MATA DIMENSI LAIN

MATA DIMENSI LAIN

BAJANG ~ 1

...📖 Sebelum membaca,...

...Jangan lupa klik like, vote dan rate....

...Kasih komentar yang positif agar semangat menulis....

...Happy Reading...

...----------------...

Pagi itu di sebuah Universitas swasta di kota ternama sedang berkumpul banyak mahasiswa angkatan pertama yang akan melakukan perjalanan ke sebuah tempat wisata. Ada dua bus yang akan mengangkut mahasiswa semester awal itu ke sebuah tempat dimana mereka nantinya akan berkemah. Rencananya kakak senior mereka akan mengadakan sebuah acara tahunan yang selalu digelar untuk menyambut mahasiswa tingkat awal.

Acara itu diberi nama Temu Akrab. Seperti halnya namanya maka tujuan dari acara tersebut adalah menjalin keakraban antara senior dan juga juniornya. Apalagi setelah adanya ospek yang cukup berat maka acara temu akrab ini diharapkan mampu mengembalikan image senior yang kejam menjadi senior yang manis.

"Sudah siap semuanya, Pak?"tanya Galang, ketua HMPS kepada para sopir bus.

"Sudah, mas, barang-barangnya sudah masuk semua dibagasi,"ucap salah satu sopir bus tersebut.

"Baiklah, sebentar lagi kita berangkat, Pak,"kata Galang kepada para sopir bus.

"Baik, mas,"jawab kedua sopir bus itu.

Galang pun segera mengkoordinasikan dengan anggota HMPS lainnya agar segera mengatur para juniornya untuk segera naik ke dalam bus. Galang ingin segera sampai di lokasi dan segera mendirikan tenda. Memang waktu masih menunjukkan jam sembilan pagi. Akan tetapi, jika mereka sampai di sana lebih cepat, maka mereka bisa menggunakan waktu mereka untuk kegiatan yang lainnya.

"Ayo, semuanya! Segera masuk ke dalam bus masing-masing sesuai yang sudah ditentukan kemarin. Kelas A dan B masing-masing di bus yang berbeda. Jangan berebut!"ucap Galang dengan menggunakan pengeras suara untuk mengomando para junior untuk segera merapatkan diri mereka ke bus. Anggota HMPS yang lainnya pun ikut membantu ketua mereka untuk mengatur mahasiswa semester awal itu.

Tidak lama kemudian, kedua bus pun mulai berjalan. Para mahasiswa itu memulai perjalanan mereka menuju ke sebuah tempat wisata pemandian air panas. Dimana rencananya mereka akan berkemah di sana selama tiga hari. Para mahasiswa itu begitu senang bisa berwisata bersama. Hanya membutuhkan waktu hampir satu jam untuk mereka sampai di lokasi wisata.

Akan tetapi, sesuatu terjadi sebelum rombongan mereka sempat untuk membangun tenda perkemahan. Ternyata sudah ada mahasiswa dari universitas lain yang lebih dulu sampai dan menempati lokasi perkemahan.

"Kamu ini bagaimana, Lim? Katamu kita sudah dapat tempat? Kenapa malah ditempati orang lain?"ujar Galang dengan menahan emosinya melihat kenyataan bahwa rombongan mereka tidak bisa menempati lahan perkemahan. Ini sungguh di luar dugaan Galang.

"Maaf, Lang, aku sudah membicarakan nya kemarin tetapi..."

"Tetapi buktinya nol, kalau memang kamu kemarin benar-benar bekerja, tidak seperti ini kenyataannya,"potong Galang dengan telak kepada Salim yang tertunduk tidak berani menatap Galang sebagai ketua. Salim merasa bersalah akan kelalaiannya tersebut.

"Kalau tidak becus bekerja bilang!"ucap Galang tepat di telinga Salim.

Galang pun segera berlalu meninggalkan Salim yang masih merasa bersalah. Galang bergegas menuju ke tempat pos penjagaan di lokasi tersebut. Galang harus segera mendapatkan ijin dan juga tempat tinggal untuk rombongannya yang sudah sampai di lokasi.

