Sedangkan Alana hanya diam saja sambil memasang wajah datarnya, dan kenapa dia tidak kaget, berbeda dengan aluna yang kaget seperti itu, karena dia sudah tahu terlebih dahulu saat tadi pagi-pagi sebelum berangkat ke rumah Aluna. Lalu Alana hanya bisa pasrah saja, pasalnya jika dia menolak ataupun membantah maka dia akan di kirim ke Arab oleh ayahnya.
...***...
\~Rumah Alana\~
Pagi hari yang cerah, sinar matahari yang terang menerobos masuk kedalam sela sela jendela kamar seorang remaja tampan yang masih tertidur dengan pulasnya sampai-sampai dia tidur masih dengan mengenakan sarung dan dia tertidur di atas sedajah yang ada dikamarnya, ya karena tadi subuh dia telah menunaikan ibadah sholat subuhnya dan tertidur kembali.
Toktok...Tokkk....Toktokkk
Terdengar suara ketukan dari luar pintu kamar remaja itu, menandakan bahwa ada orang yang mengetuknya.
"Alana sayang bangun, cepetan turun ke bawah kita sarapan bersama dan ada hal penting yang ingin bunda sama ayah sampaikan, cepetan yah gapake lama." perintah wanita tersebut di luar kamar Alana.
Alana Putra Ramadhan ya lelaki itu adalah Alana, dengan malasnya Alana menjawab ucapan bundanya itu tanpa membuka mata sedikit pun.
"Hmmm, iya bund tar turun kalau udah mandi" seru Alana di dalam kamar dengan suara serak ciri khas orang bangun tidur.
Alana pun membuka matanya dan terduduk sebentar di tepi kasurnya untuk mengumpulkan nyawanya yang belum terkumpul semua.
"Ada apaan sih si bunda ini, ganggu orang tidur ajah. Tau sekarang tuh hari Minggu, waktunya gue latihan mati." gerutu Alana karena tidurnya di ganggu oleh sang bunda.
Sudah menjadi rutinitasnya Alana kalau di hari Minggu dia akan tidur dari subuh sampe sore kalau ga ada yang ngajak main atau nongkrong. Nah, makannya dia bilang latihan mati ya karena dia itu kebo tidurnya lama.
"Dahlah gue mandi dulu, tar kalau lama si bunda ngomel lagi." kesal Alana sambil melangkah malas menuju kamar mandi untuk segera mandi.
Selang beberapa menit, Alana sudah selesai mandi dan berpaikan, lansung sajah dia turun kebawah menuju meja makan untuk menemui kedua orang tuanya dan sarapan bersama.
\~Meja Makan\~
"Pagi bund, pagi yah." sapa Alana kepada kedua orang tuanya sambil mendorong ke belakang satu kursi untuk dia duduki.
"Hmm, pagi Lan." sapa balik ayah Alana.
"Pagi anak bunda tercinta yang ganteng ini" ucap bunda Alana dengan nada alaynya.
"Ckk, alay banget ih bund haha" tawa Alana.
Setelah itu merekan pun makan bersama dan tidak ada suara yang keluar dari mulut mereka dan hanya terdengan suara dentuman sendok dan piring yang beradu saja. Setelah semua beres sarapam, ayah Alana pun buka suara.
"Oh iya Lam, ada hal penting yang mau di bicarakan oleh ayah dan bunda ke kamu." ucap ayah Alana dengan mode seriusnya.
"Ngomong tinggal ngomong ajah sih yah, emag hal penting apah sih kayanya serius banget." heran Alana karena merasa bingung, ada hal apa yang akan dibacaran oleh kedua orang tuanya itu sampai seserius ini.
"Hmm, jadi kita akan menjodohkan kamu dengan anaknya teman SMA bunda kamu." ucap ayah Alana langsung To The Point.
"Uhukk, uhukk" batuk Alana yang tersedak air minumnya karena saking kagetnya kalau dia akan di jodohkan dengan usianya yang masih terbilang sangat muda sekali untuk di jodoh jodohkan.
"Hah? apa yah? di jodohkan?. Apa apan ini yah aku gamau ah, lagian aku masih muda masih remaja masih kelas 8 SMP loh, masa iya udah di jodoh-jodohin ajah. Aku gamau ah yah bund." tolak Alana dengan nada sedikit tinggi karena dia kesal, bagaimana orang tuanya ini bisa memiliki pemikiran untuk menjodohkan dirinya yang masih remaja ini.
"Ya terus kenapa kalau masih smp? orang kalian nikahnya nanti ajah pas udah gede yakan yah?" ucap bunda Alana dengan entengnya.
