Di perempatan jalan gadis mungil itu menghentikan langkahnya. Lalu berlarian menuju super market yang tempat dia membeli air mineral tadi.
"Astaga kenapa bisa seceroboh ini coba" umpat gadis itu sembari berlari dengan kencang. Ketika berada di depan supermarket gadis itu langsung membuka pintu
"Eoseoaaseo" ucap seorang kasir perempuan kearah gadis itu. Gadis itu berlarian melangkah menuju meja dekat jendela. Sial pena yang baru dia beli sudah tidak ada. Pasti pengemar ASP yang mengambilnya atau seseorang membuangnya. Ya, pena yang baru dia beli adalah aksesoris berbentuk pena untuk penggemar ASP.
"Maaf, apa kau melihat pena yang tergeletak disana" tunjuk gadis itu
"Pena?" Ulang kasir perempuan yang diperkirakan adalah seorang siswa
"Saya tidak melihat adanya pena disana" ucap perempuan itu.
"Terimakasih" ucap gadis itu dengan frustasi berjalan keluar supermarket. Wajahnya tertekuk dengan kesal dia berjalan menuju apartemen nya.
"Astaga Amel kebiasaan banget cerobohnya ga ilang ilang" ujar gadis itu kepada dirinya sendiri.
Dia adalah Amelia Orchida gadis cantik asal Indonesia yang melanjutkan pendidikannya di Korea Selatan. Katanya dia ingin bertemu salah satu member ASP yang merupakan idol nya. Amel berjalan dengan kesal menaiki lift menuju lantai 12, ketika dia menekan digital pintu apartemen seorang lelaki berjas putih tersenyum kearahnya.
"Sudah pulang?" Tanya seorang lelaki yang sangat tampan. Amel masih menekuk wajahnya. Setelah pintu terbuka mereka berjalan memasuki apartemen yang tidak terlalu besar tapi percayalah biaya deposit nya sungguh bisa untuk beli tanah di Indonesia.
"Ada apa dengan wajahmu ?" Tanya lelaki itu sembari melepas jubah dokternya.
"Pena ku hilang" jawab Amel masih dengan wajah kesal
"Kan bisa beli lagi" ucap kakak nya menenangkan.
Lelaki itu adalah Kevin Tober Orchida. Kakak Amel yang sudah menetap setahun di Korea, dia adalah seorang dokter muda yang sangat berbakat, memilih menekuni dunia apoteker dan bergelut pada obat obatan Kevin mampu membuat berbagai obat yang diakui dunia. Bahkan namanya sudah di kenal dimana mana. Hanya saja Kevin memilih untuk bekerja di salah satu rumah sakit Myungshong di Seoul. Alasannya dia bekerja di Korea hanya satu dia tidak ingin mewarisi perusahan ayahnya. Dia juga memiliki jam operasi layaknya dokter , tapi dia juga kadang berkutat di laboratorium untuk menghasilkan macam obat obatan, banyak yang menyebutkan dewa karena dia mampu melakukan apapun dengan otak pintarnya.
"Tapi kan itu limitid edision kak, pena itu didesain dengan tulisan ASP , harganya aja 116 won "
"Sudah besok kakak belikan lagi" ucap Kevin menenangkan adiknya.
"Gimana? Kamu udah daftar sekolah?" Kevin berjalan menuju kamarnya untuk menggantung jubah dokter yang sudah ia kenakan seharian.
"Udah"
"Jadi keputusanmu jatuh ke sekolahan mana?" Tanya Kevin keluar kamar menatap adiknya yang tengah menonton acara televisi.
"Hyukyung" jawab Amel singkat.
"Kapan mulai sekolah?" Tanya Kevin sembari mengeluarkan bahan masakan yang berada di kulkas.
"Besok"
Kevin menoleh kearah Amel yang ditatap justru acuh, gadis itu asyik menatap televisi dan menikmati cemilan yang berada di tangannya.
"Amel besok kamu sekolah, apa kamu sudah beli seragam mu? Kamu tahu kan sekolah di Korea tidak sama dengan Indonesia"
Amel menoleh kearah kakaknya yang tengah membuat makanan.
"Semua udah beres kak, tinggal berangkat aja. Memangnya kakak pikir sehari ini aku jalan jalan" protes Amel, mendengar nada protes Amel, Kevin hanya bisa terkekeh geli. Adiknya memang sangat lucu bahkan alasan dia ingin sekolah ke Korea adalah ingin bertemu idol nya. Ada ada saja adiknya itu.
**
Park Hoon duduk sendiri di apartemennya menatap ke ujung jendela, hanya ada kerlap kerlip kota yang ramai tapi suasana hatinya sungguh kacau. Dia merasa sendiri padahal dirinya lah yang menginginkan kesendirian. Terdengar bel berbunyi dari luar apartemennya dengan malas Park Hoon berjalan menuju pintu. Di bukanya pintu itu menampilkan gadis cantik mengenakan gaun mini. Wajahnya sendu dengan ukiran manis. Park Hoon tersenyum.
