PART 1

"Arya, kamu tahu, Bima adikmu kemana?" tanya Adiyaksa Samudra, sang 'Raja' dari Buana Samudra Company.

"Nggak tau, Yah. Lagi sibuk ngurusin putrinya kali," ucap Arya dengan acuh.

"Hmm.. Kemarin katanya dia mau pulang ke Jakarta, tapi Papa nggak bisa hubungi dia," ucap Adi sambil sekali lagi mencoba menghubungi ponsel Bima.

"Anaknya cewek, Pa. Pasti rewel deh di perjalanan," ucap Arya.

"Mau anaknya perempuan atau laki-laki, dia tetap cucu pertamaku," ucap Adi dengan tegas.

"Ehm.." Arya berdeham salah tingkah.

Setelah berkali-kali tak berhasil menghubungi putranya, Adi mulai mematikan komputernya dan memasukkan berkas-berkas yang berserakan di mejanya ke dalam tas kerjanya.

"Papa mau ke mana?" tanya Arya.

"Papa ada janji makan siang. Kamu jaga kantor dulu ya," ucap Adi melangkah pergi meninggalkan ruangan.

Setelah ayahnya meninggalkan ruangan, Arya pun ikut ke luar ruangan. Pria berusia dua puluh tujuh tahun itu memang tak suka berkutat dengan pekerjaan yang menurutnya membosankan.

"Mel cantik, mau kemana nih?" goda Arya kepada sekretaris ayahnya-Melanie, yang terlihat sedang bersiap-siap untuk pergi.

"Aku keluar sebentar ya," jawab Melani sambil tersenyum dan mengedipkan matanya kepada Arya.

Setelah Melanie sampai di lobby, supir bosnya sudah menunggu di depan. Dengan segera, Melani langsung masuk dan menutup pintu mobil tersebut.

"Pak Daus, kita ke Hotel Queen ya," ucap Melanie sambil merapikan dandanannya.

Sopir yang kebingungan karena yang naik hanya sang sekretaris tanpa majikannya itu pun merasa ragu untuk melajukan mobil. "Loh, kok cuma Bu Melani saja? Tuan Adi di mana?" tanyanya panik.

"Sudah jalankan saja, cepat! Sudah ditunggu Pak Adi di hotel!" ucap Melani memaksa Daus untuk bergegas.

Daus yang kebingungan pun langsung menginjak gasnya dan berangkat menuju ke Hotel Queen. Perasaan Tuan Adi dari tadi belum keluar gedung..

Tak lama setelah kepergian Melani dan Daus, sebuah taksi pesanan berhenti di depan lobby perusahaan. Dengan sedikit berlari, seorang pria berusia lima puluhan langsun masuk ke dalam taksi, dan mereka pun hilang dari pandangan.

"Ke Jalan Harisa ya, Pak," ucap sang penumpang kepada supir taksi tersebut.

"Halo Rafa, ini Papa." Terdengar percakapan di telepon dari kursi penumpang.

"Rafa, Papa sudah sewa pesawat untuk kamu dan Mama. Kamu bawa Mama ke Philipine ya. Nanti Papa menyusul, dan jangan sampai ada yang mengetahui hal ini," ucap Adi terdengar gelisah.

"Baik, Pa," ucap Rafa tanpa bertanya.

Adi pun segera mematikan panggilannya, lalu melempar ponselnya keluar jendela.

"Pak, berhenti sini saja," ucap Adi kemudian memberikan dua lembar uang berwarna merah kepada supir taksi tersebut.

Dilihatnya kanan dan kiri, lalu ia menyeberang menuju pangkalan taksi di depannya. Tanpa basa-basi, Adi langsung menaiki salah satu taksi tersebut.

Di tengah perjalanan, lagi-lagi ia meminta supir untuk berhenti, dan kembali menaiki taksi lainnya. Begitu terus hingga empat kali.

###

"Bu.. Ini beneran Pak Adi nggak ikut..?" tanya Daus yang yakin kalau majikannya masih ada di perusahaan.

"Iya, beneran. Pak Adi sudah menunggu di Hotel. Sudah, kamu cepetan nyetirnya, biar cepat sampai," ucap Melanie sambil memperbaiki pakaian dan dandanannya.

Daus yang cemas dan gugup, terus-terusan memperhatikan Melani melalui kaca spion hingga ia tak sadar ada sebuah truk melaju dengan kencang di depannya.

