Elang duduk lemas diujung tangga jembatan penyebrangan.
Orang- orang yang melewati hanya melihat penderitaan Elang tanpa niat menolong.
Bagi mereka Elang hanya Bocah gembel yang menyusahkan.
" Kita kerumah sakit ya?" pria itu menggendongnya.
Elang meronta minta di turunkan.
Pria itu urung menggendong , menurunkan tubuh Elang hati- hati.
" Tidak!" Menggeleng- pelan.
"Terima kasih Tuan, sudah menolong saya"
" Namamu Elang.?"
Mengangguk.
"Dimana rumahmu? biar Om antar.."
Tak tega meninggalkan bocah itu sendiri.
" Elang masih kuat, Nanti pulang sendiri saja.."
" Kamu, yakin?"
" Iya..."
i.
Elang hanya ingin melindungi Anton. Tak ingin orang lain tahu jika Bapaknya adalah orang yang sengaja menjebaknya dalam situasi ini.
"Jika kamu menolak, Om bisa apa. Om pergi, ya?" Pria asing itu masih ragu meninggalkan Elang dengan kondisi yang sangat mnegenaskan begitu
Setelah Elangayakinkan dengan Tatapan mata dan anggukan mantap Meski ragu akhirnya pria itu memilih pergi.
Tak mungkin juga memaksa bocah itu menerima kebaikannya..
Malam menjelang, Udaranya yang dingin menusuk kulit.
Elang masih berada di atas jembatan dengan tubuh mulai menggila, rasa sakit semakin menjadi dan menyiksa seluruh indera perasa.
Tubuh kecilnya di sandarkan pada pembatas jembatan. Sesekali matanya melihat ke ujung tangga berharap Anton datang menjemput, atau Sisi sahabatnya yang baik ingat padanya.
Elang merangkak mencari sisa-sisa sampah yang bisa dipakai sebagai Alas untuk tidur. Menggelarnya dengan letih.
lalu berbaring diatasnya, mengatur posisi senyaman mungkin.
Malam semakin larut, jembatan itu semakin sepi, seiring bertambahnya rasa sakit ditubuh, Elang mulai demam, suhu tubuhnya meninggi tapi Elang justru menggigil kedinginan.
Dia menjadi kejang-kejang. Berangsur kesadarannya mulai hilang...bermimpi didatangi Oleh Dewi
Wanita itu mendekap dan memeluknya Erat.Elang berhalusinasi
" Ibu.."
Sementara di sudut lain di kota yang sama, lokasinya tak jauh dari tempat Elang saat ini.
Dua pria dewasa sedang berlari kencang. Menerobos kepekatan Malam dan bersembunyi di antara bangunan-bangunan yang berdiri kokoh.
Melewati lorong, gang sempit. Menghindari Bahaya yang mengejar mereka.
Keduanya sangat tegang, seperti sedang memerankan adegan dalam sebuah Film laga.
Beberapa pria bersenjata mengejar mereka dibelakang.
Dor!
Dor!
Suara pistol meletus di keheningan malam menjelang pagi.
Membuat panik dan menimbulkan rasa takut bagi yang mendengar.
Tapi tidak bagi Hikmal dan Nabil. Mereka tak terpancing dengan suara tembakan itu.
Para pengejar pasti ingin menakuti dengan menembak kosong ke udara.
Menggertak.
Dengan tembakan itu mereka jadi tahu, jika jarak mereka dan orang-orang suruhan itu cukup jauh.
"Kita menyebrang lewat jembatan penyebrangan itu, Bil," tunjuk Hikmal mendahului Nabil dengan nafas memburu.
Nabil menyetujui
" Ayo cepat!, kapal sudah menunggu, kita tidak boleh membuang waktu." sahut Nabil.
Setelah memastikan keadaan aman, keduanya segera naik keatas jembatan penyebrangan.
Tak ada satu pun yang melintas.
Mereka merasa leluasa bergerak, diam-diam merunduk tetapi tetap waspada menyembunyikan tubuh di antara besi pembatas. Jangan sampai tertangkap.
