MALAM TAKBIRAN

Seperti hari biasanya di bulan suci ramadhan ini, semua orang menjalankan ibadah puasa dengan suka cita, penuh kegembiraan, ke seruan, bermain petasan, sholat terawih berjamaah, dan hal-hal lainnya.

Suasana ramadhan sedikit demi sedikit akan berakhir, sama halnya suasana di pesantren setelah buka puasa dan sholat maghrib bareng-bareng untuk terakhir kalinya, karena mereka sudah beres menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh, kini tinggal menanti hari esok untuk menyambut hari kemenangan yaitu lebaran i'dul fitri.

Kini semua orang tengah bermain-main sambil melantunkan takbir kepada allah, terlihat kebahagian terpancar dari wajah semua manusia di pesantren tersebut.

"Eh gais, main kembang api yu" ajak Riska.

"Boleh tuh, gue ajak anak cowo ya" ucap Sasqia dan langsung saja menghampiri anak-anak cowok yang sedang memukuli bedug (kalau di kota/daerah ku yang suka ada di masjid yang di pukul-pukul tuh namanya bedug).

"Amaa, kamu ajak sanah pacar kamu tuh, biar kita makin akrab gitu" usul Salwa.

"Oke" singkatnya dan langsung saja menghampiri Ryan yang sedang berkumpul bersama teman-temannya.

Setelah semuanya berkumpul, ada Aluna, Alana pun ada dengan wajah datarnya, ada Sasqia dan Rafli, terus ada Winda dan Angga, lalu ada Salwa, Riska, Bagas, dan juga pacarnya Aluna Ryan, mereka langsung saja bermain kembang api bersama-sama dan di antara Ryan dan gengnnya Aluna tidak ada rasa canggung lagi di antara mereka, karena selama di sini mereka sudah mengenal satu sama lain.

Eh, saat sedang asik-asik main kembang api, tiba-tiba semua pengurus sanlat mau itu dari sekolahan Aluna ataupun Ryan, mereka di suruh untuk mengambil kayu bakar di deket-deket hutan yang berada tak jauh dari pesantren itu.

"Sayang, aku balik ke sana dulu ya" pamit Ryan dan di angguki Aluna.

Aluna dan gengnya yang berisikan cewek dan cowok kini sedang menuju hutan terdekat untuk mengambil kayu bakar.

Saat Aluna sedang jalan sendirian di dalam hutan yang tidak terlalu dalam dan kebetulan dia berada di depan pohon besar yang berada di samping tepi jurang sedang memunguti kayu bakar yang banyak di situ, tiba-tiba ada seseorang yang mendorongnya sehingga dia terperosok jatuh ke dalam jurang, tapi untungnya dia berpegangan pada batu besar di atas jurang yang menampakkan seorang wanita yang tengah berdiri sambil memandangnya dengan penuh kebencian.

"Mampus lo" ucapnya tanpa mau membatu Aluna yang sudah hampir kelelahan dan kehilangan kekuatannya untuk terus bergantung pada batu besar itu.

"Siapa lo? punya masalah apa sama gue?" ucap Aluna penuh penekanan.

"Gue? kenalin, gue cewek yang selama ini ngejar cintanya Ryan agar dia bisa jadi milik gue, tapi apa? dia ga tertarik sedikit pun ke gue dan gue yakin itu semua karena lo, cewek sialaannn!" teriakannya dengan penuh amarah.

"Kalau lu suka sama dia, silahkan ambil dia dari gue kalau lo bisa" ucap Aluna meremehkan wanita gila di depannya ini.

"Oke gue bakal ambil dia dari lo!" teriaknya sekali lagi dan langsung saja berlalu meninggalkan Aluna yang sudah lemah sendiria.

"Tolonggggg, temen-temen tolongin guee" teriak Aluna meminta pertolongan.

Sedangkan, semua pengurus sanlat lainnya kini sudah kembali ke pesantren dan sedang berkumpul di lapangan tanpa di hadiri Aluna.

"Woy, cewek aneh kemana?" tanya Alana pada gengnya yang baru menyadari bahwa Aluna tidak bersamanya.

"Siapa cewek aneh, pe'a?" sewot Sasqia.

"Tuh si cewek tomboy yang aneh" ucapnya lagi.

"Siapa sih? kalau ngomong tuh yang jelas kali" sewot Sasqia lagi.

"Si Aluna, bego" kesal Alana karena temennya yang satu ini begonya keterlaluan sampai-sampai tidak menyadari bahwa satu temannya hilang.

"Oh si Aluna, nih di samping guu.. ehh kok gaada sihhhh" teriak Sasqia hingga membuat semuanya panik.

Panik ga? panik ga? panik lah masa engga, wkwk

"Shit! Si Aluna kemana?" bentak Angga cowok yang paling tua diantara mereka semua.

"Gatau gue, tadi gue liat dia sendirian ke arah hutan yang deket jurang" panik Sasqia.

"Bodoh, ngapain lo biarin dia kesana sendirian, hah?!" kini giliran Alana yang membentak Sasqia, sedangkan Sasqia langsung menangis karena kaget di bentak pertama kalinya oleh Alana yang terkesan cuek dan pendiam ini.

Tanpa basa basi lagi Alana langsung saja bergegas kembali menuju hutan untuk mencari Aluna tapi sebelum itu dia sempatkan dulu menghampiri Ryan yang tengah panik juga.

"Dasar seorang pacar yang gak berguna" ucapnya dengan nada dinginnya dan penuh penekanan. Setelahnya Alana pun langsung saja berlari menuju hutan tanpa menghiraukan teriakan dari yang lainnya.

"Alanaaa cari Aluna sampai ketemuu" teriak Riska dan di angguki Alana yang tengah berlari.

Kini pesantren tengah di buat khawatir dengan keadaannya Aluna yang pastinya sendirian di dalam hutan yang gelap itu.

Bagaimana jika kamu yang berada di situasi mencekam antara hidup dan mati, sendirian di dalam hutan yang gelap tanpa ada orang lain di dalamnya.

"Alunaaaaaaaaaaa" teriak Alana setelah berada di dalam hutan.

"Lunaaaaa, loo dimanaaaaaaa" teriaknya lagi sambil menyusuri hutan yang gelap ini

"Alann? Alannnn gue di bawah siniiii, tolongg hikss" teriak Aluna yang masih bergantung pada batu itu.

"Luna? Lunnnnn, dimana lo lunaa" teriaknya lagi setelah sekilas tandi mendengar suara Aluna yang menyahutnya.

"Di bawahh sini, di jurang yang di atasnya ada banyak kayu bakar deket pohon gedeeeee" teriak Aluna sambil menangis.

"Suaranya udah deket nih, kemungkinan dia ada di sekitar sini. Mana ya pohon gede yang banyak kayu bakarnya itu, ahh itu dia" gerutu Alana di dalam hati sambil celingak-celinguk mencari pohon yang di maksud Aluna itu, dan ya akhirnya ketemu.

"Alannnnnn, hiks hiks, cepetann tolonginn udah cape nih tangan gue" tangisnya dan tiba-tiba tangannya terlepas dari batu besar itu.

"Aaaaaaaaa, mamaaaaa, tolonginnn Lunaaaaa, hikss" teriaknya semakis histeris sampai-sampai dia tidak menyadarinya bahwa di tidak terjatuh ke dalam jurang itu, karena ada sepasang tangan kokoh yang menahan dan perlahan menarik Aluna untuk naik ke atas lagi.

"Woyyyy, bangunn woyy" ucapnya sambil menepuk-nepuk pipi Aluna yang kotor itu.

"Aaa gue udah mati yaaa" ucapnya yang semakin ngaur masih tetap tidak mau membuka matanya itu.

"Heh" seru Alana.

"Aduhhh, ini siapa lagi ya?" tanyanya masih dalam keadaan menutup mata.

"Jangan-jangan ini malaikat pencabut nyawa, aduhh malaikatt jangan datang sekarang dong, gue masih belum mau mati, gue kaga mau mati sekarang, gue tuh masih ada satu lagi misi rahasia yang harus gue beresin dulu, malaikat" ucap Aluna semakin gila, aduh dasar.

"Misi apaan?" seru Alana yag ikut menjahili Aluna dan berpura-pura sebagai malaikat pencabut nyawa itu.

"Itu, gue harus bisa buat tuh kutub utara mencair secepatnya" jujur Aluna masih degan mata terpejam dan di tutupi dengan kedua telapak tangannya.

"Hah? kiamat dong kalau tuh kutub utara mencair" heran Alana.

"Ish, malaikat bodoh juga ya, bukan kutub utara itu, tapi itu tuh si manusia es yang mukanya datar banget kaya tembok, tau tembok kaga?" cerocosnya.

"Ga ngerti" ucap Alana yang masih tidak paham.

"Ihhh, itu loh malaikat si Alana manusia bemuka datar kaya tembok" ucap Aluna yang masih belum menyadari bahwa dia sedang membicarakan Alana di hadapan orangnya langsung.

"Ohh, jadi lo udah mulai punya perasaan nih sama gue?" goda Alana dan seketika membuat Aluna terdiam seribu bahasa.

"Waduhhh, ko suaranya kaya kenal ya" ucap Aluna yang sudah menyadari dengan siapa dia berbicara panjang lebar tadi itu, dan dengan perlahan tapi pasti, sedikit demi sedikit Aluna membuka kedua telapak tangannya dan segera membuka kedua matanya yang sedari tadi enggan untuk di buka, setelah terbuka, betapa terkejutnya dia tatkala melihat seseorang di hadapannya.

