Amel dan Park Hoon duduk berdiam diri di atas mobil, rasanya untuk membuka pembicaraan akan menyulitkan bagi Amel.
"Berhenti Pak, turunin Amel disini" ujar Park Hoon, Amel sontak menoleh melirik wajah Park Hoon dengan belis
"Kau gila, ini jauh dari sekolahan" tukas Amel memanas
"Kau bisa jalan kaki, lagi pula aku tidak mau ada orang yang menaruh curiga kepadaku" ucap Park Hoon startistik
"Bagaimana jika aku berniat kabur"
"Kau tidak akan melakukannya" Park Hoon menunjuk salah satu mobil sedan hitam di arah belakang
"Kau tahu mereka, mereka akan melaporkan kepada ku kalau kau kabur" Park Hoon kembali memindahkan telunjuknya kearah beberapa polisi yang tengah bertugas "dan mereka, kau ingin tahu, mereka adalah anak buah ku"
Merasa sudah emosi tingkat akut, Amel membuka pintu mobil lalu membantingnya. Dia berjalan tanpa menoleh kearah mobil, baru beberapa langkah setelah mobil Park Hoon tidak terlihat, sebuah sepeda motor berhenti tepat di sebelahnya.
"Amel , mau bareng?" Tawar Min Hyuk. Seperti biasa lelaki itu selalu tersenyum sumringah. Amel mengangguk, dari pada dia berjalan yang jaraknya sejauh monas kebogor mending dia nebeng Min Hyuk.
Motor itu berlalu menuju sekolah, ketika di parkiran, Amel turun sembari melempar senyum. Tak sengaja di ujung parkir mobil Park Hoon, lelaki itu memggenggam tanggannya kuat.
"Makasih Min Hyuk" ujar Amel kepada Min hyuk. Amel berjalan menuju kelasnya.
"Amellll" panggil Eun Ji dari arah belakang. Amel menoleh menatap temannya yang tengah berlarian dengan rasa senang
"Kau berangkat sekolah bareng Min Hyuk?" Tanya Eun Ji antusias
"Iya"
Amel terus berjalan menuju kelasnya. Rasanya dia tidak berselera untuk pergi sekolah apalagi disekolah ada Park Hoon yang kejam. Eun Ji menggandeng tangan Amel dengan gembira, seolah dia baru saja mendapatkan sesuatu yang lebih baik
Sesampai dikelas, suasana disana sudah sedikit gaduh, banyak coklat dimana mana dan gadis yang mencoba tebar posana dengan member ASP.
"Lihatlah mereka, sok kecantikan" gerutu Eun Ji. Amel hanya menyunggingkan senyum, sekilas matanya beradu pandang dengan Park Hoon, gadis itu menunduk menyembunyikan ketakutannya.
"Amelll" panggil Kim Tan dari arah mejanya. Amel menoleh menatap lekat wajah Kim Tan yang menyeringai
"Semalam kau kemana? Aku mencoba menelfonmu?" Tanya Kim Tan,
Amel sedikit terperajak, dia ingat bahwa ponselnya tengah berada di Park Hoon, sial.
"Kenapa kau menelfonku?"
"Apa kau lupa, kau akan meminjamkanku novel Indonesia" teriak Kim Tan tak terima. Mulut Amel membulat, astaga, dia lupa kalau beberapa hari kemarin Amel ingin meminjamkan novel kepada Kim Tan
"Ah maaf Kim Tan aku benar benar lupa"
Amel setengah menunduk.
Mata Amel sedikit melirik ke belakang, melirik Park Hoon yang justru menyeringai lebar, dasar lelaki itu tanpa berdosanya telah merenggut kebahagiaan keluarga Amel.
"Oppa, bolehkah aku meminjam ponselmu?" Tanya Amel kepada Lee Chan, lelaki itu menoleh dengan senyum ceria khas anak anak miliknya.
"Untuk apa? Kau ingin tahu nomorku ya? Kau akan menjual nomorku ya" tuduh Lee Chan. Amel mendegus sebal, bukan karena dia ingin tahu nomor ponsel lelaki itu tapi hanya member ASP lah yang memiliki nomor Park Hoon.
Amel sedikit memutar otaknya berusaha mencari jawaban yang tepat untuk membuat Lee Chan agar dia percaya
"Aku ingin menghubungi kakak ku, kau tahu kan jika aku menghubungi dengan nomor telfon teman ku, nanti teman teman ku akan menelfoni kakak ku"
Lee Chan menatap Amel penuh selidik sejurus kemudian dia mengeluarkan ponsel dalam sakunya,dasar Lee Chan si polos, di kasih jawaban begitu saja langsung percaya
"Awas kau menjual nomor ku"
Amel tidak mendengarkan ucapan Lee Chan dia langsung mengetik pada nomor Park Hoon
Tolong kembalikan ponselku, teman teman akan semakin curiga
Beberapa menit hanya di baca oleh Park Hoon, gadis itu menoleh menatap Park Hoon yang justru menyunggingkan senyumnya. Amel mendegus kesal sepertinya usaha dia gagal.
