Bab tiga Elang yang patah sayap

Pria itu membawa Elang pulang ke gubuk milik Dewi. Gubuk kenangan bagi mereka bertiga.

Pria itu, Elang, dan Dewi.

Alam bawah sadar nya meminta Elang untuk bangun. Samar, Bau aroma terapi begitu menyengat menembus hidungnya

Tubuhnya juga terasa lebih hangat.

Perlahan tapi pasti kesadaran nya sedikit demi sedikit mulai kembali.

Elang pun membuka mata. Awalnya terasa berat dan semua terlihat samar dan buram.Mengerjapkan lalu menutup mata saat cahaya masuk melalui retina.

"Ah silau.." Mengerjap, Elang menutup matanya dengan telapak tangan saat cahaya masuk melalui retina.

Dia seperti baru terbangun dari mimpi panjang yang menakutkan.

Melirik ke setiap sudut ruang sempit.

Mendesah pelan saat tubuh terasa begitu lemah lunglai.

" Ibu..." Panggil Elang pelan. Setelah kesadarannya pulih dan otaknya mulai bisa berpikir jernih.

Elang anak kecil polos nan malang, menganggap semua yang ia lalui hari ini adalah mimpi

"Ternyata, Elang hanya mimpi..." katanya.Tersenyum dan

Menghela nafas lega. lalu melihat sisi sebelahnya.

" Ibu kemana? Ibu...!!" panggilnya lirih.

Bingung mencari sosok Ibu, Sebab Ibu selalu berada di ranjang reot itu Ibu tidak boleh kemana- mana sebab sedang sakit.

" ibu! Ibu!?" panggil Elang, berulang kali

Elang merasa sebuah bayangan tinggi besar mendekat ke arah ranjang.

Dia melihatnya penuh rasa takut.

"Bapak siapa!!?

Pria itu menyeringai.

"Rupanya, kau sudah Bangun!?"

Pria itu duduk di sana di sudut masih dengan senyum seringai di bibirnya.

" Kau si- siapa?" Ulang Elang semakin gemetaran.

Laki laki asing itu.

terlihat santai dengan tangan bersedekap di dada.

Firasat Elang bilang, pria ini bukanlah orang baik.

Elang tak suka padanya

dan mulai merasa tak Aman.

" Ibu..ibu...!" panggil Elang mulai panik.

Pria itu beringsut, bangun dan mendekat.

Tanpa perasaan pria itu mencengkram kuat pundak Bocah malang itu hingga membuat Elang meringis sakit. Mengunci tatapan Elang.

"Jangan sakiti aku Tuan..Ibu tolong..! sakit." Elang menangis mengiba.

"ApanKau lupa, hah!" Hardiknya dengan mata melotot.

"Ibumu sudah mati, sudah dikubur sore tadi? sudah terbaring dalam tanah... sudah jangan cengeng!!" bentaknya tanpa empati sedikit pun.

" I-Ibu meninggal!? Jadi Se- semua itu bukan mimpi?"

Elang bicara pada diri sendiri dengan berlinang air mata.

" Bohong! bapak siapa!? kalau bicara jangan sembarangan. Bapak pasti bohong! Ibu tidak meninggal, Ibu masih hidup..." Elang meratap

Laki- laki itu mengangkat bahunya acuh.

" Terserah padamu...Dasar anak bodoh! di bilangin kok ngeyel.

" Kau pingsan sore tadi di pusara Dewi. Apa kau lupa? aku yang membawamu pulang"

Otak kecil Elang memutar kembali memory beberapa jam lalu.

"Ja- jadi semuanya memang nyata, bukan mimpi, Ibuku sudah pergi...?"

Anton berjalan mendekat mengelus kepala Elang

" Ckckck...kasihan.." ejaknya. seraya menggeleng kan kepalanya.

"Rupanya kau tadi lupa ingatan..." Anton tertawa geli seolah Elang sedang melucu saat ini.

