Bab sembilan belas Pria di bawah hujan.

Restoran tempat ia bekerja sudah tutup beberapa jam yang lalu setelah Selesai dibersihkan.

Para pegawainya bersiap-siap untuk pulang.

Kecuali Anara yang masih betah duduk sendirian di pojokan sambil melamun.

" kamu ngapain di situ? Ayo pulang..." tegur Susi, salah satu pegawai Restoran.

" Duluan deh! aku bentar lagi.." sahut Nara.

"Yakin!? Emang nggak takut tinggal sendirian di ruangan seluas ini, serem kali!"

"Yakin...Udah pulang aja! yayank kamu udah nungguin didepan itu.."

" Terserah deh..! Aku pulang ya.!? sebaiknya kamu juga cepat pulang, diluar agak mendung, Angin juga bertiup cukup kencang, kurasa sebentar lagi akan hujan, kau akan kesulitan mendapatkan bus di cuaca ekstrim " Suci mengingatkan sebelum pergi.

Anara mengiyakan pelan.

Bagaiman bisa pulang, jika dia masih belum bisa mendapatkan uang untuk membayar Marco esok.

"Aku malu, minta pinjaman lagi ke manager, Kemarin baru ngambil pinjaman untuk Ayah berobat. Bila begini terus aku pasti akan dijadikan istri bandot tua mata keranjang itu"

Haruskah menikahi Marco sebagai jalan keluar nya? Membayangkan saja Anara merasa merinding.

Sudah tua, Istrinya banyak, gemuk, bertubuh gempal, pendek, dan berkaki pincang, di tambah sepak terjangnya yang terkenal kejam dan bengis.

Anara mendesah seraya menggelengkan kepala dengan keras.

menepis pikirannya yang melantur.

Angin mulai bertiup di luar restoran di selingi hujan yang sangat deras. Udara semakin dingin, membuat Anara menggigil.

Hujan sepetinya akan lama dan lebat malam ini

Anara melihat phonselnya,

" Sudah hampir jam dua belas malam.."

Phonsel itu terus bergetar.

Ibu berulang kali menelpon.

" Ibu pasti sedang cemas, saat ini. Biasanya jam sebelas malam sudah sampai di rumah"

" Gawat! aku harus segera pulang, jika hujan begini.

bus akan lebih cepat berhenti beroperasi..bisa-bisa aku tak mendapatkan bus terakhir.."

Anara bergerak panik.

Dia menyambar sebuah payung dan tak lupa mengunci pintu restoran.

Bus berhenti operasi jam satu malam tepat.

" Bu Anara ada lembur, ibu dan ayah tidur saja jangan menunggu Nara.."

Anara mengirim pesan.

Lalu meletakan phonselnya kembali kedalam tas.

Anara berlari menerobos hujan, tak perduli tetesan hujan sedikit mengenai bajunya.

Mengabaikan suhu dingin yang mengigit.

Jalanan semakin sepi, untungnya ada lampu lampu jalan yang menerangi, hingga dia berani berjalan seorang diri di atas trotoar yang sudah kosong.

Segerombolan pemuda melintas.

Perasaan Anara menjadi tidak enak.

"Guess, ada cewek jalan sendirian malam- malam..." Salah satu pemuda menghentikan langkah di ikuti tan- temannya.

" Kunti, kali" celetuk lainnya.

" Ngaco, kakinya napak di bumi, nggak mungkin hantu...."

Terdengar mereka tertawa trbahak- bahak, membuat

Anara semakin menciut nyalinya.

Salah satu Pemuda mendekat.

" Cantik..."

Dia berkata pada teman- temannya

" Jangan ganggu aku.." Bentak Anara.

Bau Alkohol menebar dari mulut pria- pria itu. Rupanya mereka sedang mabuk.

"Udah dibungkus, bro. lumayan buat cemilan"

" Dikira gue makanan, kali, main bungkus dan di cemil, Dasar tukang mabok" Batin Anara.

