PART 3

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, Adira kecil kini sudah berusia dua tahun. Bayi kecil itu, kini sudah bisa bermain dan berlari kesana-kemari. Dari dalam gua, Pertapa Tua hanya tersenyum bahagia melihat Adira berlarian mengejar kupu-kupu.

Fokusnya kembali pada kayu bakar dan kendi di depannya. Dituangnya air sungai yang dikumpulkannya ke dalam kendi, lalu ia meletakkan kendi itu ke atas kayu bakar yang sudah membara.

Dituangnya beberapa bunga dan akar-akaran yang juga dikumpulkannya dari dalam hutan, lalu ia mengaduk-aduk air itu, hingga warnanya berubah menjadi coklat hangat. Setelah ia memastikan suhu airnya cukup hangat, ia pun berteriak memanggil Adira.

"Adira, ayo mandi," teriak Pertapa Tua dari dalam gua.

"Akek!" Adira kecil berlari menghampiri Pertapa Tua lalu merengkuh kakinya.

Dengan sigap, Pertapa Tua melepaskan pakaian Adira, mengangkat tubuh mungilnya, dan memasukkannya ke dalam kendi berisi air hangat itu.

Tampak Adira kembali tertawa dengan senang, bermain dengan bunga-bunga dan akar-akaran yang mengapung di sekitarnya. Dipukul-pukulnya air hangat itu, hingga terciprat ke wajah Loreng.

"Hahaha, Loleng!" ucap Adira tertawa.

Loreng pun hanya menggeram dan menggoyang-goyangkan kepalanya, berharap agar wajahnya bisa kembali kering dengan melakukan itu.

Setelah lima belas menit berendam, Pertapa Tua mengeluarkan Adira dari dalam kendi, dan mengeringkannya.

Dipakaikannya baju berwarna merah muda yang baru dibelinya dari kampung sebelah. Ditatapnya Adira yang mengenakan pakaian kebesaran.

"Yah.. Nanti kamu juga tumbuh besar," ucap Pertapa Tua sambil mengankat Adira tinggi-tinggi.

"Becal!" ucap Adira kembali tertawa.

Melihat Adira yang mengenakan pakaian kebesaran, Loreng kembali menggeram ke arah Pertapa Tua.

"Hmm.. Kalau kau tak suka, kau saja yang belikan Adira baju," ucap Pertapa Tua kepada Loreng.

Pertapa Tua pun menurunkan Adira kembali ke atas dipan, dan meninggalkannya bersama Loreng.

"Loleng.." ucap Adira berusaha naik ke atas punggung Loreng.

Loreng pun mendekatkan tubuhnya lagi ke arah dipan, sehingga Adira dapat naik ke atasnya dengan mudah.

Adira kini sudah duduk dengan tegap di punggung Loreng, dan Loreng pun melaju dengan cepat mengitari hutan. Dibawa berlari secepat itu, membuat Adira kembali tertawa senang.

"Loleng! Loleng! Belhenti!" ucap Adira tiba-tiba.

Loreng pun terkejut dan berusaha menghentikan tubuhnya secepat mungkin. Setelah Loreng berhenti, Adira langsung melompat turun dan berlari mendekati sebuah semak belukar di sisi kiri mereka.

Adira terus menyibak semak belukar tersebut, dengan Loreng yang berjaga di sisinya.

Di depannya, seekor bayi monyet terlihat sedang merintih kesakitan. Di sebelahnya, juga tergeletak jasad sang ibu monyet yang sudah tak bernyawa.

Adira segera mengangkat bayi monyet itu, dan membawanya keluar dari semak-semak.

"Loleng, pulang.." ucapnya sambil memeluk bayi monyet yang masih menangis kesakitan.

Loreng pun segera menundukkan badannya agar Adira dapat naik dengan mudah, kemudian ia berlari dengan pelan karena Adira tak dapat berpegangan pada tubuhnya.

"Akek!! Akekk!!" teriak Adira kecil mencari sang Pertapa Tua.

Pertapa Tua yang mendengarkan Adira berteriak dengan cemas, segela melesat keluar. Dilihatnya Adira melesat turun dari punggung Loreng sambil menggendong bayi monyet.

Pertapa Tua mendekati Adira dan mengambil bayi monyet itu perlahan-lahan.

"Akek, ia napa?" tanya Adira mengikuti Pertapa Tua masuk ke dalam gua.

"Ini bayi monyet, dia sedang terluka. Kakek akan mengobatinya sekarang," ucap Pertapa Tua sambil meletakkan bayi monyet itu di atas dipan.

"Ayi.." ucap Adira sambil memperhatikan bayi monyet yang masih menangis kesakitan.

"Ayi cabal ya.. Akek lagi obati Ayi.." ucap Adira membelai kepala si bayi monyet dengan lembut.

Dengan cekatan, Pertapa Tua mulai menumbuk beberapa daun obat-obatan, lalu dibalurkan di kaki bayi monyet itu.