Akhirnya berkat usaha keras Galang, rombongan mereka pun mendapatkan ijin dan tinggal di sebuah rumah singgah. Akan tetapi tidak semua orang bisa tidur di ruangan tersebut. Galang pun membagi rombongan menjadi dua kelompok. Untuk para cewek semuanya tidur di dalam rumah singgah. Sedangkan untuk para cowok tidur di tenda. Masih cukup untuk mereka jika akan mendirikan dua tenda besar di area perkemahan.

Setelah membagi rombongan, kali ini mereka juga berbagi tugas untuk membersihkan rumah singgah, mendirikan tenda dan juga memasak untuk makan siang mereka nanti.

"Hadeh, ini sih bukan berkemah, kita aja tidur di dalam rumah begini,"gerutu Wulan, salah satu mahasiswa junior dari kelas B

"Ya, mau bagaimana lagi, tidak ada tempat untuk mendirikan tenda,"sahut Mice, mahasiswa dari kelas B juga.

"Tapi kalian berpikir nggak sih kalau tempat ini serem,"kata Tia yang membuat beberapa cewek yang sedang bersih-bersih di sana menjadi ikutan takut.

Nah mulai sudah, ucapan Tia membuat mereka menjadi parno mendadak.

"Ih, Tia, serem apaan?"tanya Siska yang mulai merasa ketakutan sambil melihat ke sekeliling ruangan tersebut. Apalagi ruangan itu tampaknya sudah lama tidak berpenghuni.

Tia pun mengajak beberapa anak cewek di sana untuk saling mendekat. Tia merasa tidak enak jika harus berkata keras-keras karena ada juga anak dari kelas lain di sana.

"Lihat saja, sekeliling kita adalah hutan, bahkan belakang rumah ini hutan begitu. Dan rumah ini juga rasanya dingin bener pas aku pertama kali masuk. Kalian ngerasain juga nggak sih?"ujar Tia.

"Eh, kok samaan, ya,"sahut Dini.

"Iya, lho sama, aku juga merasa bulu kudukku berdiri begitu masuk,"ujar Siska membuat yang lain menjadi ikut merinding dibuatnya.

"Sepertinya rumah ini lama tidak pernah dijamah manusia. Semoga saja tidak ada penghuni yang lainnya,"kata Tia membuat yang lainnya menjadi ikutan takut karena ucapannya.

"Semoga saja tidak,"sahut Wulan dan tiba-tiba ketika dia melihat ke arah jendela yang mengarah ke hutan, Wulan melihat seperti ada anak kecil yang berdiri di dekat pohon besar sana.

Astaga!

Wulan mengucek kedua matanya, lalu melihat ke arah tempat itu kembali. Tetapi tidak dia temukan siapapun di sana.

Ya ampun!

"Kamu kenapa, kak?"tanya Mice yang melihat wajah terkejut Wulan.

"Ah, tidak apa-apa, hanya salah lihat saja,"sahut Wulan kemudian mengalihkan perhatiannya. Mice pun tidak melanjutkan pertanyaannya lagi.

"Ya, sudah, jangan ngegosip aja, baru juga sampai sudah main ngeghibah Mulu. Ntar dimarahin ketua baru tahu rasa kalian. Lihat itu mas Galang wajahnya sudah ditekuk mulu sedari tadi. Tinggal makan orang saja dia kalau melihat pekerjaan kalian tidak beres juga,"kata Rani membubarkan kelompok Tia yang sedang berkerumun. Kelompok Tia pun menjadi kesal mendengar ucapan Rani tersebut.

"Iya, iya, tahu, jangan bawel dah,"sahut Mice yang memang sejak awal kurang suka dengan Rani yang sok kecantikan dan suka cari muka dihadapan para seniornya, terutama para cowok.

Rani pun pergi meninggalkan kelompok Tia. Sedangkan Mice justru menjulurkan lidahnya melihat kepergian dari Rani.

"Sok cantik aja belagu, cantikan juga aku,"gerutu Mice sambil melanjutkan kembali kegiatannya menyapu.

Wulan, Tia, Siska dan Dini yang mendengar ucapan Mice menjadi tersenyum-senyum jadinya.