" Setuju, sikat, Lumayan kita bisa senang- senang malam ini."

Anara mulai memasang acang- acang untuk melarikan diri.

Tapi tangan ke empat pemuda itu sudah mengukung dirinya.

Anara terpojok dan mereka berhasil menyeretnya bersama.

"Tolong....Hmmmmmpppppfff"

Teriakan Anara berhenti

Mereka langsung membekap mulutnya agar tidak lagi berteriak.

"Hei, pengecut! Lepaskan gadis itu, brengsek!"

Ke empat pria yang sedang dalam pengaruh Alkohol itu menoleh.

Seorang laki- laki berbadan tegap dan jangkung berdiri di bawah temaram lampu. Hujan membasahi Pakaiannya, Jas dan dasi yang sedikit longgar. sepertinya dia tidak terlalu perduli.

" Gueess, Ada pahlawan kemalaman. Bro, mending Loe pergi,, deh! jangan ikut campur urusan kita, Nanti Loe celaka."

"Aku akan pergi, tapi lepasin gadis itu!" Bentak Pria itu tak gentar dengan ancaman para berandalan.

" Udah, Bro. Hajar! Ngapain basa- basi segala, Biar kapok! haha"

Salah satu dari mereka memegangi Anara dan yang lainnya mulai mengeroyok pemuda di bawah hujan membabi buta.

Pemuda itu sangat tangguh, meski di keroyok, mengeluarkan segala jurus dan tenaga. Tetap saja, dengan mudah pria itu mengalahkan mereka.

" Dasar Banci ! kalian hanya pria lemah hanya berani menyakiti wanita," dia mencemooh.

"Tinggalkan gadis itu, sebelum aku mematahkan semua tulang- tulang kalian."

Ke empat pria mabuk yang sudah Babak belur itu lari tunggang langgang ketakutan.

Anara bernafas lega

Keadaan sulit seperti ini sudah biasa dia jalani. Padahal biasanya dia akan waspada, tapi karena malam ini pikirannya sedang kalut, Anara malah bertemu pemuda berandalan.

Dia menghampiri pria yang sudah mepenolongnya

Anara tetegun Pria itu....

Basah kuyup.

Dan dia...

Anata merasa mengenalnya.

Jaraknya terlalu jauh dan agak gelap.

" Terima kasih, Tuan" ucap Anara

" Lain kali, hati- hati.."

katanya singkat.

Lalu, dia pergi begitu saja.

" Tunggu!" panggil Anara

Anara sangat penasaran, merasa tidak asing dengan laki- laki itu.

Mendadak hujan semakin deras di selingi angin kencang, kilat, dan guntur

" Ya ampun, Sepertinya Hujan badai... " Serunya panik perlindungan. Lupa dengan pemuda yang sedang di kejarnya

Dari kejauhan, Anara melihat sebuah bangunan ruko yang berderet dan dia berlari ke arahnya berteduh sementara waktu. Beberapa menit berlalu.

Hujan mulai reda menyisakan sedikit curah.

Anara ingat, tadinya membawa payung.

Dia menjatuhkannya saat di serang para berandalan.

"Pasti tertinggal di trotoar,"

Dia kembali ke lokasi untuk mencari payung.

Langkahnya terhenti ketika melihat sebuah mobil di pinggir jalan dan seorang pemuda yang sedang gusar, berdiri dibawah guyuran hujan dengan kap mobil yang terbuka.

Tubuhnya jangkung, gagah, memakai kemeja putih yang di gulung asal hingga ke siku.

"Dia, pemuda yang menolongku, tadi..."

Anara mendekat

" Tuan...!" panggil nya pelan.

Pria itu menoleh.

" Kamu belum pulang!?" Tanyanya Aneh.

"Kau itu, seorang gadis apa jelmaan. Malam- malam, hujan- hujanan, keluyuran sambil bawa - bawa payung.."

