...📖 Sebelum membaca,...
...Jangan lupa klik like, vote dan rate....
...Kasih komentar yang positif agar semangat menulis....
...Happy Reading...
...----------------...
Malam itu Rina mengendarai mobilnya dengan sang ibu dan pembantu di rumahnya. Rina merasa cemas dengan kondisi sang ibu yang sedang sakit dan mengeluhkan sakit kepala yang begitu sangat.
"Rin, lama sekali..."keluh Bu Ranti yang sudah tidak tahan lagi dengan rasa sakit yang menyerang kepalanya. Seakan ditusuk-tusuk oleh paku yang tajam.
"Sakit, Rin! Sakiiiittt!!!"teriak Bu Ranti sambil memegangi kepalanya.
"Sabar bu, istighfar Bu,"ujar bik Sumi yang melihat majikannya begitu kesakitan.
"Sabar, buk, sebentar lagi sampai,"ujar Rina yang sudah mempercepat laju mobilnya. Rina tampak cemas dan juga kasihan melihat kesakitan yang melanda sang ibu akhir-akhir ini. Dan semakin malam penyakitnya semakin parah sakitnya.
Begitu sampai di rumah sakit, Rina dan bik Sumi, pembantu di rumahnya memapah Bu Ranti menuju ke ruang IGD. Bu Ranti pun mendapatkan perawatan di sana.
Rina menanti hasil pemeriksaan dokter kepada sang ibu. Rina didampingi bik Sumi tampak cemas melihat kondisi Bu Ranti yang begitu kesakitan ketika berada di rumah.
"Bagaimana dokter? Apa yang terjadi dengan ibu saya?"tanya Rina dengan raut wajah yang cemas.
"Tidak ada gejala apa-apa. Tekanan darahnya juga normal, sepertinya hanya gejala sakit kepala biasa,"ujar sang dokter.
"Tetapi ibu saya mengeluh sangat kesakitan, dok. Apakah perlu di rawat inap saja?"ujar Rina dengan raut wajah bingung.
"Tidak ada gejala apa-apa, mbak. Saya rasa Bu Ranti bisa rawat jalan terlebih dahulu. Saya akan memberikan resep obat. Jika masih saja mengeluh kesakitan, bawa kembali ke sini ya, mbak,"ujar sang dokter kepada Rina. Dokter pun berlalu meninggalkan Rina.
Rina merasa aneh dengan penyakit yang akhir-akhir ini di derita oleh sang ibu. Kenapa paramedis selalu mengatakan jika ibunya tidak ada gejala penyakit apa-apa. Dan selalu mengatakan itu semua hanya sakit kepala biasa.
"Ini resep obatnya mbak, silakan ditebus di apotik,"ujar perawat menghampiri Rina.
Setelah menerima resep obat tersebut, Rina segera menuju ke apotik. Dia menitipkan sang ibu kepada bik Sumi.
'Kenapa ibu selalu merasakan kesakitan yang aneh. Dan ini sudah lebih dari tiga kali ibu didiagnosa kalau beliau baik-baik saja. Apa yang sebenarnya terjadi?' batin Rina yang sudah merasa lelah dengan peristiwa yang datang silih berganti.
Rina menjadi teringat akan pembicaraan dengan bulek Risa, adik sang ibu. Bulek Risa mengatakan mungkin ada hubungannya dengan kepergian Rendra. Setelah Rina menceritakan pertengkaran antara sang kakak dengan ibunya.
Rina kini bersama dengan bulek Risa mendatangi seseorang kenalan bulek Risa. Mereka ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan keluarga terutama Bu Ranti yang setiap malam selalu mengeluhkan sakit. Bahkan ilmu media menganggap itu bukan sebuah penyakit berbahaya. Itu sungguh aneh.
"Ada yang berbuat jahat kepada keluargamu, nduk,"ujar Mbah Tohir.
"Siapa Mbah?"tanya Rina penasaran.
"Dia sangat dekat dengan kalian. Dan pemicunya adalah rumah."
"Astaga, apa itu adalah mas Rendra,"ujar Rina sedih.
"Astagfirullah, lalu bagaimana solusinya?"tanya Bulek Risa.
"Perkuat iman kalian. Perbanyaklah sholat dan istighfar. Dan kamu nduk, perketat sholat wajib dan malammu, aku akan membantumu juga dari sini,"ujar Mbah Tohir.
Sesampainya dari rumah Mbah Tohir, Rina dan bulek Risa pun menceritakan informasi yang mereka dapatkan. Sungguh bu Ranti tidak menduga jika Rendra akan tega melakukan hal itu. Sungguh duniawi sudah menggelapkan pemikiran putra satu-satunya itu.
Tiga hari setelahnya ketika menjelang malam tiba-tiba saja suara teriakan Rina membuat Bu Ranti dan bik Sumi terkejut dibuatnya.
"Ibu, tolong Bu, ada ular besaaar! Ada ulaaaaaarrrr!"teriak Rina dengan raut wajah sangat ketakutan melihat langit-langit.
"Nduk, sadar nduk! Sadar! ibu nggak ngelihat apa-apa,"ujar Bu Ranti dan bik Sumi juga mengatakan hal yang sama.
"Tidak Bu! Kyaaaaaaaa.... ularnya mendekat Bu! Dia mendekat!!!!!!"teriak Rina dengan nada panik. Bu Ranti dan bik Sumi pun kebingungan dengan sikap Rina yang lari-lari dan berteriak ketakutan.
Kemudian Bu Ranti menghubungi adiknya, Risa, agar membawa Mbah Tohir melihat keadaan Rina sekarang. Ini sudah tidak benar. Tidak masuk di akal.
Tak lama kemudian Mbah Tohir dan Risa sampai di rumah Bu Ranti. Mereka sudah melihat Rina menangis meraung-raung seperti orang gila saja di sudut ruangan nya. Sedangkan Bu Ranti dan bik Sumi dilarang untuk mendekatinya.
Mbah Tohir segera memberikan pertolongan kepada Rina dengan membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Rina pun menjadi tenang kembali dan tampak sangat kelelahan.
"Bagaimana kondisi putri saya, Mbah?"tanya Bu Ranti.
"Saya harap setelah ini perbanyak dzikir dan berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Karena hanya kepada Nya kita pasrahkan segala hidup kita, Bu Ranti,"ujar Mbah Tohir. Semua yang ada di ruangan itupun berdoa bersama agar rumah tersebut dan siapapun yang ada di rumah itu tidak lagi diganggu oleh makhluk lain yang berniat merusak.
......................
TOK... TOK... TOK...
Keesokan harinya terdengar suara ketukan di rumah Bu Ranti. Bik Sumi pun membuka pintu rumah dan mendapati dua orang dari pihak kepolisian di depan rumah. Bik Sumi pun segera memanggil majikannya, Bu Ranti.
"Apakah benar ini rumah saudara Rendra Herlangga?"tanya salah satu polisi.
"Eh...benar pak, ada apa ya?"tanya Bu Ranti bingung dengan kedatangan pihak berwajib ke rumahnya.
"Begini Bu, kami ingin mengabarkan jika saudara Rendra Herlangga mengalami serangan oleh orang yang tidak dikenal di sebuah lokalisasi dan saudara Rendra meninggal di tempat dengan beberapa luka tusukan ditubuhnya,"ujar sang polisi.
"Astagfirullah.... Rendra...."Seketika tubuh Bu Ranti pun oleng dibuatnya mendengar kabar duka tentang putra sulungnya tersebut.
"Ibuk...."Rina segera memegangi tubuh ibunya yang oleng.
"Diduga motif kejahatan adalah perampokan, karena ketika ditemukan di TKP tidak ada benda berharga milik korban di sana. Kami hanya menemukan identitas korban di dalam dompetnya,"lanjut polisi tersebut.
"Lalu dimana sekarang jenazah kakak saya, pak?"tanya Rina.
"Saudara Rendra Herlangga ada dirumah sakit Pelita Husada sekarang. Kami mengharapkan kehadiran keluarganya di sana,"ujar sang polisi.
"Baik, pak, kami akan segera ke sana,"ujar Rina yang masih memapah Bu Ranti yang tidak menyangka jika Rendra, putranya akan berpulang secepat ini.
"Rendra.... kenapa kamu, nak..."tangis Bu Ranti meratapi kepergian Rendra yang secara mendadak ini.
Rina juga tidak kuasa menahan air matanya setelah mendengar apa yang telah terjadi dengan kakak laki-lakinya.
Mengejar duniawi bukanlah kebahagiaan yang hakiki. Keluarga adalah kebahagiaan yang sejati. Sayangi keluargamu mulai detik ini. Semua yang telah pergi, tak akan bisa kembali lagi. Apalagi yang kamu tunggu untuk hidup yang hanya sekali ini.
...----------------...
👻 TAMAT
......Surga berasa di telapak kaki seorang ibu. Sungguh berdosa besar jika sampai menyakiti hati seorang ibu. Kasih sayang ibu sepanjang masa, kasih sayang anak sepanjang galah. Kasih sayang seorang ibu adalah kasih sayang tanpa mengharapkan balasan serta tak kan mampu untuk terbalaskan. Sayangi orang tuamu selagi masih ada di dunia ini. Karena setiap detiknya itu begitu berharga dan tak bisa terulang kembali. ......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Eva Santi Lubis
semangat
2021-05-05
0
penahitam (HIATUS)
Warisan, kenapa selalu jadi masalah??
2021-04-15
0
Lia Rosita
Mantap. Lanjut.
Salam dari Novel LAGU CINTA ELLENA
2021-04-04
0