...📖 Sebelum membaca,...
...Jangan lupa klik like, vote dan rate....
...Kasih komentar yang positif agar semangat menulis....
...(Sebuah cerita yang kupersembahkan untuk kakakku:...
...@Fly'Akra
...Happy Reading...
...----------------...
Malam itu di sebuah perumahan di kota Malang, Jawa Timur. Tampak seorang pemuda sedang sibuk mempersiapkan peralatannya untuk mendaki. Pemuda bertubuh kurus itu tampak sedang sibuk mengecek kembali peralatannya untuk besok.
Dia sudah berencana untuk mendaki bersama dengan temannya. Rencana pendakian itu akan mereka lakukan di gunung Semeru. Lokasi yang tentunya tidak terlalu jauh dari kotanya.
Pemuda itu bernama Andrian. Bagi Andrian pendakian ini bukan untuk pertama kalinya Dia sudah sering melakukan pendakian bersama dengan teman-teman nya.
Tampak Andrian sedang mempersiapkan perlengkapannya untuk melakukan pendakian. Sedangkan di dalam kamarnya , tampak juga adiknya yang sedari tadi merengek terus agar kakak laki-laki nya itu mau mengajaknya melakukan pendakian kali ini.
"Mas aan, ayolah, aku kan sudah gede, aku janji aku nggak bakalan nyusahin mas di sana, beneran deh!"rengek Alena yang ingin sekali ikut mendaki kali ini dengan kakak laki-lakinya itu.
Bukannya Andrian nggak mau mengajak sang adik yang kepengin banget ikut mendaki. Hanya saja, Andrian tahu medan yang akan ditempuh.
"Ojo dek, ibu dan bapak tidak akan mengijinkan mu mendaki. Medannya berat dek, kamu nggak akan kuat,"ujar Andrian menasehati sang adik yang cukup keras kepala itu. Siapa yang tidak mengenal Alena yang suka memaksakan kehendak jika dia memiliki keinginan.
"Mas pikir, fisikku lemah, ya??"Alenapun mulai merajuk karena sejak tadi ditolak terus oleh sang kakak.
"Ora ngunu, dek, ini pertama kalinya buat kamu. Mas hanya nggak pengen kamu kenapa-kenapa,"sahut Andrian.
Tentu saja jawaban Andrian sontak membuat Alena kesal.
"Mas Aan nggak sayang sama aku! Kemaein aku ingin ikut rombongan anak kampus nggak boleh! Sekarang ikut mas Aan juga nggak boleh! Padahal aku juga kepengen seperti teman-teman ku yang lain, mas! Ayah. dan ibu juga pilih kasih! mas Aan boleh naik gunung, aku nggak boleh! kenapa? Kenapa!!" teriak Alena yang kemudian mulai menangis di depan saudara laki-laki nya itu.
Andrian yang mendengar curahan hati sang adik juga merasa kasihan dibuatnya. Sebenarnya Andrian pengen juga mengajaknya jika saja medannya tidak berat.
"Tetapi dek, ini pertama kalinya buat kamu. Lebih baik nanti saja kalau pendakian yang medannya ringan,"bujuk Andrian kepada adik perempuannya tersebut.
"Enggak mas! Enggak! Aku mau ikut sekarang!"ujar Alena yang sudah membulatkan tekadnya untuk ikut Andrian melakukan pendakian kali ini.
Andrian merasa dilema dengan permohonan sang adik tersebut. Tetapi Andrian teringat jika dia tidak sendirian saja di sana. Ada juga temannya nanti yang bisa ikut menjaga Alena.
"Ya sudah, nggak usah nangis lagi, aku akan minta ijin ke bapak dan ibu. Tetapi kamu janji harus dengarkan omongan ku selama di sana. Jangan sesuka hatimu sendiri, mengerti?"nasehat Andrian.
Mendengar ucapan sang kakak membuat alena menganggukkan kepalanya dengan cepat. Alena begitu bahagia akhirnya dia bisa juga pergi mendaki seperti teman-temannya yang lain.
Akhirnya aku bisa seperti teman-teman ku. Aku nanti mau foto-foto yang banyak di sana dan akan kupamerkan ketika aku bisa sampai di puncak. Asyik....
"Kalau begitu, aku mau bersiap-siap juga ya, mas,"ujar Alena dengan bersemangat.
"Iya, sudah sana, eh...jangan bawa barang banyak-banyak dek. Bawa barang seperlunya saja,"pesan Andrian sebelum adiknya itu berlalu dari kamarnya.
Andrian hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Alena karena dia menyetujuinya untuk ikut bersamanya mendaki kali ini.
"Alena, Alena.....dasar punya adik satu gitu amat ya,"gumam Andrian lalu dia kembali mengecek barang bawaannya untuk besok.
......................
Pendakian pun dimulai. Pagi itu Alena sudah begitu bersemangat untuk melakukan pendakian bersama dengan kakak laki-lakinya. Ternyata sesampainya di sana mereka hanya melakukan pendakian dua orang saja. Karena teman Andrian yang semula akan ikut mendaki mendadak ada urusan sehingga membatalkan rencana pendakian.
"Astaga, kenapa malah hanya berdua saja,"gerutu Andrian yang sebenarnya cukup ragu untuk naik hanya dengan Alena saja. Akan tetapi Alena memaksa untuk tetap naik hari itu juga.
"Mas ini gimana sih, sudah capek-capek kita sampai sini malah gagal muncak sih. Lagian apa yang mas takutkan, bukannya mas sudah sering melakukan pendakian,"ujar Alena dan Andrian pun berpikir jika ucapan Alena ada benarnya juga.
