PART 13

"Iya. Di sekolah kamu bisa belajar dan bermain dengan teman-teman. Kamu mau sekolah?" tanya Rendra sambil meletakkan alat tulisnya.

"Kakek bilang Dira harus sekolah," jawab Dira dengan sedih.

"Besok Kakak beritahu ke Ayah biar kamu bisa sekolah. Biasanya Ayah pulang pagi," ucap Rendra sambil meneruskan PRnya.

"Dira bosan, Kak. Di sini cuma duduk sama di kamar saja," ucap Adira memajukan bibirnya.

"Kami ini miskin, jadi nggak punya televisi. Sehabis mengerjakan PR, Kakak biasanya juga langsung tidur," ucap Rendra.

"Televisi itu apa?" tanya Adira.

Rendra yang sejenak lupa kalau Adira berasal dari hutan pun bingung menjelaskannya.

"Televisi itu barang mewah, kami tidak mampu membelinya."

"Hmm.. Dira tak paham.. Kalau di hutan, Dira bisa berlari dan lompat-lompat sepuasnya. Di sini sempit," seru Adira.

"Sekarang kan kamu sudah tinggal di sini, lama-lama juga kamu terbiasa," ucap Rendra.

Karena bosan, Adira pun segera berjalan menuju kamarnya.

"Ayi.. Dira bosan, di sini Dira tak bisa melakukan apa-apa.."

"Uu..." ucap Ayi yang sedari tadi juga tidak melakukan apa-apa.

Adira terdiam di atas kasur, berbaring lalu bangun kembali, kemudian berbaring lagi, lalu bangun kembali, hingga akhirnya Adira tak lagi mendengar suara Rendra dari ruang tamu.

"Ayi, ayo kita ke hutan," bisik Adira pelan.

"Uu!! Uu!!" jawab Ayi dengan girang.

"Sstt.. Jangan berisik Ayi," ucap Adira mengisyaratkan jari telunjuk di bibirnya.

Perlahan, Adira keluar dari kamarnya lalu membuka pintu rumah. Dilihatnya sekelilingnya sudah sepi, langit juga sudah gelap. Adira segera berjalan keluar dari desa, lalu berlari masuk ke dalan hutan.

"Loreng!!" panggil Adira saat melihat Loreng sedang duduk di depan gua.

Mendengar suara Adira, Loreng pun segera berlari menghampiri Adira dan mengaum dengan bahagia.

Loreng segera menjilati wajah Adira hingga Adira tertawa dengan keras.

"Hahaha.. Cukup Loreng.. Kakek di mana?" tanya Adira.

Loreng segera membalikkan badannya, lalu berlari menuju air terjun. Adira pun segera berlari mengikuti Loreng diikuti Ayi dari belakang.

Loreng segera menuju ke pusaran air terjun dan merebahkan tubuhnya. Adra yang mengerti maksud Loreng pun menjadi lemas.

"Kakek.." ucap Adira lirih sambil menatap langit luas.

Mereka bertiga terdiam di tengah danau cukup lama, hinga akhirnya Adira berlari menuju ke rumah pohon.

Di sana, tampak selembar kertas tertindih batu. Adira segera mengambil kertas itu dan membacanya.

Dira, Kakek tahu kamu pasti akan kembali kemari.

Saat kamu membaca surat ini, Kakek pasti sudah ada di nirwana.

Cucu Kakek yang pintar, meski kamu rindu dengan Kakek, kamu tetap harus kembali ke rumah Paman Juki ya..

"Kakek... Dira mau tinggal di sini saja.." ucap Dira menanggis sesenggukan.

Hingga tengah malam, Adira masih menangisi kepergian Pertapa Tua. Sampai akhirnya, Dira pun segera berdiri dan berjalan kembali menuju air terjun.

Ia pun segera berlatih ilmu dan jurus-jurus yang diajarkan oleh Pertapa Tua. Ayi dan Loreng pun ikut menemani Adira dalam diam.

Saat Adira selesai berlatih, ia lalu membaringkan tubuhnya di sebelah Loreng dan tertidur dengan pulas.

###

Pagi hari, Dira terbangun masih dalam pelukan Loreng. Didengarnya kicauan burung dan kokokan ayam hutan yang membangunkannya.

Setelah merenggangkan tubuhnya, Adira kembali ke tengah danau lalu bermeditasi di sana.

Dua jam berlalu, tetapi Adira masih fokus dalam meditasinya. Loreng yang tahu kalau Adira harus pulang ke desa. segera mengaum dan membangunkan Adira.

Adira yang mengerti maksud Loreng. segera naik ke punggungnya, dan mereka berlari melesat melewati pepohonan hingga sampai di bibir hutan.

Dengan ilmu yang dimilikinya, Adira segera berlari menyelinap kembali ke dalam kamarnya.

"Dira," terdengar suara Rendra memanggilnya dari depan kamar.

"Iya, Kak," jawab Adira segera membuka pintu kamar.