"Adira, ayo bantu Kakek cari tanaman obat lagi," ucap Pertapa Tua mengajak Adira keluar. "Loreng, kau jaga di sini ya."

"Olee!! Telbang lagi!!" ucap Adira melompat kegirangan.

Pertapa Tua pun mulai menggendong Adira, dan melompat terbang menyeberangi jurang masuk ke dalam inti hutan.

Setelah sampai, Adira pun membantu Pertapa Tua mencari dedaunan dan akar-akaran.

Meski masih kecil, Adira sudah paham dengan khasiat beberapa tumbuhan-tumbuhan yang berada di dalam hutan. Sejak masih berusia satu tahun, Adira sudah membantu Pertapa tua untuk mengumpulkan tanaman obat, dan karena keingin tahuannya yang tinggi, Pertapa Tua pun mengajari Adira khasiat-khasiat dari tumbuhan-tumbuhan yang dikumpulkannya

Juga berkat mustika yang ditanamkan pada tubuhnya, Adira tumbuh dengan luar biasa dan memiliki daya ingat dan kecerdasan jauh di atas anak-anak seumurannya.

"Akek, cegini cukup?" tanya Adira sambil memberikan dua genggam penuh daun dan akar.

"Hahaha, cukup. Cucu Kakek memang pintar. ayo kita pulang sekarang," ucap Pertapa Tua sambil menggendong Adira, lalu kembali melesat pulang ke dalam gua.

Pertapa Tua kembali meracik obat-obatan itu, lalu dibalurkannya pada luka-luka si bayi monyet.

"Ayi.." ucap Adira saat melihat si bayi monyet mulai tertidur.

"Kamu mau kasih dia nama Ayi?" tanya Pertapa Tua kepada Adira.

"Dila boleh peliala Ayi?" tanya Adira dengan mata berbinar.

"Hahaha, boleh Sayang. Ayi sudah tak punya Ibu, jadi kamu rawat Ayi dengan baik ya?" ucap Pertapa Tua mengelus rambut Adira dengan lembut.

"Akek kok tau Ayi udah ndak puna Ibu?" tanya Adira heran.

"Sstt.." ucap Pertapa Tua tersenyum sambil meletakkan jari telunjuk di bibirnya. "Kakek tahu segalanya,"

"Sstt.." Dengan polos, Adira mengikuti gerakan Pertapa Tua.

"Hahaha, bocah pintar," ucap Pertapa Tua mengacak-acak rambut Adira.

###

"Ma, Mama sudah sehat?" sapa Rafa saat melihat Adi dan Rahayu berjalan masuk ke dalam rumah.

"Mama kamu harus sering istirahat, Rafa. Ayo kita ngobrol di ruang tengah saja," ajak Adi sambil menggandeng istrinya.

"Maafin Rafa, Pa.. Sampai detik ini Rafa masih belum bisa mencari keberadaan Kak Bima.." ucap Rafa tertunduk.

"Bagaimana penyelidikan terakhir?" tanya Adi.

"Masih belum ada perkembangan.. Perkiraan polisi, kecelakaan terjadi saat tengah malam dan karena hutan itu terkenal angker, penduduk sekitar nggak ada yang berani masuk sana setelah jam empat sore. Jadi kita sama sekali tak punya saksi," ucap Rafa.

"Kata polisi mobilnya meledak? Bukannya ledakan sebesar itu harusnya mengundang perhatian?"

"Kembali lagi, hutan itu terkenal angker. Jadi penduduk mengabaikan suara-suara yang berasal dari hutan tersebut. Kenapa Kak Bima bisa masuk ke dalam sana ya.." ucap Rafa heran.

"Kita doakan saja mereka baik-baik saja.." ucap Rahayu menyatukan kedua tangannya.

"Maafkan Rafa, Ma.." ucap Rafa tertunduk.

"Bukan salahmu.. Ini salah Mama yang sakit-sakitan.." ucap Rahayu mulai menitikkan air mata.

"Sudah, ini bukan salah siapa-siapa. Bagaimana perusahaan?" tanya Adi mengalihkan pembicaraan.

"Kak Arya lagi-lagi mengadakan pesta untuk menyambut karyawan baru," ucap Rafa.

"Hm.. Berapa kali ini?"

"Lima puluh juta. 100% dengan uang perusahaan," ucap Rafa menggeleng-gelengkan kepalanya, tak paham dengan tujuan kakaknya itu.

"Sudah keberapa kali ini?" tanya Adi memijat pelipisnya.

"Ke-sepuluh kali, Pa.." ucap Rafa.

"Uh.. Anak nakal itu.. Kalau bukan karena budiku dengan bibimu, tak akan aku mengangkatnya menjadi anak!" ucap Rahayu dengan geram.

"Ma.. Kak Arya kan tinggal dengan kita kan sudah sejak lama.. Apa Papa akan kembali mengurus perusahaan?" tanya Rafa.

