Ruangan gelap dan sepi, sayup-sayup udara yang datang berhembus dari Utara, membawa aroma dingin untuk para lelaki mencari alasan berlama-lama didalam selimut tebal mereka.
Sayup-sayup terdengar suara lagu sendu dari semenanjung Malaysia, naik turun, bergelombang, lembut merayap, melengking tinggi dan jatuh seketika.
Semua itu memberikan suasana penuh aroma-aroma rindu antara pertemuan dan perpisahan diatas ranjang reot yang bergoyang-goyang diantara rumah-rumah tetangga.
Tapi di sebuah rumah yang cukup besar, bahkan paling besar di daerah pedesaan itu....
Tepat di hadapan Askar sosok wanita cantik dengan kulit putih bersih tanpa cacat, begitu halus dan lembut, jika nyamuk hinggap sekali pun dia akan terpeleset.
Sebuah kecantikan yang membuat iri rembulan purnama, dimana sedang bercokol tangguh diatas langit hitam di malam dimensi mortal.
Cantik bukan buatan, indah tidak terperi, Askar sangat mengagumi bagaimana sosok Sina ketika memperlihatkan setiap bagian tubuh langsing tanpa balutan busana.
Biar pun sudah melahirkan seorang anak, bentuk tubuh yang ramping, sedikit berotot namun Sek*si, tidak perlu bentuk besar dibagian dada, karena Askar bukan orang pilih-pilih untuk urusan selera, bahkan dia sangat menyukai sosok Sina seperti sekarang.
"Aku akan memulainya Sina." Ucap Askar dengan menyentuh permukaan kulit Sina.
"Aku mengerti." Sina bersiap dalam mentalmya.
Dialirkan kekuatan energi memasuki tubuh Sina melalui jari-jari Askar, perlahan mengalir mengikuti alur sirkuit energi dengan perasaan hangat dan nyaman.
Sina menikmati rasa nyaman itu semakin dalam, menghangatkan setiap bagian tubuh hingga tetes demi tetes keringat membasahi pori-pori punggung pucat yang putih bersih.
"Askar apa kau sudah menemukan titik permasalahannya." Bertanya kepada Askar yang masih memejamkan mata dalam konsentrasi penuh.
"Masih belum, sampai saat ini tidak ada masalah, aku harus mencari lebih dalam lagi." Berkata Askar yang semakin kuat mengalirkan energi kedalam tubuh Sina.
Jika Sina bukan sosok yang sudah mencapai ranah lord dibawah surga tahap akhir, tentu aliran energi Askar akan sangat berbahaya bagi tubuh manusia dibawah saint suci.
Karena untuk menerobos lebih dalam di sirkuit energi, itu sama saja menjelajah ke dalam inti kehidupan Sina yang bersemayam dalam jantung manusia.
Tubuh Sina mulai merasakan tekanan yang kuat, otot-ototnya menjadi mati rasa, kram, kesemutan, dan lemas, benar-benar lemas, karena energi Askar menerobos masuk kedalam inti paling dalam.
"Askar aku... Aku tidak kuat." Ucap Sina yang merasakan tekanan kuat meremas tubuhnya.
"Tahan sebentar lagi Sina, jangan keluar dulu." Ucap Askar yang membalas perkataan Sina.
"Ap... Apa yang sebenarnya ... Kau... Kau pikirkan Askar." Dengan sekuat tenaga Sina berusaha menjawab ucapan Askar.
Seketika mata Askar terbuka, dan melepaskan semua aliran energi yang dia masukan ke dalam sirkuit energi milik Sina.
Jelas sekali jika Sina bisa bernafas lega, seakan beban berat yang menimpa dirinya, lepas seketika dan itu bisa terlihat bagiamana Sina jatuh dengan tubuh lemas.
Perlahan Askar mengusap rambut Sina, itu sebagai apresiasi karena dia sudah berjuang sekuat tenaga untuk menahan siksaan, inti kehidupan adalah titik paling rentan, dan jika Askar salah sedikit maka kerusakannya akan membuat Sina kehilangan semua kekuatannya.
"Memang ada yang aneh di inti kehidupanmu Sina." Berkata Askar setelah melihat tubuh sina dari dalam.
"Ada masalah apa menangnya Askar." Bertanya Sina yang merasa tidak nyaman.
"Ya sebenarnya itu bukan masalah." Balas Askar.
"Jadi ?."