Perjalanan sudah sejauh ini, hanya tinggal satu langkah agar bisa bebas.
Maka pelarian ini tak boleh gagal atau mereka mati.
"Astaga!!" Nabil memekik kaget, menatap horor pada tubuh kecil yang terbaring diam di sisi lain jembatan.
Mereka menghentikan gerakan.
" Ada apa?" Hikmal menoleh pada Nabil, lalu mengikuti pandangan pria itu.
"Ada anak kecil terbaring sendirian, di sana" sahut Nabil.
" Abaikan saja, mungkin anak gembel yang tidak punya rumah, lekas kita harus segera pergi!" seru Hikmal mengingatkan.
Mereka melanjutkan langkahnya.
" Aaaaa...! Ibu sakit...Elang ikut Bu...Jangan tinggalin Elang sendiri....Elang takut..."
Anak kecil itu mengigau.
Hikmal berpaling kaget.
Merasa mengenal suara bocah kecil itu.
Dia memang profesional terlatih, dengan cepat mengenali hal-hal kecil yang tak bisa dilakukan oleh orang biasa.
Penasaran dia mendekati bocah itu.
" Mal, ngapain loe?"
"Gue sepeti kenal ini Anak, Astaga! Bill!? bocah ini adalah anak yang gue tolong siang tadi, Dia ketahuan mencopet dan dipukuli secara brutal oleh dua pria dewasa." Jelas Hikmal dengan suara sedih.
" Cih! sekecil ini saja sudah berani mencopet, apalagi dewasa nanti" cerca Nabil tak suka.
" Udah, tinggalin Aja! Ntar anak buah Marco keburu sampai.." Nabil mengingatkan agar mereka bergegas.
Namun Hikmal malah menggendong Elang dipundak, layaknya membawa sekarung beras.
" Mau di bawa kemana itu anak, Mal?"
" Mau gue bawa, Biar saja dia ikut kita ke pulau."
" Apa!?, Otak loe pasti udah konslet Mal, kita ini sedang menjadi buronan kepala gank, Nyawa kita saja tak terjamin, pakai bawa-bawa anak orang. Nyusahin diri sendiri.
Kalau orang tua nya Nyari bisa dapat masalah kita.. Dituduh jadi penculik, bukan cuma Marco yang ngejar, polisi juga tertarik buat nangkap, Mal.." Gusar Nabil berkata.
"Udah cepat gerak, anak ini biar jadi urusan gue.."
Keduanya pun berhenti berdebat dan melanjutkan pelarian yang sempat tertunda.
Mereka tiba di pelabuhan dimana kapal yang akan mereka tumpangi sudah menunggu.
Rencananya Nabil dan Hikmal akan bersembunyi disebuah pulau terpencil yang belum terdaftar dalam peta.
Pulau itu juga masih dirahasiakan lokasinya. karena terdapat sesuatu yang luar biasa didalam pulau itu.
" Anda sudah datang, Tuan..?" sapa Kapten kapal yang merangkap nelayan.
" Apakah semua perlengkapan sudah dimasukan ke kapal?" Tanya Nabil pada pemilik kapa, sambil terus melihat ke arah dermaga khawatir anak buah Marco sudah menyusul.
Kapten kapal mengangguk.
"Ayo cepat pergi! sebelum mereka sampai dan menangkap kita.." Hikmal mengingatkan.
Keduanya langsung naik ke atas kapal.
kapal pun berlayar malam itu juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Fatma Kodja
punya ayah kayak Anton mendingan kabur aja, udah pengangguran, malas, bahkan pemabuk dan suka main perempuan, masa anak sendiri di suruh mengamen dan mencuri, benar" ayah biadab, daripada menderita mendingan tinggalin aja, biar karma yang akan kena
2022-01-03
0
Gendhuk sri
pingin tk bejek2
2021-05-20
0
May Tanty
sedih banget..Anton lelaki biadab
2021-05-14
0