Tatapan Anton beradu dengan mata Elang yang teduh.

Anton meneliti wajah bocah itu berlama- lama. Ada binar kagum terpancar di sana.

"kau memang pantas menjadi putraku. Lihat wajahmu sangat mewarisi ketampanan ku.." ucapnya pongah.

pernyataan Anton membuat Elang terpancing.

"Si-si- siapa bapak, sebenarnya?"

"Tak perlu kaget, Namaku Anton dan aku Bapakmu.." j Anton mengenalkan diri dengan malas.

" Bapak..!?" Elang mengulang kalimat Anton. Seolah mendengar sesuatu yang aneh.

Elang dengan mata polosnya menatap Anton lama meneliti nya.

Pria itu terlihat menakutkan bagi Elang.

"Ibu bilang, Bapak sudah mati."

Anton tergelak, tertawa sampai matanya berair.

Elang sampai berpikir jika laki- laki itu sudah gila.

Sejak tadi hanya tertawa dan tertawa bahkan saat Elang bersedih dia juga tertawa.

Padahal Elang tidak sedang bergurau.

Anton masih terkekeh geli

" Ternyata kau sudah dibohongi ibumu,anak manis..."

Anton bangun dan berjalan keluar dari kamar.

"Ibumu wanita yang bodoh, aku bersyukur dia cepat mati.."

Elang menyusul dan berteriak dengan lantang

"Ibu ku bukan wanita bodoh!!! Ibu pintar dan baik!!"

" Iya..Iya.. terserah padamu" Anton mengibaskan tangannya malas menanggapi

Tapi tetap meneruskan langkahnya berdiri didepan pintu berbalik menghadap Elang.

kau mau tetap tinggal sendirian disini atau ikut pulang bersamaku?" tanya Anton.

Elang berdiam diri tatapan matanya begitu polos dan menggemaskan tapi Anton sama sekali tak tersentuh.

Lama menunggu mebuat Anton tak sabar dan dia berkata,

"ok! terserah padamu... Aku tidak akan memaksakan kehendak."

Tanpa pikir panjang, Pria itu melangkahkan pergi keluar dari gubuk. Meski sebenarnya hanya ingin menggertak.

"Tunggu..!" panggil Elang menyusul Anton.

Anton tersenyum.

Apa yang dia pikirkan terjadi.

" Bapak..E-Elang ikut bapak saja"

Anton menghentikan langkah menunggu Elang mendekat

Elang menunduk takut dengan jemari saling menaut.

Anton berjongkok mengusap kepala Elang pelan.

" Anak pintar..."

Karena tak punya punya pilihan, Elang memilih ikut Anton. Sebagai anak kecil yang masih memiliki Naluri dan rasa takut menghadapi dunia yang luas, Elang butuh orang dewasa untuk menjaganya.

Elang lupa tentang pesan Dewi sebelum meninggal untuk mencari kakeknya .

Anton begitu gembira menyambut keputusan Elang.

" Bagus, keputusan yang tepat. siapa namamu?" tanya Anton.

" Elang Dirgantara, pak.."

" Hmmmmmm, nama yang bagus dan gagah, cocok denganmu."

"Ayo lekas! berkemas sebelum malam makin larut. Ingat! bawa baju secukupnya saja jangan merepotkan aku, karena kita harusmenggunakan angkot untuk pulang ke rumahku."

Elang mengangguk dan mulai berkemas. Dia hanya membawa sebuah ransel, memilih baju terbaik yang ia miliki.

Anton menggandeng Elang, menyeret anak kecil itu bersamanya.

"Elang senang, bertemu Bapak. Tapi kenapa ibu berbohong mengenai keberadaan bapak?" tanya Elang saat mereka berada di angkot.

Anton merasa Elang cukup cerdas dan sedikit cerewet.

Anton tertawa menanggapi pertanyaan putranya.

