Bab 6 kepergok

Bocah kecil itu meringkuk dibalik selimut usang. Menangis tanpa suara.

Menangisi nasibnya yang malang.

Tubuh kecilnya sakit dan lelah.

Seharian berjalan keliling mengamen, Pulang ke rumah justru mendapat amukan dari bapak sampai Babak belur dan memar.

Seluruh tubuhnya merasakan sakit

Tapi hati Elang yang paling sakit. Bagaimana bisa seorang bapak kandung tega menganiaya anak sendiri.

" ibu..Elang kangen.." Dia memeluk tubuhnya sendiri. merintih dalam kesendirian sungguh terasa menyiksa. Berharap ada seseorang yang mau memeluk memberi harapan dan kekuatan baru untuk menjalani hari esok.

Air mata sudah mengering tapi luka di hati membuat Dada Elang sesak.

Elang Coba memejamkan mata, berharap tidak terbangun selamanya

Keesokan pagi, Sri mengantar sepiring Nasi pada Elang tentunya atas perintah Anton.

" Nih, makan!" Menghempas sepiring nasi berserta lauknya dihadapan Elang. Hingga beberapa butir nasi berceceran di atas meja.

Tangan Elang gemetar saat meraih piring.

karena menahan lapar semalaman.

Tak menggubris wajah jengkel Sri, Elang menyantap sarapannya penuh hasrat.

" Masih sakit..?" Tanya Sri, terbersit sedikit rasa kasihan di hati. Melihat pipi Elang memar kebiruan.

Elang melihat Ke arah Sri, Curiga. Wanita itu serius bertanya atau sekedar ingin membuat Elang mendongkol seperti biasa. Pura- pura perhatian padahal sama sekali tidak perduli.

Karena Sri masih menunggu jawaban. Elang

mengangguk polos.

Elang lebih perduli pada makanan yang ada di dalam piringnya. Makan dengan begitu tergesa

"Pelan-pelan saja makannya, nanti tersedak!Selesai makan kita obati lukamu" Sri berkata dengan suara yang lebih lunak.

" Loe juga Sich! jadi bocah keras kepala banget, disuruh kerja yang gampang, malah cari yang susah, pakai ngamen segala. Seandainya loe turuti kemauan bapak, pasti nggak bakal kena hajar kayak begini.."

Gumam Sri, entah ia menasehati atau memarahi Elang.

Di dalam hati Sri, sebenarnya merasa salut pada Elang, anak sekecil Elang sudah giat bekerja dengan cara yang benar.

" Elang nggak mau ngemis, apalagi nyopet. Dulu, Kata Ibu mencopet dan mengemis itu dosa."

" Terserah loe deh..! gue kasihan aja ngeliat loe kena hajar Mulu sama bapak loe yang gila itu"

Selesai makan sesuai janjinya l, Sri mengobati luka ditubuh Elang.

" Makasih Bu.." ucap Elang tulus setelah Sri selesai dengan pekerjaanya.

Wajah Sri merona, salah tingkah saat mata polos Elang menatapnya penuh rasa terima kasih.

"Udah sana pergi.. Sebelum bapak loe datang dan mengamuk kayak banteng gila" usir Sri menyembunyikan jengah di hati.

Baru kali ini dia bahagia, hanya karena diberi ucapan terima kasih.

Elang sudah tiba didepan pangkalan anak-anak pengamen berkumpul.

Sisi menghampiri. mengamati Detail wajah Elang yang membiru.

" Wajahmu kenapa? El...kok memar begitu?."

Elang tersenyum.

" Nggak kenapa-kenapa, kak, kecelakaan kecil kemarin." bohongnya.

Sisi mengerutkan Alis. Dia ragu dengan penjelasan Elang.

" Kamu dihajar bapak lagi!?"

Elang tak menyahut, tapi Wajahnya terlihat sedih.

" Masih sakit?" tanya sisi perhatian

" Sedikit." Elang meringis membuat wajah lucu, hingga sisi tertawa.

" Nanti kalau aku dapat uang kita beli obat ya?"

Elang mengangguk lalu tersenyum.

Sisi melihat tangan Elang

" kok, nggak bawa alat mengamen?.