...****************...

"Hadeh, cewek-cewek penakut itu suka sekali membuat cerita yang aneh seperti hidup di zaman batu saja. Percaya dengan hal-hal goib nggak masuk akal itu, heh?"cemooh Rani setelah keluar dari ruangan.

"Ya emang tempat ini serem juga sih, Ran,"sahut Valen dengan nada takut. Hal itu membuat Rani merasa kesal.

"Astaga! Valen! Jangan parnoan deh? Don't stupid!"geram Rani yang masih mengomel sampai dia tidak melihat jalanan di depannya.

"Aduh!"umpat Rani karena dia terjatuh gegara kakinya menyentuh gundukan tanah.

"Sial!"Rani yang kesal pun menendang gundukan kecil tanah tersebut.

"Ya ampun, Ran, kamu jangan marah-marah begitu deh,"ujar Valen mencoba menenangkan temannya itu. Valen mengamati bentuk gundukan tanah kecil itu dan merasa aneh.

Gundukan apa ini? batin Valen merasa aneh dengan bentuk gundukan tersebut. Apalagi ini di dekat hutan, apa yang ditanam di situ? Lagi-lagi Valen berpikir.

"Gara-gara tanah jelek ini lututku lecet tau!"gerutu Rani kembali.

"Sudah-sudah, Ran, kita obati aja lututmu, yuk,"ajak Valen yang merasa tidak nyaman berlama-lama berada di tempat itu.

...****************...

Malam pun telah tiba, saatnya mereka berkumpul untuk mengadakan acara yang sudah menjadi ritual dilakukan setiap tahunnya. Mereka berkumpul bersama dan mengadakan acara perkenalan. Semua yang ada di sana wajib untuk memperkenalkan diri mereka dan asal mereka. Tidak jarang juga yang cowok mencari kesempatan untuk ingin tahu nomor handphone mahasiswi cewek yang cantik menurut mereka.

Setelah acara makan malam selesai, giliran acara selanjutnya yaitu curhat malam di depan api unggun. Akan tetapi, ada beberapa mahasiswa yang masih bergiliran untuk mencuci piring mereka. Karena banyaknya yang mencuci sedangkan saluran air hanya ada dua tempat maka mereka pun harus bergiliran.

"Kalau acaranya seperti ini saja kenapa sampai harus ke tempat sepi begini ya,"ujar Rani kembali mengeluh.

Dia cukup horor juga dengan tempatnya yang sepi dan gelap karena dekat sekali dengan hutan.

"Sudah, ayo cepat cuci piringmu, semua sudah berkumpul di dekat api unggun,"ujar Valen sambil bergegas mencuci peralatan makannya.

Valen juga merasa ngeri karena tinggal mereka berdua saja yang masih ada di sana. Valen saja sampai tidak berani menengok ke arah hutan yang tepat ada di hadapan pandangan mereka.

Tiba-tiba Rani mendengar sebuah suara seperti langkah kaki yang mendekat ke arah mereka.

"Eh, Len, kamu mendengar sesuatu nggak?"tanya Rani menghentikan aktivitasnya.

"Mendengar apa?"ujar Valen tetapi dia mulai merasa sekujur tubuhnya merinding mendadak akibat ucapan Rani tersebut.

"Itu len, suara langkah kaki, sepertinya dia mendekat kemari,"ujar Rani kembali.

"Astaga, Ran, ayo segera pergi, di sebelah sana itu adalah hutan, mana ada orang coba,"ujar Valen mulai merasa ketakutan.

Apalagi disekitar mereka sudah sepi, semuanya sudah berangkat ke perkemahan.

"Eh, eh, tunggu dulu,"ketika Rani dan Valen berdiri dari tempat mereka mencuci peralatan makan.

Tiba-tiba terdengar kembali suara tangisan anak kecil. Mendengar suara tersebut Rani dan Valen sudah merasa lemas saja sekujur tubuhnya. Dan suara itu semakin jelas terdengar berada di dekat mereka sekarang.

Hiks....Hiks...Hiks...

