...📖 Sebelum membaca,...
...Jangan lupa klik like, vote dan rate....
...Kasih komentar yang positif agar semangat menulis....
...Happy Reading...
...----------------...
"La Ilaha Illallah....La Ilaha Illallah...."
Beberapa orang pelayat mengikuti para pembawa keranda yang sudah lebih dulu berjalan sambil melafazkan dzikir.
Mereka berjalan menuju ke sebuah pemakaman umum yang ada di kampung tersebut. Hari itu tepat di hari Jumat Kliwon seorang gadis bernama Ratih Sentari meninggal dunia akibat mengalami kecelakaan saat pulang dari kerja.
Kepergian Ratih yang secara mendadak menjadi duka yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkannya. Ratih merupakan tulang punggung keluarganya sebagai anak pertama di dalam keluarga. Sang ibu begitu berduka kehilangan sosok ratih yang ceria dan penyayang. Tidak disangka hari kemarin akan menjadi hari terakhir Ratih hidup di dunia.
Ada salah satu pemuda yang sedari tadi tampak memperhatikan kesibukan orang-orang di pemakaman. Dia seorang pemuda kampung yang berpenampilan sederhana. Dia mengenakan celana tiga perempat dan kaos berwarna hitam. Dia memperhatikan dengan detail orang-orang yang menguburkan jasad almarhumah Ratih.
Dia adalah orang yang tepat sesuai dengan apa yang diminta oleh si Mbah. Aku harus segera mempersiapkan segalanya. Dan bergegas memberitahu si Mbah dan juga Jamal.
......................
Malam itu dua orang pemuda berpakaian serba hitam berjalan dengan tergesa-gesa ke dalam sebuah gubug reyot yang jauh dari pemukiman warga.
"Tidak ada yang mengejar kita, bukan?"tanya Jamal dengan napas yang ngos-ngosan.
"Aman...sudah ayo masuk, mbah Wanto sudah menunggu kita,"ujar Sapto.
"Ayo, eh... talinya kamu yang bawa, kan?"tanya Jamal mengingatkan kembali.
"Udah, aman ini dikantongku,"jawab Sapto.
Keduanya kemudian masuk ke dalam gubug milik seorang dukun ilmu hitam bernama Mbah Wanto. Tampak di sebuah ruangan Mbah Wanto sedang melakukan meditasi dengan membakar sesajen lengkap di hadapannya.
Jamal dan Sapto pun segera duduk mendekati tempat Mbah Wanto melakukan ritualnya.
"Bagaimana? Kalian sudah mendapatkan barangnya?"tanya Mbah Wanto kepada Jamal dan Sapto.
"Sudah, Mbah,"sahut Jamal kemudian dia menyenggol Sapto agar segera menyerahkan barang tersebut kepada Mbah Wanto.
"Ini, Mbah,"ujar Sapto lalu dia memberikan sebuah tali yang warnanya telah bercampur dengan tanah. Mbah Wanto tertawa senang melihat keberhasilan dua orang pemuda tersebut.
"Apakah ini sudah sesuai dengan permintaan ku?"tanya Mbah Wanto.
"Sudah Mbah, itu adalah tali pocong seorang gadis bernama Ratih. Dia meninggal tepat di waktu Jumat Kliwon. Aku tahu sendiri Mbah, karena dia tetanggaku dan aku ikut menguburkannya waktu itu,"jelas Sapto.
"Hmmm... lalu ini tali dibagian tubuh mana yang kalian ambil?"
"Tali itu dibagian kepalanya, Mbah,"jawab Jamal.
Mbah Wanto lagi-lagi tertawa senang. Dia kembali melemparkan kemenyan ke dalam sajennya. Dan asap mengepul dari dalam sesajen. Mbah Wanto mulai merapalkan japa mantranya. Sedangkan Sapto dan Jamal hanya menunggu Mbah Wanto sampai selesai melakukan ritualnya.
"Kalian datanglah kembali, tepatnya di malam purnama. Dan ingat untuk membawa satu ekor ayam berwarna hitam dan kembang tujuh rupa. Nanti sebelum kalian mendapatkan jimat dari tali pocong ini. Kita akan melakukan ritual sebagai pembayaran mahar kepada arwah Ratih. Dan agar jimat tali pocong ini mau bekerja membantu kalian. Nantinya ritual itu juga harus kalian lakukan setiap malam bulan purnama. Agar khasiat dari jimat tersebut terus bekerja maka dia membutuhkan tumbal sesajen, darah ayam hitam dan juga dimandikan dengan kembang tujuh rupa,"tutur Mbah Wanto.