"Kau pasti akan tahu, Alasannya, mengapa Ibu mu mengatakan demikian"

jawab Anton sekenanya di selingi senyum jahat.

perkampungan itu kumuh dan miskin.

Banyak pria- pria Tatoan tampang sangar hilir mudik

keadaanya jauh lebih buruk dari tempat tinggal Elang sebelumnya.

wanita-wanitanya, rata-rata berpakaian sexy dan minim sekali. Sepanjang jalan memasuki kampung Tak ada keramahan yang menyambut.

Kampung pemulung itu terkesan liar dan bebas tak cocok menjadi sebuah hunian untuk bocah yang sedang dalam masa pertumbuhan seperti Elang.

Jujur dalam hati Elang juga merasa takut untuk tinggal di Sana.

Tetapi dia bertekad akan beradaptasi dengan baik.

Semoga saat mengenal mereka, praduga buruk Elang bisa sirna.

Anton mengajaknya berhenti didepan rumah berdinding triplek dan anyaman bambu.

Anton mengetuk pintunya tak sabaran..

"Berisik..!!" Terdengar suara wanita melengking tinggi dari dalam.

Seorang wanita, sebaya ibu Elang dengan pakaian sangat terbuka, memakai kutang dan kain sarung keluar menyambut mereka dengan ekspresi tak bersahabat

"Punya nyali loe..buat pulang..! " Dia membentak Anton dengan mata melebar hingga hampir melompat keluar.

" Jangan banyak bacot loe! laki pulang bukan disambut malah marah - marah.." sahut Anton tak kalah ketus.

" Dasar laki pengangguran, paling juga juga kehabisan uang makanya nekat pulang.."

Wanita itu berusaha menghalangi Anton masuk kedalam rumah.

Elang melihatnya ketakutan, meski miskin dan hidup serba sulit, ibu tak pernah bersikap dan bicara kasar padanya.

Sementara kedua oranng dewasa ini justru mempertontonkan hak yang sama sekali tidak pantas.

Mereka terus berdebat hingga beberapa menit berlalu kukuh didepan pintu hingga menjadi tontonan gratis para tetangga yang berniat menonton Drama secara real

" Siapa yang loe bilang pengangguran? "

"Elo, lah! masa Gue" ketus Sri

"Jangan ngebacot,

Loe urusin aja nih bocah! Gue ngantuk mau tidur, minggir!!" Mendorong tubuh wanita itu sambil mengangsurkan Elang dengan kasar pada wanita itu.

" Nah loh ! anak siapa lagi yang loe culik..!" teriak Sri mengalahkan suara lolongan anjing tetangga malam itu.

Dia menyusul Anton cepat ke kamar.

" Siapa Anak itu?" wanita itu bertanya curiga.

Jelas merasa keberatan jika Elang ikut tinggal bersama mereka.

" Dia anak gue dengan Dewi" sahut Anton datar seolah semua itu bukan sebuah kesalahan

Sri sontak terdiam sesaat kehabisan kata. Sementara

Amarahnnya sudah mencapai ubun-ubun

" Cih! punya nyali Loe?!bawa anak perempuan² bodoh itu kerumah gue, emangnya emaknya kemana?, yang benar saja!? Nyuruh gue buat rawat anak mantan loe. otak elo udah konslet!???"

Anton menghela nafas jengkel, wanita memnag mahluk yang menyebalkan batin Elang.

" Kemarin Emaknya mati, Udah Loe ikutin aja permainannya, gue, yakin kita nggak bakal rugi bakal Rugi" kata Anton duduk bersandar di tembok

" Enak banget kalau ngomong, yang nyari makan dirumah ini gue,.ngidupin elo aja gue setengah mati,.malah loe suruh ngidupin anak loe juga" hardik Sri kesal.

" Loe bisa diam kagak!, dengerin nih ya, kita bisa manfaatin itu anak buat cari uang, gue bakal nyuruh dia ngemis dipinggir jalan, diperempatan lampu merah, atau kita bisa mengajarinya mencopet."