"Iya, Papa tahu, mengurus perusahaan sendirian itu sulit. Kakakmu itu memang tak bisa diandalkan. Kerjaannya hanya berfoya-foya dan menghabiskan uang saja!"

"Sudah, Pa.. Rafa nggak papa kok. Tapi kalau Papa kembali bekerja, Rafa bisa lebih fokus mencari Kak Bima," ucap Rafa sambil menenangkan kedua orang tuanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...HAI!! Terima kasih buat para pembaca yang sudah mendukung saya agar tetap semangat melanjutkan cerita ini setiap harinya!!...

...Agar saya tetap semangat update, dukung saya terus dengan memberikan LIKE, dan VOTE sebanyak-banyaknya ya!!...

...Jangan lupa tinggalkan bintang lima...

...(⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️)...

...dan klik FAVORIT agar tak ketinggalan episode selanjutnya ya!!...

...Terima kasih.❤...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

User Minor

User Minor

keren

2023-02-19

0

User Minor

User Minor

suka

2023-02-08

0

Alva Arif

Alva Arif

lanjut

2022-05-23

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 PART 1
3 PART 2
4 PART 3
5 PART 4
6 PART 5
7 PART 6
8 PART 7
9 PART 8
10 PART 9
11 PART 10
12 PART 11
13 PART 12
14 PART 13
15 PART 14
16 PART 15
17 PART 16
18 PART 17
19 PART 18
20 PART 19
21 PART 20
22 PART 21
23 PART 22
24 PART 23
25 PART 24
26 PART 25
27 PART 26
28 PART 27
29 PART 28
30 PART 29
31 PART 30
32 PART 31
33 PART 32
34 PART 33
35 PART 34
36 PART 35
37 PART 36
38 PART 37
39 PART 38
40 PART 39
41 PART 40
42 PART 41
43 PART 42
44 PART 43
45 PART 44
46 PART 45
47 PART 46
48 PART 47
49 PART 48
50 PART 49
51 PART 50
52 PART 51
53 PART 52
54 PART 53
55 PART 54
56 PART 55
57 PART 56
58 PART 57
59 PART 58
60 PART 59
61 PART 60
62 PART 61
63 PART 62
64 PART 63
65 PART 64
66 PART 65
67 PART 66
68 PART 67
69 PART 68
70 PART 69
71 PART 70
72 PART 71
73 PART 72
74 PART 73
75 PART 74
76 PART 75
77 PART 76
78 PART 77
79 PART 78
80 PART 79
81 PART 80
82 PART 81
83 PART 82
84 PART 83
85 PART 84
86 PART 85
87 PART 86
88 PART 87
89 PART 88
90 PART 89
91 PART 90
92 PART 91
93 PART 92
94 PART 93
95 PART 94
96 PART 95
97 PART 96
98 PART 97
99 PART 98
100 PART 99
101 PART 100
102 PART 101
103 PART 102
104 PART 103
105 PART 104
106 PENGUMUMAN (HIATUS)
107 SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
Episodes

Updated 107 Episodes

1
PROLOG
2
PART 1
3
PART 2
4
PART 3
5
PART 4
6
PART 5
7
PART 6
8
PART 7
9
PART 8
10
PART 9
11
PART 10
12
PART 11
13
PART 12
14
PART 13
15
PART 14
16
PART 15
17
PART 16
18
PART 17
19
PART 18
20
PART 19
21
PART 20
22
PART 21
23
PART 22
24
PART 23
25
PART 24
26
PART 25
27
PART 26
28
PART 27
29
PART 28
30
PART 29
31
PART 30
32
PART 31
33
PART 32
34
PART 33
35
PART 34
36
PART 35
37
PART 36
38
PART 37
39
PART 38
40
PART 39
41
PART 40
42
PART 41
43
PART 42
44
PART 43
45
PART 44
46
PART 45
47
PART 46
48
PART 47
49
PART 48
50
PART 49
51
PART 50
52
PART 51
53
PART 52
54
PART 53
55
PART 54
56
PART 55
57
PART 56
58
PART 57
59
PART 58
60
PART 59
61
PART 60
62
PART 61
63
PART 62
64
PART 63
65
PART 64
66
PART 65
67
PART 66
68
PART 67
69
PART 68
70
PART 69
71
PART 70
72
PART 71
73
PART 72
74
PART 73
75
PART 74
76
PART 75
77
PART 76
78
PART 77
79
PART 78
80
PART 79
81
PART 80
82
PART 81
83
PART 82
84
PART 83
85
PART 84
86
PART 85
87
PART 86
88
PART 87
89
PART 88
90
PART 89
91
PART 90
92
PART 91
93
PART 92
94
PART 93
95
PART 94
96
PART 95
97
PART 96
98
PART 97
99
PART 98
100
PART 99
101
PART 100
102
PART 101
103
PART 102
104
PART 103
105
PART 104
106
PENGUMUMAN (HIATUS)
107
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!