Mencintai Dalam Diam
Uhuk!
uhuk!
"Bu, Ibu...Elang takut"
Bocah itu menangis tak berkesudahan melihat penderitaan Ibunya.
Dewi seorang ibu sekaligus janda miskin berusia 32 tahun.
Sudah sembilan tahun ia hidup hanya berdua dengan putranya.
Dan selama empat tahun terakhir dia mulai didera sakit parah.
kemiskinan membuat Dewi tidak pernah memeriksa kan diri ke dokter.
Bila kambuh dia hanya berbaring sambil menahan penderitaanya.
"Ibu mau minum?" Bocah kecil itu
Menyondorkan segelas air putih dan membantu Dewi minum.
Tenggorokan Dewi Hanya menerima seteguk.
Bahkan untuk minum saja sulit menelanya.
Dewi tersenyum lembut.
" Terima kasih, Elang..." ucap Dewi letih.
Putranya yang masih delapan tahun itu terlihat nelangsa bagaikan awan mendung di musim hujan.
Dewi kembali merebahkan tubuhnya di atas dipan reyot beralaskan tikar lusuh penuh tambalan yang di dapat dari hasil memulung.
Elang sedikit tenang mendapati Ibu kandungnya tidak batuk lagi.
Siang Malam, dengan Setia Elang menunggui ibu yang sudah hampir sebulan sakit keras.
Kata Dokter puskemas, yang memeriksa.
Ibu menderita TBC dan Paru- paru basah akut.
Elang tidak mengerti.Tapi kata tetangga, Ibu butuh obat supaya sembuh.
Mereka juga melarang Elang terlalu dekat dengan Ibu.
Sebab TBC itu menular.
Tiba- tiba Dewi kembali mengerang pelan. Memegangi dada.
" Ibu kenapa?" panik Elang.
Dewi tidak menjawab Elang semakin ketakutan.
" I-Ibu..." Meraih tangan Dewi memegangnya kencang.
"Jangan takut, sayang... hanya batuk biasa"
" Tidak sakit?" tanya Elang dengan mata polosnya menatap Dewi ragu.
" Tidak, sayang..."
Bohong mana Mungkin tidak sakit
Saat ini dada Dewi bagai terbakar.
Dewi berusaha tidak terlihat di depan putranya
Dewi setiadi, Terlahir dari keluarga terpandang dan kaya. Parasnya cantik, berkulit putih dan ramah.
Terlahir sebagai putri tunggal di keluarga kaya menjadikan Dewi begitu polos dan manja.
Dia juga memiliki hati yang baik.
Sifat polosnya membuat dia sering di mamfaatkan oleh orang- orang jahat.
Suatu hari Dewi menghadiri Acara ulang tahun teman yang di adakan di sebuah klub malam.
Di pesta itu, Dewi bertemu Anton.
pemuda yang sangat tampan yang memikat.
Dewi jatuh cinta pada pandangan pertama.
Setelah beberapa bulan menjalin hubungan Anton melamar Dewi.
Sayangnya Lamaran Anton di tolak oleh keluarga besar Setiadi.
Karena Setiadi mengetahui siapa Anton sebenarnya.
Meski kelihatan baik ternayat setelah menyelidik latar belakangnya Setiadi mengetahui Anton hanyalah seorang pengangguran yang gila judi.
Selain itu dia hobby mabuk dan main perempuan.
Tujuannya mendekati Dewi hanya Demi harta dan menikmati fasilitas keluarga Setiadi yang kaya raya.
Karena di tentang orang tua, Dewi nekat memutuskan Tali kekeluargaan,lalu nekat menikahi Anton tanpa restu.
Untuk balas dendam pada keluarga Setiadi, Anton sengaja membawa Dewi kabur dari rumah.
Shock dengan keputusan Dewi, Ibundanya jatuh sakit dan meninggal dunia.
Dewi menyesal dan sangat sedih dengan kematian ibunya.
Tapi senang karena bisa hidup bersama pria yang ia cintai.
Waktu terus berlalu.
Seiring berjalannya waktu. Sifat Asli Anton mulai terlihat.