Daus segera menginjak rem, tapi mobil mereka tak berhenti. Ia semakin panik, lalu membanting setirnya ke pembatas jalan. Melani yang duduk di kursi belakang dan tak mengenakan sabuk pengaman langsung terpental keluar mobil, sedangkan Daus berusaha merangkak keluar dan mencari pertolongan.

###

Setelah matahari bersinar terik, setelah lima jam berjalan kaki menelusuri hutan, akhirnya Juki menemukan perkampungan terdekat.

Dihampirinya sebuah warung nasi yang sedang dasaran, lalu dibangunkannya Rendra perlahan.

"Rendra, ayo makan, Nak," ucap Juki dengan lembut.

"Bu, Nasi sama ayam goreng dua ya. Minumnya kopi panas sama susu putih," ucapnya kepada penjaga warung.

"Ditunggu sebentar ya, Pak. Bapak bukan orang sini ya?" tanya sang penjaga warung kepada wajah asing dihadapannya.

"Iya, Bu. Kami semalam tersesat," ucapnya sambil menyeruput kopi panas.

"Tersesat? Di Alas Sewu?" tanya sang penjaga warung dengan wajah memucat.

"Me-memang kenapa Bu?" tanya Juki dengan panik, ia takut tindakannya diketahui orang lain.

"Waduh, Pak.. Alas Sewu memang angker. Konon katanya, ada Pertapa Tua yang pelihara harimau jadi-jadian di sana. Bapak harusnya bersyukur, bisa keluar dengan selamat, nggak dimakan harimau jadi-jadian.." ucap sang penjaga warung.

Juki pun menghela nafas lega. Bukan. Bukan karena ia bersyukur tidak dimakan harimau, tapi ia bersyukur karena tindakannya tak diketahui orang lain.

"Bu, apa di dekat sini ada penginapan?" tanya Juki dengan sopan.

"Kalau penginapan kayak hotel sih nggak ada, Pak. Adanya rumah petak yang mau disewakan di sana," ucap sang penjaga warung menunjuk sebuah gang. "Coba aja ke sana, Pak. Siapa tahu boleh disewa beberapa hari."

"Oh gitu.. Kalau mau ke kota lewat mana ya?" tanyanya setelah menghabiskan makanannya.

"Dekat Pasar Krompang di situ, dari jam tiga pagi sampai jam empat sore ada mikrolet lewat. Lewat jam empat sore, udah nggak ada angkutan lagi."

"Baik, Bu. Terima kasih," ucapnya sambil membayar makanannya.

"Pak, aku capek.." ucap Rendra kembali mengusap-usap matanya.

Semalaman, putranya itu memang tidur dengan tak nyenyak.

Akhirnya, Juki pun menggendong putranya menuju rumah petak yang ditunjuk oleh penjaga warung.

"Permisi, Pak. Cari siapa?" tanya seorang pria menghampiri mereka.

"Anu, kami mau sewa rumah ini, yang punya rumah siapa ya?" tanya Juki.

"Oh.. Saya yang punya rumah, Pak. Nama Saya Pak Mustofa. Silakan kalau mau lihat dalamnya," ucap Pak Mustofa segera membukakan pintu rumah kontrakannya.

Rumah kecil berdinding separuh bata separuh papan, dan berlantai separuh tanah separuh semen. Sudah ada sebuah kompor dan dua buah kasur di sana. Dengan dua buah kamar, sebuah kamar mandi, dan sebuah dapur kecil, menurutnya cukup untuk kehidupannya sementara.

"Saya mau sewa, sebulannya berapa ya, Pak?" tanya Juki, lalu menawar harga hingga muncul kata sepakat.

"Baiklah, sepakat aeratus ribu per bulan ya," ucap Pak Mustofa tersenyum lebar

###

Di sebuah lapangan terbang rahasia milik keluarga Samudra, Rafa berdiri di dekat anak tangga dengan cemas menunggu kedatangan ayahnya.

Berkali-kali ia melirik arloji di lengannya, menunggu kedatangan ayahnya. Hingga Dari kejauan, terlihat seorang pria berjalan kaki ke arahnya.

"Papa kok jalan kaki? Ada apa ini sebenarnya?" tanya Rafa heran.

"Ayo naik. Kita bicara setelah pesawat lepas landas," ucap Adi tergesa-gesa.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...HAI!! Terima kasih buat para pembaca yang sudah mendukung saya agar tetap semangat melanjutkan cerita ini setiap harinya!!...

