Tubuh biru tua itu menjadi pucat ketika kesadarannya lenyap oleh kekuatan lord demon souls milik Askar, dimana ucapan yang dikeluarkan dari mulut Askar, tidak bisa dilawan oleh ras iblis lain.
Kini Askar berjalan mendekati tubuh As we yang kini tergeletak tidak berdaya dan kejang-kejang diatas tanah seperti orang terkena penyakit sawan.
Menggeleng kepala Askar karena merasa kasihan sendiri melihat As we harus mendapatkan hukuman karena tidak mau mendengar penjelasan orang lain.
Tapi seketika As Yu menghadang langkah Askar dengan wajah tertunduk lemas...."Tuan Askar tolong maafkan kakakku, jangan hukum dia atas sikapnya yang menyerang anda."
As yu pun bersujud memohon permintaan maaf kepada Askar, dia memang kesal atas tindakan ao ing bernama As we yang menyerang dirinya tanpa pernah berpikir akan tindakannya.
Tapi apa yang dia lakukan tidak menjadi masalah, bahkan satu goresan luka pun tidak diterima oleh Askar karena kekuatan As we masih jauh lebih lemah untuk melawan Askar.
"Baiklah, aku mengerti, segera bawa dia ke ruang perawatan, biarkan dia beristirahat dan aku ingin berbicara kepadanya." Berkata Askar yang memerintahkan Ao ing lain membawanya pergi.
Askar merasa paham tentang kebencian dari pangeran As We terhadap makhluk yang memiliki aura iblis penguasa, karena dianggapnya Askar sebagai salah satu utusan dari iblis penguasa.
Sehingga dia melakukan tindakan tanpa memikirkan konsekuensi, bahkan tidak mengukur batas kekuatan yang dia miliki untuk berhadapan dengan Askar.
Untungnya Askar bukanlah makhluk seperti iblis yang sesungguhnya, jika tidak, As we sudah di telan habis dan berakhir menjadi kotoran didalam ******.
"Tuan Askar apa anda terluka." Ucap Du Sa yang merasa khawatir atas penyerangan As we terhadap Askar.
"Tidak perlu khawatir, pukulannya jauh lebih lemah dari gigitan nyamuk di dimensi Noir." Jawab Askar yang tertawa sendiri dengan wajah mengejek.
"Tuan Askar, As we adalah keturunan langsung dari keluarga dewa Yusita, dimana kematian para kaum Ao ing karena penguasa iblis seakan menjadi tanggung jawab untuknya, dia merasa bersalah." Berkata Du Sa yang menceritakan sedikit tentang As We.
"Aku bisa memahami apa yang dia pikirkan." Askar mengangguk paham untuk hal ini.
Jika Askar menjadi pangeran As we sendiri tentu dia akan merasakan hal yang sama, dimana saat dewa Yusita dianggapnya sudah tewas, tapi kekuatan untuk di turunkan kepadanya sudah lenyap.
Sedangkan saat penguasa iblis mencari kekuatan dewa waktu hingga membantai 280.000 Ao ing tanpa belas kasih, tapi jika saja saat itu As we memiliki kekuatan dewa waktu, tentu tidak ada yang akan mereka semua di jadikan makanan.
Dan karena semua itu, As we merasa bersalah atas kematian semua saudara sesama kaum Ao ing, tapi bagaimana pun juga penguasaan iblis tentu akan menggunakan kekuatan dewa Yusita untuk membunuh lebih banyak makhluk.
Kenyataannya dewa Yusita masih berada dalam dimensi kekosongan waktu bersama Dewa bencana Mahesa, semua yang menganggap kematian mereka adalah dari pengaruh kekuatan realitas milik Lutos.
Selagi askar dan Du Sa membicarakan hal-hal mengenai kehidupan masa lalu dari kaumnya, segera saja As we berlari keluar pondok dengan wajah marah.
"Dimana iblis penguasa itu.... Dimana dia." Berteriak As we yang masih belum menyerah untuk bertarung.
Hanya saja tidak tampak di sekitar adanya sosok iblis lain, terlebih aura lord demon souls pun telah lenyap.