"Eh, ko malaikatnya cakep ya" tolol Aluna, sedangkan Alana hanya diam sambil menatapnya.

"Ehhh, ko elo sihhh, sejak kapan lo ada di sini?" tanya Aluna.

"Dari tadi" singkat Alana sambil menatap Aluna.

"Hah? berarti lo denger semua pembicaraan gue sama malaikat tadi? wahh, jangan-jangan malaikat tadi lo ya?" panik Aluna karena misi utamanya sudah di ketahui Alana.

"Heem" sedangkan Alana hanya berdehem saja.

"Aghhhhh, ternyata bukan malaikattt" teriak Aluna dan membuat Alana kaget.

"Suttt, berisikk!!" ngegas Alana dan seketika Aluna jadi terdiam dengan mata yang sudah bekaca-kaca, dan yah langsung saja buliran bening keluar dari matanya.

"Eh, ko nangis" heran Alana.

"Hiks, hiks, gue... gu.. guu.. eee, ta... kuttt" ucapnya dengan tersendat-sendat karena saking ketakutannya sehingga tubuhnya pun ikut bergetar.

"Sinih, sinih, tenangg, udah tenang ajah ada gue ko di sini" seru Alana menenangkan Aluna sambil mendekapnya dan mengelus lembut kepala Aluna yang berbalut hijab itu.

"Alannn, gue takut" masih dengan isakan tangisnya Aluna pun mengeratkan pelukannya ke dada bidang Alana itu.

"Udah, udah tenang yaa oke, ga usah takut lagi ada gue ko, oke" ucap Alana masih berusaha menenangkannya dan Aluna pun menganggu mengiyakan.

Setelah Aluna cukup tenang, Alana pun melepaskan pelukannya dan membawa Aluna duduk di dekat pohon besar.

"Coba jelasin" ucap Alana to the poin.

"Gue tadi kan ke sini mau ambil tuh kayu bakar di samping pohong besar di tempat tadi gue jatoh, eh tiba-tiba pas gue lagi jongkok buat ambil tuh kayu bakar ada orang yang dorong gue, dan ternyata dia adalah temannya cowok gue atau lebih tepatnya dia adalah cewek yang udah lama suka sama si Ryan." jelas Aluna menceritakan dari awal kejadian itu.

"Terus?" tanya Alana.

"Ya terus gue jatoh ke jurang itu, dan untungnya ada batu besar jadi gue bisa pegangan ke situ, ya intinya tuh cewek minta gue buat jauhin dan putusin si Ryan, karena si cewek udah lama suka sama Ryan, tapi dianya malah cuek dan biasa ajah ke cewek itu tuh, gituu" jelasnya lagi

"Tapi lu gapapa kan?" khawatir Alana yang langsung mengecek seluruh badan Aluna takut ada yang terluka.

"Gapapa sih, cuman nih kaki gue berdarah dikit dan tangan kanan gue sakit banget buat di gerakin, apakah gue patah tulang ya? tadikan gue terguling dan gue tahan badan gue biar ga semakin jatuh ke dalam jurang pake tangan gue yang menekuk." jelas Aluna.

"Aduhh, yaudah kita balik sekarang ayo" ajak Alana dan membatu Aluna berdiri, baru saja akan melangkah, eh Aluna sudah merasa kesakitan di bagian kaki kirinya.

"Aduhh, duhh, sakit bangett" keluh Aluna.

"Yaudah sini naik, gue gendong" ucap Alana langsung menggendong Aluna di punggungnya.

"Eh, gue berat loh" kaget Aluna karena tiba-tiba di gendong.

"Berat dari mana enteng gini juga" serunya sambil asik berjalan kembali menuju pesantren dan untungnya Alana masih hafal jalan pulang menuju pesantre.

Sedangkan, orang-orang di pesantren terutama sahabat-sahabat Aluna dan Alana sangat khawatir dan berniat untuk menyusul mereka tapi sayangnya mereka di larang ke sana karena sebentar lagi bis sekolahannya Aluna akan segera tiba untuk menjemput para siswa beserta gurunya untuk kembali ke Bandung lagi, sama halnya dengan Ryan yang saat ini akan menyusul mencari Aluna tapi di larang juga dengan alasan yang sama.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

***Maaf banget upnya telat banget ya, maaf banget ya temen², aku kira selama ramadhan jadwalku kosong eh ternyata padat, jadi baru bisa upnya skrng hehe, maaf banget ya🙏

Oh ya, minal aidzin walfa idzin ya temen-temen semuanyaa💗***

***

Jangan lupa,like comen vote and rate oke.

~Arigato💕

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

anjirrr minta di tonjok kali

2022-03-07

1

lolll

lolll

gilaa tuh cewekk

2021-11-21

4

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!