" Aku nggak dibolehin ngamen lagi oleh bapak.."

" Apa!! lantas kamu disuruh nyopet, ngemis gitu?"

Pertanyaan Sisi langsung di iyakan oleh Elang.

" Astaga Elang... Mengemis dan Mencopet bukan pekerjaan yang baik. Apalagi mencopet itu sangat beresiko dan berbahaya"

" Aku tahu kak, tapi tidak punya pilihan atau bapak akan memukul lagi"

Sisi ikut merasakan kegalauan Elang.

Pasti sulit bagi anak sekecil Elang hidup dalam tekanan.

"Ayo! aku Antar kamu ke tempat yang cocok untuk mengemis,

Di sana banyak orang lewat dan selalu ramai. cukup aman juga."

Elang mengikuti jejak kaki Sisi yang menuntunnya pada sebuah jembatan penyebrangan yang tak terlalu jauh dari lokasi tempat biasa mereka mengamen.

" Kau bisa mengemis disini, cukup banyak orang hilir mudik di jembatan ini.."

" Baik kak, terimakasih !"

Setelah merasa Elang nyaman, Sisi pun pergi.

Elang memulai pekerjaan barunya menjadi mengemis.

Sosok Elang benar menarik para pejalan kaki, Tubuh kurus, pakaian lusuh, dengan wajah menarik, membuat orang- orang gampang jatuh iba.

Hanya dalam jangka waktu dua jam dia sudah mendapatkan uang yang sangat banyak.

Benar sekali dugaan Anton, wajah tampan serta kepolosan Elang mampu membuat orang orang simpati.

"Wah, ini baru Duit...." Menghitung lembaran kertas berharga tapi lusuh itu dengan Antusias. Anton duduk di sisi trotoar bersama Elang saat istirahat makan siang

Karena tak percaya dengan Elang, Anton menyusul dan mengawasi Elang bekerja.

Kini Anton merasa, Elang benar-benar membawa hoki untuknya.

Awalnya Elang kaget tiba- tiba Anton datang langsung merampas semua uang yang sudah susah payah ia kumpulkan.

Elang bahkan belum tahu berapa jumlahnya.

"Bagus, tapi ini semua masih kurang banyak" Kata Anton tak tahu diri.

Dengan pasrah Elang membiarkan semua perilaku Anton sembari melanjutkan makan.

Sisi melihat waspada dari kejauhan.

Selesai makan, Elang kembali ke jembatan penyebrangan.

Dia kembali duduk bersila di sana sambil meletakan sebuah mangkuk sebagai wadah tempat menaruh uang bagi pejalan kaki yang menyebrang.

Anton duduk dihadapan Elang mensejajarkan wajah mereka.

"Berkerjalah dengan sungguh-sungguh, ingat! aku mengawasi mu dari sana."

Menunjuk arah pagar pembatas jembatan penyebrangan disisi lain. jaraknya agak jauh tapi mereka masih bisa saling melihat.

" Aku akan mencari mangsa untuk kau copet. Jika kuberi kode, lakukan pekerjaanmu dengan benar. mengerti..!!"

" I-iya pak!" sahut Elang takut.

Apakah dia juga harus mencopet?.

Elang tidak mau

Belum melakukannya saja dia sudah gugup setengah mati.

" Kenapa diam? dengar tidak! lakukan seperti yang kusuruh"

Anton mencubit dagu Elang keras.

" I- iya,Pak!"

Setelah mendengar jawaban Elang, Anton pergi menjauh untuk mengawasi gerak gerik Elang seraya merokok.

Selama mengemis, Elang terus saja melirik Anton. menunggu kode darinya.

Setiap Orang yang melintas didepannya membuat dada Elang bergemuruh, jangan- jangan orang itu adakah targetnya

Menunggu kode dengan tegang.

Tangan Anton bergerak pelan hampir tak terlihat, dia menunjuk kepada seorang pria yang lewat didepan Elang.

Seorang Pria memakai kaos casual, topi pet dan celana jeans.

Terlihat dompet menyembul dikantong celana bagian belakang. Sungguh memancing.

Dengan jantung berdebar keras, Elang mengikuti target menunggu kesempatan.

Target Elang menuruni tangga.