Jelas Anton membujuk Sri.

Sri terdiam.

wajahnya melunak.

" Gimana, loe paham sekarang..udah mendingan loe kasih makan tuh anak.

lihat aja wajahnya yang cakep kayak gue, pasti banyak orang yang bakal iba padanya."

" Iya loe ada benarnya juga..gue setuju deh, loe emang bajingan, anak sendiri aja tega loe manfaatin" kata Sri keluar kamar meninggalkan Anton sendirian.

Sri mendekati Elang, kali ini wajahnya jauh lebih ramah.

" Masuk sini," ajaknya.

Elang masuk dengan patuh

" Loe udah makan?"

Elang menggeleng pelan.

" Belum Bu,.."

" Ikut gue ke dapur ya, kita makan.."

Elang mengikuti wanita itu dengan patuh.

Dia makan dengan lahap dengan lauk seadanya yang diberikan oleh Sri.

Sri memperhatikan Elang seksama saat bocah itu menikmati makanannya.

"Bocah ini memang ganteng, kulitnya begitu putih bersih,hidung nya mancung, bibir penuh berbentuk busur panah dan merah alami, rambutnya lebat, hitam mengkilat dan lurus. Dia pasti akan menjadi pemuda tampan jika dewasa nanti.

ketampanan yang diwarisi dari Anton dan Dewi yang memiliki paras sangat cantik.

" Aku yakin jika ia mengemis pasti banyak yang akan jatuh iba. dan jika ia mencopet pasti tak akan ada yang curiga padanya. sempurna"

Sri tersenyum licik

" Ibu, elang sudah selesai."

Sri menoleh pada elang, mengalihkan pikirannya.

Dia membereskan piring dan

membawa anak itu menuju kamar kosong.

" Istirahatlah sepuasnya karena besok hari kau tak akan memiliki waktu untuk berleha leha lagi" kata Sri pada Elang.

Setelah mengantar elang, Sri kembali ke kamar nya sendiri. Dia melihat Anton tidur nyenyak menghadap tembok

" loe lihat kan? anak gue ganteng " Anton membalikan badan tiba-tiba menghadap Sri.

" Sial, gue kira loe udah tidur." umpat Sri kaget

" Anak laki-laki itu emang menuruni ketampanan gue, sayangnya gue nggak tertarik buat melihara anak. bikin repot. tapi, tetap aja gue bangga bisa nyetak anak sesempurna itu"

"Buat apa wajah ganteng ,kalau kantong kosong, ibaratnya nih, seperti Padang pasir dimusim kemarau, kering gersang,dan tandus, tak bisa menghasilkan apa-apa

Sri menyindir.

Dia merasa ketampanan Anton tak ada gunanya, tak bisa dipakai menghasilkan uang.

Selain enak dipakai diranjang.

Anton membalikan badan kembali menghadap tembok kesal pada sindiran pedas istri mudanya itu

