudah bertengger ditangan, diarahkannya kemulut Zhafir yang sedang menatapnya sambil tersenyum.
"Amm,,,,srup" makanan itu masuk kemulut Zhafir, tapi dengan sedikit drama menghisap jari Hilya yang masuk kemulutnya.
Membuat si punya tangan lansung merinding.
"Oh Tuhan,,,, kenapa dia jadi genit seperti ini, jantungku, ada apa dengan jantungku??!" batin Hilya.
"Ini memang enak Omira sayang" ucapnya. Zhafir tersenyum sambil mengacungkan dua jempolnya.
"Astaga, aku lupa dengan diriku sendiri, aku jadi ingin mengigitnya saja. Kenapa semakin hari Hilya semakin manis?!" batin Zhafir yang makan sambil memandangin si Mamud.
Namun, semua kesenangan tak berlangsung lama dengan datangnya seorang wanita cantik yang Zhafir kenal.
" Tuan Zhafir!!! Tuan disini, enggak nyangka ketemu anda disini, tiba - tiba ngilang gitu aja." sapa Karina.
Ya dia adalah Karina, perempuan yang menaruh hati pada Zhafir dulu, namun tak mendapatkan respon darinya. Zhafir paling anti dengan wanita agresif, baginya wanita seperti itu terlihat menjijikan dan penjilat.
Seperti yang dilakukan Karina saat ini, dia langsung duduk disebelah Zhafir tanpa permisi dan menganggu kesenangan mereka
Zhafir menghela nafas dan menyelesaikan makannya, mencuci tangannya, kemudian mencoba menjawab pertanyaan Karina sesantai mungkin.
"Iya nona Karina, sedang apa anda disini?!" tanyanya basa - basi.
"Bisa gawat ni jika ada uler keket disini, bisa - bisa misiku gagal mendapatkan Hilya dan Omira" batin Zhafir.
"Ah tadi saya kebetulan ada janji temu dengan klien dan makan siang disini, enggak tau nya gitu mau pulang nampak anda disini tuan!"
"Ini kebetulan yang sangat menyenangkan bisa bertemu anda disini" ucap Karina lembut merayu membuat Zhafir begidik melihatnya.
Sementara Hilya masih asik menyuapi Omira, tapi dia sedikit memasang telinganya pura - pura cuek, tidak mau ikut campur karena dia bukan siapa - siapa tuan Zhafir fikirnya.
Tiba - tiba saja Omira bangkit dan duduk dipangkuan Zhafir, membuat semua orang terhenyak termasuk Karina.
"Sayang, ayo duduk sini, selesaikan dulu mamamnya, jangan menganggu pa - pa!!! " ucap Hilya sedikit terbata takut Omira menganggu Zhafir dan teman wanitanya.
Zhafir yang mendengar Hilya berkata seperti itu, membuat hatinya membuncah senang, secara tidak langsung Hilya mengakui dirinya.
"Ah ya,,,, kenalkan Karina ini Hilya istriku dan ini putri kecil kami." ucap Zhafir plong tanpa disaring dulu.
Deg,,,,
Karina dan Hilya terkejut luar biasa.
Wadaw,,,, babang Zhafir makin kesini kok makin jadi aja ya?!
Apa reaksi kedua wanita itu ya?!
Dukung author terus ya dengan vote, like dan comentnya.
Xera
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Tri Widayanti
Gercep Bang😀
2021-06-08
0
Ariva Chn Riva
mantappp jawabannya
biar ga diganggu Uler keket ganjen😂😂
2021-04-28
0
mety
asekkkk
2021-03-04
1