15: Melukis

Satu minggu telah berlalu, Lien Hua hanya bermain main di dalam kediaman nya saja bersama para pelayannya, sekarang ia sangat dicintai oleh para pelayannya.

Sesekali Jendral Shi datang untuk menengok Lien Hua, sekedar mengajaknya untuk mengobrol dan berkeliling.

"Li'er, apa kau ingat, besok adalah hari ulang tahun Kaisar." Ucap Jendral Shi memberi tahu Lien Hua, pasalnya ia tahu bahwa Lien Hua kehilangan ingatannya.

"Untuk apa aku perduli." Jawab Lien Hua cuek, ia memang sudah tidak perduli akan kehidupan kaisar.

"Memang itu tidak terlalu penting bagimu, tapi jangan kecewakan Ibu Suri, datanglah keperjamuan besok, dan jangan lupa membawakan hadiah untuk kaisar." Ucap Jendral Shi memberikan pengertian pada Lien Hua, meski hatinya sedikit teriris akan hal itu.

"Ya ya baiklah, aku akan datang." Ucap Lien Hua malas.

"Baiklah, hari sudah malam, aku kembali dulu, kau jangan lupa beristirahat." Ucap Jendral Shi mengacak rambut Lien Hua sebelum meninggalkan kediaman Sakura.

Ternyata sedari tadi ada sepasang mata yang memperhatikan kedekatan Lien Hua dengan Jendral Shi, ia meremas hanfunya melihat kedekatan itu.

"Apa apaan mereka." Ucapnya kesal dan langsung pergi meninggalkan area kediaman sakura, siapa lagi kalau bukan Kaisar Li Yuan, ia terus penasaran dengan apa yang dilakukan Lien Hua sehari hari setelah ia melihat Lien Hua membakar jagung hari itu.

"Fu, apa hadiah yang cocok untuk kaisar bodoh itu?" Tanya Lien Hua menatap datar keluar jendela, ia menatap halaman belakang kediamannya yang sekarang ditumbuhi beberapa bunga sakura dan mawar.

"Ampun Nona, anda tidak boleh mengucapkan itu, jika kaisar mengetahui anda mengucapkan hal jelek itu, maka ia akan menghukummu." Ucap Pelayan Fu terkejut akan umpatan kata bodoh untuk Kaisar.

"Hah, sudahlah, cepat katakan apa yang cocok." Ucap Lien Hua.

"Nona, nona berikanlah hadiah apa saja, lagi pula, kaisar tidak akan memperdulikan hadiah yang Nona berikan." Ucap Pelayan Fu, memang setiap kali Lien Hua memberikan hadiah pada Kaisar, Kaisar selalu membuangnya.

"Kau benar, sekarang ambilkan foto atau lukisan kaisar dan permaisurinya, aku akan membuat lukisan." Ucap Lien Hua.

"Baiklah." Pelayan Fu langsung pergi mencari apa yang dibutuhkan oleh Lien Hua, namun saat mencari alat alat lukis, Pelayan Fu berpikir, bukankah junjungannya tidak bisa melukis.

"Ini, Nona." Ucap Pelayan Fu memberikan alat lukis beserta lukisan wajah Kaisar dan permaisurinya.

Lien Hua tidak menjawab, ia langsung melakukan kegiatan melukisnya, ia melukis wajah Kaisar dan Permaisuri dengan sangat sempurna, hingga lukisan itu terlihat sangat nyata.

"Bagaimana?" Tanya Lien Hua menunjukkan lukisannya pada Pelayan Fu. Pelayan Fu terkejut melihat lukisan itu, rasanya sangat hidup.

"Nona, apa ini, ini sungguh indah, terlihat sangat nyata." Takjub Pelayan Fu.

"Ya ya siapa dulu yang melukis, sekarang simpan ini, dan besok kita akan ke perjamuan." Ucap Lien Hua memberikan lukisannya agar dibungkus rapi oleh Pelayan Fu.

"Nona, sejak kapan Nona bisa melukis?" Tanya Pelayan Fu, sembari menyimpan lukisan itu.

"Aku memang bisa melukis dari dulu, tapi aku tidak pernah menunjukan nya." Bohong Lien Hua.

"Karna di dunia modern melukis adalah aalah satu hobi ku." Batin Lien Hua tersenyum kecil.

"Sudah malam Fu, kita harus tidur." Ucap Lien Hua naik keatas ranjangnya, dengan cepat Pelayan Fu menutup tubuh junjungannya dengan selimut.

Terpopuler

Comments

Dianita Indra

Dianita Indra

lanjut

2022-05-03

0

Oi Min

Oi Min

Knp Kaisar mnjd stalker skrg??? Kmn aja dulu??

2021-03-16

10

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!