Lien Hua menikmati perjalanan menelusuri hutan, ia melihat banyak burung yang berterbangan kesana kemari, kelinci dan tupai yang berlalu lalang.
Ia terus berjalan hingga sampai dimana ada sebuah air terjun yang tidak terlalu tinggi, namun dengan air yang tenang.
"Wah, kenapa ayah tidak memberitahu jika ada tempat yang indah disini." Ucap Lien Hua takjub melihat pemandangan dan warna air yang sangat jernih itu.
Tanpa berbasa basi lagi, ia mencelupkan kakinya dan membuka baju hanfunya, menaruhnya diatas batu, kini ia hanya memakai dalam hanfu polos.
"Tempat ini tidak terlalu buruk dari dunia pertamaku, setidaknya disini aku bisa menikmati suasana yang tenang tanpa bisingnya ibu kota." Gumam Lien Hua langsung menceburkan tubuhnya seluruhnya, ia berenang kesana kemari.
Ia menuju air terjun, singgah dibawahnya, menikmati jatuhnya air ketubuhnya, yang rasanya seperti dipijit pijit.
"Ugh, nikmatnya."
Saat ia memundurkan tubuhnnya, tiba tiba ia tersentak, karena dibalik air terjun itu ada sebuah lobang yang cukup besar dan muat jika orang seukurannya masuk.
"Goa?" Tanyanya bergumam, ia masuk perlahan lahan kedalam goa itu, ia melihat dinding dinding goa yang lembab dan ada sebuah obor disana, namun obor itu mati.
"Haish, gelap sekali, ini juga ada obor tapi tidak berguna sama sekali." Gerutunya kesal melemparkan obor itu kesembarang arah.
Ia terus berjalan melihat lihat, sampai dimana ia menemukan satu buah buku yang tergeletak tertutup oleh beberapa tumbuhan. Ia mengambil buku itu, membukanya.
"Kultivasi?"
"Wah, ternyata benar benar ada ilmu seperti ini, aku kira hanya ada didalam novel kuno saja." Ucapnya membaca setiap lembar dengan mengarahkan bukunya kesebuah celah, agar mendapatkan sinar disana.
"Elemen tanah, jadi jika aku berkultivasi mengikuti petunjuk buku ini, aku akan mendapatkan elemen tanah." Gumam nya berpikir bahwa itu adalah hal yang menakjubkan.
Ia menutup dan membawa bukunya kembali, berjalan lebih dalam lagi, sampai ia menemukan sebuah pintu yang hampir tidak terlihat. Ia membukanya perlahan.
"Raung apa ini?" Ucapnya masuk begitu saja, didalam ruangan itu ada sebuah pedang yang menancap diatas batu, dengan dinding ruangan yang penuh dengan tanaman rambat.
"Huah pedang!" Ia terkejut melihat pedang yang sangat mengkilap, ia tergiur untuk mengambilnya.
"Sangat sangat diluar dugaan, didalam goa yang gelap dan sunyi ini ada pedang yang sangat indah, apa orang itu gila menaruh pedang indah ini disini." Gumamnya takjub, ia mendekat dan meraih pedang itu, namun saat tangannya meraih itu, tubuhnya terpental menghantam tembok.
Blug!
Tubuh Lien Hua jatuh kelantai dengan kerasnya.
"Auh, sakit sekali." Rintihnya memegangi pinggangnya dan mulai berdiri. Ia kembali mencoba mengambil pedang itu.
Namun hal yang sama terjadi padanya lagi, belum ia menyentuh pedang itu, ia sudah jatuh terpental jauh.
"Ah sial! pedang apa itu? kenapa tidak bisa ku sentuh." Kesalnya kembali berdiri, sekarang tubuhnya serasa melawan 1000 orang sekaligus.
"Ah tidak tidak, aku sudah sampai sini, percuma jika aku tidak mengambil pedang itu." Lien Hua tetap bersi keras untuk mengambil pedang itu.
Untuk ketiga kalinya, ia jatuh terpental. Dihatinya sudah mengumpat serapah sekarang.
"Ah sial sekali, sepertinya pedang itu tidak berjodoh dengan ku." Ucapnya hendak pergi meninggalkan ruangan itu dengan tangan yang memegangi pinggangnya, namun tiba tiba ada orang yang menghadang nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Dianita Indra
next thor
2022-05-03
1
Salma Cheng
NEXT
2021-11-29
1
Srie wibi
hah, dgua yg gelap ada orang??
2021-01-24
4