Pemuda itu berkata acuh sambil kembali berkerja mengotak- ngatik mesin mobilnya.

Lalu berdiri melihat Anata tanpa ekspresi.

Kini Anara bisa melihat wajahnya dengan jelas.

" Ternyata pria itu..." teringat pada kejadian restoran beberapa waktu lalu.

Ternyata dia bertemu lagi dengannya.

Pria itu berdiri dengan seluruh tubuhnya sudah basah kuyup.

Dia tidak lagi memakai jas, tersisa kemeja basah dengan lengan di gulung asal, rambut basah acak- acakan berdiri di bawah guyuran hujan,temaram lampu mendukung keadaan.

Mahluk itu teramat sangat seksi dan indah....

Air liur Anara menetes

Anara merasa dadanya sesak.

" kau sedang apa? masih suka memelototi aku?" tanyanya tiba- tiba.

Glek!

Anara menelan Salivanya,

bagai di siram air cuka, kecut.

Anara langsung berpaling,

malu hati karena perkataan Pria itu.

"Ck..sial!"

Anara mendengar dia mengumpat sambil melihat ke arah mesin mobil.

"Anu... Bolehkah, saya membantu!?" tanyanya pada pria itu

" Maksudmu..? tanya pria itu, memandang Anara dengan mata Elangnya yang tajam dan dahi berkernyit.

"Saya akan coba memperbaiki mobil Anda.."

pria itu tidak menjawab, tatapan matanya jelas sedang meragukan tawaran Anara.

Dia yang sudah mengerti segala macam jenis mesin saja gagal memperbaiki mobil itu.

Lalu seorang gadis muda menawarkan diri untuk memperbaikinya, Gadis mengerti apa soal mesin??

"" Dia meremehkan aku" batin Anara tersenyum smirk.

"Jangan bergurau, aku sedang tidak dalam kondisi ingin bergurau" Elang ketus.

Anara menggeleng

" Aku serius kurasa aku bisa memperbaikinya"

Anara meyakinkan.

" Sudahlah! Anda tidak punya pilihan saat ini. serahkan saja padaku."

Menyerahkan payung yang pegang berserta tas pada Elang.

Anara menggantikan posisi Elang membetulkan mobil model sport itu

" Kau yakin? bisa memperbaikinya, jangan sampai mobilku semakin rusak parah, karena sifat sok pintar mu itu, karena Aku yakin kau tak akan mampu membayarnya"

Anara tak menanggapi.

Karena serius bekerja.

Beberapa menit kemudian...

' Coba, hidupkan mesinnya." pintanya dengan tangan penuh oli.

Dengan wajah tak yakin Elang masuk dan menghidupkan mesin.

Ajaibnya mobil itu menyala.

"Ya Tuhan, dia hebat sekali.." Elang menatap senang dan kagum pada Anara lewat kaca depan .

Elang keluar dari mobilnya.

" kau hebat sekali" puji Elang tulus.

"Dulu, Ayahku memiliki bengkel. Aku suka datang dan sering membantunya. Memperbaiki berbagai jenis mobil, syukurlah aku mengerti sedikit soal mesin." Anata merendah.

"Oh ya, bolehkah aku minta tissue?" Anara

memperlihatkan tangan yang belepotan oli.

Elang segara mengambil tisuue dari dalam mobil serta memberikan pada Anara.

" Terima kasih.." ucap Anara kalem setelah selesai, menyerahkan kembali kotak tissue pada Elang di selingi senyum manis.

Sayangnya Elang tak membalas Bahkan tak juga berterima kasih.

Anara tidak tersinggung, sudah mengganggap sebagai balas budi atas jasanya menolong Anara saat di keroyok para berandalan mabuk.

Pemuda itu kelewat kaya dan sempurna untuk melihat senyum manis gadis miskin seperti dirinya.

Lihat saja mobil miliknya saja harga ratusan milyar.