"Ayo kita saraoan. Setelah sarapan, Kakak mau pergi ke sekolah. Kamu tunggu di rumah hingga Bapak pulang ya," ucap Rendra segera memimpin jalan menuju ke ruang tamu, tempat mereka makan.

"Kakak lama nggak di sekolah?" tanya Adira saat mereka sudah duduk.

"Kakak pulang jam dua belas," jawab Rendra sambil menikmati nasi bungkusnya.

"Jam dua belas?" tanya Adira.

"Apa Dira bisa baca angka?" tanya Rendra.

"Bisa. Dira bisa baca tulis," jawab Dira dengan bangga.

"Di atas sana ada jam. Jam dua belas itu saat jarum pendek berada di angka dua belas. Saat kamu sekolah nanti, kamu juga akan diajarkan cara membaca jam," ucap Rendra menjelaskan.

"Oh gitu.. Jam dua belas itu lama?" tanya Adira lagi.

"Jam dua belas itu tengah hari."

"Berarti masih lama ya.." ucap Adira kembali menopang dagunya. "Dira bosan sendirian di rumah.."

"Kan ada si monyet itu yang menemanimu," tunjuk Rendra ke arah Ayi.

"Uu!! Uu!!" ucap Ayi tak terima.

"Namanya Ayi, bukan Si Monyet," jawab Adira ketus.

"Oh.. Maaf Ayi. Iya, kan dia bisa menemanimu bermain," ucap Rendra.

Saat mendengar namanya disebut Ayi pun segera melompat ke pundak Rendra lalu memeluk lehernya sambil tersenyum.

"Dira, Kakak berangkat sekolah dulu ya. Kamu jangan kemana-mana, tunggu Bapak pulang, biasanya jam sembilan pagi," ucap Rendra sambil menunjuk jam dinding.

Adira cuma mengangguk dan berdiri diam menunggu bayangan Rendra hilang dari pandangannya.

Setelah Rendra tak terlihat lagi, Adira segera berjalan tak tentu arah mengelilingi desa. Hingga sampai akhirnya, kakinya membawanya menuju ke pasar.

Adira segera menjejakkan kakinya masuk ke dalam pasar yang bernama Pasar Krompyang itu. Dilihatnya orang-orang berlalu lalang dengan cepat. Entah kenapa, Adira tersenyum melihat kesibukan itu.

Adira terus mengamati orang-orang, sampai saat matanya terpaku pada seorang wanita tua yang tampak keberatan menggendong bungkusan di pundaknya.

Adira pun segera menghampiri wanita itu lalu mengambil bungkusan di punggungnya. "Sini Dira bantu," ucapnya dengan senang.

Nenek itu tentu saja terkejut melihat barangnya di ambil. Tetapi, saat melihat bahwa yang mengambil bawaannya hanyalah seorang gadis kecil yang ingin membantu, perasaannya pun jadi lega.

"Terima kasih, Nak. Tapi ini berat, biar Nenek saja," ucapnya dalam bahasa Jawa.

Adra yang tak mengerti bahasa Jawa pun tak memahami perkataan nenek itu. Aira tetap mengambil alih barang tersebut dan memikulnya di punggungnya seperti apa yang tadi dilakukan oleh Nenek.

Melihat Adira yang tetap bersikeras, Nenek itu akhirnya mengikatkan selendang di tubuh Adira sebagai pengikat barang.

"Terima kasih. Namamu siapa? Kamu tidak mengerti bahasa Jawa ya. Nduk?" tanya Nenek dengan bahasa Indonesia, setelah sebelumnya bertanya dengan bahasa Jawa tetapi tidak dijawab.

"Nama saya Dira. Ini mau dibawa ke mana, Nek?" tanya Adira sambil mengikuti langkah Si Nenek.

"Ikuti Nenek ya.. Kamu masih kecil tapi kuat sekali ya.. Barang ini berat loh.." ucap Si Nenek.

"Iya. Kata Kakek, Dira kuat karena makan banyak," ucapnya mengingat perkataan Pertapa Tua.

Adra pun mengikuti Nenek sampai ke rumahnya, dan segera menurunkan barang bawaannya. "Sudah selesai! Dira pulang dulu, Nek." ucap Adira segera berlari meninggalkan Si Nenek.

"Tunggu dulu, Dira!" teriak Nenek memanggil Adira.

Alangkah terkejutnya Si Nenek melihat gadis kecil itu langsung pergi setelah membantunya, tak meminta imbalan apa-apa.

Adira yang terpanggil pun segera kembali dan menghampiri Si Nenek. "Ada apa, Nek?" tanya Adira dengan mata membulat.

"Ini, untuk kamu jajan," ucap Nenek memberikan selembar uang seribuan.

"Itu apa, Nek? Nggak usah.. Dira sudah punya banyak kertas," ucap Adira tersenyum lebar.

"Ini namanya uang. Dira bisa beli permen dengan uang ini," ucap Nenek ikut tersenyum.

Mendengar kata permen, mata Adira langsung berbinar senang.

"Bagaimana cara Dira dapat permen dengan ini, Nek?" tanyanya antusias.