Elang mengekor tepat dibelakang.

Dengan gerakan cepat serta penuh keyakinan menarik dompet yeng menyembul itu.

Rasa terkejut mendera, Saat Dompet itu tidak bisa terlepas dari pria itu. Seutas rantai mengikat Dompetnya di celana.

Elang terpaku dengan wajah tegang.

pria itu menoleh, Jelas wajahnya menyimpan amarah yang menakuti Elang.

Wajah Elang pucat pasi, tubuhya menggigil.

Menjadi maling yang tertangkap basah sungguh menakutkan.

" Hai..Kau mau mencopet!!" bentak pria itu marah. Melihat tangan Elang yang masih memegangi dompetnya.

"Bocah bodoh...! kenapa tidak lari.." batin Anton ikutan panik.

" Ma-maaf tTu-tuan..saya...saya..." Elang melirik Anton minta pertolongan.

Anton buru- buru memalingkan wajahnya. Pura- pura tak melihat apalagi mengakui mengenal Elang.

Bisa- bisa dia sendiri yang menjadi tertuduh.

Pria itu sudah mencekal lengan Elang dengan brutal tak perduli teriakan memilukan Elang yang menjerit minta ampun.

Pria itu berkata geram

" Kecil-kecil sudah berani mencuri, kau salah sasaran! berani sekali mencopet dompet Preman pasar."

Elang tak membantah, hanya bisa meminta maaf agar pria itu sedikit kasihan padanya melupakan peristiwa itu.

" Maaf bang, maaf.." Ia memelas.

"Pukul aja, bang, kalau dibiarin nggak akan kapok!" Terdengar sebuah suara yang mem.provokasi dari kerumunan.

Elang melihatnya.

" Bapak...." Elang benar- benar kecewa dengan Anton.

Air mata jatuh tanpa bisa Elang tahan.

Bibirnya mengatup rapat.

Kini Elang pasrah. Biar saja bila dia di pukuli sampai mati. Setidaknya dia bisa menyusul Ibu ke surga.

Saat kedua pria dewasa itu memukulinya tanpa belas kasihan sedikit pun.

Elang sudah tak merasakan sakit, dia pasrah jika mati saat itu juga.

Mereka menjambak, mencakar, mencubit, menempeleng, menendang dengan kesal, seolah Elang adalah sebuah benda yang tidak bernyawa.

pria pemilik Dompet mencekik Elang sambil tersenyum puas.

"Rasakan kau bocah pencuri!! mati saja kau!!

Mengetatkan cekikan di leher Elang

Setan sudah menguasainya hingga lupa diri tak sadar hampir membunuh nyawa manusia.

" Hentikan!!"

Sebuah suara berat berwibawa, memberi Efek yang sangat besar bagi para orang- orang yang berkerumun menonton Kekerasan itu tanpa punya niat menolong Elang sedikit pun.

Mereka jelas kecewa ketika ada yang menghentikan aksi seru yang sedang di pertunjukan.

Tapi suara itublah yang menghentikan penderitaan Elang.

" Lepaskan bocah malang itu, atau aku akan memanggil polisi." Ancam Pria asing yang baru datang ke lokasi.

Wajahnya datar dan tegas

" Cih! Jangan ikut campur, bocah ini sudah mencopet, biar saja dia mati, kecil-kecil sudah menjadi sampah"

Enggan melepas Elang.

"Bisa saya tahu, apa yang dicopet bocah malang itu?" Pancing pria asing dengan percaya diri.

Pria yang menjadi target Elang terlihat ragu-ragu.

Tentu saja dompetnya masih ada.

" Jika kau tak melepaskan anak itu, ku pastikan kau akan menginap disalah satu tempat. pilih saja, rumah sakit atau penjara?"

Pria itu bergerak mendekat.

Pria kejam itu bergetar karena takut.

Melihat dari gesture dan postur tubuh pria asing itu, Ia pasti bukan pria sembarangan.

Anton sudah pergi diam-diam, selanjutnya Pria itu menyusul, sebelum pergi masih sempat meludahi wajah Elang, sambil mengumpati bocah malang itu dengan kata- kata yang tak pantas di dengar.