Kasar, suka mabuk, judi, main perempuan.
Hati Dewi terluka.
Di tambah lagi, Anton suka merampas semua harta benda yang di miliki Dewi, uang, perhiasan. Bila tak di beri atau melawan Anton tak segan memukul.
Suatu hari Dewi sadar dirinya sedang mengandung buah cintanya dengan Anton.
Dewi senang sekali.
Sungguh berharap jika Suaminya akan berubah setelah mengetahui kehamilannya.
Sebenarnya sejak menikah Anton jarang sekali pulang, Dewi selalu di tinggal sendirian serta menghidupi diri sendiri.
" Mas..." panggil Dewi pelan, ketika Anton pulang.
Pria itu baru selesai mandi dan berkemas.
Sepertinya akan pergi lagi.
Dewi menatapnya lama.
Tubuhnya yang kokoh dan tegap dengan tatapan mata yang tajam dan memikat
Sebenarnya Anton memang sangat tampan.
"Hmmmm"
Sahut Anton singkat.
Dewi menarik Anton duduk bersama di ranjang.
" Kalau mau minta jatah nanti saja, aku sibuk" ketus Anton menatap Dewi tak suka.
" Bukan, Mas. aku hanya ingin mengatakan kabar baik padamu"
Kata Dewi pelan.
" Kabar baik? apakah Papa meeariskan perusahaan nya padamu?" Tanya Anton berbinar.
Dia selalu bermimpi menjadi direktur di perusahaan Setiadi.
mengendarai mobil mewah dan memiliki banyak kekasih dari kalangan wanita kelas atas.
Bukan perempuan yang menjajakan diri di atas trotoar.
Di bayar ceban bisa pakai semalaman.
Dewi terdiam, menggeleng, dan menunduk.
" Bu- bukan.."
" Lantas...!"
" Aku hamil, Mas"
" Apa!?" hardik Anton dengan suara menggelegar.
Jelas kabar itu bukan berita yang baik menurut Anton.
" Gugurkan bayi itu.." Ucapnya dingin.
Dewi terkejut
" Gu- gur kan!?" dengan terbata Dewi mengulang kalimat yang di ucapkan suaminya.
" Tidak!" bantah Dewi
" Aku tidak akan pernah membunuh anakku sendiri"
Merah padam wajah Anton.
dia benar- benar sudah di kuasai Amarah
Plak!
Anton melayangkan tangan sekuat tenaga menampar pipi Dewi,
menyisakan jejak kemerahan di sana.
" Wanita kurang ajar! Kau pikir, memelihara anak itu mudah? butuh susu, butuh Popok dan harus di beri makan tiga kali sehari. memangnya kau punya uang darimana?" Hardik Anton kembali.
Dewi menangis tersedu, hatinya sangat terluka.
Tapi dia sudah bertekad. tidak perduli Anton menerima atau tidak bayi itu harus lahir dan hidup.
Melihat kesungguhan Dewi Anton tidak bisa berbuat apa- apa.
Akhirnya pria itu pergi dengan hati jengkel setelah sebelumnya puas memukuli Dewi hingga babak belur.
Dewi hanya bisa menangisi nasibnya.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Hari ini sakitnya mencapai puncak. Dewi merasakan dadanya sesak seperti dihimpit bongkahan batu besar, sakitnya terasa dari segala sisi, sesak,dengan rasa terbakar di dada.
"Jangan takut Elang..kau anak laki-laki yang kuat! Jangan menangis ya..!"
Elang mengangguk patuh. Dia akan melakukan apa pun yang di katakan Ibu.
Asalkan Dewi senang dan tidak sakit lagi.
Anak malang, pikirannya polos sekali.
Dewi menangisi putranya diam- diam dalam hati
merasa kasihan pada Elang.
Kenapa nasib mempermainkan Elang dan dirinya.
Elang yang malang.
Ayahnya saja tidak pernah perduli padanya.
Sejak lahir hingga saat ini Belum sekalipun bertemu dengannya.
Anton pergi dan menikahi selingkuhannya saat Elang berumur tiga bulan.
Dewi tak berusaha mencegah atau pun berniat mencari Suaminya.