"Ran.... ran... ran....,"tiba-tiba wajah Valen memucat karena melihat sesuatu di belakang tubuh Rani yang tidak kalah takutnya juga karena melihat ekspresi Valen yang demikian.

"Len, ada apa?"tanya Rani dengan perlahan. Dia sendiri sampai tidak bisa mengeluarkan kata-kata karena merasa sangat ketakutan.

"Ad...ada...ada....Han....Han...."Valen tidak bisa melanjutkan perkataannya lagi karena melihat sosok dibelakang tubuh Rani itu tiba-tiba berubah menjadi sosok yang menyeramkan.

Anak kecil yang kepalanya penuh luka bahkan kepalanya yang pelontos itu terdapat sayatan bekas jahitan. Tidak hanya itu saja kedua mata anak kecil itu berlubang akan tetapi dari kedua matanya justru mengeluarkan darah segar.

Valen seketika berteriak sekencang-kencangnya dan langsung berlari meninggalkan Rani yang saat itu entah mengapa kakinya terasa berat dan tidak mampu untuk melangkah. Dan Rani pun ditemukan pingsan di tempat kejadian.

...----------------...

👻 to be continued BAJANG ~ 2

Terpopuler

Comments

🥰Siti Hindun

🥰Siti Hindun

Assalamu'alaikum, mampir kak👻

2024-08-05

0

ZaeV92

ZaeV92

ikut merinding.

2022-07-04

2

Antye Chaca

Antye Chaca

semangat thor.....

