Memang Askar tidak mengatakan jika membuat segel yang mampu menutupi seluruh dunia adalah hal mudah, tapi dia merasa yakin dalam tingkatannya sekarang, itu masih bisa Askar lakukan.
"Baiklah ini sederhana, lakukan langkah yang sama seperti membentuk segel dunia di balik batas." Ucap Askar kepada dirinya sendiri.
Askar memejamkan mata, konsentrasi penuh dan seketika dalam pikirannya, terbentuk berbagai simbol yang menjadi dasar pembentukan segel prasasti
Itu semua tidaklah sulit, kurang lebih. termasuk dengan adanya ingatan dewa pemangsa yang menggambarkan dengan jelas setiap langkah-langkah untuk membentuk sebuah segel persembunyian, sudah cukup membantu Askar.
Setiap makhluk yang datang, mengarahkan pandangan mereka kepada sosok raja iblis As Kar, dimana sudah tiga jam lebih dia berdiri diam dengan mata terpejam.
Sejak awal suasana sudah sangat menegangkan, dan sekarang harus menunggu tiga jam dengan perasaan tidak nyaman, antara berhasil atau sia-sia.
"Kenapa dia hanya diam saja disana."
"Apa mungkin dia sedang tertidur karena terlalu lelah."
"Tapi sepertinya, dia memiliki bakat untuk tidur dengan berdiri."
Seketika itu tiang cahaya melesat lurus ke angkasa, jauh puluhan kilometer ke atas langit, mencapai titik puncak mulai menyebar dan membentang ke setiap sudut cakrawala menjadi putih kebiruan.
Satu persatu mengarah ke tempat batu relik dunia di balik batas yang secara sengaja Askar tempatkan ke delapan penjuru mata angin di dunia Noir.
Menghubungkan masing-masing batu segel dalam satu rangkaian segel prasasti super besar yang menutupi seluruh bagian di langit siang cerah.
Dalam sekejap mata, suasana cerah itu berganti kelabu, seakan cahaya dari matahari diserap dan terhalangi.
Lingkaran prasasti muncul, berputar dalam tiga lapis berbeda arah, dipenuhi simbol-simbol tanpa arti dan semua makhluk tampak takjub atas apa yang mereka lihat.
Tidak ada yang bisa memalingkan penglihatan mereka ketika segel prasasti diaktifkan, sedikit hati tentunya memiliki rasa takut jika rencana itu gagal.
Tapi raja iblis As kar merasa yakin jika semua ini akan berhasil, dan mereka hanya bisa berharap ucapan penguasa ras iblis tanah Utara menjadi kenyataan.
Askar tetap diam dalam konsentrasi penuh, lima puluh ribu ton kristal energi terus menerus, tidak berhenti, dan secara mengerikan dikuras habis oleh segel prasasti untuk memaksimalkan kekuatan.
Bisa dibayangkan lima puluh ribu ton kristal energi kualitas terbaik mampu di gunakan untuk biaya hidup dan pembangunan sebuah wilayah kekuasaan penguasa ras selama 1.000 tahun.
Itu bukan harga yang murah, tapi mereka harus rela berkorban demi mendapat keselamatan dari berbagai masalah di masa depan nanti, dari makhluk alam semesta atas.
Tangan Askar terangkat tinggi ke atas, erat kepalan menggenggam kuat, perlahan menarik, dan bersejajar di kedua sisi, tanpa ragu, tanpa basa basi, satu tepukan keras Askar lakukan.
Dentuman besar membentuk gelombang merah yang mempengaruhi lingkaran prasasti, dimana setiap batu segel di non aktifkan secara bersamaan, tapi tidak melenyapkan segel. dan Askar pun membuka mata.
"Ini berhasil." Bergumam Askar yang dengan senyuman lemas terpahat di wajahnya.
Keberhasilan Askar ditandai dengan habisnya batu kristal energi kualitas terbaik dan kemunculan simbol lingkaran segel prasasti warna putih kebiruan yang bergerak secara perlahan dan konsisten diatas langit.
"Bagaimana tuan As kar." Bertanya Ruliat dengan antusias datang mendekat.
"Semuanya sudah Selesai." Jawab Askar dengan mengacungkan tangan ke atas langit.