"Hahaha. Di sana ada warung, kamu bisa berikan uang ini, dan tukar dengan beberapa buah permen," ucap Nenek sambil menunjuk ke warung milik Bu Romlah.

"Wah.. Terima kasih, Nek!" ucap Dira sambil mengamati kertas ajaib di tangannya.

Anak yang polos.. batin Si Nenek sambil tersenyum.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...HAI!! Terima kasih buat para pembaca yang sudah mendukung saya agar tetap semangat melanjutkan cerita ini setiap harinya!!...

...Agar saya tetap semangat update, dukung saya terus dengan memberikan LIKE, dan VOTE sebanyak-banyaknya ya!!...

...Jangan lupa tinggalkan bintang lima...

...(⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️)...

...dan klik FAVORIT agar tak ketinggalan episode selanjutnya ya!!...

...Terima kasih.❤...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Alva Arif

Alva Arif

lanjut thorr
lebih semangat lagi

2022-05-24

0

Eka Kurniawan

Eka Kurniawan

Hhhhh lucu banget sih kamu Dira

2022-02-19

0

Zieya🖤

Zieya🖤

💜💜💜

2021-01-18

2

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 PART 1
3 PART 2
4 PART 3
5 PART 4
6 PART 5
7 PART 6
8 PART 7
9 PART 8
10 PART 9
11 PART 10
12 PART 11
13 PART 12
14 PART 13
15 PART 14
16 PART 15
17 PART 16
18 PART 17
19 PART 18
20 PART 19
21 PART 20
22 PART 21
23 PART 22
24 PART 23
25 PART 24
26 PART 25
27 PART 26
28 PART 27
29 PART 28
30 PART 29
31 PART 30
32 PART 31
33 PART 32
34 PART 33
35 PART 34
36 PART 35
37 PART 36
38 PART 37
39 PART 38
40 PART 39
41 PART 40
42 PART 41
43 PART 42
44 PART 43
45 PART 44
46 PART 45
47 PART 46
48 PART 47
49 PART 48
50 PART 49
51 PART 50
52 PART 51
53 PART 52
54 PART 53
55 PART 54
56 PART 55
57 PART 56
58 PART 57
59 PART 58
60 PART 59
61 PART 60
62 PART 61
63 PART 62
64 PART 63
65 PART 64
66 PART 65
67 PART 66
68 PART 67
69 PART 68
70 PART 69
71 PART 70
72 PART 71
73 PART 72
74 PART 73
75 PART 74
76 PART 75
77 PART 76
78 PART 77
79 PART 78
80 PART 79
81 PART 80
82 PART 81
83 PART 82
84 PART 83
85 PART 84
86 PART 85
87 PART 86
88 PART 87
89 PART 88
90 PART 89
91 PART 90
92 PART 91
93 PART 92
94 PART 93
95 PART 94
96 PART 95
97 PART 96
98 PART 97
99 PART 98
100 PART 99
101 PART 100
102 PART 101
103 PART 102
104 PART 103
105 PART 104
106 PENGUMUMAN (HIATUS)
107 SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
Episodes

Updated 107 Episodes

1
PROLOG
2
PART 1
3
PART 2
4
PART 3
5
PART 4
6
PART 5
7
PART 6
8
PART 7
9
PART 8
10
PART 9
11
PART 10
12
PART 11
13
PART 12
14
PART 13
15
PART 14
16
PART 15
17
PART 16
18
PART 17
19
PART 18
20
PART 19
21
PART 20
22
PART 21
23
PART 22
24
PART 23
25
PART 24
26
PART 25
27
PART 26
28
PART 27
29
PART 28
30
PART 29
31
PART 30
32
PART 31
33
PART 32
34
PART 33
35
PART 34
36
PART 35
37
PART 36
38
PART 37
39
PART 38
40
PART 39
41
PART 40
42
PART 41
43
PART 42
44
PART 43
45
PART 44
46
PART 45
47
PART 46
48
PART 47
49
PART 48
50
PART 49
51
PART 50
52
PART 51
53
PART 52
54
PART 53
55
PART 54
56
PART 55
57
PART 56
58
PART 57
59
PART 58
60
PART 59
61
PART 60
62
PART 61
63
PART 62
64
PART 63
65
PART 64
66
PART 65
67
PART 66
68
PART 67
69
PART 68
70
PART 69
71
PART 70
72
PART 71
73
PART 72
74
PART 73
75
PART 74
76
PART 75
77
PART 76
78
PART 77
79
PART 78
80
PART 79
81
PART 80
82
PART 81
83
PART 82
84
PART 83
85
PART 84
86
PART 85
87
PART 86
88
PART 87
89
PART 88
90
PART 89
91
PART 90
92
PART 91
93
PART 92
94
PART 93
95
PART 94
96
PART 95
97
PART 96
98
PART 97
99
PART 98
100
PART 99
101
PART 100
102
PART 101
103
PART 102
104
PART 103
105
PART 104
106
PENGUMUMAN (HIATUS)
107
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!