Terpopuler

Comments

May Tanty

May Tanty

lucu juga menyedih kn

2021-05-14

0

Ara Adara ara

Ara Adara ara

ngakak sendiri baca Omelan mbk Sri yg nyindir Anton🤣

2021-03-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab satu Cinta itu buta
2 Bab Dua Ibu meninggal
3 Bab tiga Elang yang patah sayap
4 Bab Empat bocah malang
5 Bab lima Bocah malang
6 Bab 6 kepergok
7 Bab tujuh Ditolong
8 Bab Delapan dalam pelarian
9 Bab Sembilan. Pulau baru, harapan baru
10 Bab Sepuluh Bertahan
11 Bab Sebelas Pinjam uang
12 Bab dua belas Menyesal
13 Bab tiga belas dijebak Marco
14 Bab Empat belas Anton terjebak
15 Bab Lima belas pulau diserang.
16 Bab Enam belas berpisah selamanya
17 Bab tujuh belas mencari teman lama
18 Bab delapan belas Anara ditegur
19 Bab sembilan belas Pria di bawah hujan.
20 Bab 20 Menginap di restoran
21 Bab 21 Dia...
22 Bab 22 Berdua dengannya
23 Bab 23 dipecat
24 Bab 24 Dia yang kucinta
25 Bab 25 Dia yang ku cinta part2
26 Bab 26 Ditabrak.
27 Bab 27 permintaan Ayah
28 Bab 28 membuat perjanjian.
29 Bab30 pengenalan tokoh
30 Bab 31 Keluarga Marco
31 Bab 32 Elang tak.bisa dibantah
32 Bab 33 Penagih hutang
33 Bab34 Kenzo membebaskan Anara
34 Bab 35 kissmark membawa petaka
35 Bab 36, Aku punya hak melakukannya
36 Bab 37 dijemput Elang
37 Bab 38 Nasi goreng buatan Anara
38 Bab 39. Gelisah dan sepi
39 Bab 40 mendatangi markas Marco
40 Bab 41 Serangan dadakan dipagi hari
41 Bab 42 kuharap kau tidak keberatan..
42 Bab 43 Serangan kedua dirumah Elang
43 Bab 44 Dendam Marco
44 Bab 45 Pesona Elang
45 Bab 46 Elang terluka
46 Bab 47 kontak fisik yang intim
47 Bab 48 Nara bekerja
48 Bab 49 Kenzo kecewa
49 Bab 50 perjalanan ke lapangan tembak
50 Bab51 pertarungan dihutan
51 Bab 52 Berdua dipondok
52 Bab 53 Malam yang mengejutkan part satu.
53 Bab 54 Malam mengejutkan part dua.
54 Bab 55 Salah sebut nama.
55 Bab 56. Yang terluka
56 57 Kabur dari neraka
57 Bab 58 Menyamar untuk kabur
58 Part 59 Anton Bebas
59 60. Hati yang terluka
60 61Elang mengajaknya bertemu Asyila
61 62 Makan malam yang menyebalkan.
62 62 Dia menunggu
63 Enam puluh empat, Permintaan Aneh Elang
64 Dua puluh Lima. Menemani Elang.
65 Bab enam- enam resepsi mewah Elang.
66 Bab enam puluh tujuh bekerja di bengkel.
67 Bab enam delapan saksi kunci yang membuat resah
68 Bab enam puluh sembilan kembali dari bulan madu
69 Bab tujuh puluh. menghampiri Anara
70 Bab tujuh puluh satu. Kenzo datang ke bengkel
71 Bab tujuh dua Bertemu Di Restoran.
72 Part tujuh puluh tiga. Elang tertekan.
73 Bab Tujuh empat. Elang masuk rumah sakit.
74 Bab tujuh lima, menemani Elang di rumah sakit
75 Bab Tujuh puluh enam Asyila kembali
76 Part Tujuh puluh tujuh Rahasia Asyila
77 part tujuh puluh delapan. Curiga
78 part 79 Laporan Yoga
79 Part 80 Ranjang dingin
80 Part 81 Kemarahan Elang.
81 Part 82 Numpang menginap part satu
82 Part 83 pengakuan Anara.
83 Bab delapan empat Bertemu Pria masa lalu