"Anda bisa pulang sekarang" kata Anara kembali memamerkan senyumannya.

Sekilas melirik Jam

" Sudah larut, saya juga harus pulang"

Bus pasti sudah berhenti beroperasi, dia akan kembali ke Restoran Dermaga dan menginap.

Anara menjulurkan kedua tangan dengan telapak tangan yang terbuka, tanpa bicara.

Sebenarnya tanpa sadar Sejak tadi Elang tak pernah melepas tas dan payung Anara.Membawanya kemanapun dia bergerak seolah menjaganya baik- baik.

Elang mengapit kedua benda itu di ketiak, berusaha mengeluarkan dompet dari saku celana.

Dia mengambil beberapa lembar uang dengan jumlah yang cukup banyak menurut Anara, tanpa menghitung memberikan semua uang tersebut pada Anara.

" Apa ini!?" tanya Anara bingung sambil menimbang jumlah uang itu.

" Bayarannya..Bukankah kau menunggu untuk dibayar??" cibir Elang.

Anara bingung sesaat.

Lalu menggeleng cepat.

" Aku menunggu anda mengembalikan tas dan payung milikku. Anda tidak lihat? aku sudah basah kuyup begini.." jelas Anara sambil menutupi bagian tubuhnya yang mulai menerawang.

memperlihatkan bagian tubuh indahnya dibalik kemeja.

Elang mengikuti pandangan Anara.

Wajahnya membeku saat tak sengaja melihat bayangan intim bagian tubuh Anara.

" Apa yang kau lihat?" pekik Anara malu segera menutup asetnya

Wajah Elang memerah dia segera berpaling, cepat- cepat mengembalikan payung serta tas.

" Ma- maaf." Ucapnya gugup.

Elang merasa malu pada diri sendiri.

"Sebenarnya, aku butuh sekali uang ini. Apa boleh meminjam nya dulu? nanti aku kembalikan..Aku bekerja di Restoran Dermaga milik anda, Silahkan meminta Ibu Kintan memotong setengah gajiku untuk melunasinya" kata Anara tanpa jeda.

Tanpa menunggu jawaban

Anara sudah lari meninggalkan pria itu sendirian.

" Dasar gadis aneh! Bukannya dia mau pulang kenapa dia kembali ke arah dia datang?

Karena khawatir, Elang mengikuti Anara diam- diam.

Gadis itu kembali ke Restoran dan masuk ke dalamnya.

" Apa dia mau tidur sendirian di sana?"

guman Elang

"Sudah jam dua pagi...padahal aku bisa mengantar dia pulang...Tapi sudahlah! kurasa di sana juga aman."

Elang memutar kembali kendaraanya, dia juga butuh pulang dan istirahat.

"Rupanya dia..." Elang tersenyum, teringat pada gadis muda yang mengacaukan makan siangnya di dermaga.

" Astaga! bagaimana bisa aku lupa padanya? gadis itu benar-benar aneh!"

