Selama perjalanan ke luar hutan, sesekali mereka bercanda ria, dan sesekali mengobrolkan banyak hal.
Tak terasa satu jam sudah mereka habiskan waktu berduaan di dalam hutan sambil menikmati perjalanan ke luar hutan, dan akhirnya mereka sudah sampai di pesantren dan langsung saja orang-orang yang di pesantren menjadi rusuh dan tentunya senang karena Aluna dan juga Alana ternyata baik-baik saja.
"Eh itu Luna sama Lana udah balik" teriak Winda dan seketika semua orang di lapangan pesantren itu langsung menatap kepada mereka berdua yang baru saja masuk ke gerbang utama pesantre.
"Lexa, lo gapapa?" tanya Caca setelah Aluna dan Alana di bawa masuk ke uks.
"Gapapa" acuhnya.
"Gapapa gimana, tuh tangan parah banget gila, kaki lagi berdarah-darah, dan lo masih bilang gapapa?" kesal Riska dengan sikap Aluna yang terlalu cuek dengan keadaan dirinya sendiri.
"Tau dah nih anak satu, yaudah pokonya lo balik bareng gue, ga usah ikut rombongan sekolah lo." ucap Caca dengan penuh penekanan.
"Yaya serah lo, tapi dia gimana?" tanya Aluna sambil menunjuk Alanan yang tengah berdiri di sampingnya.
"Yaudah lo ikut juga balik bareng gw" ucap Caca dan di angguki Alana.
Setelah itu, Aluna dan kawan-kawan sedang asik mengobrol tentang banyak hal, eh tiba-tiba masuklah Ryan bersama cewek yang udah dorong Aluna tadi ke dalam UKS.
Saat baru saja Ryan ingin berucap dan menghampiri Aluna untuk menanyakan keadaanya sekarang ini, apakah dia baik-baik saja atau tidak, eh malah sudah di dahului dengan kemarahannya Caca dan sahabat-sahabatnya Aluna.
"Dasar lo pacar ga berguna!!" sentak Caca dan membuat semuanya kaget.
"Apa maksud lo?" tanya Ryan.
"Lo tanya apa maksud gue? heh! lo punya perasaan ga sih? pacar lo sendiri celaka, lo malah asik-asikan bercanda ria, bareng temen-temen lo dan juga nih cewe ganjen satu ini" cerocos Caca dengan nada emosi dan penuh sindiran.
"Heh apa maksud lo ngatain gue cewek ganjen? dasar adek kelas gak tau sopan santun!" teriak Lulu si cewek yang dorong Aluna tadi di hutan.
"Eh! lo diem ya! dasar manusia gak punya perasaan, udah buat orang celaka malah ga terima di kata-katain, bukannya minta maaf malah sok cantik lo! dasar ***** Jakarta" kesal Sasqia dan seketika mulut pedasnya bereaksi.
"Udah deh berisik kalian semua!" teriak Aluna yang sudah jengah dengan perdebatan ini.
Dan seketika semuanya menjadi terdiam, karena para sahabatnya Aluna sudah tau bagaimana kalau Aluna sudah marah atau kesal.
"Mau ngapain lo kesini? masih peduli sama gue?" sindir Aluna ke Ryan.
Ryan pun menghampiri Aluna, lalu meraih tangan Aluna, seraya berkata.
"Ya peduli dong sayang, kan kamu pacar aku" ucap Ryan.
"Basi tau ga, dan ya sekarang gue bukan pacar lo lagi." ucap Aluna dengan penuh penekanan di setiap katanya dan langsung melepaskan tangannya yang sedang di pegang Ryan.
"Loh kenapa?" heran Ryan.
"Ya karena gue udah tau niat asli lo macarin gue tuh ya buat nyari sensasi dan lo cuman manfaatin kecantikan gue doang buat di jadiin taruhan, yakan?." seru Aluna seraya menatap tajam ke arah Ryan.
"Hah? maksudnya gimana?" ucap Ryan yang pura-pura tidak mengerti, padahal nyatanya hanya ingin menutupi niat busuknya yang sudah di ketahui Aluna dan teman-temannya.
***
~Flashback On
Di siang hari yang cerah terlihat sekumpulan remaja atau lebih tepatnya sekumpulan para siswa asal Jakarta, kini sedang berkumpul bersama di taman belakang pesantren sambil sesekali membahas salah satu rencana yang akan mereka lakukan.
"Bro, emang lo bener-bener sayang dan cinta banget sama si cewek tomboy itu?" tanya salah satu cowok.
"Ga sih, gue cuman suka ajah, lagian lo semuanya juga tau kali, kalau gue cuman memanfaatkan wajah cantiknya dia agar gue bisa menang taruhan." jelas Ryan kepada teman-temannya.
"Taruhan apa bro?" tanya cowok lain.
"Itu yang taruhan diantara gue dan anak geng motor kalau punya pacar yang paling cantik, nah dia berhak menangin taruhan ini, dan kalau kalian tau hadianya duit yang nomilnya banyak banget dari si Bobi yang orang kaya itu." ucap Ryan tanpa menyadari bahwa sedari tadi Aluna mendengarkan semua obrolan mereka di balik pohon besar di antara mereka.
"Wihh, keren tuh bro. Gue yakin lo pasti bisa menangin taruhan ini" seru si cowok gondrong.
"Udah pasti itu, hahaha" dengan percaya dirinya Ryan dan kawan-kawan pun tertawa jahat dengan sangat keras.
Setelah mendengarkan obrolan mereka, Aluna pun segera bergegas ke kamarnya sambil mengomel-ngomel di jalan menuju kamarnya.