Dan memang apa yang di lihat oleh Ruliat sangat sulit untuk dirinya percaya, bahkan mata makhluk dari ras unknown itu hampir lepas dari tempatnya.
Semua kini akan berbeda, dimana langit dimensi Noir kini memiliki hiasan tambahan, dan itu menjadi pelindung bagi seluruh makhluk, agar tidak ada lagi bahaya dari luar yang akan masuk ke dalam tempat tinggal mereka.
*******
Berselang tiga hari setelah pembentukan segel prasasti persembunyian.
Kini Askar kembali ke rumahnya tercinta, di distrik margasari bagian tenggara.
Setiap kehidupan dari para ras manusia berjalan normal seperti biasa, tidak ada keributan tentang kejadian yang disangkutkan dengan penyerangan makhluk alam semesta atas.
Antara dua dimensi yang terpisahkan oleh batas ruang dan waktu, tentu memberikan perbedaan antara masalah dari masing-masing dunia.
Askar tentu merasa lega, karena tidak ada masalah apa pun dengan seluruh keluarganya yang hidup damai di lingkungan masyarakat sekitar.
Walau itu bukan berarti Askar merasa nyaman jika di dunia mortal aman sedangkan dunia Noir dalam bahaya, tapi jelas antara keduanya saling terhubung.
Jika Askar tidak bertindak untuk menyembunyikan dimensi Noir maka dimensi mortal hanya menunggu waktu sampai makhluk dari alam semesta atas menghancurkan ras manusia.
Tidak disangka jika sudah lebih dari satu setengah tahun Askar pergi, ini waktu paling lama untuk meninggalkan Elica serta kedua putra-putrinya Arya dan Aryana.
Diketuknya pintu rumah yang kini jauh lebih besar dari terakhir Askar melihat, tentu renovasi untuk membuat rumah menjadi lebih besar karena dia sendiri tidak tahu akan berapa banyak orang akan tinggal bersama dengannya.
Sudah di perkirakan matang-matang kemungkinan akan ada 25 anggota keluarga baru yang suatu hari nanti akan hadir untuk hidup bersama.
Tersenyum-senyum Askar sendiri, membayangkan betapa ramai terlihat didalam rumah ini, suara teriakan anak-anak kecil yang berebut mainan, wanita-wanita datang dari dapur membawa masakan dan percakapan mesra antara Askar kepada setiap istrinya.
Semua itu sudah terbayang-bayang jelas didalam benak Askar, setidaknya, ya ini yang paling Askar takutkan, hari itu tidak pernah datang. Jika dirinya tidak menyelesaikan masalah tentang kaisar akhir zaman.
Askar masih berdiri di balik pintu dengan semua hadiah yang dia bawa dari dimensi falsus untuk Arya dan Aryana.
Belum sempat pintu terbuka, langkah kaki yang berlari kencang terdengar mendekat dengan cepat, ditambah teriakan suara wanita tepat mengejar.
"Arya... Jangan berlari di dalam rumah." Itu suara Elica yang terdengar kesal atas kelakuan anak lelakinya itu.
"Aryana kau apa yang kau gigit, keluarkan, itu pisau dapur bukan makanan." Sekali lagi Elica berteriak dengan khawatir.
'Aku tidak tahu kalau sudah melahirkan anak ahli debus.' pikir Askar setelah mendengar jika Aryana mengigit pisau dapur.
Tapi itu harusnya tidak jadi masalah, karena beberapa bulan setelah kelahiran mereka berdua kekuatan di dalam tubuh Arya dan Aryana benar-benar kuat, bahkan cukup mengejutkan karena itu sama dengan kekuatan jendral surga.
"Siapa lagi yang datang bertamu sore-sore gini, apa tidak ada jam lain." Masih saja Elica mengoceh karena sedang kerepotan mengurus Arya dan Aryana.
Saat pintu terbuka, wajah Askar terlihat jelas di depan mata..."Elica aku pulang." Ucap Askar.
Hanya saja reaksi Elica terlihat biasa, bahkan masih menahan rasa kesal karena Askar pergi cukup lama, tanpa ada kabar sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 308 Episodes
Comments
Muslimin
Abang pulang
2022-01-06
0
arfan
737
2021-08-23
0
TONI HIDAYAT
author asli margasari nih...😋😁
2021-07-11
1