"Iya iya, tapi bund pertama aku ga kenal sama dia, dan yang kedua aku udah punya pacar terus yang ketiga intinya aku gamau di jodohin bunda." protes Alana.
"Ih, kamu ini apaan sih pacar-pacar, masih kecil juga udah pacar-pacar ajah, lagian dia itu perempuan yang cantik baik lagi, ga kaya pacar kamu itu si Sasya yang centil tuh." kesal bunda Alana karena kenapa dia bisa pacaran sama gadis yang seperti itu, bahkan sekedar mendengan atau menyebut namanya saja sudah malas apalagi kalau bertemu langsung saat Alana membawanya main ke rumah.
"Dih apaan sih bunda ini, emang bunda udah pernah ketemu apah sama anaknya teman bunda itu hah? sampai-sampai bunda bilang kalau dia lebih baik dan lebih cantik dari Sasya." kesal Alana tidak terima karena pacarnya sendiri di banding-bandingkan dengan orang lain oleh bundanya sendiri.
"Hehehe belum sih, bunda cuman liat dari fotonya saja, dan udah kelihatan ko dia itu cantik dan baik anaknya." tawa kikuk bunda Alana.
"Oh yah Laba, ayah juga mau pindahin sekolah kamu ke sekolahannya anak om Will sama tante Zia." ucap ayah Alana dengan tegas.
"Lah lah kenapa yah?" seru Alana heran.
"Soalnya sekolahan anaknya tante Zia itu mementingkan ilmu agamanya dan juga ketat tetang pelajaran agamanya, jadi ayah mau kamu pindah sekolah kesana. Tapi iya sih bukan sekolah negeri kaya kamu tapi gapapa itu ga penting bagi ayah, yang penting itu kamu memiliki akhlak yang lebih baik lagi dari yang sekarang." seru ayah Alana.
"Kan disekolahan lana juga mempelajari ilmu agamanya yah." protes Alana.
"Iya tapi percuma, gaada gunanya, gaada sama sekali ilmu agama yang kamu dapatkan dari sekolah mu itu. Buktinya kamu jadi anak yang badung, di suruh ngaji susah maunya main, nongrong, nah seperti yang bunda bilang tadi kamu masih kencil tapi udah pacaran mulu layaknya orang dewasa." omelan sang bunda.
"Ih tapi kenapa harus pindah sih, udah mah di jodohin sekolah di pindahin pula." seru Alana dengan nada sedih.
"Pokonya kamu harus mau titik." ucap bunda Alana tidak mau kalah.
"Ih tapi yah bundaa ak-" belum selesai bicara Alana sudah di potong oleh ucapan ayahnya.
"Sudah sudah kalian ini malah ribut, Alana cepat siap-siap kita akan pergi ke rumah tante Zia sama om Will teman lama bunda sama ayah." perintah ayah Alana sambil melangkahkan kaki menuju kamarnya untuk siap-siap.
"Hah? om will sama tente zia yang aku pernah ketemu waktu aku masih sd kan bund?" tanya Alana dan baru ngeh kalau yang di maksud ayahnya tentang om Will dan tante Zia itu temannya orang tua dia.
"Iya sayang kalian sudah pernah bertemu kan, yasudah cepat siap-siap kita akan segera pergi kesana untuk membahas perpindahan sekolah mu." seru bunda Alana.
"Iya bund, ehh tapi bund aku ada urusan penting bentar jadi palingan aku datangnya telat dikit gapapakan? tar kirim ajah lok rumahnya tante Zia sama om Will itu. Ya udah deh bund aku pergi dulu, assalamualaikum." ucap Alana sambil berpamitan untuk pergi karena ada urusan penting katanya.
"Iya iya, hati-hati yah Lan. Waalaikumsalam." ucap bunda Alana sambil melangkahkan kakinya menuju kamarnya untuk bersiap siap.
Alana pun pergi ke garasi untuk mengambil motornya, setelah itu Alana pergi ke rumah temannya untuk mengambil ponselnya dia yang tertinggal di rumah temannya semalam. Sesampainya Alana langsung saja mengambil ponselnya itu dan bergegas kembali untuk pergi ke rumahnya teman bunda dan ayahnya itu.
"Tuhannnn, kenapa nasib gue gini bangettt.. udah mah di jodohin masih bocah gini terus harus pindah pula sekolahnya arrgghhh...." teriak prustasi Alana di jalanan yang cukup sepi sambil mengendarai motornya.
Sesampainya di rumah teman bundanya alana langsung masuk saja.
