...📖 Sebelum membaca,...
...Jangan lupa klik like, vote dan rate....
...Kasih komentar yang positif agar semangat menulis....
...Happy Reading...
...----------------...
"Hendra, tunggu dulu, kita belum selesai bicara,"ujar Dewi sambil mengejar langkah panjang seorang lelaki bernama Hendra.
Akan tetapi, Hendra tampaknya sudah malas menanggapi ucapan dari Dewi sehingga dia sengaja berjalan cepat untuk segera sampai ke mobilnya yang terparkir di garasi rumah Dewi. Akhirnya Dewi sengaja menghadang langkah Hendra tersebut dengan merentangkan kedua tangannya di hadapan Hendra.
"Berhenti, ndra! Kamu ini sengaja ya tidak mau berbicara denganku, heh! Lihat aku, ndra! Lihat aku!"ucap Dewi dengan nada kesal karena sedari tadi Hendra enggan menggubris perkataannya. Bahkan menatap wajahnya saja Hendra tampaknya tak sudi.
Ada apa sebenarnya dengan dirinya?
Hendra tampak menghela napas panjang menghadapi kekeras kepalaan seorang Dewi.
"Apa lagi yang harus kita bicarakan, Dew? Aku sudah menjelaskan kepadamu, dan kurasa kamu mengerti itu,"ucap Hendra dengan singkat. Dewi mengeryitkan dahinya tidak mengerti.
"Mengerti? Mengerti tentang apa? Aku tidak mengerti apapun yang kamu bicarakan. Kamu membuatku tidak mengerti, Ndra!"ucap Dewi dengan kesal karena mendengar ucapan kekasihnya yang terlalu bertele-tele itu.
"Jangan mengulangi janji apa yang sudah kita sepakati, Dew. Aku nggak bisa sama kamu. Kita nggak akan bisa bersama, kamu tahu itu, kan?"ujar Hendra mengingatkan Dewi kembali.
"Tapi kamu sudah berjanji tidak akan meninggalkan aku, Ndra,"ucap Dewi dengan air mata yang sudah mulai menggenang di pelupuk matanya.
Hendra mulai malas jika Dewi sudah akan menangis dihadapannya. Dewi selalu berusaha meluluhkan hatinya dengan air mata yang dimilikinya tersebut. Tetapi kali ini, Hendra berusaha menguatkan dirinya untuk menjaga hati yang lain yang sedang dia perjuangkan.
"Kamu sudah tahu dari awal jika aku dijodohkan oleh orang tuaku dengan Adel. Dan aku tidak bisa menentang semua itu. Kami akan menikah sebentar lagi,"kata Hendra menjelaskan hubungan yang sedang dia jalin dengan wanita pilihan kedua orangtuanya.
"Lalu kamu berniat meninggalkan aku karena pernikahanmu itu, begitukah? Kamu sungguh lucu? Bukankah kamu sendiri yang bilang, jika kita akan tetap bersama meski kamu nantinya akan menikahi Adel? Pernikahan kalian hanyalah sebatas bisnis kedua orang tua kalian. Kenapa sekarang kamu berubah, heh?Jangan katakan kepadaku jika kamu mulai menyukai Adel? Benarkah itu?"tuduh Dewi yang sudah mulai merasa adanya perubahan sikap dari Hendra akhir-akhir ini kepada dirinya.
"Ya, kalau kamu ingin jawaban jujur dariku,"jawab Hendra dengan singkat.
Seketika telinga Dewi begitu memanas mendengar jawaban dari Hendra. Itu adakah jawaban yang tidak dia inginkan sama sekali keluar dari mulut kekasihnya.
"Apa?! Apa kamu bilang?"tanya Dewi sekali lagi. Dewi masih tidak percaya akan pendengarannya barusan.
"Aku akui, aku mulai menyukai Adel. Dan karena itu aku ingin mulai sekarang kita tidak lagi bertemu,"kata Hendra.
Dunia Dewi seketika hancur mendengar pernyataan yang dibuat oleh Hendra tersebut. Bagaimana bisa lelaki itu sekarang berubah haluan dengan menyukai wanita lain. Padahal selama ini Dewi sudah melakukan apapun untuknya. Bahkan semuanya yang berharga sudah dimiliki oleh lelaki itu. Air mata Dewi pun jatuh tidak dapat dia bendung lagi kali ini.