Terpopuler

Comments

Novita Sari

Novita Sari

tak lanjut terus thoor😂

2022-09-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab satu Cinta itu buta
2 Bab Dua Ibu meninggal
3 Bab tiga Elang yang patah sayap
4 Bab Empat bocah malang
5 Bab lima Bocah malang
6 Bab 6 kepergok
7 Bab tujuh Ditolong
8 Bab Delapan dalam pelarian
9 Bab Sembilan. Pulau baru, harapan baru
10 Bab Sepuluh Bertahan
11 Bab Sebelas Pinjam uang
12 Bab dua belas Menyesal
13 Bab tiga belas dijebak Marco
14 Bab Empat belas Anton terjebak
15 Bab Lima belas pulau diserang.
16 Bab Enam belas berpisah selamanya
17 Bab tujuh belas mencari teman lama
18 Bab delapan belas Anara ditegur
19 Bab sembilan belas Pria di bawah hujan.
20 Bab 20 Menginap di restoran
21 Bab 21 Dia...
22 Bab 22 Berdua dengannya
23 Bab 23 dipecat
24 Bab 24 Dia yang kucinta
25 Bab 25 Dia yang ku cinta part2
26 Bab 26 Ditabrak.
27 Bab 27 permintaan Ayah
28 Bab 28 membuat perjanjian.
29 Bab30 pengenalan tokoh
30 Bab 31 Keluarga Marco
31 Bab 32 Elang tak.bisa dibantah
32 Bab 33 Penagih hutang
33 Bab34 Kenzo membebaskan Anara
34 Bab 35 kissmark membawa petaka
35 Bab 36, Aku punya hak melakukannya
36 Bab 37 dijemput Elang
37 Bab 38 Nasi goreng buatan Anara
38 Bab 39. Gelisah dan sepi
39 Bab 40 mendatangi markas Marco
40 Bab 41 Serangan dadakan dipagi hari
41 Bab 42 kuharap kau tidak keberatan..
42 Bab 43 Serangan kedua dirumah Elang
43 Bab 44 Dendam Marco
44 Bab 45 Pesona Elang
45 Bab 46 Elang terluka
46 Bab 47 kontak fisik yang intim
47 Bab 48 Nara bekerja
48 Bab 49 Kenzo kecewa
49 Bab 50 perjalanan ke lapangan tembak
50 Bab51 pertarungan dihutan
51 Bab 52 Berdua dipondok
52 Bab 53 Malam yang mengejutkan part satu.
53 Bab 54 Malam mengejutkan part dua.
54 Bab 55 Salah sebut nama.
55 Bab 56. Yang terluka
56 57 Kabur dari neraka
57 Bab 58 Menyamar untuk kabur
58 Part 59 Anton Bebas
59 60. Hati yang terluka
60 61Elang mengajaknya bertemu Asyila
61 62 Makan malam yang menyebalkan.
62 62 Dia menunggu
63 Enam puluh empat, Permintaan Aneh Elang
64 Dua puluh Lima. Menemani Elang.
65 Bab enam- enam resepsi mewah Elang.
66 Bab enam puluh tujuh bekerja di bengkel.
67 Bab enam delapan saksi kunci yang membuat resah
68 Bab enam puluh sembilan kembali dari bulan madu
69 Bab tujuh puluh. menghampiri Anara
70 Bab tujuh puluh satu. Kenzo datang ke bengkel
71 Bab tujuh dua Bertemu Di Restoran.
72 Part tujuh puluh tiga. Elang tertekan.
73 Bab Tujuh empat. Elang masuk rumah sakit.
74 Bab tujuh lima, menemani Elang di rumah sakit
75 Bab Tujuh puluh enam Asyila kembali
76 Part Tujuh puluh tujuh Rahasia Asyila
77 part tujuh puluh delapan. Curiga
78 part 79 Laporan Yoga
79 Part 80 Ranjang dingin
80 Part 81 Kemarahan Elang.
81 Part 82 Numpang menginap part satu
82 Part 83 pengakuan Anara.
83 Bab delapan empat Bertemu Pria masa lalu
84 Part Delapan lima kebahagiaan yang di Renggut paksa.
85 part 86 mencari bukti 1
