Zhafir menghembuskan nafas kasar, dia membuka dua kancing teratas kemejanya lalu membuka kacing ditangan kemejanya dan menggulungnya hingga siku.
Tangan panjangnya langsung meraih pergelangan tangan Hilya dan menghentaknya kuat menarik Hilya agar mendekat tapi malah membuat Hilya jatuh kedalam pangkuannya.
'Tu - tuan, tolong lepas tuan" Hilya mulai panik.
Hilya mencoba meronta, tapi Zhafir dengan kuat menahan Hilya yang sedang keringat dingin, Zhafir tau Hilya masih trauma karena masa lalunya, dia takut berdekatan dengan mahluk Tuhan yang bernama pria.
Hilya masih tetap menagis dalam diam.
Zhafir mencoba memahami ketakutan Hilya, dia masih memaksa memegang tengkuk Hilya, menyatukan dahi mereka berdua.
Hembusan nafas mereka saling beradu.
"Turutilah perintahku Hilya, atau aku bisa lepas kendali terhadapmu, kau mengerti?!" ucap Zhafir parau, sekuat tenanga dia menahan gairahnya.
Hilya masih meneteskan air mata tapi tak urung dia mengangguk. Zhafir menghapus airmata Hilya dengan ibu jarinya kemudian berucap.
"Jangan menghindariku Hilya, biasakan dirimu terhadapku demi Omira!! "
Kilah Zhafir, padahal dia yang pengen merapat ke Hilya, aduh author jadi gumus liat babang Zhafir!!!
Zhafir lalu mendudukan Hilya disampingnya.
" Ayo kita makan, setelah itu bersihkan dirimu. Di paperbag itu ada baju gantimu." ucap Zhafir datar.
Sungguh babang Zhafir tidak tau caranya bermanis - manis kepada wanita.
Hilya hanya bisa mengangguk, dia makan dengan tangan yang masih gemetaran. Zhafir tau itu, dia diam pura - pura tak peduli.
Disela makan mereka, Omira menangis, mungkin kompengnya terjatuh.
Hizk,,,, hikz,,, hikz,,,
Hilya langsung berdiri mendekat meninggalkan makan malamnya yang sudah habis setengah, naik ke rajang pasien. Dia memeluk dan menepuk - nepuk punggung Omira.
Gadis kecil itu tertidur lagi setelah kompengnya yang terjatuh dipasangkan lagi kemulutnya.
Sementara Zhafir setelah menyelesaikan makannya, dia berlalu kekamar mandi membawa paperbasg tadi kedalam.
15 menit berlalu, Zhafir keluar dari kamar mandi dengan keadaan segar dan sudah berganti baju santai. Dia berjalan mengambil Handpone nya tanpa melirik Hilya, lalu duduk di sofa kembali. Hilya masih memebereskan sisa makan mereka tadi. Membuang sampah pada tempat sampah.
"Mandilah, bersihkan dirimu Hilya."
"Ini paper bag mu, didalamnya sudah ada baju ganti."
"Tenang saja aku bukan lelaki bejat, kau bisa membersihkan dirimu dengan tenang." tukas Zhafir.
Hilya mengambil paperbag itu dan berlalu kekamar mandi dengan langkah yang gusar, dikuncinya pintu kamar mandi dari dalam.
Dibukanya paperbag tersebut dan mulutnya ternganga karena mendapati baju tidurnya berserta pakaian dalamnya.
"Astaga,,, dari mana Pak Bagas mendapatkan pakaian dalam ini, membuatku malu saja, aaa...!! Aku malu sekali."
"Jangan panik,,,,, jangan panik,,,, pasti Pak bagas minta dari Desy dan atau ibu."
Hilya meneruskan mandinya, badannya terasa segan terkena guyuran air, walaupun tak sebebas mandi dirumah. Hilya buru - buru menyelesaikan mandinya, berganti pakain dan keluar.
Ceklek....
Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Hilya yang segar, polos tanpa make up.
Zhafir yang sedang memainkan handponenya disofa pun menoleh dengan wajah datarnya, dalam hatinya dia terpana dengan kecantikan alami Hilya.
Tatapannya membuat Hilya salah tingkah lalu bergegas duduk didekat ranjang Omira.
Hufh,,,,,
"Apa - apaan dia, menatapku seperti itu?!
Kenapa dia enggak pulang aja sih, buat orang risih aja, sebel!!!!" Hilya terus bergumam sambil menunduk.
"Apa kau sedang mencibirku Hilya?!!"
Tiba - tiba terdengar suara Zhafir, tepat di telinga Hilya, sontak Hilya terkaget, dia menoleh dan hampir saja bibirnya menyentuh bibir Zhafir kalau saja Hilya tidak cepat menghidar dan bergeser tempat.
"Ke - kenapa tuan kesini?!"
"Tu - tuan kesofa saja biar saya tidur disisi Omira."
Oh Tuhan aku bisa kena serangan jantung lama kelamaan, batin Hilya.
Zhafir lalu menegakkan punggungnya, lalu berucap datar.
"Cepatlah tidur dan jangan menggrutukanku jika tidak mau Jantungmu lepas dari tempatnya."
Zhafir kemudian mebalikan badan berlalu menuju sofa, sedikit menarik sudut bibirnya.
Dasar wanita penggerutu batinnya sambil tersenyum.
Tak ada perbincangan lagi, mereka pun larut dalam tidur masing - masing, Meski hanya tidur tidur ayam.
☘️
☘️
☘️
Di sepertiga malamnya, Hilya terbangun. Seperti biasa Hilya akan melakasanakan dua rakaatnya.
Memohon untuk diberikan Hidup yang baik bersama dengan anaknya.
Disela do'anya air matanya menetes.
Ya Allah ya Rabb ku, bantulah aku melupakan rasa sakit itu, bantu aku mengikhlaskan segalanya agar aku bisa hidup lebih baik lagi tanpa rasa benci.
Amin...
Sebenarnya Zhafir terbangun saat Hilya masuk kekamar mandi ketika wudhu tadi. Tapi dia tetap pura - pura tidur agar Hilya tidak canggung.
Tapi apa yang dia dengar sungguh menyayat hati, wanita itu ingin melupakan rasa sakitnya. Itu artinya dia tidak ingin mengingat apapun tentang masa lalunya termasuk kakaknya Zachary yang dulu ingin minta maaf kepadanya.
Zhafir fikir dia akan menjelaskannya kepada Hilya saat Omira keluar dari rumah sakit nanti, tapi mendengar doa Hilya dia menjadi kembali bimbang.
Ayo,,,, dukung author terus!!!
Kasih author vote yang banyak, like dan juga komen.
Xera
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Xera
iy kk... ini masih diketik,
2021-02-28
0
mety
kok belum up...??
2021-02-28
0