Terpopuler

Comments

Novita Sari

Novita Sari

sedihnya thor😭

2022-09-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab satu Cinta itu buta
2 Bab Dua Ibu meninggal
3 Bab tiga Elang yang patah sayap
4 Bab Empat bocah malang
5 Bab lima Bocah malang
6 Bab 6 kepergok
7 Bab tujuh Ditolong
8 Bab Delapan dalam pelarian
9 Bab Sembilan. Pulau baru, harapan baru
10 Bab Sepuluh Bertahan
11 Bab Sebelas Pinjam uang
12 Bab dua belas Menyesal
13 Bab tiga belas dijebak Marco
14 Bab Empat belas Anton terjebak
15 Bab Lima belas pulau diserang.
16 Bab Enam belas berpisah selamanya
17 Bab tujuh belas mencari teman lama
18 Bab delapan belas Anara ditegur
19 Bab sembilan belas Pria di bawah hujan.
20 Bab 20 Menginap di restoran
21 Bab 21 Dia...
22 Bab 22 Berdua dengannya
23 Bab 23 dipecat
24 Bab 24 Dia yang kucinta
25 Bab 25 Dia yang ku cinta part2
26 Bab 26 Ditabrak.
27 Bab 27 permintaan Ayah
28 Bab 28 membuat perjanjian.
29 Bab30 pengenalan tokoh
30 Bab 31 Keluarga Marco
31 Bab 32 Elang tak.bisa dibantah
32 Bab 33 Penagih hutang
33 Bab34 Kenzo membebaskan Anara
34 Bab 35 kissmark membawa petaka
35 Bab 36, Aku punya hak melakukannya
36 Bab 37 dijemput Elang
37 Bab 38 Nasi goreng buatan Anara
38 Bab 39. Gelisah dan sepi
39 Bab 40 mendatangi markas Marco
40 Bab 41 Serangan dadakan dipagi hari
41 Bab 42 kuharap kau tidak keberatan..
42 Bab 43 Serangan kedua dirumah Elang
43 Bab 44 Dendam Marco
44 Bab 45 Pesona Elang
45 Bab 46 Elang terluka
46 Bab 47 kontak fisik yang intim
47 Bab 48 Nara bekerja
48 Bab 49 Kenzo kecewa
49 Bab 50 perjalanan ke lapangan tembak
50 Bab51 pertarungan dihutan
51 Bab 52 Berdua dipondok
52 Bab 53 Malam yang mengejutkan part satu.
53 Bab 54 Malam mengejutkan part dua.
54 Bab 55 Salah sebut nama.
55 Bab 56. Yang terluka
56 57 Kabur dari neraka
57 Bab 58 Menyamar untuk kabur
58 Part 59 Anton Bebas
59 60. Hati yang terluka
60 61Elang mengajaknya bertemu Asyila
61 62 Makan malam yang menyebalkan.
62 62 Dia menunggu
63 Enam puluh empat, Permintaan Aneh Elang
64 Dua puluh Lima. Menemani Elang.
65 Bab enam- enam resepsi mewah Elang.
66 Bab enam puluh tujuh bekerja di bengkel.
67 Bab enam delapan saksi kunci yang membuat resah
68 Bab enam puluh sembilan kembali dari bulan madu
69 Bab tujuh puluh. menghampiri Anara
70 Bab tujuh puluh satu. Kenzo datang ke bengkel
71 Bab tujuh dua Bertemu Di Restoran.
72 Part tujuh puluh tiga. Elang tertekan.
73 Bab Tujuh empat. Elang masuk rumah sakit.
74 Bab tujuh lima, menemani Elang di rumah sakit
75 Bab Tujuh puluh enam Asyila kembali
76 Part Tujuh puluh tujuh Rahasia Asyila
77 part tujuh puluh delapan. Curiga
78 part 79 Laporan Yoga
79 Part 80 Ranjang dingin
80 Part 81 Kemarahan Elang.
81 Part 82 Numpang menginap part satu
82 Part 83 pengakuan Anara.
83 Bab delapan empat Bertemu Pria masa lalu
84 Part Delapan lima kebahagiaan yang di Renggut paksa.
85 part 86 mencari bukti 1