2022-01-19

3

lihat semua
Episodes
1 BAJANG ~ 1
2 BAJANG ~ 2
3 BAJANG ~ 3
4 BAJANG ~ 4
5 BAJANG ~ 5
6 PELET DARAH ~ 1
7 PELET DARAH ~ 2
8 PELET DARAH ~ 3
9 OJO NOLEH ~ 1
10 OJO NOLEH ~ 2
11 SUSUK PEMIKAT ~ 1
12 SUSUK PEMIKAT ~ 2
13 SUSUK PEMIKAT ~ 3
14 KADO BERPITA MERAH ~ 1
15 KADO BERPITA MERAH ~ 2
16 JIMAT TALI POCONG ~ 1
17 JIMAT TALI POCONG ~ 2
18 RUMAH WARISAN ~ 1
19 RUMAH WARISAN ~ 2
20 KEINGINANMU DIKABULKAN ~ 1
21 KEINGINANMU DIKABULKAN ~ 2
22 KKN Desa Sumber Kantil ~ 1
23 KKN Desa Sumber Kantil ~ 2
24 KKN Desa Sumber Kantil ~ 3
25 KKN Desa Sumber Kantil ~ 4
26 KKN Desa Sumber Kantil ~ 5
27 Pesan Dari Masa Depan ~ 1
28 Pesan Dari Masa Depan ~ 2
29 BAKSO CINTA Si KUNTI ~ 1
30 BAKSO CINTA Si KUNTI ~ 2
31 Coklat Istimewa CONGPAN ~ 1
32 Coklat Istimewa CONGPAN ~ 2
33 MAWAR BERDARAH ~ 1
34 MAWAR BERDARAH ~ 2
35 DESA BERKABUT ~ 1
36 DESA BERKABUT ~ 2
37 DESA BERKABUT ~ 3
38 DESA BERKABUT ~ 4
39 TEROR PENAMPAKAN di SEKOLAH ~ 1
40 TEROR PENAMPAKAN di SEKOLAH ~ 2
41 KETUKAN MISTERIUS ~ 1
42 KETUKAN MISTERIUS ~ 2
43 BUCIN MEDSOS ~ 1
44 BUCIN MEDSOS ~ 2
45 BUCIN MEDSOS ~ 3
46 ɪɴɪ ʜᴀᴛɪ, ʙᴜᴋᴀɴ ᴄᴇʟᴇɴɢᴀɴ! ~ 1
47 ɪɴɪ ʜᴀᴛɪ, ʙᴜᴋᴀɴ ᴄᴇʟᴇɴɢᴀɴ! ~ 2
48 ᴛᴇʀᴏʀ ᴀʀᴡᴀʜ ᴅɪ ᴍᴀʟᴀᴍ ʜᴜᴊᴀɴ ~ 1
49 ᴛᴇʀᴏʀ ᴀʀᴡᴀʜ ᴅɪ ᴍᴀʟᴀᴍ ʜᴜᴊᴀɴ ~ 2
50 ᴅᴇᴍɪ ᴋᴇᴄᴀɴᴛɪᴋᴀɴ ᴀʙᴀᴅɪ ~ 1
51 ᴅᴇᴍɪ ᴋᴇᴄᴀɴᴛɪᴋᴀɴ ᴀʙᴀᴅɪ ~ 2
52 ᴅᴇᴍɪ ᴋᴇᴄᴀɴᴛɪᴋᴀɴ ᴀʙᴀᴅɪ ~ 3
53 ᴅᴇᴍɪ ᴋᴇᴄᴀɴᴛɪᴋᴀɴ ᴀʙᴀᴅɪ ~ 4
54 ᴘᴀᴍᴀʟɪ ~ 1
55 ᴘᴀᴍᴀʟɪ ~ 2
56 ᴋᴀᴍᴀʀ ᴋᴏsᴏɴɢ ʀᴜᴍᴀʜ sᴀᴋɪᴛ ~ 1
57 ᴋᴀᴍᴀʀ ᴋᴏsᴏɴɢ ʀᴜᴍᴀʜ sᴀᴋɪᴛ ~ 2
58 ɴᴏᴍᴏʀ ᴘʀɪʙᴀᴅɪ ᴍɪsᴛᴇʀɪᴜs ~ 1
59 ɴᴏᴍᴏʀ ᴘʀɪʙᴀᴅɪ ᴍɪsᴛᴇʀɪᴜs ~ 2
60 ᴘᴇʀᴍᴀɪɴᴀɴ ᴏᴜɪᴊᴀ ~ 1
61 ᴘᴇʀᴍᴀɪɴᴀɴ ᴏᴜɪᴊᴀ ~ 2
62 ᴘᴇʀᴍᴀɪɴᴀɴ ᴏᴜɪᴊᴀ ~ 3
63 ᴘᴇʀᴍᴀɪɴᴀɴ ᴏᴜɪᴊᴀ ~ 4
64 ʟɪᴠᴇ sᴛʀᴇᴀᴍɪɴɢ ʀᴜᴍᴀʜ ᴛᴇʀʙᴇɴɢᴋᴀʟᴀɪ ~ 1
65 ʟɪᴠᴇ sᴛʀᴇᴀᴍɪɴɢ ʀᴜᴍᴀʜ ᴛᴇʀʙᴇɴɢᴋᴀʟᴀɪ ~ 2
66 Keranda Terbang ~ 1
67 Keranda Terbang ~ 2
68 Keranda Terbang ~ 3
Episodes

