Sesampainya di depan gerbang komplek perumahan elit tempat dimana keluarga aluna tinggal, kini mereka sedang asik berjalan menuju rumah aluna sambil mereka berdua asyik melamunkan sesuatu di pikirannya masih-masing.
Mengapa mereka berjalan kaki dan tidak langsung sajah naik mobil sekalian tadi? karena alana menyuruh pak ahmad sebagai supir keluarganya untuk langsung pulang sajah, karena alana pasti akan lama berada di rumahnya aluna karena akan melaksanakan kerja kelompok dulu.
"Haii, ka lunaa"
"Ka alunaaa"
"Cie pulang bareng pacarnya nih"
"Iya nih mana ganteng banget, haha"
"Ka lun makin cantik ajah, nanti kita main lagi yu"
"Kaka, hayu main sekarang"
"Emm,, maaf aku sekarang lagi sibuk, mau kerja kelompok dulu. Tar deh kalau udah ga sibuk lagi tar aku ajakin kalian main lagi ya" sahut aluna kepada mereka.
Begitulah sapaan dari para bocilnya aluna setiap mereka bertemu aluna, pasti mereka menyapanya dan mengajak main, karena selama ini mereka suka bermain bersama.
"Ckk, punya temen juga lo ya" sindir alana sambil terus berjalan menuju rumah aluna.
"Ya iya lah" bangga aluna.
"Kata mamah, lo ga punya teman" ucapnya lagi dan membiasakan memanggil kezia dengan panggilan "mama" sama seperti aluna memanggilnya.
"Ihh sotoy lo, gue mah banyak temennya juga kali" sombong aluna.
"Ya banyak, tapi sayangnya semua bocil, haha" ejek alana yang langsung melarikan diri secepat kilat sebelum amukan aluna menghampirinya.
"Ckkk, awas lo ya. Gue sumpahin lo jatoh sekarang" geram aluna sambil mengejar alana.
Dan yah, benar sajah, suara rintihan dari seseorang terdengar kesakitan karena dia terjatuh.
Brukkk
"Awww,, hikks, sakit banget gilaaaa" teriak aluna yang terjatuh dan termakan ucapan sumpahnya sendiri. Mendengar itu, alana pun berbalik dan berlari menghampiri aluna yang terdampar di jalanan seperti orang gila.
"Ekhemm, karma itu emang ada dan nyata ya, haha" ledeknya setelah sampai dan berdiri tepat di depan aluna yang terduduk sambil tertunduk memengangi kakinya.
"Ihhh, nyebelin deh lo. Bukannya nolongin malah katain" kesal aluna mencoba berdiri.
"Ngapain lo, awas tangan lo ngalangin tau ga." ucapnya lagi setelah alana menjulurkan tangannya untuk membatu aluna berdiri.
"Katanya mau di tolongin gimana sih" sinis alana.
"Ogah ah" ketus aluna.
"Yaudau gue duluan ajah dah ya" ucapnya sambil berjalan meninggalkan aluna yang masih mencoba berdiri.
"Ahhh tungguin" rengeknya.
"Ckk, awww, hikss ini kaki sakit bener duh" keluh aluna sambil mencoba berdiri.
Seketika alana sudah geram dengan tingkah aluna yang ngeyel dan keras kepala, alana pun berbalik dan berjalan kembali menghampiri si aluna yang mencoba untuk berdiri sambil menahan rasa sakit di kakinya.
"Ckk, dah ah lama lo" ucap alana langsung meraih dan menggendong tubuh aluna ala bridal style (kalau salah sorry ya)
"Eh, ih apaan sih ahh lepasin, turunin gue ga!
Turuninn sekarangg!!!" teriak aluna sambil meronta-ronta agar turun dari gendongan alana.
"Sutt, udah diem!" ucap alana penuh penekanan dan langsung melanjutkan jalannya.
"Tapi gue mau turun" rengeknya lagi.
"Mau turun? oke gue turunin, tapi emang mau lo pulang kerumah sambil ngesot kaya suster ngesot eh kaya orang gila juga, mau hah?" ucap alana sambil mendekatkan wajahnya dengan wajah aluna sambil terus berjalan menuju rumah aluna yang sebentar lagi sampai.
"Kagaaa mauu, ogahh dahhh" aluna bergidik ngeri membayangkan ucapan alana barusan.