"Hai Soya kukira kau tidak akan datang" ucap Park Hoon
"Tidak oppa aku akan datang" Soya melangkahkan kaki menuju kedalam apartemen Park Hoon.
"Mau kubuatkan minuman?" Tanya Park Hoon basa basi
"Boleh, aku ingin teh" Soya melangkahkan kaki mendekati Park Hoon lalu memeluk tubuh cowok itu dengan erat. Park Hoon menoleh mengecup bibir Soya dengan lembut.
"Kau agresif juga Soya" Park Hoon tertawa geli ketika Soya sudah menciumi lehernya.
"Tunggulah aku didalam kamar, aku akan membawakan teh ini padamu" ucap Park Hoon .
Soya menurut dia melangkahkan kaki menuju kamar Park Hoon tanpa tahu apa yang akan di lakukan nya.
Setelah melihat Soya sudah masuk kedalam kamar Park Hoon mengambil benda pipih miliknya.
"Halo tuan Lucas, aku sudah membawa gadis yang kau inginkan. Datanglah ke apartemen ku dan nikmati gadismu" ucap Park Hoon licik
"Tenang saja kau bisa mentransfer uangnya setelah kau menikmati gadismu"
"Ya aku akan menunggumu"
Park Hoon berjalan memasuki kamarnya, di dalam kasur berukuran king size Soya sudah tersenyum menggoda.
"Soya aku mempunyai hadiah untukmu"
Park Hoon memberikan secangkir teh kepada Soya yang langsung di minum olehnya.
"Apa itu?" Tanya Soya
"Tunggu saja , kau pasti akan menyukainya" ujar Park Hoon tersenyum licik
Minuman ditangan Soya sudah ludes habis, saat tegukan terakhir pintu apartemen Park Hoon berbunyi menandakan ada tamu diluar
"Sebentar, hadiah mu sudah datang"
Park Hoon berjalan keluar membuka pintu dengan seringai tajam. Lucas sudah didepan pintu dengan wajah gembira.
"Hai brother apa kabar?" Tanya Park Hoon ramah
"Kabar ku baik, bagaimana denganmu?" Jawab Lucas sembari menepuk bahu Park Hoon
"Aku masih beginilah, sepertinya Amerika cocok denganmu " mereka tertawa bersama
"Bagaimana dengan gadisku?" ujar Lucas
"Dia ada dikamar, nikmatilah waktu kalian"
Lucas berjalan memasuki kamar Park Hoon disana sudah tertidur gadis cantik. Gadis itu terkelulai lemas tapi yang jelas dengan birahi memuncak. Soya tidak tahu bahwa teh nya sudah di campur dengan mulpong (sejenis obat obatan).
Lucas mendekati kearah Soya, yang langsung di sambut dengan senang oleh Soya. Ya gadis itu sudah berhasrat untung sex karena obat yang diberikan park Hoon memang untuk merangsang sex tanpa sadar.
Lucas sudah menciumi bibir soya dengan buas, Soya membalas ciuman itu tak kalah buas. Soya dan Lucas memperdalam ciumannya.
Park Hoon yang merasa puas mendengar desahan Soya langsung keluar dari dalam apartemen.
Dia berjalan di sepanjang trotoar dengan mengenakan topi dan masker.
Park Hoon menatap gadis yang meninggalkan pulpen di meja supermarket, tapi Park Hoon enggan menyapa baginya gadis itu orang asing yang akan membahayakan dirinya. Bisa jadi dia adalah seasang yang akan berteriak ketika melihat Park Hoon.
Mata Park Hoon memicing ketika melihat Alex si tangan kanannya tengah berada di daerah tempat tinggalnya. Park Hoon segera mendekati Alex
"Ada apa kau disini?" Tanya Park Hoon begitu Alex dan dia berjalan beriringan.
"Saya sedang mengantar nona Syasya menemui kliennya" ujar Alex mantap
"Dimana Syasya sekarang?"
"Dia ada di mobil bersama dengan klien" ujarnya
"Setelah ini ikuti aku menemui dokter Kevin "
Park Hoon melenggang meninggalkan Alex yang tengah berjaga didepan mobil. Ketika hendak berbelok secara tidak sengaja Park Hoon menabrak bahu seorang gadis.
"Maaf maaf" ucap gadis itu membungkuk.
Ketika gadis itu mengangkat wajahnya Park Hoon sedikit terkejut tapi tak lama kemudian dia tersadar setelah gadis itu menjauh pergi.
Dia adalah Amelia Orchida, gadis yang meninggalkan pulpen di supermarket. Sepertinya takdir mengikat keduanya. Tanpa sadar Park Hoon tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Enrish Choi
uwaaa Lucas Lucas Lucas😅
2020-11-05
1
Widya
apakah bakalan bucin 🤭
2020-11-05
2
Joani Anggari
eoseo oseyo ... artinya selamat datang. please gue pusing baca bahasa Korea ga jelasnya...
2020-03-30
1