Amel langsung menghapus pesannya kemudian mengembalikan ponsel kepada Lee Chan.
Bu Yoona masuk kedalam kelas dengan raut wajah ditekuk
"Hei Kim Tan, apa kau yang melempar telur ke mobil pak Robert?"
Bu Yona langsung mendekat kearah meja Kim Tan, lelaki itu menyeringai tanpa dosa
"Lagi pula mobil pak Rober menggambil tempat parkirku"
"Kau kan bisa mencari tempat parkir lain"
"Tidak bisa bu, itu tempat parkirku, yasudah aku lempar saja dengan telur"
"Kau membuat ku pusing saja"
Bu Yoona berjalan hendak memulai pelajar tapi suara ketukan membuat aktivitasnya terhenti, semua mata serempak menoleh kearah pintu. Lelaki kekar dengan jas bewarna hitam, Amel meneguk ludahnya. Dia merasa was was kenapa lelaki itu bisa disini bukankah Park Hoon selalu menjaga jarak dengan lelaki itu jika dia tengah berada di tempat umum
"Permisi, saya ingin memanggil nona Amel" tukas Alex lelaki berjas yang baru saja mengetuk pintu. Bu Yona menatap sekilas kearah Amel. Lalu mengangguk sembari tersenyum hangat.
Dengan langkah gemetar Amel berjalan mendekati Alex, gadis itu menunduk tidak berani menatap mata elang Alex.
Lelaki itu mengeluarkan sesuatu dalam saku jasnya.
"Ponsel nona tertinggal di mobil"
Amel mendongak menatap kearah Alex, lelaki itu menyodorkan benda pipih yang sempat ditahan oleh Park Hoon. Amel mengambilnya sesekali melirik kearah Park Hoon , lelaki itu masih sama mengedikan bahu tidak peduli.
**
Istirahat ini Amel berdiri didepan wastafel dengan tatapan sendu. Fikirannya melayang tetang kejadian yang menimpanya dan Kevin, rasanya baru kemarin Amel memiliki kebahagian menginjakan kaki di Korea tapi bahagia itu diregut hanya dalam waktu dua hari oleh Park Hoon. Amel membenamkan wajahnya dengan kedua tangan.
"Apa aku harus meminta tolong pada papa?"
Amel bergumam kecil pada dirinya sendiri
"Ya, aku harus meminta tolong pada papa"
Amel mendial nomor papanya, ketika. Bunyi dering dua kali suara berat khas papanya sudah menyapa.
"Halo Amel, ada apa"
"Pa tolong Amel dan kak Kevin, pa kita_________" ucapan Amel terhenti ketika melihat sosok tubuh kekar berjalan kearahnya dengan seringai licik
Amel memundurkan tubuhnya hingga terpentok pada dinding, tubuhnya gemetar, keringat keringat sudah meluncur. Amel bersusah payah meneguk ludahnya.
Sesegara mungkin dia mematikan panggilan nya dengan sang papa.
"Hai cantik, apa kau ingin mencari pertolongan"
Park Hoon menyembunyikan rambut rambut kecil dibelakang telinga Amel. Jarak keduanya sangat dekat.
Ckreeekkk
Sebuah kilatan lampu membuat Park Hoon menjauhkan tubuhnya. Dia menoleh kebelakang, sial ada orang yang memotret dirinya. Dengan sigap Park Hoon berjalan keluar toilet mencari siapa yang memotret dirinya.
Ternyata Park Hoon tengah beruntung, gadis itu tertangkap oleh Alex.
"Kerja bagus Lex" ujar Park Hoon menarik paksa perempuan itu untuk masuk kegudang dekat dengan rootof.
Amel yang menyadari itu berusaha menghentikan ulah Park Hoon, gadis itu sudah ketakutan.
"Kau mau apakan dia?" Tanya Amel ketika mereka berdua telah berada di gudang.
"Entahlah, mungkin aku akan memberikan dia sedikit pelajaran"
Amel membulatkan mulutnya ketika sebuah pisau menancap ke mata gadis yang memotret mereka. Amel tidak habis fikir kenapa lelaki ini selalu saja senang membunuh seseorang yang memiliki keinginan untuk hidup.
Park Hoon langsung menancapkan belati itu ke perut sang gadis berulang ulang.
Amel hampir menangis tapi sebuah lirikan yang membuatnya justru membeku.
"Kalau kau mengadu, kau akan bernasib sama seperti dia" ujar Park Hoon membuang sarung tangan yang dia kenakan. Park Hoon keluar dari gudang dengan menarik pergelangan tangan Amel.
"Kau__kau_kau pembunuh" ucap Amel membuat langkah Park Hoon terhenti. Lelaki itu merasakan ada sembilah pisau yang menusuk dadanya, membuatnya berdenyit nyeri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Siti Munawaliyah
Amel kebeplosan
2020-11-05
1
Mela Susanti
sesuai dngn jdl novelx....lanjt az deh....mski nyesak jg bcax...
2020-06-13
2
riyani achmada
jangan serem² kenapa thor.. ngilu
2020-04-11
4