Biarlah pria itu pergi. Karena hidup bersamanya juga tak membuat Dewi bahagia.
Sejurus kemudian ingatan Dewi kembali ke masa Lalu.
Sejak Awal Anton mendekati Dewi demi harta.
Saat umur satu tahun, Elang Demam tinggi, Dewi yang miskin dan putus asa mendatangi Anton.
Memintanya memberikan sedikit uang untuk biaya berobat.
Bukannya memberi uang, Dewi justru di lecehkan oleh Anton.
Putus Asa, Dewi pulang ke rumah orang tuanya.
Setiadi juga menolak kedatangan Dewi.
Terpukul sedih dan putus asa menjadi satu.
Dewi nekat kerumah sakit tanpa membawa sepeser pun uang, Untung ada dokter wanita yang baik hati yang membantu mengobati Elang hingga sembuh.
Saat itulah Dewi sadar bahwa dirinya dan Elang hanya sebatang kara di dunia ini.
Bahkan Papanya sudah tidak perduli pada Dewi.
" Tuhan...berat nian cobaan yang hamba jalani. apakah ini sebuah hukuman bagi hamba karena tidak mendengar nasehat orang tua?" Dewi kembali meratap, bayangan masa lalu itu lalu memudarberganti wajah sendu Elang yang tak lepas menatapnya
" Ibu menangis?" Tanyanya seraya menyeka air mata Dewi.
.******
Dewi menatap wajah Elang lekat.
Mengusap air mata yang luruh di pipi.
Mereka berbaring dengan saling berhadapan.
Mata Dewi berbinar melihat putranya yang begitu menggemaskan.
Wajahnya sangat memikat padahal usianya baru Delapan tahun.
Dewi yakin sekali saat dewasa nanti Elang akan tumbuh menjadi pemuda tampan.
Tapi mungkin Dewi tak akan pernah melihatnya.
"Elang....anak ibu yang ganteng, jangan nangis, ya?"
Dewi merogoh kantong daster lusuh dan mengeluarkan sesuatu dari dalamnya.
" Ambilah kartu ini, sayang.."
" Apa ini, Bu?" tanya Elang polos.
" kartu nama. Itu adalah alamat kakek Elang" terang Dewi.
"Tapi Elang gak bisa baca, Bu..." Elang terlihat bingung. Dia tidak punya waktu untuk sekolah, sebab setiap hari harus mencari uang dan mengurus ibu yang sakit.
Dewi merasa dirinya sangat tidak berguna sebab tak bisa memberikan pendidikan yang layak untuk Elang
"Ibu minta maaf. karena Elang tidak sekolah."
Elang tahu Ibunya bersedih dia pun tersenyum menghibur.
"Tidak apa, Bu. Nanti bisa minta tolong seseorang membacakan."
Ibu tersenyum, membelai lembut, rambut lebat Elang penuh kasih.
"Carilah Kakek. Ibu yakin kakek akan senang bertemu denganmu, Beliau pasti tak akan marah pada mu. hiduplah Bersama kakek setelah ibu pergi.."
" Ibu mau pergi kemana? Elang ikut. Nggak mau tinggal dengan kakek, Bu.."
Elang mulai tersedu.
Dewi menghela nafas.
" Kelak kita pasti bisa bersama, tapi untuk sesaat kita harus berpisah. Karena Elang tidak bisa ikut Ibu."
" Kenapa? ibu nggak sayang lagi pada Elang"
" Bukan Elang...Ibu sayang sekali pada Elang...Tapi Ibu..."
Uhuk
uhuk
Dewi kembali terbatuk-batuk.
Dia tidak mampu bicara lagi.
Nafasnya pendek mulai
tersengal- sengal.
Penyakit yang ia dapat dari bekerja sebagai buruh cuci menekan dadanya.
Dewi tak mau dikalahkan oleh penyakit , dia terus berjuang, sayangnya kondisi tubuhnya semakin drop.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
zayy
lanjut
2022-09-12
0
May Tanty
awal yg menarik
2021-05-14
1
maria sutriyana
awal cerita yang menarik
2021-05-13
1