...Agar saya tetap semangat update, dukung saya terus dengan memberikan LIKE, dan VOTE sebanyak-banyaknya ya!!...

...Jangan lupa tinggalkan bintang lima...

...(⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️)...

...dan klik FAVORIT agar tak ketinggalan episode selanjutnya ya!!...

...Terima kasih.❤...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Alva Arif

Alva Arif

up...
terus .....

2022-05-23

0

Rice Antu

Rice Antu

lanjut msih nyimak

2022-05-08

0

Ernadina 86

Ernadina 86

masih nyimak belum ngerti

2022-02-27

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 PART 1
3 PART 2
4 PART 3
5 PART 4
6 PART 5
7 PART 6
8 PART 7
9 PART 8
10 PART 9
11 PART 10
12 PART 11
13 PART 12
14 PART 13
15 PART 14
16 PART 15
17 PART 16
18 PART 17
19 PART 18
20 PART 19
21 PART 20
22 PART 21
23 PART 22
24 PART 23
25 PART 24
26 PART 25
27 PART 26
28 PART 27
29 PART 28
30 PART 29
31 PART 30
32 PART 31
33 PART 32
34 PART 33
35 PART 34
36 PART 35
37 PART 36
38 PART 37
39 PART 38
40 PART 39
41 PART 40
42 PART 41
43 PART 42
44 PART 43
45 PART 44
46 PART 45
47 PART 46
48 PART 47
49 PART 48
50 PART 49
51 PART 50
52 PART 51
53 PART 52
54 PART 53
55 PART 54
56 PART 55
57 PART 56
58 PART 57
59 PART 58
60 PART 59
61 PART 60
62 PART 61
63 PART 62
64 PART 63
65 PART 64
66 PART 65
67 PART 66
68 PART 67
69 PART 68
70 PART 69
71 PART 70
72 PART 71
73 PART 72
74 PART 73
75 PART 74
76 PART 75
77 PART 76
78 PART 77
79 PART 78
80 PART 79
81 PART 80
82 PART 81
83 PART 82
84 PART 83
85 PART 84
86 PART 85
87 PART 86
88 PART 87
89 PART 88
90 PART 89
91 PART 90
92 PART 91
93 PART 92
94 PART 93
95 PART 94
96 PART 95
97 PART 96
98 PART 97
99 PART 98
100 PART 99
101 PART 100
102 PART 101
103 PART 102
104 PART 103
105 PART 104
106 PENGUMUMAN (HIATUS)
107 SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
Episodes

Updated 107 Episodes

1
PROLOG
2
PART 1
3
PART 2
4
PART 3
5
PART 4
6
PART 5
7
PART 6
8
PART 7
9
PART 8
10
PART 9
11
PART 10
12
PART 11
13
PART 12
14
PART 13
15
PART 14
16
PART 15
17
PART 16
18
PART 17
19
PART 18
20
PART 19
21
PART 20
22
PART 21
23
PART 22
24
PART 23
25
PART 24
26
PART 25
27
PART 26
28
PART 27
29
PART 28
30
PART 29
31
PART 30
32
PART 31
33
PART 32
34
PART 33
35
PART 34
36
PART 35
37
PART 36
38
PART 37
39
PART 38
40
PART 39
41
PART 40
42
PART 41
43
PART 42
44
PART 43
45
PART 44
46
PART 45
47
PART 46
48
PART 47
49
PART 48
50
PART 49
51
PART 50
52
PART 51
53
PART 52
54
PART 53
55
PART 54
56
PART 55
57
PART 56
58
PART 57
59
PART 58
60
PART 59
61
PART 60
62
PART 61
63
PART 62
64
PART 63
65
PART 64
66
PART 65
67
PART 66
68
PART 67
69
PART 68
70
PART 69
71
PART 70
72
PART 71
73
PART 72
74
PART 73
75
PART 74
76
PART 75
77
PART 76
78
PART 77
79
PART 78
80
PART 79
81
PART 80
82
PART 81
83
PART 82
84
PART 83
85
PART 84
86
PART 85
87
PART 86
88
PART 87
89
PART 88
90
PART 89
91
PART 90
92
PART 91
93
PART 92
94
PART 93
95
PART 94
96
PART 95
97
PART 96
98
PART 97
99
PART 98
100
PART 99
101
PART 100
102
PART 101
103
PART 102
104
PART 103
105
PART 104
106
PENGUMUMAN (HIATUS)
107
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!