\~Back To Cerita Awal\~
"Iya sayang kita sudah sepakat akan menjodohkan kalian" ucap Zia mamah Aluna.
"Tapi mah aku gamau ih" protes Aluna.
"Gini ajah, kalau kamu mau di jodohkan nanti papa belikan kamu motor baru, dan kalau kamu gamau papah kirim kamu ke Pakistan, jadi lebih baik gimana?" ucap papah Aluna bernegosiasi.
"Lah ga bisa gitu lah, intinya Luna gamau titik." ucap Aluna tegas.
"Oke, mah siapkan barang-barang Aluna dan kita kebandara sekarang juga." tegas papah Aluna.
"Eh eh pah apaan sih, ko gitu ahh ga adil tau." rengek Aluna
"Yasudah sayang ikuti ajah kemauan papahmu ini, demi kebaikan kamu sayang" ucap mamah Aluna sambil mengelus-ngelus rambut Aluna yang terhalang jilbab.
Batin Aluna:
"Dari pada gua di kirim ke Pakistan tar tinggal bareng sama si bang Noval dong, ih ogah diamah galak. Apa gua iyain ajah yah, lumayan lah dapet motor baru, lagian motor gua yang itu ajah masih di bengkel."
"Ya ya, ya udah aku mau pah, tapi janji yah beliin motor baru, kalau ga mau di beliin Luna gamau di jodohin." ancam Aluna.
"Ya oke-oke besok papah belikan." pasrah papah Aluna.
Tringgg...Tringggg....
Terdengar deringan suara ponsel Aluna yang berbunyi bahwa ada yang menelepon dirinya.
"Maaf semuanya, Luna ke sana dulu ya mau angkat telepon" pamit Aluna.
Sesampainya di taman belakang, Aluna lansung mengangkat telepon dari temannya itu.
"Hmm, hallo apaan?" ucap Aluna.
"Hallo ma, lo sibuk kaga?" ucap seseorang di sebrang sana.
"Ma ma yee, nama gua Aluna yah bukan ma ma, kaga sih ada apa memang?" sahut Alana.
"Heheh maaf-maaf, makannya nama tengah lo jangan Rahma jadi gua kebiasaan panggi lo Ama, yaudah gua ke rumah lo ya." cengengesan orang tersebut.
"Tawa lo badut, yodah sini ajah." kesal Aluna yang langsung mematikan panggilan tersebut secara sepihak.
Setelah itu Aluna kembali lagi ke ruang tamu untuk kumpul lagi.
"Siapa yang nelpon nak?" tanya mamah Aluna.
"Si Qia mah katanya mau kesini" sahut Aluna.
"Oh yasudah" singkat mamah Aluna.
"Oh iya Luna, Alana mau tante pindahkan sekolahnya kesekolan kamu" ucap Anggi bunda Alana.
"Loh memangnya kenapa tan?" heran Aluna.
"Dia tuh anaknya badung, susah kalau di suruh ngaji, nah dengar dengar sekolah kamu ketat ilmu agamanya jadi tante dan om berniat buat pindahin dia ke sekolahan kamu." jelas Anggi.
"oh gitu" singkat Aluna.
Selang beberapa menit mereka saling mengobrol dan tiba-tiba saja terdengar suara barinto yang memanggil manggil nama Aluna di luar rumah Aluna, ya pemilik suara itu adalah Sasqia Sidqi Pratama teman aluna sejak masih TK yang tadi menelpon Aluna.
"Alunaaaa.....Hayu main yuuuu...Lunaaaaa" teriakan Sasqia dari luar.
Sedangkan semua orang yang ada di dalam kaget karena tiba-tiba ada suara keras yang mengagetkan mereka.
"Maaf ya semua, dia memang suka gitu anaknya gatau malu, aku keluar dulu ya mah pah tan om." karena malu Aluna langsung keluar rumah dengan sedikit berlari.
Sesampainya di luar Aluna langsung menghampiri Sasqia yang sedang duduk anteng di kursi halaman depan rumah Aluna sambil memainkan ponselnya.
"Woy lo bocah gila gatau malu memang, lo tau ga di rumah gua lagi ada tamu woy." kesal Aluna karena Sasqia suka teriak teriak kalau dimana-mana.
"Woles kali neng marah-marah ajah tar cepet tua lo, oh maaf-maaf yakan gua kaga tau." ucap Sasqia dengan wajah tanpa dosanya.
"Mau apaan loh kesini hah?" ucap Aluna sambil duduk di kursi yang ada di halamannya.
"Ini gua mau ajak lu ke mall, soalnya pacar gua ngajak jalan." sahut Sasqia.