84 Part Delapan lima kebahagiaan yang di Renggut paksa.
85 part 86 mencari bukti 1
86 part 87 Mancari bukti dua
87 part 88 mencari bukti 3
88 Part 88 Mendapatkan bukti akurat.
89 Part 89 menculik Anara.
90 Part 90 pergi bersama Anara
91 Bab 91 lebih baik menjauh.
92 Bab 92 Aku sudah membebaskannu.
93 Bab 93 Pertemuan yang mengharukan.
94 Bab 94 Menguak masa lalu
95 Bab 95 Mancari cinta sejati.
96 Bab 96 pengakuan kenzo
97 Bab 97 Galau
98 Bab 98 keputusan Anara
99 Bab 99 Keputusan Anara part 2
100 Part 100 Jawaban yang di tunggu
101 Bab 101 Sosok orang tua Kenzo yang mengejutkan.
102 Bab 102 menerima lamaran
103 Bab 103 mendatangi Elang
104 Bab 104 Kau yang tidak peka
105 Bab 105 mendatangi klub malam.
106 Bab 106 Menjemput Elang
107 Bab 107 siasat.
108 Bab 108 ketegasan Elang
109 Bab109 Menyusup ke markas musuh
110 Bab 110. Cinta dan dusta
111 Bab 111 Anara dalam bahaya
112 Bab112 mencari Anara
113 Bab 113 Dia ada di dalam kontainer di dermaga.
114 Bab 114 pergulatan hati Kenzo.
115 Bab 115 Menyelamatkan Anton.
116 Bab 116
117 117 Kelicikan Marco
118 Bab118 menguak rahasia Marco
119 Bab 119 Mencari Rahasia Marco
120 Bab 120. Rahasia di dalam basemen
121 Bab 121i Kepergok
122 Bab 122 Penantian
123 Bab 123 Elang meninggal?
124 Bab 124 Ancaman Marco
125 Bab 125 pernikahan pakasa yang gagal.
126 Bab 126 kejutan manis
127 Bab 127 Malam syahdu.
128 Bab 128 kembali ke kota.
129 Bab 129
130 Bab130
131 Bab 131
132 Babb132 masa lalu yang terkuak
133 Babb132 masa lalu yang terkuak
134 Bab 133 Anton Meninggal
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab satu Cinta itu buta
2
Bab Dua Ibu meninggal
3
Bab tiga Elang yang patah sayap
4
Bab Empat bocah malang
5
Bab lima Bocah malang
6
Bab 6 kepergok
7
Bab tujuh Ditolong
8
Bab Delapan dalam pelarian
9
Bab Sembilan. Pulau baru, harapan baru
10
Bab Sepuluh Bertahan
11
Bab Sebelas Pinjam uang
12
Bab dua belas Menyesal
13
Bab tiga belas dijebak Marco
14
Bab Empat belas Anton terjebak
15
Bab Lima belas pulau diserang.
16
Bab Enam belas berpisah selamanya
17
Bab tujuh belas mencari teman lama
18
Bab delapan belas Anara ditegur
19
Bab sembilan belas Pria di bawah hujan.
20
Bab 20 Menginap di restoran
21
Bab 21 Dia...
22
Bab 22 Berdua dengannya
23
Bab 23 dipecat
24
Bab 24 Dia yang kucinta
25
Bab 25 Dia yang ku cinta part2
26
Bab 26 Ditabrak.
27
Bab 27 permintaan Ayah
28
Bab 28 membuat perjanjian.
29
Bab30 pengenalan tokoh
30
Bab 31 Keluarga Marco
31
Bab 32 Elang tak.bisa dibantah
32
Bab 33 Penagih hutang
33
Bab34 Kenzo membebaskan Anara
34
Bab 35 kissmark membawa petaka
35
Bab 36, Aku punya hak melakukannya
36
Bab 37 dijemput Elang
37
Bab 38 Nasi goreng buatan Anara
38
Bab 39. Gelisah dan sepi
39
Bab 40 mendatangi markas Marco
40
Bab 41 Serangan dadakan dipagi hari
41
Bab 42 kuharap kau tidak keberatan..
42
Bab 43 Serangan kedua dirumah Elang
43
Bab 44 Dendam Marco
44
Bab 45 Pesona Elang
45
Bab 46 Elang terluka
46