86 part 87 Mancari bukti dua
87 part 88 mencari bukti 3
88 Part 88 Mendapatkan bukti akurat.
89 Part 89 menculik Anara.
90 Part 90 pergi bersama Anara
91 Bab 91 lebih baik menjauh.
92 Bab 92 Aku sudah membebaskannu.
93 Bab 93 Pertemuan yang mengharukan.
94 Bab 94 Menguak masa lalu
95 Bab 95 Mancari cinta sejati.
96 Bab 96 pengakuan kenzo
97 Bab 97 Galau
98 Bab 98 keputusan Anara
99 Bab 99 Keputusan Anara part 2
100 Part 100 Jawaban yang di tunggu
101 Bab 101 Sosok orang tua Kenzo yang mengejutkan.
102 Bab 102 menerima lamaran
103 Bab 103 mendatangi Elang
104 Bab 104 Kau yang tidak peka
105 Bab 105 mendatangi klub malam.
106 Bab 106 Menjemput Elang
107 Bab 107 siasat.
108 Bab 108 ketegasan Elang
109 Bab109 Menyusup ke markas musuh
110 Bab 110. Cinta dan dusta
111 Bab 111 Anara dalam bahaya
112 Bab112 mencari Anara
113 Bab 113 Dia ada di dalam kontainer di dermaga.
114 Bab 114 pergulatan hati Kenzo.
115 Bab 115 Menyelamatkan Anton.
116 Bab 116
117 117 Kelicikan Marco
118 Bab118 menguak rahasia Marco
119 Bab 119 Mencari Rahasia Marco
120 Bab 120. Rahasia di dalam basemen
121 Bab 121i Kepergok
122 Bab 122 Penantian
123 Bab 123 Elang meninggal?
124 Bab 124 Ancaman Marco
125 Bab 125 pernikahan pakasa yang gagal.
126 Bab 126 kejutan manis
127 Bab 127 Malam syahdu.
128 Bab 128 kembali ke kota.
129 Bab 129
130 Bab130
131 Bab 131
132 Babb132 masa lalu yang terkuak
133 Babb132 masa lalu yang terkuak
134 Bab 133 Anton Meninggal
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab satu Cinta itu buta
2
Bab Dua Ibu meninggal
3
Bab tiga Elang yang patah sayap
4
Bab Empat bocah malang
5
Bab lima Bocah malang
6
Bab 6 kepergok
7
Bab tujuh Ditolong
8
Bab Delapan dalam pelarian
9
Bab Sembilan. Pulau baru, harapan baru
10
Bab Sepuluh Bertahan
11
Bab Sebelas Pinjam uang
12
Bab dua belas Menyesal
13
Bab tiga belas dijebak Marco
14
Bab Empat belas Anton terjebak
15
Bab Lima belas pulau diserang.
16
Bab Enam belas berpisah selamanya
17
Bab tujuh belas mencari teman lama
18
Bab delapan belas Anara ditegur
19
Bab sembilan belas Pria di bawah hujan.
20
Bab 20 Menginap di restoran
21
Bab 21 Dia...
22
Bab 22 Berdua dengannya
23
Bab 23 dipecat
24
Bab 24 Dia yang kucinta
25
Bab 25 Dia yang ku cinta part2
26
Bab 26 Ditabrak.
27
Bab 27 permintaan Ayah
28
Bab 28 membuat perjanjian.
29
Bab30 pengenalan tokoh
30
Bab 31 Keluarga Marco
31
Bab 32 Elang tak.bisa dibantah
32
Bab 33 Penagih hutang
33
Bab34 Kenzo membebaskan Anara
34
Bab 35 kissmark membawa petaka
35
Bab 36, Aku punya hak melakukannya
36
Bab 37 dijemput Elang
37
Bab 38 Nasi goreng buatan Anara
38
Bab 39. Gelisah dan sepi
39
Bab 40 mendatangi markas Marco
40
Bab 41 Serangan dadakan dipagi hari
41
Bab 42 kuharap kau tidak keberatan..
42
Bab 43 Serangan kedua dirumah Elang
43
Bab 44 Dendam Marco
44
Bab 45 Pesona Elang
45
Bab 46 Elang terluka
46
Bab 47 kontak fisik yang intim
47