"Dasar gila ya tuh cowok, masa manusia ke gini di jadiin barang taruhan. dasar cowok brengsek" ucapnya dengan penuh kekesalan.
Brakkkk
"Astagfirullah kagettt" latah Winda.
"Kenapa tuh anak, datang-datang bukannya salam malah nendang tuh pintu yang tidak bersalah" heran Salwa.
"Bodohhh bodohhhhhh bodohhhhh" teriaknya sambil menghentak-hentakan kakinya sambil berjalan menuju kasurnya.
"Bodoh bangett gue bisa suka ke cowok gak ada otak kaya dia, bego bego begoooo" teriaknya dan langsung saja membanting badannya ke atas kasur yang empuk.
"Agrhhhhhhhhhhhh" teriaknya lagi sambil memukuli guling.
"Woyyyyy, kenapa loooo" teriak Sasqia.
"Berisikkkkk kamprettt" teriak Aluna.
"Kalian kalau ngomong bisa ga sih ga usah teriak-teriak berisik tau." ucap Riska memarahi keduanya.
"Aluna cerita, kenapa kamu sampai marah-marah kaya gini" ucap Riska lagi.
Dan Aluna pun menceritakan dari awal apa yang tadi dia dengar dari obrolan para cowok gak ada akhlak itu.
"Wah bener-bener tuh orang emang udah gila" kesal Riska.
"Tau tuh cowok, gak punya otak banget. Masa cewek di jadiin bahan taruhan sih" kesal Sasqia juga.
Mereka pun masih membahas tentang taruhan itu, dan Aluna sudah memutuskan akan mengakhiri hubungan ini secepatnya.
***
~Flashback Off
"Benerkan apa yang semuanya gue bilang?" tanya Aluna setelah menceritakan apa yang dia dengar dari obrolan para cowok brengsek.
Dan seketika itupun wajah Ryan yang awalnya santai-santai ajah, kini sudah berubah menjadi pucat pasih.
Seketika itu pun Alana yang sudah mendengarkan cerita dari Aluna, kini semakin geram saja dengan cowok gila yang ada tepat di hadannya sekarang ini, tanpa butuh waktu lama lagi, langsung saja Alana menghampiri dan menarik pundak Ryan agar penghadap pada dirinya dan ya langsung saja bogeman mentah mendarat tepat di wajah si cowok gila itu.
"Dasar cowok brengsekk lo, seenaknya ajah lo mainin hati cewek, dan parahnya lagi lo manfaatin kecantikan dia demi lo mendapatkan duit yang banyak iya?! Dasar gila lo!" ucap Alana mencaci maki Ryan sambil menarik kerah bajunya Ryan dan langsung saja satu bogeman lagi di layangkan oleh Alana untuk Ryan.
"Lana Lana cukup!" bentak Angga merelai pertarungan mereka berdua.
"Brengsek lo, main pukul ajah" sentak Ryan setelah terlepas dari cengkaman Alana.
"Lo yang brengsek, bisa-bisanya lo mainin hati dia." ucap Alana dengan nada yang tinggi, dingin, dan penuh penekanan.
"Masalahnya sama lo apa? emang dia siapanya lo hah?" seru Ryan dengan tampang meremehkan Alana.
"Lo tanya gue siapanya dia? iyah?" tanya balik Alana, sedangkan Ryan hanya mengangkat satu halisnya ke atas.
"Dia adalah tunangannya gue!!" ucap Alana dengan lantangnya sehingga membuat Ryan dan teman-temannya kaget bukan main, pasalnya selama ini Alana selalau merahasiakan tentang hal ini, tapi sekarang dia malah mengakuinya kalau Aluna adalah tunangannya.
"Oh shit!" kaget Ryan.
"Yaelah baru tunangan ajah, belom juga nikah udah belagu banget" sindir Ryan.
"Tenang ajah, berhubung kita masih kecil yakan, gue yakin suatu saat nanti kita bakalan nikah yakan sayang?" ucap Alana sambil melirik ke arah Aluna yang sedang keheranan itu.
"I-iya iya" sahut Aluna yang masih keheranan dengan sikap Alana yang sekarang ini.
"Udah ya kalian ga usah debat mulu, pusing gue" ucap Caca.
"Gue mau balik duluan karena bonyok (bokap nyokap) gue bentar lagi sampe, terus gue juga mau bawa Aluna ke rumah sakit dulu" ucapnya lagi.
"Yaudah hati-hati" ucap yang lainnya.
"Udah sanah lo, ngapain masih di sini? mulai sekarang kita udah gak ada hubungan apa-apa lagi ya inget itu! Sanah pulang-pulang ke Jakarta, sekalian nih bawa ***** Jakartanya jangan sampai ketinggalan." usir Aluna yang sudah gedek melihat Ryan dan si cewek gila.
"Hahahaha" sorak tawa dari gengnya Aluna.
Karena kesal dan malu akhirnya mereka berdua pun segera pergi keluar dan menghampiri kembali rombongannya. Sedangkan Aluna and the geng sedang membahas perkara ucapan Alana yang sudah mengakui bahwa Aluna itu adalah tunangannya dan sudah yakin bahwa di hari yang akan datang mereka berdua akan menikah.
Gimana nih ya kelanjutannya. apakah Alana sudah mulai jatuh cinta kepada Aluna? ataukah ada hal lain yang di sembunyikan Alana? tunggu saja kelanjutannya di episode berikutnya.
***
Jangan lupa,like comen vote and rate oke.
~Arigato💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Anonymous
😩😩😩
2022-03-07
2
lolll
bagus lann
2021-11-21
3