PART 11

Hari demi hari dilewati Adira dengan latihan keras dari Pertapa Tua. Selama sisa waktunya di bumi, Pertapa Tua terus menempa Adira dengan ilmu-ilmu baru dan jurus-jurus baru.

Pagi ini pun sama, Pertapa tua sedang melatih Adira dalam mengontrol tenaga dalamnya.

Untungnya, berkat mustika dan darah ratu ular yang mengalir di tubuhnya, Adira sama sekali tak kesulitan mengikuti latihan dari Pertapa Tua. Ia berkembang dengan pesat, baik dari tenaga dalam maupun bela dirinya. Kemampuan intelektualnya juga tinggi. Untuk anak seusianya, Adira dapat dikatakan sebagai anak jenius.

Melihat perkembangan Adira belakangan ini, Pertapa Tua pun sudah tak lagi khawatir dengan keadaan Adira nantinya.

Di tengah pengajarannya, Pertapa Tua tiba-tiba terdiam. Angin berhembus memutari tubuhnya. Alam semesta membantu nirwana menyampaikan pesan pada Pertapa Tua. Ia terdiam lalu memejamkan matanya sejenak.

Sudah saatnya aku pergi.. ucapnya dalam hati sambil memandang langit luas.

Dengan berat hati, ia harus mengucap perpisahan pada Adira saat ini juga.

"Dira. Ingat terus pesan Kakek, rajin-rajinlah berlatih, belajarlah dengan rajin hinga jadi anak yang pintar. Bantulah orang-orang yang membutuhkan, jangan sombong dan jangan menunjukkan kekuatanmu pada orang lain," ucap Pertapa Tua sambil mendekati Adira yang masih sibuk berlatih dengan tongkat bambunya.

"Apakah Kakek akan pergi sekarang?" tanya Adira sedih.

"Iya.. Waktu Kakek sudah tiba," ucap Pertapa Tua menunduk, menyeimbangkan tinggi badannya dengan Adira.

"Kakek janji kan akan kembali lagi?" tanya Dira lagi.

"Kakek janji, asal Dira juga janji menjadi anak yang baik," ucap Pertapa Tua mengelus rambut Adira.

"Baik, Kek.." ucap Adira menunduk, menahan kesedihannya.

Pertapa Tua pun menghela nafas panjang dan memeluk gadis kecil yang sudah dirawatnya selama lima tahun itu. "Dira, jangan sedih. Suatu hari nanti Kakek akan kembali menemui Dira.."

"Bantu Kakek bereskan barang-barangmu ya," ucap Pertapa Tua dengan lembut.

###

Setelah mengemas buku-buku dan pakaiannya, Adira melangkah keluar dari rumah kabin yang sudah lima tahun ditempatinya.

Di depan rumah, Loreng sudah menunggu Adira untuk mengucapkan perpisahan.

"Loreng... Dira akan pindah ke desa.. Dira pasti akan rindu dengan Loreng.. Nanti Dira akan sering mampir ke sini ya.. Loreng jaga diri baik-baik di hutan," ucap Dira memeluk Loreng.

Loreng pun menjawab dengan auman yang terdengar pilu. Dijilatinya wajah Adira, seakan-aaknt tak rela melepas kepergiannya. Gadis kecil yang sudah dirawatnya sedari bayi, bahkan disusuinya sendiri, kini harus pergi meninggalkannya.

Ayi yang sedari tadi diam di pundak Adira pun ikut berpindah ke punggung Loreng dan memeluknya.

"Kakek, Adira boleh pamit sebentar kepada teman-teman yang lain?" tanya Adira meminta ijin, yang dijawab dengan anggukan oleh Pertapa Tua.

Adira pun segera mengambil beberapa buah-buahan dari goa, lalu ia melompat naik ke atas punggung Loreng.

Setelah sampai di padang bunga, Adira bersiul kencang, dan beberapa ekor kelinci dan rusa berlarian mendekatinya. Beberaia burung kecil juga ikut beterbangan mendatanginya. Dielusnya hewan tersebut satu per satu, lalu Adira memberikan buah-buahan itu kepada mereka.

"Teman-teman, Adira akan pergi meninggalkan hutan ini. Kalian jaga diri baik-baik dan jangan bertengkar ya," ucap Adira lalu memeluk mereka semua.

###

Dengan Pertapa Tua di sebelahnya dan Ayi di pundaknya, Adira melangkah masuk ke dalam desa.

Dilihatnya lagi keadaan di dalam desa. Pasar yang selalu ramai dengan orang-orang, anak-anak seusianya yang bermain bola di lapangan, sepeda motor yang mengeluarkan suara mengerikan.

Setibanya di depan rumah Juki, Adira menarik nafas panjang, meyakinkan bahwa dirinya akan baik-baik saja.

