Para penyerang misterius menyerang siapa saja, tanpa pandang bulu, tidak melihat umur dan jenis kelamin.
Sudah banyak penduduk pulau terluka dan tewas kena terjangan peluru.
Nabil, Elang, dan Hikmal, memasuki gudang senjata untuk mengambil beberapa senjata Laras panjang.
Mereka memang sudah menyiapkan diri untuk situasi seperti ini. Mengingat musuh mereka adalah kelompok gangster yang memiliki kekuatan besar di negara ini, sewaktu-waktu bisa menyerang pulau.
Terjadi baku tembak yang sengit, meski kalah jumlah, ketiganya dapat menguasai keadaan. Selain mengenal seluk beluk pulau. ketiganya adalah pria-pria berpengalaman yang tangguh.
Musuh akhirnya bisa dipukul mundur, sedangkan sebagiannya lagi tewas dan terluka di pulau.
Sedangkan musuh yang tersisa mencoba melarikan diri menggunakan Helikopter yang tersisa
"Sepertinya mereka sudah pergi.."
ucap Elang lega.
Mereka pun jalan beriringan menuju pondok. Karena merasa sudah Aman, ketiga nya menjadi lengah.
Mereka terbelalak panik. Ketika Sebuah benda terbang mendarat tepat di depan Hikmal.
Hikmal bergerak dan berpikir cepat
Segenap tenaga mendorong Elang menjauh dari benda itu.
Sedangkan Nabil melempar tubuhnya menutupi benda itu sepenuhnya.
DHUAAAAAAA R...!!!!!!!
Semua terjadi dalam waktu singkat.
Elang kaget dan terpental beberapa meter jauhnya dari arah ledakan.
Pemuda itu tergeletak pingsan.
Sayup-sayup telinganya mendengar bunyi ledakan yang tiada henti.
Dia membuka mata perlahan.
helikopter yang tersisa, melemparkan granat bertubi-tubi ke arah pulau.
Dengan geram Elang bangun. Tak di hiraukan rasa sakit akibat terkena serpihan ledakan serta darah yang mengucur deras
Elang mengambil senjatanya dan memeriksa sisa peluru
Lalu memposisikan senjata itu, membidiknya.
Satu persatu helikopter musuh jatuh dan terbakar.
" Dasar sialan..!!" Elang memaki.
Lalu teringat pada Paman Nabil dan Ayah Hikmal.
" Ayah! "
"paman!"
Mencari-cari di antara puing-puing serta sisa ledakan.
Asap hitam masih membumbung menutupi jarak pandang.
"Paman Bil!?"
" Ayah!?"
Elang sangat sedih, Melihat beberapa penduduk ikut tewas karena ledakan granat.
" Elang... Elang..." Terdengar panggilan lirih
Elang mencari asal suara
" Ayah!!"
Tergesa ia mendekat.
" Syukurlah! Ayah masih hidup"
"Paman Nabil, mana?" tanya Hikmal
Elang ingat paman Bill, menindih granat itu untuk menyelamatkan Hikmal dan Elang.
Elang dengan gigih menyingkirkan sisa- sisa puing dan reruntuhan.
Tapi tubuh Nabil tidak di temukan.
Putus asa, Elang kembali pada Hikmal dengan pikiran kacau.
Elang duduk berlutut di sisi Hikmal.
Hikmal tersenyum lembut melihat Elang menangis bagai bocah kecil.
"Mendekatkan!" kata Hikmal
Elang lebih mendekat pada Hikmal patuh.
" Tinggalkan pulau ini, segera."
"Pulau ini sudah tak aman, musuh Ayah sudah mendeteksi keberadaan kami." kata Hikmal menahan sakit
"Ayah sudah mempersiapkan semua untukmu, di kota. Kau akan bertemu dengan orang - orang kepercayaan Ayah, Mereka akan membantumu menjalankan kerajaan bisnis kita."
" Baik Ayah, mari kita pergi..." Elang hendak memapah Hikmal.
Hikmal segera menahan tangan Elang
" Tidak!! Ayah sudah tidak Kuat.." Hikmal menggeleng, sambil melirik kakinya
Elang mengikuti pandangan Hikmal.
Sontak ekspresi wajahnya menjadi horor, terduduk lemas dengan wajah pucat.
Dia tidak melihat sebelumnya karena hanya melihat wajah Hikmal yang kesakitan.
"Ayah,,kaki Ayah.." Ucap Elang dengan Air mata mulai tergenang.
Kedua kaki Ayahnya sudah tak ada.
"Ayah! tidak! Ayah tidak boleh pergi. Elang akan sebatang kara lagi...tidak !!" dia meraung histeris.
" Ssssstttt... Tenanglah Elang, kau tak boleh lagi menangis, kuatkan dirimu. Carilah paman Bill, jika dia masih hidup, bawa serta ia bersamamu.. Doa Ayah selalu menyertaimu,.Ayah bangga sekali padamu, nak..."
Lalu pria itu memejamkan matanya dan menghembuskan nafas terakhir dalam pelukan Elang.
Belum sempat Elang menangisi kematian Hikmal, suara tembakan kembali terdengar.
Darah Elang serasa mendidih.
Dia menuju gudang senjata, memakai Rompi anti peluru memilih sebuah Bazooka.
Dia akan membalas perbuatan mereka terhadap Ayahnya.
Elang bersembunyi mengamati keadaan, sekitar sepuluh orang musuh yang tersisa.
Menyiapkan diri, menarik nafas dalam, ini pertama kalinya dia terpaksa membunuh orang- orang.
Perlahan mengarahkan Bazooka ke arah musuh dan,
BOOOOOOM!!
Terdengar suara dentuman yang sangat keras.
Orang- orang itu terpental.
Setelah merasa aman dan tak ada pergerakan dari musuh dia pun mendekat.
Elang melihat pergerakan salah satu dari musuh.
Dia mendekat dan mencengkram kerahnya.
" Katakan siapa yang menyuruhmu!!?" hardiknya geram.
Orang itu diam saja.
" Katakan! Atau aku akan menembak!" mengacungkan senjata ke arahnya.
" Sayangnya sebelum sempat pria itu bicara, dia meninggal dunia.
" Ahhhh!!! Sial, Sial!!!!" Elang berteriak frustasi.
Selesai dengan urusannya, Elang kembali pada Ayah.
Sementara Nabil ditemukan sudah tak bernyawa.
Elang sangat terluka.
Ini kali kedua dia merasakan kesedihan mendalam dalam hidupnya
Setelah menguburkan jasad- jasad dibantu beberapa penduduk yang tersisa.
Elang pulang ke pondok untuk beristirahat.
Dia terlihat murung sepanjang hari.
Seolah hidupnya Hampa.
Berada di pondok semakin menambah rasa sakit.
Akhirnya Elang memutuskan untuk meninggalkan pulau seperti permintaan terakhir Hikmal.
"Kalian yakin tak ingin ikut ke kota? " tanya Elang pada beberapa penduduk yang tersisa.
Mereka sepakat untuk tetap menetap di pulau. Karena sudah merasa Nyaman.
" Berkunjunglah Elang, pulau ini selalu menerimamu kembali."
Mereka melepas kepergian Elang
Dengan Menaiki helikopter musuh, Elang meninggalkan pulau kenangan.
Dia tidak tahu kepergian ini untuk sementara atau bahkan selamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Novita Sari
ceritanya buagusss👍👍
2022-09-14
0
Itha Annasthasya
bagus ceritanya
2021-10-18
0
Mbak Har Afniyanto
ceritanya seru,aku sangat suka
2021-05-14
0