"Ciee ka aluna di gendong pacarnya yahh" ucap gadis kelas 6 sd kepada aluna saat melihat aluna sedang di gendong oleh alana.
"Ciee ka lunaaa" ucap yang lainnya.
"Ihh apaan sihh" malu aluna yang langsung menenggelamkan wajah merahnya di dada bidang alana karena menahan rasa malunya.
Dan seketika alana pun tersenyum sambil menatap wajah aluna yang tersembunyi di dada bidangnya tanpa di sadari aluna.
Sesampainya di rumah aluna, segera mereka masuk dengan kondisi aluna yang masih di gendong alana.
"Dimana kotak P3K" tanya alana setelah menurunkan aluna untuk duduk di sofa.
"Noh deket tv" jawabnya.
Alana pun segera mengambilnya, suasana di rumah ini nampak sepi, pasalnya papah aluna belum pulang bekerja dan mamahnya katanya punya pekerjaan rahasia yang entah itu apa dan aluna pun tidak mengetahuinya, selain si mamahnya yang memiliki pekerjaan mengurus sekaligus pemilik rumah sakit turun temurun terbesar di kota Bandung milik keluarga "Rahma" keluarga besar ibunya kezia dan Rahma merupakan nama dari ibunya kezia.
"Eh, neng luna sudah pulang" sapa bibi Jum, pembantu di rumah ini.
"Iya bi, eh bibi, tolong nanti siapkan cemilan dan minuman yah, soalnya saya mau kerja kelompok di sini dan pasti sebentar lagi teman-teman saya datang" ucap aluna sopan.
"Emm, baik neng. Kalau begitu bibi kebelakang dulu ya" pamitnya yang langsung di angguki aluna.
"Mana coba liat luka di kaki lo itu" pinta alana setelah mengambil kotak P3K tersebut.
"Mau ngapain" ucapnya bego wk.
"Ya mau di obatin dong, oncom" geram alana yang langsung memeriksa dan mengobati luka di kaki aluna.
"Sttt, aww, pelan-pelan" rintih aluna kesakitan, dan tanpa di sadari oleh alana dan aluna, ke 4 orang yang sedang berada di dekat pintu menuju ruang tamu seketika mematung setelah mendengar ucapan ambigu yang keluar dari mulut aluna.
"Wah, mereka lagi ngapain tuh" tanya sasqia kepada tiga semprul yaitu angga, bagas, dan rafli.
"Tau deh" acuh bagas.
"Jangan-Jangann...." ucap rafli terjeda sambil melirik satu persatu wajah orang-orang yang ada di hadapannya.
"Jangan-Jangann apa?" tanya angga.
"Wahh, ga beres nih, yuk langsung kita samperin" ucap sasqia yang di angguki mereka.
Sesampainya di ruang tamu, ke 4 orang itu langsung menghampiri alana yang terduduk di lantai sambil menundukan kepalanya, sedangkam aluna terlihat sedang menahan rasa kesakitan sambil duduk di atas sofa.
"Astagfirulla, woy kalian ngapain?" sewot sasqia yang langsung duduk di sofa yang kosong di ikuti si tiga semprul.
"Astagfirulla qiaa, bikin kaget ajah. Untung kaga jantungan gue" kesal aluna sambil mengusap-usap dadanya, sedangkan alana langsung berdiri dan duduk di pinggir aluna setelah selesai ngobatin luka di kaki aluna.
"Kalian tadi ngapain" tanya angga.
"Kaga ngapa-ngapain" singkat alana.
"Lah terus tadi kenapa aluna ngomong ke gini nih "Sttt, aww, pelan-pelan" gue kan jadi ambigu" ucap rafli sambil memperagakan ucapan aluna tadi.
"Ohh itu, tadi gue jatoh dan kaki gue luka, terus sama si datar di obatin deh" jelas aluna yang langsung di angguki oleh mereka semua.
"Yaudah, gue ke kamar dulu mau ganti baju" pamit aluna yang langsung masuk ke kamarnya.
Sesudahnya aluna langsung turun dan menghampiri mereka yang sedang asik ngemil di ruang tamu.
"Ekhemm, enak ya pada ngopi" sindirnya langsung duduk di sofa yang tadi di sebelah alana.
Note: biar ga ribet, kita panggil aluna (luna) dan kita panggil alana (lana) ajah oke.