86 part 87 Mancari bukti dua
87 part 88 mencari bukti 3
88 Part 88 Mendapatkan bukti akurat.
89 Part 89 menculik Anara.
90 Part 90 pergi bersama Anara
91 Bab 91 lebih baik menjauh.
92 Bab 92 Aku sudah membebaskannu.
93 Bab 93 Pertemuan yang mengharukan.
94 Bab 94 Menguak masa lalu
95 Bab 95 Mancari cinta sejati.
96 Bab 96 pengakuan kenzo
97 Bab 97 Galau
98 Bab 98 keputusan Anara
99 Bab 99 Keputusan Anara part 2
100 Part 100 Jawaban yang di tunggu
101 Bab 101 Sosok orang tua Kenzo yang mengejutkan.
102 Bab 102 menerima lamaran
103 Bab 103 mendatangi Elang
104 Bab 104 Kau yang tidak peka
105 Bab 105 mendatangi klub malam.
106 Bab 106 Menjemput Elang
107 Bab 107 siasat.
108 Bab 108 ketegasan Elang
109 Bab109 Menyusup ke markas musuh
110 Bab 110. Cinta dan dusta
111 Bab 111 Anara dalam bahaya
112 Bab112 mencari Anara
113 Bab 113 Dia ada di dalam kontainer di dermaga.
114 Bab 114 pergulatan hati Kenzo.
115 Bab 115 Menyelamatkan Anton.
116 Bab 116
117 117 Kelicikan Marco
118 Bab118 menguak rahasia Marco
119 Bab 119 Mencari Rahasia Marco
120 Bab 120. Rahasia di dalam basemen
121 Bab 121i Kepergok
122 Bab 122 Penantian
123 Bab 123 Elang meninggal?
124 Bab 124 Ancaman Marco
125 Bab 125 pernikahan pakasa yang gagal.
126 Bab 126 kejutan manis
127 Bab 127 Malam syahdu.
128 Bab 128 kembali ke kota.
129 Bab 129
130 Bab130
131 Bab 131
132 Babb132 masa lalu yang terkuak
133 Babb132 masa lalu yang terkuak
134 Bab 133 Anton Meninggal
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab satu Cinta itu buta
2
Bab Dua Ibu meninggal
3
Bab tiga Elang yang patah sayap
4
Bab Empat bocah malang
5
Bab lima Bocah malang
6
Bab 6 kepergok
7
Bab tujuh Ditolong
8
Bab Delapan dalam pelarian
9
Bab Sembilan. Pulau baru, harapan baru
10
Bab Sepuluh Bertahan
11
Bab Sebelas Pinjam uang
12
Bab dua belas Menyesal
13
Bab tiga belas dijebak Marco
14
Bab Empat belas Anton terjebak
15
Bab Lima belas pulau diserang.
16
Bab Enam belas berpisah selamanya
17
Bab tujuh belas mencari teman lama
18
Bab delapan belas Anara ditegur
19
Bab sembilan belas Pria di bawah hujan.
20
Bab 20 Menginap di restoran
21
Bab 21 Dia...
22
Bab 22 Berdua dengannya
23
Bab 23 dipecat
24
Bab 24 Dia yang kucinta
25
Bab 25 Dia yang ku cinta part2
26
Bab 26 Ditabrak.
27
Bab 27 permintaan Ayah
28
Bab 28 membuat perjanjian.
29
Bab30 pengenalan tokoh
30
Bab 31 Keluarga Marco
31
Bab 32 Elang tak.bisa dibantah
32
Bab 33 Penagih hutang
33
Bab34 Kenzo membebaskan Anara
34
Bab 35 kissmark membawa petaka
35
Bab 36, Aku punya hak melakukannya
36
Bab 37 dijemput Elang
37
Bab 38 Nasi goreng buatan Anara
38
Bab 39. Gelisah dan sepi
39
Bab 40 mendatangi markas Marco
40
Bab 41 Serangan dadakan dipagi hari
41
Bab 42 kuharap kau tidak keberatan..
42
Bab 43 Serangan kedua dirumah Elang
43
Bab 44 Dendam Marco
44
Bab 45 Pesona Elang
45
Bab 46 Elang terluka
46
Bab 47 kontak fisik yang intim
47