Dan tepat dihadapannya hanya seorang manusia yang berjalan mendekat bersama Du Sa, dan penjaga falsus.
"Dasar bocah tidak tahu kapan harus berhenti." Bergumam Askar yang tersenyum masam setelah melihat bagaimana As we berusaha keras untuk bertarung.
"Siapa kau yang mengatakan aku sebagai bocah." Marah as we atas panggilan Askar yang jelas-jelas mengejeknya.
"Aku ?, Aku adalah iblis yang kau lawan sebelumnya." Berkata Askar tanpa menutupi kenyataan.
"Jangan bercanda denganku." Semakin keras As we berteriak di hadapan Askar dengan penuh kemarahan.
Bahkan dengan semua semangat yang As we miliki, semburan kuah dari mulutnya sampai membasahi wajah Askar.
"Apa kau tidak bisa tenang sedikit pun, aku bisa ganti baju kalau kau terus menerus berteriak." Balas Askar yang menyeka semua air kuah dari mulut as we.
Du Sa sebagai tetua desa yang bertindak untuk memberikan pelajaran kepada As we, biar pun dia adalah pangeran kaum Ao ing dan garis keturunan dari keluarga dewa Yusita, tentu semua masih menaruh hormat atas keputusan Du Sa.
"As we, jaga bicaramu terhadap dewa pemangsa, jika kau tidak bisa diam aku akan bertindak menghukummu." Du Sa pun angkat bicara.
Dan secara ajaib, kemarahan yang berkobar di dalam kepala dengan emosi meluap-luap itu padam seketika, hingga ekspresi as we jelas berubah takut.
"Ketua Du, apa yang bisa aku percaya jika dia adalah dewa pemangsa, aku tidak merasakan aura agung darinya." As we menolak percaya atas perkataan dari ketua Du yang menyatakan Askar sebagai sosok dewa.
"Aku tidak perlu meminta kau untuk percaya bocah, tapi apa yang kau lakukan membuatku marah, itu hampir membuat As yu terluka." Balas Askar dengan wajah kesal.
"Apa urusanmu, dia adalah adikku..."
"Terus... kau merasa jika adikmu itu terluka bukan masalah besar." Sontak saja Askar memotong perkataan As we.
Kobaran aura kuat muncul dari tubuh Askar dengan kemarahan, saat As we menyatakan kalau tindakannya kepada As yu akan membuat terluka, dan itu tidak dipikirkan olehnya.
Merasakan kekuatan Askar, lututnya menjadi lemas seketika, nafas berat untuk dia tarik dan tidak bisa di keluarkan.
Askar seakan tidak ragu untuk membunuh ao ing satu ini tanpa keraguan sedikit pun, walau sebenarnya Askar tidak mungkin melakukan itu.
"As we cepat kau minta maaf." Perintah Du Sa karena tahu jika Askar sedang marah.
"Aku tidak akan minta maaf, karena tujuanku adalah membunuh iblis penguasa itu, biar pun harus mengorbankan orang lain."
Semakin sengit Askar menatap As we penuh kebencian... "Ambisi yang kau miliki hanya omong kosong, jika saat itu As yu tidak menghentikanku, aku sudah membawamu ke warung sate."
Walau hanya sekedar gertakan tapi nyatanya perkataan Askar membuat semua Ao ing yang mendengar terkejut, bukan karena melihat kemarahan, tapi mereka tidak tahu apa itu warung sate.
"Tolong jangan lakukan itu tuan Askar." Du Sa lah yang menjawab dengan ketakutan.
"Lupakan itu, aku malas mengurusi makhluk sepertimu." Askar melenyapkan semua aura yang dia keluarkan.
Tanpa perlu melakukan serangan pun, saat ini As we sudah jatuh bertekuk lutut hanya dengan merasakan aura milik Askar, mungkin satu tamparan bisa membuat otaknya berpindah ke pan*tat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 308 Episodes
Comments
Rifal Albantani
ngulangnya kjauhan thor
2023-01-22
0
Budi Efendi
mantap
2022-11-15
1
Mulyadi Putra
😆😆😂😂
2022-10-28
1