"Eh ko, di grup whatsApp kita ada dia sih" tanya luna sambil menunjuk lana.
"Ya gapapa lah, kan dia udah jadi temen kita" ucap sasqia santai.
"Sejak kapan?" tanya nya lagi.
"Sejak tadi, sejak dia ngobrol sama kita dan deket sama kita" jelas bagas.
"Oh, yaudah lah" acuh aluna.
"Yaudah yu kita mulai ngerjain tugasnya" sambung aluna yang langsung diangguki mereka.
Tepat pukul 05.00 WIB, mereka pun beres mengerjakan tugasnya, dan kini mereka sedang santai-santai sambil memainkan ponselnya masing-masing.
"Emm, alana, lu masih pacaran sama si sasya?" tanya sasqia.
"Kaga" singkatnya.
"Bagus deh, lebih baik lu sama aluna ajah udah cocok kalian" ucap sasqia heboh.
"Ihhh apaan sih, ogah banget" sinis aluna.
"Lahh gapapa kali, lagian kalian udah di jodohin kan sama orang tua kalian" cerocos sasqia.
"Hah? Apah?! Dijodohin?" ucap ketiga semprul kompak.
"Ahh ela, ember banget lu qia" kesal aluna membuang napas berat.
"Loh ko lun, ga bilang-bilang sih kalau kalian di jodohin dan udah saling kenal" sewot rafli yang di angguki angga dan bagas.
"Sorry, gue belum sempet ngomong sama kalian" ucapnya dengan nada pelan.
"Nah mumpung kita lagi kumpul, sebenarnya gue sama alana juga udah tunangan, yakan lan?" jelas aluna di angguki alana.
"Hah? Apahhh! Tunangan lo bilang?" ucapnya kaget si ke empat orang tersebut sambil berteriak gajelas.
"Iya, jadi waktu gue liburan, nah bonyok gue sama bonyoknya si alan ngadain acara tunangan gue sama si alan" jelas aluna lagi.
"Lah ko bisa?" tanya bagas yang hanya di jawab gelengan dari aluna sedangkan alana hanya angkat bahu.
"Yaudah lah biarin, mungkin ini takdir kita" ucap alana buka suara.
Setelah itu mereka pun melanjutkan mengobrol lagi sambil menikmati cemila yang ada sampai tiba-tiba mereka di kagetkan dengan ke hadiran seseorang.
"Assalamualaikum, wah lagi pada kumpul ya" ucap william papah aluna yang baru pulang kerja bersama sang istri di sampingnya.
"Waalaikumsalam, iya pah" jawab aluna dan alana kompak yang membuat semua sahabatnya melongo.
"Waalaikumsalam, eh tante, om gimana kabarnya?" jawab ke empat semprul dan tanya sasqia.
"Baik-baik, kalian juga gimana kabarnya?" tanya kezia sambil berjalan menghampiri mereka dan duduk di sebelah aluna.
"Alhamdulillah baik juga" jawab keempat semprul.
"Kalian udah pada makan belum?" tanya william yang ikut duduk.
"Belum" jawab mereka termasuk aluna & alana.
"Nah, yaudah yu ke meja makan, kita makan bareng nih pumpung om sama tante bawa banyak makanan" ajak kezia sambil berjalan menuju meja makan.
"Asikkk makan-makan" heboh si empat semprul yang langsung ngibrit ke meja makan.
Sesampainya di meja makan, mereka langsung sajah makan tanpa ada suara. Sampai akhirnya william papah aluna buka suara setelah semuanya beres makan.
"Ekhm, gimana sekolah kalian?" ucapnya sambil meneguk air putih.
"Baik-baik ajah om" jawab bagas yang di angguki semuanya.
"Tapi om, aluna makin harinya tamba cuek sama galak tau om" curat sasqia yang langsung dapet pelototan dari aluna.
"Iya tuh om, makin irit ngomong ajah, sama tuh kaya si alana" cibir si rafli yang langsung dapet tatapan tajam dari si alana, sedangkan dirinya hanya nyengir sajah.
"Oh ya sayang, mamah sama papah besok malam mau ke luar kota selama satu minggu" pernyataan tersebut ditunjukkan untuk aluna.
"Lohh, mau ngapain mah?" tanya aluna.
"Biasalah lexa, urusan pekerjaan" sahut william.