Bab 48 Nara bekerja
48
Bab 49 Kenzo kecewa
49
Bab 50 perjalanan ke lapangan tembak
50
Bab51 pertarungan dihutan
51
Bab 52 Berdua dipondok
52
Bab 53 Malam yang mengejutkan part satu.
53
Bab 54 Malam mengejutkan part dua.
54
Bab 55 Salah sebut nama.
55
Bab 56. Yang terluka
56
57 Kabur dari neraka
57
Bab 58 Menyamar untuk kabur
58
Part 59 Anton Bebas
59
60. Hati yang terluka
60
61Elang mengajaknya bertemu Asyila
61
62 Makan malam yang menyebalkan.
62
62 Dia menunggu
63
Enam puluh empat, Permintaan Aneh Elang
64
Dua puluh Lima. Menemani Elang.
65
Bab enam- enam resepsi mewah Elang.
66
Bab enam puluh tujuh bekerja di bengkel.
67
Bab enam delapan saksi kunci yang membuat resah
68
Bab enam puluh sembilan kembali dari bulan madu
69
Bab tujuh puluh. menghampiri Anara
70
Bab tujuh puluh satu. Kenzo datang ke bengkel
71
Bab tujuh dua Bertemu Di Restoran.
72
Part tujuh puluh tiga. Elang tertekan.
73
Bab Tujuh empat. Elang masuk rumah sakit.
74
Bab tujuh lima, menemani Elang di rumah sakit
75
Bab Tujuh puluh enam Asyila kembali
76
Part Tujuh puluh tujuh Rahasia Asyila
77
part tujuh puluh delapan. Curiga
78
part 79 Laporan Yoga
79
Part 80 Ranjang dingin
80
Part 81 Kemarahan Elang.
81
Part 82 Numpang menginap part satu
82
Part 83 pengakuan Anara.
83
Bab delapan empat Bertemu Pria masa lalu
84
Part Delapan lima kebahagiaan yang di Renggut paksa.
85
part 86 mencari bukti 1
86
part 87 Mancari bukti dua
87
part 88 mencari bukti 3
88
Part 88 Mendapatkan bukti akurat.
89
Part 89 menculik Anara.
90
Part 90 pergi bersama Anara
91
Bab 91 lebih baik menjauh.
92
Bab 92 Aku sudah membebaskannu.
93
Bab 93 Pertemuan yang mengharukan.
94
Bab 94 Menguak masa lalu
95
Bab 95 Mancari cinta sejati.
96
Bab 96 pengakuan kenzo
97
Bab 97 Galau
98
Bab 98 keputusan Anara
99
Bab 99 Keputusan Anara part 2
100
Part 100 Jawaban yang di tunggu
101
Bab 101 Sosok orang tua Kenzo yang mengejutkan.
102
Bab 102 menerima lamaran
103
Bab 103 mendatangi Elang
104
Bab 104 Kau yang tidak peka
105
Bab 105 mendatangi klub malam.
106
Bab 106 Menjemput Elang
107
Bab 107 siasat.
108
Bab 108 ketegasan Elang
109
Bab109 Menyusup ke markas musuh
110
Bab 110. Cinta dan dusta
111
Bab 111 Anara dalam bahaya
112
Bab112 mencari Anara
113
Bab 113 Dia ada di dalam kontainer di dermaga.
114
Bab 114 pergulatan hati Kenzo.
115
Bab 115 Menyelamatkan Anton.
116
Bab 116
117
117 Kelicikan Marco
118
Bab118 menguak rahasia Marco
119
Bab 119 Mencari Rahasia Marco
120
Bab 120. Rahasia di dalam basemen
121
Bab 121i Kepergok
122
Bab 122 Penantian
123
Bab 123 Elang meninggal?
124
Bab 124 Ancaman Marco
125
Bab 125 pernikahan pakasa yang gagal.
126
Bab 126 kejutan manis
127
Bab 127 Malam syahdu.
128
Bab 128 kembali ke kota.
129
Bab 129
130
Bab130
131
Bab 131
132
Babb132 masa lalu yang terkuak
133
Babb132 masa lalu yang terkuak
134
Bab 133 Anton Meninggal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!