"Inti kehidupanmu masih belum siap menerima kekuatan yang jauh lebih tinggi lagi." Coba Askar menjelaskan secara singkat.
"Tunggu, kenapa aku belum siap ?, Apa kau bisa memberikan penjelasan lebih lanjut." Bertanya sina yang masih belum mengerti ucapan Askar.
Dengan sedikit diam, dan berpikir demi mendapat persamaan yang sesuai untuk menggambarkan kondisi Sina, akhirnya Askar pun memiliki ide.
"ya ini seperti.... sebuah smartphone yang mentok di versi 10, dan jika dipaksakan untuk menerima versi 11, tentu tidak akan sanggup menerimanya, apa kau paham." Perjelas Askar dengan cara lain.
Sina mengangguk ..."Ya kurang lebih, jadi bagaimana cara untuk aku bisa naik ke tingkat selanjutnya."
"Ada dua cara, pertama aku harus mengganti inti kehidupanmu, dan yang kedua memperkuatnya sampai mampu mendapat peningkatan."
"Mana yang lebih cepat." Bertanya Sina dengan tujuan yang dia inginkan.
"Mengganti inti kehidupanmu, tapi ini sangat beresiko jadi lewati saja." Askar pun menolak untuk mengganti inti kehidupan orang lain.
Hanya saja Sina menujukan raut wajah rumit, seakan dirinya tidak menerima keputusan Askar.
"Tapi waktu kita tinggal 5 bulan lagi untuk pergi ke alam semesta atas." Berkata Sina.
"Kita bisa menundanya." Santai saja Askar menjawab.
"Bagaimana mungkin, aku dan Asy sudah cukup lama menantikan ini..." Sina menjawab dengan keras.
Ditunjukan bahwa dirinya merasa bersalah karena ketidakmampuan untuk melangkah ke tingkat lord yang nyata, itu menjadi penghambat Askar.
Saat itu juga, tangan Askar menghentikan perkataan Sina untuk berhenti berbicara...."Sina, kita ke alam semesta atas bukan untuk bertamasya, jadi untuk apa kau terburu-buru, aku hanya ingin kau selamat, biar pun membutuhkan waktu lama, itu tidak masalah."
Askar jauh lebih mementingkan keselamatan Sina, karena dia pun pergi ke alam semesta api mulia bukan mencari masalah, tapi untuk memisahkan Sina dan Asy.
"Aku memiliki satu metode untuk kau bisa memaksimalkan potensi inti kehidupanmu agar mampu menerima kekuatan Lord yang nyata." Berkata Askar dengan satu cara terpikir.
"Apa itu, apa pun akan aku lakukan." Bertanya Sina dengan antusias.
Sina cukup yakin bahwa pelatihan apa pun akan dia terima, demi mencapai tujuan untuk meningkatkan kekuatan.
"Kita pergi ke akademi laut selatan besok." Ucap Askar dengan tersenyum.
"Untuk apa Askar, aku tidak yakin di akademi ada metode seperti yang kau inginkan." Bertanya Sina merasa aneh atas tindakan Askar untuk membawa dirinya kembali ke akademi laut selatan.
Sina yang memilih keluar dari akademi bukan tentang dirinya hamil, walau itu salah satu alasan, tapi hal lain adalah, Sina sudah mentok dan bermacam cara tidak mampu memberikan peningkatan lebih lanjut.
"Ada satu....seni beladiri pernafasan." Askar merasa yakin jika itu akan berhasil.
"Eeehhhh...."
"Kenapa kau terlihat menolak, bukankah kau mau melakukan apa pun." Berkata Askar dengan menyindir.
"Ya bukan aku menolak, tapi pelatihan yang di lakukan oleh grandmaster tua gila, sangat tidak realistis." Jawab Sina dengan wajah lemas.
Dia pun sudah pernah merasakan bagaimana cara Grandmaster tua gila melatih para murid untuk melakukan seni beladiri pernafasan, dan Sina menyerah untuk hal itu.
"Biar nanti aku berikan beberapa penjelasan agar kau bisa memahami ilmu beladiri pernafasan dengan mudah." Askar yang sudah mencapai tahap kesempurnaan tentu bisa menjelaskan langkah-langkah yang tepat untuk Sina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 308 Episodes
Comments
arfan
697
2021-08-23
0
Adnan Jho
terlalu banyak chapter yg ga perlu.. sampai bosan bacanya.. terpksa di skip trs..
2021-07-26
0
Zoelf 212 🛡⚡🔱
hmm..
2021-06-11
0