"Dih ngapain ngajak/ngajak gua, ogah banget gua jadi nyamuk nanti disana." ucap Aluna malas.
"Ihh ayolahh Ama, gua kaga ada temen anjir" Sasqia memelas kasian pada Aluna.
"Hmm yodah gua mau ganti baju dulu, mau masuk kaga?" ucap Aluna sambil berjalan masuk kedalam di ikutin Sasqia dari belakang.
"Assalamualaikum, gaeshhhhh" teriak Saaqia tidak tau malu kalau ada tamu di rumah Aluna.
"Waalaikumsalam, ga usah teriak teriak Qia ini lagi ada tamu" ucap Zia mamah Aluna.
"Hehe maaf semuanya, yaudah semuanya Qia ke kamar Aluna dulu ya" ucap Sasqia, lalu menyusul Aluna yang sudah ke kamarnya duluan dan di angguki oleh semuanya kecuali Alana yang nampak datar saja.
\~Kamar Aluna\~
"Woy Ma, main tinggal-tinggal ajah, oh ya cowo yang di bawah tadi siapa ya? cakep banget woy." cerocos Sasqia sambil duduk di tepi ranjang Aluna.
"Oh dia anaknya temen emak gua, kaga ah biasa-biasa ajah kaga ada cakep-cakepnya." jawab Aluna dengan datar sambil memakai hijabnya.
"Dih buta lo ya, ganteng gitu di bilang biasa-biasa ajah" protes Sasqia.
"Eh Qia, btw gua di jodohin sama dia" setelah sekian lama hening akhirnya Aluna buka suara.
"Whattt...hah? apa? di jodohin?" teriak Sasqia karena kagetnya.
"Iya nih gua udah nolak tapi kalau gua nolak tar gua di kirim ke Pakistan kan ogah." ucap Aluna sedih.
"Gapapa Ama, dia ganteng ko. Nah berhubung gua disana mau pacaran, lo ajak dia noh cocok ko kalian bedua." seru Sasqia dengan senyum jahilnya.
"Dih ogah, sahabat lagi sedih bukannya di hibur malah ngeledek lo onta." kesal Aluna yang lasung turun kebawah ninggalin Sasqia yang sedang tertawa.
"Yehh di tinggalin lagi dah, memang laknat dia ini" kesal Sasqia sambil pergi nyusul aluna ke bawah.
\~Ruang Tamu\~
"Mah pah luna pergi dulu ya mau ke mall anter si Qia belanja" pamit Aluna.
"Kamu kesana naik apa sayang?" tanya Zia.
"Woy Qia, kita kesana naik apaan?" teriak Aluna saat melihat Sasqia baru turun ke bawah.
"Gua mah di jemput sama ayang bebep gua yeee" ledek Sasqia sambil menjulurkan lidahnya ke luar.
"Lah tau gitu lu kaga usaha ajak gua, terus gua sama siapa dong kan motor gua masih di bengkel." kesal Aluna.
"Luna kamu di antar sama Lana ajah, Lana sana pergi ikut Luna, bunda sama ayah mau ngobrol-ngobrol masalah orang dewasa disini." titah Anggi kepada Alana dan Aluna.
"Ga usah tan ngerepotin" tolak Aluna.
"Udah gapapa Ama, apa kata gua tadi lu ajak dia ajah." seru Sasqia.
"Yodah iya iya lah, yaudah hayu atuh" ajak Aluna pada Alana.
"Hemmm" Alana hanya berdehem saja.
"Eh, pah minta uang dong haha" tawa Aluna.
"Haduh uang mulu dah, nih nih" kesal papah Aluna sambil mengasihkan uangnya.
"Uuu terimakasih papah tercintaa, yaudah Luna pergi dulu, assalamualaikum" pamit Aluna.
"Waalaikumsalam, hati-hati kalian" sahut mereka kompak.
Aluna pun pergi menaiki motor kesayanganya Alana yang hampir mirip dengan motor dirinya, sedangkan Sasqia sudah terlebih dahulu jalan bersama pacarnya itu.
...***...
Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar, dan juga jangan lupa like, vote and rate ya teman teman.
\~*Arigatoo**💕*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Efvi Ulyaniek
OOO...judul nya flasbek GT toh..br nggeh 🙏
2024-02-17
0
Efvi Ulyaniek
kok balik lg diawal sih kan sdh ketemu dan ngobrol sama Aluna...ga kebalik taah part ini...sama part sebelumnya apa aq yg salah nyimak
2024-02-17
0
Anonymous
arghhh
2022-03-07
1