"Apa?? Jadi kamu ingin meninggalkan aku karena dia?"tanya Dewi sekali lagi dengan berderai air mata. Sungguh hatinya terasa sangat sakit mendengar pernyataan cinta dari Hendra.
"Dew, hubungan kita ini tidak lebih dari rasa saling memuaskan satu sama lain saja. Kita tidak memiliki hubungan yang jelas. Sedangkan aku dengan Adel, kami telah bertunangan, dan sebentar lagi kami akan menikah. Aku tidak bisa begitu saja meninggalkan Adel,"perkataan Hendra kali ini seperti menghujamkan sebilah belati tepat di jantung Dewi.
Dew, hubungan kita ini tidak lebih dari rasa saling memuaskan satu sama lain saja.
Ucapan terparah dari seorang Hendra. Ucapan yang membuat seorang Dewi syok saking tidak percayanya bahwa Hendra mampu mengucapkan perkataan yang menyakitkan itu. Inikah sosok lelaki yang selalu dia puja selama ini. Lelaki yang sudah sepenuh hati Dewi berikan cinta dan kasih sayang.
"Jadi, setelah apa yang aku berikan kepadamu. Kamu hanya menganggap hubungan diantara kita tidak jelas? Dan semua rasa yang aku berikan kepadamu itu hanya sekedar rasa saling memuaskan?"Dewi sungguh tidak bisa menerima pemikiran Hendra yang tiba-tiba berubah kepadanya. Itu sangat-sangatlah menyakitkan.
"Kamu bisa berbahagia dengan lelaki lain, Dew,"ucap Hendra dengan entengnya.
Dewi seketika melotot tidak percaya ketika Hendra mengatakan hal seperti itu seakan dirinya adalah seorang wanita murahan. Setelah selesai dan puas memakai dirinya maka dengan cepat dia akan segera dicampakkan begitu saja. Inikah sosok yang asli dari seseorang yang dicintainya selama ini dengan sepenuh hati. Dewi semakin meradang saja mendengar ucapan demi ucapan dari Hendra yang menusuk perasaannya tersebut.
"Kamu pikir aku apa, heh! Kamu adalah lelaki pertama buatku! Aku memberikan milikku yang berharga untukmu! Dan aku hanya memberikannya berkali-kali untukmu!"teriak Dewi seperti orang yang sudah lepas kendali.
"Aku tidak meminta itu darimu. Kamu sendiri yang secara sukarela memberikannya kepadaku,"jawab Hendra dengan nada yang dingin.
Dewi terperangah mendengar jawaban Hendra yang demikian adanya.
"Kupikir kita sudah cukup bicaranya. Jangan pernah lagi menemuiku,"ucap Hendra.
"Tunggu, Hendra!"
"Apa lagi yang kamu mau bahas, Dew!"ucap Hendra sambil menepis tangan Dewi yang menahan kepergiannya sedari tadi.
Dewi tidak menyangka jika Hendra sekarang terang-terangan menolak dirinya.
"Tidak ada lagi yang perlu kita bahas, Dew. Mulai hari ini hubungan kita sudah berakhir. Aku doakan kamu mendapatkan lelaki lain yang lebih baik dariku. Jangan menghubungi aku lagi, Dew. Semoga kamu bahagia,"ucap Hendra kemudian dia pergi begitu saja meninggalkan Dewi yang menangis dalam rasa kecewanya yang mendalam.
"Kamu pikir aku sampah, heh! Setelah kamu puas memakainya sekarang kamu bosan dan membuangku begitu saja. Lihat saja kamu, Hendra Baskara. Kamu akan kembali kepadaku dan bertekuk lutut memohon belaian hangat dariku!"ucap Dewi dengan amarah yang terpendam.
...----------------...
👻 to be continued PELET DARAH ~ 2
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
★Merepotkan~
Semangat terus thor, dah mampir nih ane tuk dukung ente 🌲✌️
2021-05-03
0
Eva Santi Lubis
hadir thor
2021-04-23
0
coni
kesiaan, semangat up-nya thor 🥰
dan mari saling mendukung, ditunggu feedback-nya
salam ANGKASA
2021-04-16
0