"Ya, Mbah,"sahut Jamal dan Sapto.
"Dan lagi, jimat ini juga memiliki pantangan. Dia tidak boleh dibawa buang hajat dan bersetubuh dengan wanita. Kalian harus mengingat-ingat itu, atau kalian akan mendapatkan kesialan jika melanggarnya,"tambah Mbah Wanto kembali.
"Kalian juga tidak bisa sembarangan untuk merampok. Ada hari khusus yang harus kalian gunakan. Senin Kliwon dan Jumat Kliwon akan menjadi hari jaya kalian berdua untuk beraksi,"kata Mbah Wanto.
"Siap, Mbah."
"Hahahaha...setelah ini kalian bisa menjadi kaya raya dan ilmu kebal akan kalian miliki. Selain kebal, kalian juga bisa menghipnotis orang, dan ilmu sirep akan aku turunkan untuk membantu aksi kalian nanti. Tapi ingat, aku juga butuh mahar setiap kali kalian beraksi,"kata Mbah Wanto.
"Pasti Mbah, kami tidak akan lupa,"sahut Jamal dan didukung juga oleh Sapto.
"Ya, Mbah, aku sudah bosan miskin dan dihina cewek mulu. Mereka itu mata duitan semua. Aku ingin membeli mereka yang sudah menghinaku setelah aku menjadi kaya raya,"ujar Sapto.
"Tenang saja, kalian akan menjadi orang kaya setelah ini. Kalian bisa dapatkan apa yang kalian inginkan. Cewek cantik dengan mudah akan kalian dapatkan. Karena bagi mereka itu uang adalah segalanya, hahahaha....,"gelegar suara Mbah Wanto.
*
Di malam Senin Kliwon, Jamal dan Sapto yang sudah mendapatkan jimat tali pocong perawan itupun segera mempraktekkan ilmu baru yang mereka dapatkan. Jamal sebelumnya sudah mengincar sebuah rumah orang yang paling kaya di kompleks perumahan.
Mereka sudah memasuki halaman rumah keluarga Koesnadi. Sebelumnya Jamal merapalkan bacaan untuk membuat orang-orang yang ada di rumah tersebut tertidur lelap. Jamal telah membacakan mantra penyirep agar semua orang tertidur pulas.
Keduanya pun segera beraksi mencari benda berharga di dalam rumah tersebut. Mereka mencari kamar tidur dari Pak Koesnadi. Mereka akan menghipnotis Pak Koesnadi untuk menunjukkan dimana letak dia menyimpan uangnya. Pak Koesnadi yang sedang tertidur pulas pun terkena japa mantra kedua pencuri itu. Dan tanpa sadar dia menunjukkan brankas pundi-pundi kekayaannya.
"Hahahaha.....kita kaya raya, mal,"ujar Sapto bahagia yang melihat betapa banyak harta yang dia kuras di aksi pertama mereka ini.
"Husssttt, diam, jangan banyak bicara, kita harus segera pergi dari sini,"sahut Jamal sambil memasukkan tumpukan uang ke dalam kantong hitamnya.
Keduanya pun berhasil menggondol pundi-pundi kekayaan dari rumah Pak Koesnadi. Jamal dan Sapto pun berpesta untuk keberhasilan mereka. Tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Aksi Keduanya pun terus berlanjut sampai berkali-kali. Kehidupan Jamal dan Sapto kini telah berubah. Dari dua pemuda gembel yang lontang lantung. Kini menjadi pemuda yang kaya raya.
Jamal dan Sapto membeli sebuah rumah mewah dan kendaraan roda empat yang cukup mentereng. Mereka juga membuka beberapa usaha untuk mengelabuhi orang-orang di sekitarnya. Mereka melakukan pekerjaan mereka dengan begitu sempurna. Mereka juga berpindah ke kota lain demi menghilangkan jejak kejahatan.
Setiap malam mereka selalu berpesta di diskotik dengan wanita-wanita cantik yang selalu menghibur dan menemani keduanya. Jamal dan Sapto menikmati indahnya hidup setelah sekian lama hidup susah dan dihina oleh orang lain.
...----------------...
👻 to be continued JIMAT TALI POCONG ~ 2
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Lia Rosita
aku hadir
2021-04-04
0
Hiatus
nyicil dulu bacanya
2021-04-02
0
B€༄͜͡●⃝🐢ᴿⱽ᭄᭄sᷝqᷮuͤaͬd🆔™
oke lanjuttt
2021-03-24
0