Bab 48 Nara bekerja
48
Bab 49 Kenzo kecewa
49
Bab 50 perjalanan ke lapangan tembak
50
Bab51 pertarungan dihutan
51
Bab 52 Berdua dipondok
52
Bab 53 Malam yang mengejutkan part satu.
53
Bab 54 Malam mengejutkan part dua.
54
Bab 55 Salah sebut nama.
55
Bab 56. Yang terluka
56
57 Kabur dari neraka
57
Bab 58 Menyamar untuk kabur
58
Part 59 Anton Bebas
59
60. Hati yang terluka
60
61Elang mengajaknya bertemu Asyila
61
62 Makan malam yang menyebalkan.
62
62 Dia menunggu
63
Enam puluh empat, Permintaan Aneh Elang
64
Dua puluh Lima. Menemani Elang.
65
Bab enam- enam resepsi mewah Elang.
66
Bab enam puluh tujuh bekerja di bengkel.
67
Bab enam delapan saksi kunci yang membuat resah
68
Bab enam puluh sembilan kembali dari bulan madu
69
Bab tujuh puluh. menghampiri Anara
70
Bab tujuh puluh satu. Kenzo datang ke bengkel
71
Bab tujuh dua Bertemu Di Restoran.
72
Part tujuh puluh tiga. Elang tertekan.
73
Bab Tujuh empat. Elang masuk rumah sakit.
74
Bab tujuh lima, menemani Elang di rumah sakit
75
Bab Tujuh puluh enam Asyila kembali
76
Part Tujuh puluh tujuh Rahasia Asyila
77
part tujuh puluh delapan. Curiga
78
part 79 Laporan Yoga
79
Part 80 Ranjang dingin
80
Part 81 Kemarahan Elang.
81
Part 82 Numpang menginap part satu
82
Part 83 pengakuan Anara.
83
Bab delapan empat Bertemu Pria masa lalu
84
Part Delapan lima kebahagiaan yang di Renggut paksa.
85
part 86 mencari bukti 1
86
part 87 Mancari bukti dua
87
part 88 mencari bukti 3
88
Part 88 Mendapatkan bukti akurat.
89
Part 89 menculik Anara.
90
Part 90 pergi bersama Anara
91
Bab 91 lebih baik menjauh.
92
Bab 92 Aku sudah membebaskannu.
93
Bab 93 Pertemuan yang mengharukan.
94
Bab 94 Menguak masa lalu
95
Bab 95 Mancari cinta sejati.
96
Bab 96 pengakuan kenzo
97
Bab 97 Galau
98
Bab 98 keputusan Anara
99
Bab 99 Keputusan Anara part 2
100
Part 100 Jawaban yang di tunggu
101
Bab 101 Sosok orang tua Kenzo yang mengejutkan.
102
Bab 102 menerima lamaran
103
Bab 103 mendatangi Elang
104
Bab 104 Kau yang tidak peka
105
Bab 105 mendatangi klub malam.
106
Bab 106 Menjemput Elang
107
Bab 107 siasat.
108
Bab 108 ketegasan Elang
109
Bab109 Menyusup ke markas musuh
110
Bab 110. Cinta dan dusta
111
Bab 111 Anara dalam bahaya
112
Bab112 mencari Anara
113
Bab 113 Dia ada di dalam kontainer di dermaga.
114
Bab 114 pergulatan hati Kenzo.
115
Bab 115 Menyelamatkan Anton.
116
Bab 116
117
117 Kelicikan Marco
118
Bab118 menguak rahasia Marco
119
Bab 119 Mencari Rahasia Marco
120
Bab 120. Rahasia di dalam basemen
121
Bab 121i Kepergok
122
Bab 122 Penantian
123
Bab 123 Elang meninggal?
124
Bab 124 Ancaman Marco
125
Bab 125 pernikahan pakasa yang gagal.
126
Bab 126 kejutan manis
127
Bab 127 Malam syahdu.
128
Bab 128 kembali ke kota.
129
Bab 129
130
Bab130
131
Bab 131
132
Babb132 masa lalu yang terkuak
133
Babb132 masa lalu yang terkuak
134
Bab 133 Anton Meninggal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!