Bab 47 kontak fisik yang intim
47
Bab 48 Nara bekerja
48
Bab 49 Kenzo kecewa
49
Bab 50 perjalanan ke lapangan tembak
50
Bab51 pertarungan dihutan
51
Bab 52 Berdua dipondok
52
Bab 53 Malam yang mengejutkan part satu.
53
Bab 54 Malam mengejutkan part dua.
54
Bab 55 Salah sebut nama.
55
Bab 56. Yang terluka
56
57 Kabur dari neraka
57
Bab 58 Menyamar untuk kabur
58
Part 59 Anton Bebas
59
60. Hati yang terluka
60
61Elang mengajaknya bertemu Asyila
61
62 Makan malam yang menyebalkan.
62
62 Dia menunggu
63
Enam puluh empat, Permintaan Aneh Elang
64
Dua puluh Lima. Menemani Elang.
65
Bab enam- enam resepsi mewah Elang.
66
Bab enam puluh tujuh bekerja di bengkel.
67
Bab enam delapan saksi kunci yang membuat resah
68
Bab enam puluh sembilan kembali dari bulan madu
69
Bab tujuh puluh. menghampiri Anara
70
Bab tujuh puluh satu. Kenzo datang ke bengkel
71
Bab tujuh dua Bertemu Di Restoran.
72
Part tujuh puluh tiga. Elang tertekan.
73
Bab Tujuh empat. Elang masuk rumah sakit.
74
Bab tujuh lima, menemani Elang di rumah sakit
75
Bab Tujuh puluh enam Asyila kembali
76
Part Tujuh puluh tujuh Rahasia Asyila
77
part tujuh puluh delapan. Curiga
78
part 79 Laporan Yoga
79
Part 80 Ranjang dingin
80
Part 81 Kemarahan Elang.
81
Part 82 Numpang menginap part satu
82
Part 83 pengakuan Anara.
83
Bab delapan empat Bertemu Pria masa lalu
84
Part Delapan lima kebahagiaan yang di Renggut paksa.
85
part 86 mencari bukti 1
86
part 87 Mancari bukti dua
87
part 88 mencari bukti 3
88
Part 88 Mendapatkan bukti akurat.
89
Part 89 menculik Anara.
90
Part 90 pergi bersama Anara
91
Bab 91 lebih baik menjauh.
92
Bab 92 Aku sudah membebaskannu.
93
Bab 93 Pertemuan yang mengharukan.
94
Bab 94 Menguak masa lalu
95
Bab 95 Mancari cinta sejati.
96
Bab 96 pengakuan kenzo
97
Bab 97 Galau
98
Bab 98 keputusan Anara
99
Bab 99 Keputusan Anara part 2
100
Part 100 Jawaban yang di tunggu
101
Bab 101 Sosok orang tua Kenzo yang mengejutkan.
102
Bab 102 menerima lamaran
103
Bab 103 mendatangi Elang
104
Bab 104 Kau yang tidak peka
105
Bab 105 mendatangi klub malam.
106
Bab 106 Menjemput Elang
107
Bab 107 siasat.
108
Bab 108 ketegasan Elang
109
Bab109 Menyusup ke markas musuh
110
Bab 110. Cinta dan dusta
111
Bab 111 Anara dalam bahaya
112
Bab112 mencari Anara
113
Bab 113 Dia ada di dalam kontainer di dermaga.
114
Bab 114 pergulatan hati Kenzo.
115
Bab 115 Menyelamatkan Anton.
116
Bab 116
117
117 Kelicikan Marco
118
Bab118 menguak rahasia Marco
119
Bab 119 Mencari Rahasia Marco
120
Bab 120. Rahasia di dalam basemen
121
Bab 121i Kepergok
122
Bab 122 Penantian
123
Bab 123 Elang meninggal?
124
Bab 124 Ancaman Marco
125
Bab 125 pernikahan pakasa yang gagal.
126
Bab 126 kejutan manis
127
Bab 127 Malam syahdu.
128
Bab 128 kembali ke kota.
129
Bab 129
130
Bab130
131
Bab 131
132
Babb132 masa lalu yang terkuak
133
Babb132 masa lalu yang terkuak
134
Bab 133 Anton Meninggal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!