"Lagipula masak ya mas tega sih mengajak aku kembali. Kita saja berada di sini juga, masak kembali mas,"ucap Alena dengan raut wajah sedih. Andrian pun menjadi tidak tega dibuatnya. Akhirnya Andrian memutuskan untuk tetap mendaki hari itu.
"Baiklah, kita tetap mendaki hari ini. Akan tetapi, tujuan kita bukan untuk muncak. Yang terpenting adalah berangkat dan balik dalam kondisi selamat,"pesan Andrian kepada sang adik.
"Iya, mas,"sahut Alena menurut. Keduanya kini pun mulai melakukan pendakian.
Alena yang baru pertama kali melakukan pendakian begitu antusias menikmati keindahan alam selama perjalanan. Andrian yang melihat wajah bahagia adiknya pun ikut berbahagia karenanya. Tidak sia-sia dia membawa Alena kemari jika melihat ekspresi bahagia dari sang adik tersebut.
Setelah melakukan perjalanan hampir empat jam, sampailah mereka di sebuah danau besar yang begitu terkenal. Andrian mengajak Alena untuk beristirahat terlebih dahulu. Keduanya pun memutuskan untuk makan dan minum di sana sebelum melanjutkan perjalanan.
"Mas, apakah kita boleh berenang di danau itu?"tanya Alena yang melihat betapa jernih dan indah sekali danau tersebut sehingga membuat dirinya ingin berenang di sana.
"Hussst, tidak boleh, itu danau suci, tidak boleh dibuat sembarangan. Kalaupun kita mau ambil air danau untuk minum, boleh saja, asal minumnya di tepi danau setelah mengambil air. Tidak boleh tepat di danaunya,"ujar Andrian melarang sang adik berbuat macam-macam di tempat yang baru dia datangi itu.
"Kenapa begitu mas?"tanya Alena yang masih penasaran.
"Memang seperti itu dek peraturannya. Danau ini danau suci suku tertentu di sini. Jadi tidak boleh dibuat sembarangan. Sudahlah, kita ikuti saja peraturan yang ada dimanapun kita berada. Yang penting kita selamat,"putus Andrian kepada sang adik yang tampaknya masih ingin terus bertanya.
Memang Alena ini tipe anaknya ngeyel, setiap ada sesuatu yang dia rasa tidak pas dengan pemikirannya. Dia akan mengejar terus.
"Kalau kamu sudah merasa cukup istirahat, kita lanjutkan perjalanan lagi. Kita akan melewati bukit itu atau yang biasa disebut tanjakan cinta. Mitosnya kalau kamu berjalan melewati tanjakan itu kamu tidak boleh menengok ke belakang. Jalan saja, Ojo noleh (JANGAN BERBALIK) ke belakang, mengerti,"ujar Andrian mewanti-wanti sang adik.
"Emang kenapa kalau berbalik, mas?"tanya Alena yang justru malah penasaran alasan tidak diperbolehkannya untuk berbalik itu kenapa. Andrian menjadi tepuk jidat sendiri dengan kelakuan sang adik tersebut.
"Sudahlah, jangan banyak bertanya, jangan bawel kamu! ikuti saja mas mu ini ya,"ujar Andrian.
Alena justru kesal mendengar ucapan kakaknya itu. Terpaksa dia mengikuti juga langkah kakaknya yang sudah lebih dulu berjalan jauh di depannya.
Alena tampaknya begitu kepayahan saat mendaki. Alena melihat sang kakak sudah berada jauh di depan. Ketika Alena ingin memanggil sang kakak tiba-tiba Alena mendengar teriakan orang dari atas bukit sana.
"Wah, danaunya bagus sekali!"
"Wah, indah sekali!"
"Jernih sekali airnya!"
Alena yang saat itu posisinya sedang ditengah-tengah ingin sekali dia menoleh ke belakang untuk melihat keindahan danau dari tempat dia berdiri sekarang. Namun, tiba-tiba dia teringat pesan sang kakak.
"JANGAN BERBALIK!"suara hati Alena memperingatkan.
Alena mengurungkan niatnya untuk membalikkan badan. Alena takut melanggar pesan dari kakak lelakinya. Namun, teriakan-teriakan dari atas bukit membuat jiwa kepo Alena tidak tahan juga dibuatnya.
"JANGAN BERBALIK!"lagi-lagi suara hatinya memperingatkan.
Akan tetapi, sungguh disayangkan, alena kalah dengan ego yang ada didalam dirinya.
"Ah, tidak ada salahnya menengok sebentar. Mas aan juga tidak akan tahu,"batin Alena.
Akhirnya Alena memutuskan untuk menengok ke belakang dan melihat betapa indah danau itu. Bahkan dari ketinggiannya sekarang Alena justru melihat keindahan yang berbeda. Benar juga yang dikatakan oleh orang-orang dari atas sana, batin Alena setelah melihat keindahan danau dari tempat dia berdiri sekarang.
"Alena! Alena!"teriakan sang kakak dari atas bukit membuat Alena tersadar jika dia sudah cukup lama memandangi danau tersebut.
"Astaga! kenapa aku malah berhenti di sini,"ujar Alena setelah tersadar.
Alena pun bergegas untuk kembali berjalan. Akan tetapi, tiba-tiba dia tergelincir dan sempat jatuh.
"Aduh!"Alena merasakan pergelangan kakinya sakit.
...----------------...
👻 to be continued OJO NOLEH ~ 2
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
🥰Siti Hindun
mau ku getok kepala'y Alena, boleh kan?
2024-08-05
0
SyaSyi
mampir aku thor
mampir juga di karyaku
My Kids My Hero
kisah Aluna
2021-10-10
1
Eva Santi Lubis
keren thor lanjut
2021-04-23
0