Hikmal dan Nabil adalah bagian dari Anggota gangster yang cukup dikenal dan di segani di kota yang yang mereka tinggali. Kelompok itu di pimpin oleh seorang pria paruh baya berusia 40 tahun.
Sepak terjangnya yang kejam sudah diketahui oleh semua yang pernah berurusan dengan pria bertubuh pendek serta gemuk itu.
Orang-orang memanggilnya dengan panggilan MARCO.
Siapa Nama Aslinya? Tak ada yang tahu. hanya Tuhan dan Marco sendiri yang tahu.
Bisnis utama Marco Adalah judi, baik ilegal maupun legal. Dia juga merangkap sebagai Renternir.
Tapi siapa yang tahu dibalik semua itu, Marco adalah peracik, pemasok, serta pengedar obat terlarang.
Dia memiliki berhektar-hektar Ladang ganja disebuah pulau buatan. Sebuah lab kimia pembuatan obat bius di dalam sebuah gudang bawah tanah yang sangat di rahasiakan.
Selain itu juga terlibat dalam perdagangan manusia serta perdagangan organ tubuh di pasar gelap.
Sementara untuk usaha legal lainnya. Marco membuka beberapa usaha klub malam serta klub judi yang sangat sukses.
Dia juga menjadi Mak comblang atau mucikari bagi pria-pria hidung belang yang mencari wanita ****** sebagai pemuas ***** mereka.
Hikmal dan Nabil sudah lelah hidup dalam dunia yang penuh gelimang dosa. sejak lama mereka ingin membebaskan diri dari Marco.
Tapi keluar dari gangster seperti Marco bukan lah perkara mudah. Sekali terlibat didalamnya maka tak ada lagi jalan keluar kecuali kematian.
Keduanya mulai menyusun rencana matang.
Anak buah serta mata-mata kepercayaan Marco ada dimana-mana.
Setelah Hikmal dan Nabil melakukan banyak tipu muslihat untuk bisa melarikan diri.
Mereka juga merupakan pria-pria tangguh yang menguasai ilmu bela diri yang sangat tinggi.
Kabur dari markas sebesar itu tidak hanya perlu kecerdasan atau rencana yang matang tapi juga Perlu kekuatan.
_______________________________
Malam yang sama
Di markas besar.
Beberapa pemuda bertato terlihat menunduk dengan tegang. Di depan mereka berdiri pria pendek dengan tinggi 150 cm.
Sungguh kontras dengan mereka yang tinggi,gagah, kekar, berotot, dan bertato.
Menunduk salah tingkah ketakutan di hadapan pria itu.
Pria pendek itu adalah pimpinan mereka yang bernama Marco.
Kakinya melangkah pincang saat naik ke atas Singgasana, sebuah sofa besar berwarna Semerah darah. Dengan rangka berwarna keemasan. Sebuah tongkat emas di letakan di sisi sofa.
Sorot matanya tajam menghujam hingga ke tulang
Saat ini dia sedang dalam situasi hati yang buruk.
Bisa di pastikan akan ada kematian di markas itu.
Dia mencengkram Pegangan kursi kebesaran.
mengeram.
" Basri...!!" Panggilnya lantang dan mendekat ke arah kursi itu.
Marco sangat suka pada uang dan emas. Maka semua pernak pernik yang ia pakai haruslah berwarna kuning mengkilap seperti emas.
Dia selalu didampingi seorang ajudan tampan tapi berwatak bengis.
Ajudan itu bernama Basri.
Sikapnya tenang,suka tersenyum dan terlihat ramah, namun siapa yang tahu. dia salah manusia yang paling kejam dalam kelompok itu.
"Tuanku..." Basri tersenyum manis menunduk hormat.
" Lakukan Apa yang harus kau lakukan!" Sabdanya.
Para pria itu gemetar serentak berlutut.
" Ampuni kami, Tuan..."
Marco menatap sinis menghujam tajam anak buahnya tanpa bicara sepatah pun.
Keadaan begitu hening hingga satu sama lain bisa mendengar detak jantung yang berpacu serta helaan nafas.
Dua orang yang dianggap kompeten telah berkhianat dan merugikan Marco Milyaran rupiah. Sebuah pukulan terberat bagi kelompok sekaligus memalukan.
Belum lagi banyaknya Rahasia besar yang dibawa bersama mereka saat ini.
Bisa hancur semuanya jika dunia tahu siapa Marco sebenarnya.
" Kalian semua tidak berguna..!"
Marco membuka suara dingin tanpa ekspresi.
Ketakutan mereka semakin menjadi mengingat kegagalan mereka
menangkap Hikmal dan Nabil.
"Kami sudah mengejarnya sepanjang malam, tapi mereka benar-benar benar hebat dan licin seperti belut."
Prank..!
Melempar tongkat besi pada pemuda yang berani bicara. Yang di tunjuk sebagi ketua dalam operasi pengejaran Hikmal, Nabil.
Hampir saja jantungnya terlepas dan melompat keluar.
" Aku tidak meminta kau memuji mereka..!!" pekik Marco.
" Kalian sudah mencari di Dermaga atau Bandara...??" Tanya Basri dengan sikapnya yang tenang seperti air danau.
" Sudah, Tuan. Tapi semua orang mengatakan tak ada yang mengenal Hikmal atau pun Nabil"
"Apakah kalian sudah bertanya pada semua kapten kapal yang ada di dermaga? mungkin saja ada kapal yang berangkat malam ini mungkin ada yang terlihat Aneh atau mencurigakan??"
" Sudah, Tuan. Semua berangkat sesuai jadwal tak ada yang mencurigakan.
Tentu saja, Hikmal dan Nabil sudah menyogok semua kapten kapal yang ada di dermaga. Mereka kompak membohongi Anak buah Marco, para Nelayan di Dermaga tak ada yang menyukai Marco.
"Kalian semua sudah di bodohi mereka, Memangnya mereka mahluk halus yang bisa menghilang begitu saja!!!" Hardik Marco semakin berang.
Sambil menggebrak kursinya gemas.
Mreka beringsut ketakutan.
" Basri..! habisi mereka semua!!" titahnya dengan wajah merah padam.
Para bawahan Marco terduduk lemas dilantai dengan pasrah, Wajah mereka sudah sepucat kapas.
Tak ada gunanya berlutut memohon Ampun.
Takdir sudah berkehendak mereka harus mati di moncong senjata milik Basri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments