...📖 Sebelum membaca,...
...Jangan lupa klik like, vote dan rate....
...Kasih komentar yang positif agar semangat menulis....
...(Sebuah cerita yang kupersembahkan untuk kakakku:...
...@Fly'Akra
...Happy Reading...
...----------------...
"Alena! Alena!"kembali teriakan sang kakak terdengar.
"Ya!"sahut Alena sambil berusaha bangkit dan berjalan menuju ke tempat kakaknya menunggu dirinya.
"Lho kamu kenapa?"tanya Andrian yang terkejut melihat sang adik datang tertatih-tatih ke arahnya.
"Nggak apa-apa, mas, cuma belum terbiasa berjalan,"ucap Alena berbohong sambil menunjukkan senyum kepalsuan di hadapan sang kakak.
"Beneran? Kalau capek, kita turun saja sudah,"ajak Andrian yang takut terjadi apa-apa jika sang adik sampai kelelahan. Andrian sempat ingin mengecek kondisi kaki Alena tetapi adik perempuannya itu justru menolak.
"Nggak apa-apa mas, aku baik-baik saja. Aku ingin sekali ke puncak mas, beneran deh mas, aku ini nggak apa-apa,"kata Alena memaksa Andrian untuk tetap melakukan perjalanan.
Namun, Andrian merasakan perasaan yang tidak enak. Adiknya datang dengan kaki yang pincang. Apakah dia terjatuh sewaktu berjalan tadi? begitu pikiran Andrian sedari tadi berkecamuk.
"Kita menginap semalam di sini. Aku tidak mau kamu kenapa-kenapa dek,"putus Andrian.
Dan itu merupakan keputusan yang begitu mengecewakan bagi Alena. Karena kakaknya memutuskan untuk tidak muncak hari itu padahal Alena sangat ingin melakukannya.
"Yah, kok begitu mas,"ujar Alena merasa sangat kecewa.
"Sudahlah dek, jangan memaksakan kondisi yang kamu sendiri tidak sanggup,"sahut Andrian menanggapi keluhan sang adik tersebut.
"Sudah, ayo turun saja,"ujar Andrian sambil memapah Alena yang mau tidak mau harus mengikuti sang kakak untuk turun kembali ke daerah sekitaran danau. Andrian memutuskan untuk berkemah malam ini di sana.
Perasaan Andrian sendiri sebenarnya sudah tidak enak sejak tadi. Dan benar saja, ketika andrian tahu kalau sang adik terkilir kakinya sewaktu melewati tanjakan cinta membuat Andrian merasa bersalah. Dia sudah tidak bisa menjaga adiknya dengan baik. Tetapi Alena tidak mengatakan kepada kakaknya jika dirinya tadi sempat menoleh saat di tanjakan cinta. Alena takut dimarahin oleh Andrian tentunya karena tidak mendengarkan nasehatnya.
"Sudahlah dek, nggak usah memaksakan diri. Besok kita turun saja. Lihat kakimu bengkak seperti ini. Mas mu ini bicara apa nanti sama ibu dan bapak,"ujar Andrian sambil mengobati luka di kaki Alena. Andrian menganggap benar keputusannya untuk berkemah di sana. Lagipula waktupun sudah mulai gelap.
"Tapi mas..."
"Ojo ngeyel! Besok kita pulang!"ucapan Andrian sudah tidak bisa diganggu gugat lagi.
"Tujuan mendaki tidak harus sampai ke puncak. Keselamatanmu juga yang utama di sini. Egois namanya kalau hanya memikirkan untuk sampai ke puncak saja. Mas tidak mau itu! Sekarang istirahat lah,"ucap Andrian yang cukup khawatir dengan keadaan Alena. Apalagi Andrian melihat wajah kelelahan dan pucat dari Alena. Andrian tidak akan mengambil resiko untuk keselamatan mereka berdua jika dia menuruti keinginan Alena.
......................
Malam itu Alena tengah tertidur tiba-tiba dia mendengar suara seorang perempuan memanggil-manggil namanya dari luar tenda. Alena pun terbangun dari tidurnya dan melihat ke sekelilingnya. Alena melihat sang kakak sudah tertidur terlelap dalam posisi duduk.
"ALENA..... ALENA.... ALENA...."suara itu kembali terdengar dan Alena melihat kondisi di luar tenda. Sepi dan gelap tentunya. Alena mencoba berjalan meski dengan tertatih-tatih mencari asal suara yang memanggilnya.
"ALENA..... ALENA.... ALENA...."
Alena tetap kekeh berjalan dan mencari asal suara yang memanggil namanya itu. Namun, Alena tidak menemukan siapapun sepanjang dia berjalan. Tanpa sadar Alena telah berjalan menjauhi lokasi perkemahan mereka.
"Astaga! Kenapa aku bisa sampai di sini?"pekik Alena karena dia sudah berada jauh dari tendanya. Ketika menyadari hal itupun Alena hendak kembali ke tenda karena dia juga merasa ngeri berada sendirian di luar. Akan tetapi sebuah suara kembali terdengar.
"ALENA....kemarilah!"suara itu berasal dari danau.
Alena hendak berbalik akan tetapi ada sebuah bisikan di telinganya yang melarang dia untuk berbalik.
"JANGAN BERBALIK! JANGAN BERBALIK!"ujar sebuah suara memperingatkan diri Alena.
"ALENA.... ALENA... ALENA....."suara itu berkali-kali memanggil Alena.
Dan seolah terpaku di sana, Alena tidak mampu menggerakkan badannya lagi. Alena tidak bisa melangkahkan kakinya. Dia hanya bisa memutar tubuhnya ke belakang.
"JANGAN BERBALIK! JANGAN BERBALIK!"
Perang suara itu berkali-kali terdengar dan membuat telinga Alena sakit dibuatnya. Tiba-tiba saja kepalanya terasa pusing berputar-putar dan berat.
"ALENA.... ALENA... ALENA....."
"JANGAN BERBALIK! JANGAN BERBALIK!"
"ALENA.... ALENA... ALENA....."
"JANGAN BERBALIK! JANGAN BERBALIK!"
"ALENA.... ALENA... ALENA....."
"JANGAN BERBALIK! JANGAN BERBALIK!"
Alena semakin pusing saja mendengar keributan dua asal suara tersebut. Telinga Alena sudah tidak kuat lagi mendengarnya.
"Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkk!!!!!!!" Alena pun berteriak sekencang-kencangnya karena dia sudah tidak tahan lagi. Lalu Alena pun akhirnya terjatuh dan pingsan.
......................
Pagi itu Tim SAR membawa sebuah tandu untuk membawa seseorang yang dikabarkan mengalami hipotermia semalam.
Andrian berjalan di belakang Tim SAR yang sedang menandu adiknya, Alena. Andrian merasa sangat bersalah karena sudah menuruti keinginan adiknya untuk mendaki. Ini adalah pendakian pertama untuk Alena. Dan selama ini Andrian sendiri juga tentunya tahu jika adiknya itu sama sekali belum terlatih.
Semalam Alena mengalami hipotermia di dalam tenda. Bahkan Alena menjerit-jerit seperti orang kesurupan dan membuat pendaki-pendaki lain yang sedang berkemah di tempat itu terbangun olehnya.
Andrian ikut masuk ke dalam ambulance yang sudah disiapkan oleh Tim SAR untuk membawa Alena ke rumah sakit terdekat. Andrian pun memegang tangan sang adik yang terkulai lemah itu. Andrian sungguh merasa sangat bersalah.
"Maafkan Mas, dek. Seharusnya mas nggak ngajak kamu kemari. Mas yang salah dek, mas yang salah,"ucap Andrian sambil menghapus air matanya melihat kondisi adik perempuannya seperti ini.
Alena didalam ketidaksadarannya itu sempat mendengar apa yang kakaknya katakan. Alena juga merasa bersalah karena tidak mematuhi ucapan kakaknya saat itu. Tapi semua sudah terlambat, penyesalan itu selalu datang di akhir. Bukan di awal.
"JANGAN BERBALIK!"
...----------------...
👻 TAMAT
...Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya. Setiap tempat selalu membawa cerita, begitu pula alam sekitarnya. Hormati segala hal yang ada. Jangan demi keegoisan semata melupakan adat istiadat yang wajib kita jaga....
👻Note:
- Ojo Noleh. : Jangan Menoleh/Berbalik
- Ojo. : Jangan
- Ora. : Tidak
- Ngeyel. : Memaksa
- Ora Ngunu. : Tidak begitu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
🎎 Lestari Handayani
👣👣👣👣👣👣
2022-06-01
1
Eva Santi Lubis
mantap
2021-04-23
1
penahitam (HIATUS)
Pena mampir disini juga kak tiffany 😊
2021-04-15
1