Updated 68 Episodes

1
BAJANG ~ 1
2
BAJANG ~ 2
3
BAJANG ~ 3
4
BAJANG ~ 4
5
BAJANG ~ 5
6
PELET DARAH ~ 1
7
PELET DARAH ~ 2
8
PELET DARAH ~ 3
9
OJO NOLEH ~ 1
10
OJO NOLEH ~ 2
11
SUSUK PEMIKAT ~ 1
12
SUSUK PEMIKAT ~ 2
13
SUSUK PEMIKAT ~ 3
14
KADO BERPITA MERAH ~ 1
15
KADO BERPITA MERAH ~ 2
16
JIMAT TALI POCONG ~ 1
17
JIMAT TALI POCONG ~ 2
18
RUMAH WARISAN ~ 1
19
RUMAH WARISAN ~ 2
20
KEINGINANMU DIKABULKAN ~ 1
21
KEINGINANMU DIKABULKAN ~ 2
22
KKN Desa Sumber Kantil ~ 1
23
KKN Desa Sumber Kantil ~ 2
24
KKN Desa Sumber Kantil ~ 3
25
KKN Desa Sumber Kantil ~ 4
26
KKN Desa Sumber Kantil ~ 5
27
Pesan Dari Masa Depan ~ 1
28
Pesan Dari Masa Depan ~ 2
29
BAKSO CINTA Si KUNTI ~ 1
30
BAKSO CINTA Si KUNTI ~ 2
31
Coklat Istimewa CONGPAN ~ 1
32
Coklat Istimewa CONGPAN ~ 2
33
MAWAR BERDARAH ~ 1
34
MAWAR BERDARAH ~ 2
35
DESA BERKABUT ~ 1
36
DESA BERKABUT ~ 2
37
DESA BERKABUT ~ 3
38
DESA BERKABUT ~ 4
39
TEROR PENAMPAKAN di SEKOLAH ~ 1
40
TEROR PENAMPAKAN di SEKOLAH ~ 2
41
KETUKAN MISTERIUS ~ 1
42
KETUKAN MISTERIUS ~ 2
43
BUCIN MEDSOS ~ 1
44
BUCIN MEDSOS ~ 2
45
BUCIN MEDSOS ~ 3
46
ɪɴɪ ʜᴀᴛɪ, ʙᴜᴋᴀɴ ᴄᴇʟᴇɴɢᴀɴ! ~ 1
47
ɪɴɪ ʜᴀᴛɪ, ʙᴜᴋᴀɴ ᴄᴇʟᴇɴɢᴀɴ! ~ 2
48
ᴛᴇʀᴏʀ ᴀʀᴡᴀʜ ᴅɪ ᴍᴀʟᴀᴍ ʜᴜᴊᴀɴ ~ 1
49
ᴛᴇʀᴏʀ ᴀʀᴡᴀʜ ᴅɪ ᴍᴀʟᴀᴍ ʜᴜᴊᴀɴ ~ 2
50
ᴅᴇᴍɪ ᴋᴇᴄᴀɴᴛɪᴋᴀɴ ᴀʙᴀᴅɪ ~ 1
51
ᴅᴇᴍɪ ᴋᴇᴄᴀɴᴛɪᴋᴀɴ ᴀʙᴀᴅɪ ~ 2
52
ᴅᴇᴍɪ ᴋᴇᴄᴀɴᴛɪᴋᴀɴ ᴀʙᴀᴅɪ ~ 3
53
ᴅᴇᴍɪ ᴋᴇᴄᴀɴᴛɪᴋᴀɴ ᴀʙᴀᴅɪ ~ 4
54
ᴘᴀᴍᴀʟɪ ~ 1
55
ᴘᴀᴍᴀʟɪ ~ 2
56
ᴋᴀᴍᴀʀ ᴋᴏsᴏɴɢ ʀᴜᴍᴀʜ sᴀᴋɪᴛ ~ 1
57
ᴋᴀᴍᴀʀ ᴋᴏsᴏɴɢ ʀᴜᴍᴀʜ sᴀᴋɪᴛ ~ 2
58
ɴᴏᴍᴏʀ ᴘʀɪʙᴀᴅɪ ᴍɪsᴛᴇʀɪᴜs ~ 1
59
ɴᴏᴍᴏʀ ᴘʀɪʙᴀᴅɪ ᴍɪsᴛᴇʀɪᴜs ~ 2
60
ᴘᴇʀᴍᴀɪɴᴀɴ ᴏᴜɪᴊᴀ ~ 1
61
ᴘᴇʀᴍᴀɪɴᴀɴ ᴏᴜɪᴊᴀ ~ 2
62
ᴘᴇʀᴍᴀɪɴᴀɴ ᴏᴜɪᴊᴀ ~ 3
63
ᴘᴇʀᴍᴀɪɴᴀɴ ᴏᴜɪᴊᴀ ~ 4
64
ʟɪᴠᴇ sᴛʀᴇᴀᴍɪɴɢ ʀᴜᴍᴀʜ ᴛᴇʀʙᴇɴɢᴋᴀʟᴀɪ ~ 1
65
ʟɪᴠᴇ sᴛʀᴇᴀᴍɪɴɢ ʀᴜᴍᴀʜ ᴛᴇʀʙᴇɴɢᴋᴀʟᴀɪ ~ 2
66
Keranda Terbang ~ 1
67
Keranda Terbang ~ 2
68
Keranda Terbang ~ 3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!