Pertapa Tua yang menyadari kecemasan Adira pun memberinya waktu untuk menenangkan diri. Mereka diam beberapa menit di depan pintu tanpa melakukan apapun.

Setelah melihat cucunya sudah bisa tenang, Pertapa Tua pun mengetuk pintu rumah Juki.

"Tuan Pertapa, Dira, silakan masuk," ucap Juki dengan ramah.

Saat melihat Juki, Pertapa Tua langsung tersenyum. "Hmm, sudah bisa ikhlas menanggung kesalahanmu?" ucapnya dengan tulus.

"Iya, Tuan.. Saya sedikit lega mendapati Nona tumbuh dengan baik," jawab Juki.

"Juki, aku sudah harus pergi. Mulai hari ini, aku akan serahkan Dira ke tanganmu. Selesaikanlah tugasmu dengan baik," ucap Pertapa Tua.

"Baik Tuan Pertapa.. Dan terima kasih Tuan selama ini sudah mengajarkan Rendra bela diri. Hati-hati di jalan, Tuan," ucap Juki yang mengira Pertapa Tua akan pergi ke luar kota, atau luar negeri.

"Dira, kamu menurut ya dengan Paman Juki," ucap Pertapa Tua

"Baik, Kakek.." ucap Adira.

"Kalau begitu Kakek pergi dulu ya. Jaga diri baik-baik ya, Nak," ucapnya sambil memeluk Adira dengan erat.

"Kakek, kapan Kakek pergi?" tanya Adira tak mau melepas pelukannya. Air matanya sudah mengalir deras.

"Kakek harus kembali sekarang," ucapnya lembut.

"Jangan sedih, Dira.. Kakek kan sudah berjanji akan kembali," ucapnya sambil menghapus air mata di pipi Adira.

Pertapa Tua pun berjalan keluar dari rumah Juki, lalu menghilang di persimpangan.

Adira yang mengamati kepergian Pertapa Tua pun mencoba untuk tegar dan menahan tangisnya. Dira sudah berjanji kepada kakek, Dira akan mejadi anak yang kuat, jadi Dira tidak boleh menangis, ucapnya berulang-ulang dalam hati.

"Ayo masuk, Dira," ajak Juki.

Dira terdiam menatap wajah Juki, lalu ia tertunduk. Melihat itu, Juki segera menggandeng tangan Adira, dan menuntunnya untuk masuk.

Perpisahan dengan satu-satunya keluarga, pasti berat untuk gadis kecil berusia lima tahun. batinnya sedih.

"Dira, Dira nggak mau kenalin monyet ini ke Paman?" tanya Juki kepada Adira dengan ramah.

Dira pun meminta Ayi untuk pindah ke tangannya, lalu memperkenalkan Ayi kepada Juki. "Namanya Ayi, usianya tiga tahun," ucap Adira malu-malu.

Juki pun tersenyum karena Adira mau merespon pertanyaannya.

"Ayo, Paman tunjukkan kamar Dira," ucap Juki masuk ke dalam sebuah kamar.

"Nah ini kamar Dira. Barang-barang Dira, Paman rapikan di dalam lemari ini ya," ucapnya sambil meminta buntalan kain dari tangan Dira.

Dira pun menyerahkan tasnya kepada Juki, dan memperhatikan Juki yang sedang memasukkan buku-buku dan pakaiannya ke dalam lemari. Adira pun ikut membantu Juki merapikan barang-barangnya.

"Wah, Dira pintar ya sudah bisa melipat baju," ucap Juki dengan ramah.

"Nah, Dira tidur di sini ya," ucap Juki menunjuk sebuah kasur busa di sebelahnya.

"Ini apa, Paman?"

"Ini namanya kasur," ucap Juki.

Juki sedikit paham jika Adira tak tahu banyak dengan kehidupan di desa, karena ia tahu Adira selama ini tinggal di dalam hutan dan tidak pernah keluar.

"Kenapa kasur bentuknya seperti ini?" tanya Adira heran karena ia biasanya tidur di atas kasur dari anyaman jerami.

"Coba Dira tidur di atasnya," ucap Juki tersenyum lebar.

Adira pun merebahkan dirinya di atas kasur, lalu memejamkan matanya.

"Wah! Lembut sekali! Seperti tidur di padang bunga!" ucap Adira terkejut.

"Hahaha, Dira suka dengan kasur Dira?" ucap Juki mengelus rambut Adira dengan gemas.

"Iya, Paman. Dira suka. Terima kasih," ucap Adira dengan senyum kembali terkembang.

"Ya sudah, Dira istirahat dulu ya. Paman mau buat sarapan dulu," ucap Juki kemudian beranjak masuk ke dapur.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...HAI!! Terima kasih buat para pembaca yang sudah mendukung saya agar tetap semangat melanjutkan cerita ini setiap harinya!!...

