Hilya mendongak dan menghapus air matanya.
"Maafkan anak saya pak, sekali lagi saya minta maaf. Brapa saya harus ganti rugi pak?!"
"10 juta, anda harus bayar 10 juta tunai?!" ucap si pengendara.
"Hah?! ma - mahal sekali pak?!"
" Tapi pak kalau diprediksikan tidak akan semahal itu?!" tutur Hilya.
Belum selesai Hilya berbicara, pengemudi sudah memotong lagi.
"Oh,,, jadi anda mau mengelak untuk bertanggung jawab iya?!" tanya pengemudi sengit.
"Tap,,,,,,,, " belum sempat Hilya menjawab pertanyaan si pengemudi, Pak Joko sudah datang melerai.
"Hilya sudah - sudah nak!! Maaf pak, apa bisa kita berunding didalam saja?! Mari masuk pak kita selesaikan didalam rumah saja. Enggak enak dilihatin banyak orang" ucap Pak Joko kemudian.
Mereka pun memasuki rumah Pak Joko dan orang - orang yang menyaksikan kecelakaan tadi pada berhambur meninggal kan tempat itu.
🌿🌿🌿🌿🌿🌿
Diruang tamu itu kini mereka sudah berkumpul.
"Jadi begini Pak Bima, anda tadi meminta brapa untuk ganti rugi dan biaya perobatan?!" tanya pak Joko kepada pak Bima setelah tadi mereka menyebutkan nama masing - masing.
10 juta Pak" Jawab Pak Bima cepat karena dia fikir ini kesempatan untuk mendapatkan uang.
"Tapi Pak bukahkah itu terlalu mahal?!
"Saya,,,,," Belum selesai Hilya menjawab Pak Bima sudah menyanggah lagi.
"Saya tidak mau tahu, kamu harus tanggung jawab. Lihatlah karena ulah anakmu pekerjaan saya jadi tertunda. Apa saja pekerjaanmu sehingga anakmu tidak terperhatikan?!"
"Dimana suamimu?! Panggil dia kmari, saya akan menyelesaikan ini dengannya saja!!"
tanya Pak Bima menggebu.
Prakk,,,
Ponsel ditangan Hilya jatuh begitu saja.
"Maaf,,,," ucap Hilya berkaca - kaca.
Pak Joko dan buk Mirna merasa tercekat dengan pertanyaan Pak Bima karena mereka tau seperti apa perjalanan hidup Hilya.
Sedangkan Zhafir yang masih menahan sakit dipergelangan kakinya melihat Hilya meneteskan airmata lagi merasa heran.
"Kenapa dia menangis saat ditanya tentang suaminya?!" batin Zhafir.
"Kenapa anda menangis nona, saya bertanya dimana suamimu?! biar saya selesaikan dengan dia saja" ucap Pak Bima lagi.
Pak Joko langsung mengambil alih percakapan tersebut.
"Maaf Pak Bima, bapak bisa selesaikan dengan saya saja selaku kakeknya anak ini" tunjuk Pak Joko kepada Omira.
Hilya,,,, ayo nak hapus air mata kamu dan buatkan teh hangat untuk Pak Bima dan nak,,, siapa namanya?!" tanya Pak Joko kepada Zhafir.
Panggil saja Zhafir! serunya.
"Oh iy nak Zhafir!!"
Dan tolong ibu, ambilkan minyak urut dikamar ya bu? untuk penanganan pertama pada kaki nak Zhafir!" suruh bapak kepada bu Mirna, bu Mirna langsung pergi sambil menggendong Omira sementar Hilya pergi kedapur untuk membuatkan teh.
Zhafir masih terus memandangi Hilya dengan sorot mata yang sulit diartikan.
Tak lama Hilya datang dengan membawa beberapa cangkir teh hangat, diletakkan masing masing didepan mereka. Hingga bu Mirna dan Omira datang membawa minyak urut.
"Hilya,,,, ayo kamu bantu gosokan minyak urut ini dikaki nak Zhafir, sebelum kakinya makin membengkak" ucap bu Mirna.
"Ba- baiklah bu!!" ucapnya pada bu Mirna dan mengambil minyak urut itu.
"Maaf tuan, bisa ulurkan kakimu agar bisa dioleskan minyak gosok?!" tanya Hilya.
"Hmm,,,baiklah!!" ucap zhafir datar namun matanya terus menatap Hilya membuat Hilya salah tingkah.
Zhafir meluruskan kakinya di sofa, lalu Hilya menuangkan sedikit minyak gosok ketelapak tangannya kemudian mengurut pelan kaki zhafir.
Deg,,, deg,,,,
Jantung zhafir berdesir hebat, kelembutan tangan Hilya pada kakinya membuatnya terlena. Dia terus menatap Hilya tanpa berkedip. Ini sungguh aneh, berapa banyak wanita yang berusaha menggapai dan menyentuhnya tapi tidak ada yang mampu membuatnya bersedir seperti ini.
Sementara Hilya yang merasa terus ditatap menundukan kepala tak berani mengangkat wajahnya. Sebenarnya dia merasa risih ditatap seperti itu, dia benci harus bersentuhan dengan pria, baginya semua pria itu brengsek terkecuali Pak Joko yang sudah ia anggap seperti ayahnya sendiri. Karena cuma Pak Joko dan Bu Mirnah yang selalu memberi dia dan Omira perlindungan mutlak sebagai orang tua walaupun tak memiliki hubungan darah.
🍂
🍂
🍂
Setelah cukup dengan perdebatan ganti rugi, akhirnya masalah selesai dan cukup membayar setengahnya saja.
Pak Joko mentransfer uang ke rekening Pak Bima karena dia tidak memiliki uang cash sebanyak itu dan Hilya mencoba untuk menolak karna iya punya uang yang cukup untuk membayar ganti rugi.
Pak,,, biar Hilya saja!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Tri Widayanti
Alhamdulillah masih dikelilingi org org baik ya Hilya
2021-06-08
0
@aini*_Thalita
semangat Thor
2021-05-26
0
Jarkasih
inilah kehidupan nyata..
mmng anak2 main hrus trus diawasi.. tetapi klo si ibu hnya fokus pada anak tanpa hrus berfikir mencari rezki untuk menyabung hidup nya dan sibuah hati.. mngkin kejadian semacam itu tdk akan terjadi.. tetapi kalo si ibu harus bekerja pasti konsentrasi nya akan terpecah .. dan memang lah keselmatan anak mnjadi taruhanya
2021-03-03
0