"Lexa siapa pah?" tanya alana setelah sekian lama diam dan akhirnya buka suara.
"Itu biasalah, nama panggilan aluna oleh keluarganya besarnya" jelas kezia, sedangkan alana hanya mangut-mangut saja.
"Nah terus mulai malam ini kamu tinggal di rumah lana selama kita ke luar kota ya" ucap willam.
"Hah? nginep maksudnya?" ucap mereka semua bersamaan, sedangkan sang orang tua hanya nyengir sambil mangut-mangut.
"Ih ngapain harus nginep, kan biasanya juga sendirian di rumah sama bibi jum, terus kenapa harus nginep dari malam ini sih, kan besoknya juga bisa kali, lagian malam ini sama besok pagi sampai sore pun kalian masih ada di rumah kan?" protes aluna.
"Kita cuman khawatir kalau nanti kamu sendirian di rumah, gitu loh nak. Ya gapapa biar nanti kita ga ribet harus nganterin dulu kamu ke sana kan ya." jelas kezia
"Tapi ih males tau ga deket-deket dia tuh" sindir aluna sambil melirik alana.
"Gue juga males kali deket-deket cewe setengah cowo kaya lo" ketus alana.
"Awas lo ya" geram aluna sambil menginjak kaki alana.
"Shitt, sini lo ngajak gelut" pelotot alana.
"Udah-udah kalian ini apa-apaan sih kaya bocah ajah" relai kezia.
"Hmm, tante, om, luna, lana, kita mau pamit pulang nih, udah mau malem nih, takut kemaleman pulang kerumahnya" pamit angga yang di angguki ke tiga semprul lainnya.
"Yasudah, hati-hati yah" balas william.
"Yaudah yah, assalamualaikum semuanya" pamit mereka berempat.
"Luna jangan lupa tugas kelompok besok bawa" teriak sasqia di ambang pintu keluar.
"Oke" singkatnya.
Setelah kepulangan mereka, kini aluna, alana, dan orang tuanya aluna sedang berkumpul di ruang keluarga.
"Sayang, cepat kemasi pakaian dan peralatan sekolah mu. Papah anter kamu ke rumah reza sekarang sekalian nganterin alana pulang" ucap william.
"Oke pah" pasrah aluna yang langsung pergi ke
lantai dua menuju kamarnya.
***
~Kamar Aluna~
Sesampainya di dalam kamar, luna langsung saja mengemasi pakaian secukupnya.
"Ih ngapain sih harus nginep segala" ucap luna yang terus ngedumel sambil memasukan buku-buku pelajarannya kedalam tas.
Setelah semuanya selesai, luna langsung sajah turun kebawah sambil membawa satu koper kecil dan tas sekolahnya.
"Pah, mana motor baru luna yang mau papah beliin tea" pinta aluna yang langsung duduk dekat papahnya.
"Lagi di jalan sayang, papah udah beliin ko. Mungkin bentar lagi nyampe" ucap william sambil mengelus kepala aluna.
Dan yah, benar saja ucapan william tadi, kalau sebentar lagi motor yang di janjikan untuk aluna sudah tiba dan sudah terparkir cantik di dalam garasi.
Tentu saja aluna langsung ngibrit keluar untuk melihat motor barunya itu yang sudah terparkir cantik di sebelah motornya yang dulu yang udah jadul.
Visual motor barunya Aluna.
"Wihhh,,, ini sih keren bangett pahhh" heboh aluna yang langsung duduk di jok motor barunya.
"Makasih yah pah" lanjutnya lagi langsung berhambur turun dan memeluk papahnya.
"Sama-Sama sayang. Tapi ingat, kamu boleh pakai motor ini kalau kamu sudah menginjak umur 17 tahun dan sudah memiliki SIM, oke?!" jelas william memperingati aluna.
"Oke papah ku tercinta" ucapnya sambil masih memeluk papah tercintanya.
"Pahh" panggil kezia dari dalam rumah.
"Hayu kita berangkat sekarang, keburu maghrib" ucapnya setelah berada di garasi bersama alana di belakangnya.
"Oke, berangkat" langsung saja masuk kedalam mobil di ikuti kezia, aluna, dan alana.
***
Jangan lupa, like comen vote and rate oke.
~Arigato💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Anonymous
ngakak sma para bicill
2022-03-07
2
lolll
jiakhhhh soswet
2021-11-21
3