16: Kecantikan

Perjamuan perayaan ulang tahun Kaisar kini tengah dilaksanakan di ruang pesta, sedangkan Lien Hua masih sibuk dirias oleh Pelayan Fu.

"Fu, lepaskan semua tusuk konde ini, kepalaku rasanya berat sekali." Ucap Lien Hua merasakan berat akan tusuk konde yang ada di kepalanya.

"Tapi Nona, anda sangat cantik dengan semua ini." Ucap Pelayan Fu enggan melepasnya.

Tak sabar akan hal itu, Lien Hua mencabut semua tusuk kondenya, mengikat sebagian rambutnya kebelakang tanpa mengenakan hiasan apapun.

Lien Hua menghias wajahnya sendiri menggunakan make up yang tipis, hanya bedak dan pewarna bibir seadanya, riasan yang sederhana itu malah membuat aura kecantikan Lien Hua terpancar dengan jelas.

"Begini saja." Ucap Lien Hua telah selesai.

"Wah Nona, anda sangat cantik." Puji Pelayan Fu.

"Aku tahu." Narsis Lien Hua, ia langsung mengambil cadarnya, menutup wajahnya.

"Cepat bawa hadiah itu, aku akan cepat menyelesaikan ini." Sambung Lien Hua langsung berjalan terlebih dahulu menuju ruang pesta.

Sampai diruang pesta, Lien Hua melihat Kaisar yang duduk bersama permaisurinya disinggah sana.

"Hormat hamba Yang Mulia Kaisar dan Permaisuri." Ucap Lien Hua memberikan hormat, meski sebenarnya ia sangat ogah untuk melakukannya.

"Hormat hamba Ibu Suri." Sambung Lien Hua menunduk hormat pada Ibu Suri yang juga ada disana, Ibu Suri hanya tersenyum.

"Selamat atas hari ulang tahun Yang Mulia Kaisar, hamba hanya memberikan hadiah lukisan ini saja." Ucap Lien Hua, Pelayan Fu langsung memberikan lukisan itu kepada Kasim Yu.

Kasim memberikan lukisan itu pada Kaisar, Kaisar membukanya, ia terbelalak akan keindahan lukisan itu, namun yang ia herankan adalah, mengapa lukisan itu adalah dirinya dan permaisuri, bukan dengan dirinya.

"Selir Agung, ini benar kau yang membuatnya?" Tanya Permaisuri Mei Yin yang juga kagum akan lukisan Lien Hua.

"Benar Yang Mulia, hamba harap Kaisar menyukainya." Ucap Lien Hua datar, ia memasang wajah datar sedari tadi.

Para hadirin sangat penasaran akan lukisan itu, Kaisar Li Yuan menunjukkannya pada yang lain.

"Li'er, kau pandai melukis." Puji Ibu Suri.

"Tidak Ibu, biasa saja." Ucap Lien Hua tersenyum dibalik cadarnya.

"Kau boleh duduk." Ucap Kaisar.

Saat Lien Hua akan duduk ditempatnya, ia melihat Selir Fen Yin menduduki tempatnya.

"Maafkan aku Selir Agung, aku menduduki tempatmu." Ucap Selir Fen Yin tersenyum sinis.

"Tidak masalah, lagi pula aku tidak membutuhkan tempat itu, aku bisa duduk disebelah kakak ipar ku." Ucap Lien Hua langsung duduk dibangku kosong sebelah Jendral Shi.

Kaisar yang melihat hal itu menjadi geram, entah kenapa dirinya menjadi geram.

"Selir Agung, kenapa kau kemari memakai cadar? apa wajahmu seburuk itu?" Tanya Selir Fen Yin dengan nada mengejek. Lien Hua tidak membalasnya, ia malah memakan kue bulan yang tersaji dengan sangat tenang.

"Kenapa kau tidak menjawab pertanyaan Selir Fen Yin." Ucap Kaisar.

"Apa aku perlu membalas pertanyaannya Yang Mulia, bukankah itu adalah hak ku untuk memakai cadar atau tidak, lagi pula aku tidak secantik itu." Ucap Liem Hua santai tanpa menatap Kaisar.

Semua orang yang ada disana tercengang atas jawaban Lien Hua yang terlihat tidak sopan.

"Ah tidak masalah Selir Agung, jika wajahmu seburuk itu, maka tetaplah memakai cadar saja." Timpal Permaisuri dengan tingkat kepedan yang tinggi, ia merasa dirinyalah yang paling cantik dan di cintai Kaisar.

"Aku tidak seburuk itu." Geram Lien Hua, Lien Hua yang baru ini tidak memiliki tingkat kesabaran seperti Lien Hua yang lama. Ia tidak terima jika dirinya terus dihina.

Ia berdiri dari duduknya.

"Apa kau Selir Fen Yin dan Permaisuri Mei Yin, ingin sekali melihat wajahku? baiklah aku akan menurutinya." Ucap Lien Hua langsung membuka cadarnya dihadapan semua orang.

Semuanya tercengang atas kecantikan yang dipancarkan oleh Lien Hua, kecantikan alami, tanpa make up tebal, rambut yang hanya diikat kebelakang tanpa hiasan apapun.

Kaisar yang melihat Lien Hua terbelalak terkagum akan kecantikan Selir Agungnya, ia sama sekali tidak berkedip. Sama halnya dengan Jendral Shi.

"Yang Mulia, hukum Selir Agung, ia telah berani membohongi Kaisar, dia menutupi kecantikannya." Ucap Permaisuri Mei Yin yang yakin Kaisar akan menghukum Lien Hua.

"Berbohong? siapa yang berbohong, aku tidak membohongi kalian semua, hanya saja kalian semua yang tidak pernah memperdulikan aku, dan untuk Yang Mulia Kaisar, salahkan saja dirimu sendiri, kenapa bisa anda mengabaikan Selir Agung yang sangat cantik ini." Ucap Lien Hua membuat Permaisuri dan Selir Fen Yin geram. Sementara Kaisar masih terbengong mencerna ucapan Lien Hua.

"Terima kasih untuk Yang Mulia Permaisuri, anda telah mengakui kecantikan hamba." Sambung Lien Hua tersenyum kecil. Ia berhenti berbicara sebentar, menunggu respon Kaisar, namun Kaisar tidak merespon apapun.

"Baiklah, jika kalian tidak mau menghinaku lagi, aku akan kembali ke kediaman, rasanya tidak nyaman berada disini." Ucap Lien Hua langsung pergi meninggalkan ruang pesta itu tanpa menunduk hormat lagi.

"Berani beraninya dia." Geram Permaisuri Mei Yin meremas hanfunya.

"Lebih baik kita lanjutkan saja pestanya, Selir agung aku sendiri yang akan mengurus." Ucap Kaisar.

Berita akan kecantikan Lien Hua telah tersebar hingga keluar istana, sekarang semua masyarakat tahu akan kecantikan Lien Hua sebenarnya, Selir yang dulu buruk rupa, sekarang menjadi sangat cantik bak Dewi.

Terpopuler

Comments

Dianita Indra

Dianita Indra

lanjut thor

2022-05-03

0

Salma Cheng

Salma Cheng

biasanya selir yang tapi ni terbalik malah permaisurinya yang jaahaaaat
pembalasan selir yang terabaikan ,,,mantap karyamu thoor i like 😘😘😘😘👍💪

2021-11-29

0

Oi Min

Oi Min

Dasar selir g tau diri...... Sdah tau selir agung sdah kmbli, tp dg sengaja mnduduki tempatnya..... Gila

2021-03-16

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!