...Agar saya tetap semangat update, dukung saya terus dengan memberikan LIKE, dan VOTE sebanyak-banyaknya ya!!...

...Jangan lupa tinggalkan bintang lima...

...(⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️)...

...dan klik FAVORIT agar tak ketinggalan episode selanjutnya ya!!...

...Terima kasih.❤...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

A Myeon

A Myeon

Dira ngak nangis malah aku yg nangis thor

2022-04-05

0

Nanda Lelo

Nanda Lelo

mereka yg pisah kok aku yg nangis y?

2022-02-19

0

~🍁DRA_218🍁~

~🍁DRA_218🍁~

kok sedih ya pas perpisahan pertapa tua dengan dira, huaaa thor aku nangis lagi nih karena ceritamu😭😭😭😭

2022-01-16

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 PART 1
3 PART 2
4 PART 3
5 PART 4
6 PART 5
7 PART 6
8 PART 7
9 PART 8
10 PART 9
11 PART 10
12 PART 11
13 PART 12
14 PART 13
15 PART 14
16 PART 15
17 PART 16
18 PART 17
19 PART 18
20 PART 19
21 PART 20
22 PART 21
23 PART 22
24 PART 23
25 PART 24
26 PART 25
27 PART 26
28 PART 27
29 PART 28
30 PART 29
31 PART 30
32 PART 31
33 PART 32
34 PART 33
35 PART 34
36 PART 35
37 PART 36
38 PART 37
39 PART 38
40 PART 39
41 PART 40
42 PART 41
43 PART 42
44 PART 43
45 PART 44
46 PART 45
47 PART 46
48 PART 47
49 PART 48
50 PART 49
51 PART 50
52 PART 51
53 PART 52
54 PART 53
55 PART 54
56 PART 55
57 PART 56
58 PART 57
59 PART 58
60 PART 59
61 PART 60
62 PART 61
63 PART 62
64 PART 63
65 PART 64
66 PART 65
67 PART 66
68 PART 67
69 PART 68
70 PART 69
71 PART 70
72 PART 71
73 PART 72
74 PART 73
75 PART 74
76 PART 75
77 PART 76
78 PART 77
79 PART 78
80 PART 79
81 PART 80
82 PART 81
83 PART 82
84 PART 83
85 PART 84
86 PART 85
87 PART 86
88 PART 87
89 PART 88
90 PART 89
91 PART 90
92 PART 91
93 PART 92
94 PART 93
95 PART 94
96 PART 95
97 PART 96
98 PART 97
99 PART 98
100 PART 99
101 PART 100
102 PART 101
103 PART 102
104 PART 103
105 PART 104
106 PENGUMUMAN (HIATUS)
107 SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
Episodes

Updated 107 Episodes

1
PROLOG
2
PART 1
3
PART 2
4
PART 3
5
PART 4
6
PART 5
7
PART 6
8
PART 7
9
PART 8
10
PART 9
11
PART 10
12
PART 11
13
PART 12
14
PART 13
15
PART 14
16
PART 15
17
PART 16
18
PART 17
19
PART 18
20
PART 19
21
PART 20
22
PART 21
23
PART 22
24
PART 23
25
PART 24
26
PART 25
27
PART 26
28
PART 27
29
PART 28
30
PART 29
31
PART 30
32
PART 31
33
PART 32
34
PART 33
35
PART 34
36
PART 35
37
PART 36
38
PART 37
39
PART 38
40
PART 39
41
PART 40
42
PART 41
43
PART 42
44
PART 43
45
PART 44
46
PART 45
47
PART 46
48
PART 47
49
PART 48
50
PART 49
51
PART 50
52
PART 51
53
PART 52
54
PART 53
55
PART 54
56
PART 55
57
PART 56
58
PART 57
59
PART 58
60
PART 59
61
PART 60
62
PART 61
63
PART 62
64
PART 63
65
PART 64
66
PART 65
67
PART 66
68
PART 67
69
PART 68
70
PART 69
71
PART 70
72
PART 71
73
PART 72
74
PART 73
75
PART 74
76
PART 75
77
PART 76
78
PART 77
79
PART 78
80
PART 79
81
PART 80
82
PART 81
83
PART 82
84
PART 83
85
PART 84
86
PART 85
87
PART 86
88
PART 87
89
PART 88
90
PART 89
91
PART 90
92
PART 91
93
PART 92
94
PART 93
95
PART 94
96
PART 95
97
PART 96
98
PART 97
99
PART 98
100
PART 99
101
PART 100
102
PART 101
103
PART 102
104
PART 103
105
PART 104
106
PENGUMUMAN (HIATUS)
107
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!